puasa

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

hukum berpuasa pada hari tasyriq

HUKUM BERPUASA PADA HARI TASYRIQ Hari tasyriq yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah Dalam permasalahan ini para ulama terbagi menjadi tiga pendapat: 1️⃣ Haram berpuasa pada hari tasyriq bagi siapa pun. Larangan ini mencakup puasa sunnah maupun puasa wajib. . Demikian pendapat Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Amr bin Ash, Hasan al-Bashri, Atho', Abu Hanifah, Ibnul Mundzir, dan pendapat yang terkenal dalam madzhab Syafi'i. Lihat Syarah Muslim 8/17 dan Ma'alimus Sunan 2/128 2️⃣ Boleh berpuasa bagi seorang yang haji tamatu' atau qiran bila tidak mendapati hewan sembelihan (hadyu). Adapun selain mereka dilarang. Demikian pendapat Malik bin Anas, al-Auza'i, Ishaq bin Rahawaih, Imam Syafi'i dalam salah satu pendapatnya, dan Imam al-Bukhari Lihat Syarah Muslim 8/17 dan Fathul Baari 4/242 3️⃣ Boleh berpuasa bagi siapa saja, baik puasa wajib maupun puasa sunnah.  Pendapat ini dinukilkan dari Zubair bin 'Awam, Abdullah bin Umar, Abu Talhah, dan Muhammad bin Sirin. 📖 Lihat Syarah Muslim 8/17 dan Fathul Baari 4/242 Foto:  food-peanut-nuts |  Sumber : Pixabay Dalil pendapat pertama adalah hadits Nubaisyah al-Hudzali radhiallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah shalahu alaihi wasallam bersabda, أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ "Hari tasyriq merupakan hari makan dan minum." (HR. Muslim no.1141) dan hadits Amr bin Ash, ketika ia memerintahkan anaknya yang sedang berpuasa pada hari tasyriq untuk berbuka, فَهَذِهِ الْأَيَّامُ الَّتِي كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُنَا بِإِفْطَارِهَا، وَيَنْهَانَا عَنْ صِيَامِهَا»، قَالَ مَالِكٌ: «وَهِيَ أَيَّامُ التَّشْرِيقِ» "Hari-hari ini yang dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kami untuk berbuka dan melarang kami berpuasa padanya."  Imam Malik menyatakan, "yaitu hari-hari tasyriq." (HR. Abu Daud no.2418, dishahihkan Syaikh al-Albani) Adapun dalil pendapat kedua adalah keterangan Aisyah dan Abdullah bin Umar radhiallahu 'anhum, لَمْ يُرَخَّصْ فِي أَيَّامِ التَّشْرِيقِ أَنْ يُصَمْنَ، إِلَّا لِمَنْ لَمْ يَجِدِ الهَدْيَ "Tidak diberi keringanan untuk berpuasa pada hari tasyriq kecuali bagi seorang yang tidak mendapati hewan hadyu (hewan sembelihan bagi jama'ah haji,pen)." (HR. al-Bukhari no.1997) Pendapat ini dipilih oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baaz dan Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahumullah. Adapun pendapat ketiga, mereka menyatakan bahwa larangan tersebut adalah makruh saja tidak sampai tingkatan haram. Namun pendapat ini tidak dilandasai dalil yang kuat. Imam ash-Shan'ani dalam Subulus Salam berkata, وَهُوَ قَوْلٌ لَا يَنْهَضُ عَلَيْهِ دَلِيلٌ. "Ini merupakan pendapat yang tidak tegak di atas dalil." PENDAPAT YANG KUAT Jika melihat kepada kaedah "Mengamalkan dua dalil lebih baik ketimbang membuang salah satunya." maka yang lebih baik dalam permasalahan ini adalah pendapat kedua yang menggabungkan antara hadits larangan dengan hadits rukhsah. Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah berkata, "Seorang yang sedang haji qiran dan tamatu' bila tidak mendapati hewan sembelihan boleh baginya berpuasa pada tiga hari ini (yaitu 3 hari tasyriq,pen) agar tidak terlewatkan musim haji sebelum ia berpuasa. Adapun selain itu maka tidak boleh berpuasa padanya. Bahkan, seorang yang memiliki tanggungan puasa dua bulan berturut-turut (puasa kaffaroh,pen) maka ia harus berbuka pada hari 'id dan tiga hari setelahnya, lalu setelah itu ia melanjutkan puasanya lagi." (Fatawa Ramadhan hal.727) wallahu a'lam bish showab Oleh: Tim Warisan Salaf #Fawaidumum #dzulhijjah #keutamaan #amalan #10dzulhijjah #tasyriq Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah Channel kami https://bit.ly/warisansalaf Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
7 tahun yang lalu
baca 4 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Rizal Kurnia R

nasehat sebelum memasuki ramadhan

NASEHAT MENYAMBUT DATANGNYA BULAN RAMADHAN Asy Syaikh Shalih Fauzan bin Abdillah al Fauzan hafizhahullah Pertanyaan: Apa nasehat anda kepada kaum muslimin terkait telah dekatnya bulan Ramadhan? Jawaban: Wajib bagi kaum muslimin untuk memohon kepada Allah agar dia bisa sampai kebulan Ramadhan, dan diberi kemampuan untuk berpuasa serta melaksanakan shalat tarawih padanya, dan juga bisa beramal saleh pada bulan Ramadhan. Dikarenakan bulan tersebut merupakan kesempatan besar dikehidupan seorang muslim. “Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dikarenakan keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosanya yang terdahulu ” (H.R al-Bukhari) ” Barang siapa yang shalat malam pada bulan Ramadhan dikarenakan keimanan dan mengharap pahala,  .maka akan diampuni dosanya yang terdahulu. “(H.R al-Bukhari) Maka ini merupakan kesempatan besar bagi setiap muslim -untuk beramal- yang mungkin saja dia tidak bisa mendapatkan kesempatan kedua setelahnya. Maka seorang muslim hendaknya bergembira dan merasa senang dengan datangnya bulan Ramadhan, menyambutnya dengan penuh kegembiraan, menggunakan kesempatan pada bulan tersebut untuk memperbanyak ketaatan. Shalat dimalam hari dan pada siang harinya berpuasa, membaca Al-qur’an dan berdzikir, yang mana ini semua merupakan ghanimah bagi setiap muslim. Adapun orang-orang yang menyambut bulan Ramadhan dengan mempersiapkan berbagai kegiatan-kegiatan yang negatif, seperti acara musik, acara drama yang bersambung, acara -acara lawakan atau perlombaan kuis, yang semua ini melalaikan kaum muslimin -dari ibadah-, maka mereka ini adalah bala tentara Syaithan. Maka wajib bagi setiap muslim untuk berhati-hati dari mereka, dan mentahzir mereka. Bulan Ramadhan bukanlah waktu untuk bermain-main atau perkara sia-sia seperti kuis-kuis dan semisalnya yang semua ini menyia-nyiakan waktu 🌏 Sumber: http://alfawzan.af.org.sa/node/14849 ⚪ WhatsApp Salafy Indonesia ⏩ Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy MEMPERSIAPKAN DIRI MENYAMBUT RAMADHAN Asy-Syaikh Khalid bin Dhahwi azh-Zhafiri hafizhahullah بسم الله الرحمن الرحيم Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah, keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti petunjuk beliau. Adapun setelah itu, Tidak diragukan lagi, kita semua akan menyambut datangnya sebuah bulan yang mulia. Akan datang kepada kita musim kebaikan dan ketaatan. Musim itu adalah bulan Ramadhan yang diberkahi. Keutamaannya banyak disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Pada musim yang akan tiba ini -dengan izin Allah-, setiap muslim dan muslimah hendaknya mempersiapkan berbagai hal untuk menyambutnya, yaitu dengan mempersiapkan jiwa (untuk bersemangat) melakukan kebaikan di bulan ini. Oleh karena itu, persiapkanlah dirimu untuk berpuasa, qiyamullail, membaca Al-Qur’an, sedekah, dan amal kebaikannya lainnya. Hendaknya kita menjadikan bulan yang penuh berkah ini sebagai kunci pembuka kebaikan bagi kita. Demikian pula kita buka lembaran baru bersama Allah, Al-Qur’an, dan taubat kepada Allah. Hendaknya kita memanfaatkan kesempatan tersebut untuk bertobat dan kembali kepada Allah. Demikian pula hendaknya kita menjadi orang mendapati bulan Ramadhan dalam keadaan dosa-dosa diampuni. Persiapkanlah dirimu untuk membebaskan diri dari seluruh dosa dan maksiat. Jadikanlah bulan Ramadhan sebagai pintu kebaikanmu dengan (membaca dan mentadaburi) Al-Qur’an. Betapa banyak di antara kita orang-orang yang meninggalkan Al-Qur’an, tidak mengkhatamkannya kecuali di bulan Ramadhan -Itupun jika dia benar-benar mengkhatamkannya- Setiap bulan sekali, malaikat Jibril mengajarkan Al-Qur’an kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, hingga pada tahun wafatnya Nabi, Jibril mengajarkan Al-Qur’an dua kali dalam sebulan. Tidak diragukan lagi, disyariatkan qiyamullail secara berjamaah di bulan Ramadhan. Akan tetapi, seorang muslim tidak sepantasnya meninggalkannya dengan selesainya bulan Ramadhan. Rabb bulan Ramadhan, juga merupakan Rabb bulan Syawwal dan bulan-bulan lainnya. Namun, shalat malam secara berjamaah (shalat tarawih berjamaah) tidak dilakukan (secara rutin) selain pada bulan Ramadhan. Hendaknya kita menjadikan bulan ini sebagai langkah awal istiqamah kita dan bulan introspeksi diri. Kita memohon kepada Allah agar Dia mengantarkan kita semua bertemu bulan ini. Kunjungi || https://forumsalafy.net/mempersiapkan-diri-menyambut-ramadhan/ WhatsApp Salafy Indonesia Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy 💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎 NASIHAT MENYAMBUT BULAN RAMADHAN Asy-Syaikh al-‘Allamah Shalih al-Fauzan hafizhahullah pernah ditanya : “Bagaimana keadaan para as-Salaf ash-Shalih yang Allah telah meridhai dan merahmati mereka ketika menyambut bulan yang agung ini ? Bagaimana bimbingan mereka ? Bagaimana perilaku dan tindak tanduk mereka ? Kedua : Wahai syaikh yang mulia, bagaimana persiapan seorang muslim untuk memanfaatkan hari-hari yang ia berada padanya sekarang ini ? Persiapan ilmu berupa mengenal hukum-hukum seputar puasa dan mengenal pembatal-pembatal puasa. Sebagian manusia lalai dari perkara-perkara ini sehingga tidak mendalami permasalahan puasa. Demikian juga, tidak mendalami perkara wajib pada puasa. Apakah syaikh yang semoga Allah menjaga anda dapat mengingatkan perkara ini ?” maka beliau menjawab : “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Wa ‘alaikum Salam Warahmatullahi Wabarakatuh. Semoga Allah memberkahi anda. Keadaan para salaf di bulan Ramadhan, sebagaimana tercatat di dalam buku-buku yang teriwayatkan dari orang-orang yang terpercaya, bahwasanya mereka (para salaf) memohon kepada Allah ‘Azza Wa Jalla agar menjadikan mereka dapat berjumpa dengan Ramadhan. Sebelum tiba Ramadhan, mereka memohon agar Allah menjadikan mereka dapat berjumpa dengan bulan tersebut. Sebab, mereka tahu bahwa di dalam bulan tersebut terdapat kebaikan yang besar dan kemanfaatan yang sempurna. Lantas jika mereka telah berjumpa dengan Ramadhan, mereka memohon kepada Allah agar menolong mereka untuk dapat beramal saleh. Lalu jika Ramadhan telah berlalu, mereka memohon kepada Allah agar menerima amal saleh mereka. Hal ini sebagaimana firman Allah Jalla Wa ‘Ala : وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ. أُولَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ “Dan orang-orang yang memberi apa yang telah mereka berikan dalam keadaan hati mereka takut (karena mereka tahu bahwa mereka akan kembali kepada Rabb mereka). Mereka bersegera dalam kebaikan dan merekalah orang-orang yang segera memperoleh kebaikan”. (Al Mu’minun : 60-61) Mereka bersungguh-sungguh dalam beramal, lalu kekhawatiran menimpa mereka usai beramal, apakah amalan mereka diterima ataukah tidak ? Hal ini karena mereka tahu tentang keagungan Allah ‘Azza Wa Jalla. Mereka tahu bahwa Allah tidak menerima amalan kecuali jika ikhlas mengharap wajah-Nya dan sesuai sunnah Rasul-Nya. Mereka tidak merekomendasi diri mereka sendiri. Mereka (justru) takut jika amalan mereka gugur. Mereka merasa lebih berat amalan itu diterima dibanding lelahnya mereka saat beramal, karena Allah Jalla Wa ‘Ala berfirman : إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ “ Hanyalah Allah itu menerima amalan dari orang-orang yang bertakwa”. (Al Ma idah : 27) Mereka benar-benar menghabiskan bulan ini dengan ibadah, sebagaimana telah kami sebutkan. Mereka mengurangi aktifitas-aktifitas duniawi. Mereka memperbanyak waktu untuk duduk di masjid-masjid Allah ‘Azza Wa Jalla. Mereka berkata : “Kita jaga puasa kita. Kita jangan menggunjing seorang pun”. Mereka menghadirkan mushaf-mushaf Al Qur’an. Mereka saling mempelajari Kitab Allah ‘Azza Wa Jalla. Mereka menjaga waktu dari kesia-siaan. Mereka tidak menyia-nyiakan atau meremehkan seperti kebanyakan manusia hari ini. Akan tetapi mereka menjaga waktu malam dengan qiyamul lail dan siang dengan puasa, membaca Al Qur’an, zikrullah dan amalan-amalan kebaikan. Tidaklah mereka itu menyia-nyiakan sekalipun 1 menit atau sesaat saja, melainkan mereka manfaatkan dengan amalan saleh”. (www.alfawzan.af.org.sa) Beliau juga ditanya :  “Kami berharap arahan dari anda, syaikh yang mulia terkait datangnya bulan Ramadhan ? Apa kewajiban seorang muslim menyongsong bulan tersebut ?” Maka beliau menjawab :  “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Segala puji hanya untuk Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam Allah tercurahkan untuk Nabi kita Muhammad, keluarga dan segenap sahabat beliau. Selanjutnya : Sebentar lagi akan tiba bulan Ramadhan yang penuh berkah karena kebaikan dan keutamaannya bagi umat Islam. Bulan yang Allah jadikan berkah ini, telah Dia turunkan padanya Al Qur’an. Allah jadikan padanya ada Lailatul Qadr. Allah jadikan padanya ada puasa bagi kaum muslimin. Allah syariatkan puasa bagi kaum muslimin. Siangnya adalah (waktu) puasa, sedangkan malamnya adalah (waktu) Qiyamul Lail. Diantara waktu itu adalah zikrullah ‘Azza Wa Jalla, mendekatkan diri dengan beragam ketaatan. Setiap waktu bulan ini adalah berkah. Setiap waktu bulan ini adalah kebaikan. Setiap waktu bulan ini adalah keberuntungan bagi seorang muslim. Maka wajib bagi seorang muslim untuk bergembira dengan kedatangan bulan ini, karena di dalam bulan ini terdapat hal-hal yang melepaskan seseorang dari kebinasaan. Sesungguhnya bulan ini dapat mendorong seseorang untuk kebaikan yang banyak dan perkara yang menyelamatkannya, jika memang dia bersedia mengetahui kedudukan bulan ini dan dapat mengambil manfaat darinya. Adapun orang yang lalai dan tidak mengerti hak bulan ini, maka ia tidak bisa membedakan antara bulan ini dengan selainnya. Bisa jadi, dia menganggap bulan Ramadhan adalah bulan untuk bermalas-malasan, bulan untuk makan-makan dan minum-minum (di malam hari, pen), bulan untuk tidur di siang hari dan begadang di malam hari. Maka dia tidak dapat mengambil manfaat darinya. Bahkan dia berdosa, karena kejelekan di bulan Ramadhan dapat dilipatgandakan dibanding bulan lain, sebagaimana pula kebaikan di bulan ini juga diperbesar (pahalanya). Kebaikan di bulan ini akan diperbesar pahalanya di sisi Allah, lebih besar dibanding bulan lain. Demikian pula kejelekan, dosanya semakin besar. Demikian karena kemuliaan bulan ini. Maka seseorang dilewati begitu saja oleh bulan ini, keluar tanpa bisa mengambil faidah. Ini pada hakikatnya bukan manusia. Ini adalah hewan atau lebih hina dibanding hewan. Hewan tidak dikenai hukuman, sedangkan manusia itu dikenai hukuman. Hakikatnya bahwa ini adalah bulan yang agung. Semestinya bulan ini disambut dengan taubat, persiapan amalan saleh dan seorang muslim sangat bergembira dengannya. Allah berfirman : قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ “ Katakanlah (wahai Nabi) : “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaknya dengan itu mereka bergembira” . (Yunus : 58) Seorang muslim bergembira dengan musim kebaikan, sebagaimana para pedagang dan pemilik harta yang banyak bergembira dengan (datangnya) musim jual beli. Itu adalah harta benda yang ada sekarang. Bisa jadi harta benda tersebut akan menjadi petaka bagi pemiliknya. Pecinta syahwat yang bergembira dengan syahwatnya bisa jadi syahwatnya justru akan menjadi petaka dan penghancur baginya Adapun bulan ini, maka kegembiraan dengannya adalah kegembiraan atas karunia Allah dan rahmat-Nya. Tidaklah bergembira dengan bulan ini, kecuali orang-orang yang beriman. Adapun orang-orang munafik dan lemah imannya, maka bulan ini menjadi sebuah beban berat bagi mereka. Hal ini dikarenakan bulan ini menghalangi mereka dari kejelekan dan syahwat. Mereka tidak leluasa di bulan ini sebagaimana bulan lainnya. Maka bulan ini menjadi beban berat bagi mereka. Oleh karena itu salah seorang penyair yang tidak memiliki rasa malu berkata : Maka kiranya malam itu lamanya satu bulan Dan siang itu lewat seperti lewatnya awan Penyair tanpa malu ini bermaksud menggunakan waktu malamnya dengan syahwat dan kelalaiannya. Adapun siang, ia ingin agar lewat seperti lewatnya awan karena tidak ada syahwat dan dorongan. Ini adalah perasaan orang-orang munafik dan lemah imannya. Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah menyadari dosa-dosanya dan takut atas kesalahan-kesalahannya. Dirinya bergembira dengan bulan ini untuk bertaubat kepada Allah, beristighfar dan menambah ketaatan. Dirinya sibuk menambah (kebaikan) untuk usianya di bulan ini. Sesungguhnya usia itu pendek, sedangkan akhirat adalah negeri kekal dan abadi. Usia manusia itu pendek. Tiba-tiba bulan ini telah melewatinya. Di bulan ini terdapat satu malam yang lebih baik daripada 1000 bulan. Maka dirinya mengambil faidah dari malam ini. Ini adalah kebaikan yang agung. Mengingat usianya yang pendek, maka usianya dapat menjadi panjang dengan sebab amalan saleh. Diantara rahmat Allah terhadap umat ini bahwasanya Dia telah menetapkan bulan ini untuk mereka, mengingat usia mereka yang pendek. Allah menetapkan malam ini untuk mereka dalam rangka memanjangkan usia mereka dan menambah amal saleh. Kami memohon kepada Allah agar menjadikan kami dan kalian sebagai orang yang diberi kesempatan oleh Allah untuk berjumpa dengan bulan ini, memberikan taufik untuk beramal saleh dan dapat mengambil faidah dari bulan ini. Dan jangan Dia jadikan kami dan kalian termasuk orang-orang yang lalai dan merugi”. (www.ajurry.com) Beliau juga ditanya : “Apa faktor terpenting untuk membantu wanita melaksanakan ketaatan di bulan Ramadhan ?” Beliau pun menjawab : “Faktor yang dapat membantu seorang muslim, baik pria maupun wanita untuk melakukan ketaatan di Ramadhan adalah : 1) Takut kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan yakin bahwa Dia senantiasa mengawasi segenap perbuatan, ucapan dan niat hamba. Dia akan memperhitungkan hal itu. Jika seorang muslim merasakan hal ini, maka dia akan menyibukkan diri dengan ketaatan, meninggalkan dosa dan bersegera bertaubat dari kemaksiatan. 2) Memperbanyak zikrullah dan membaca Al Qur’an, karena hal itu akan melembutkan hati. Allah Ta’ala berfirman : الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ “Orang-orang yang beriman dan hati mereka tentram karena zikrullah. Ketahuilah, dengan zikrullah hati itu akan menjadi tentram”. (Ar Ra’du : 28) Allah juga berfirman : إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ “…orang-orang yang jika disebut nama Allah, maka hati mereka menjadi gemetar”. (Al Anfal : 2) 3) Menjauhi penghalang-penghalang ketaatan yang akan mengeraskan hati dan menjauhkan hati tersebut dari Allah. Penghalang-penghalang itu adalah seluruh kemaksiatan, pergaulan dengan orang-orang buruk, makan yang haram, lalai dari zikrullah ‘Azza Wa Jalla dan menyaksikan film-film amoral. 4) Menetapnya wanita di dalam rumah dan tidak keluar, kecuali untuk kebutuhan seiring segera pulang ke rumah jika kebutuhannya telah selesai. 5) Tidur di malam hari, karena akan membantu Qiyamul Lail segera di akhir malam,  mengurangi tidur di siang hari hingga sanggup melaksanakan shalat pada waktu-waktunya dan menyibukkan waktunya dengan ketaatan. 6) Menjaga lisan dari menggunjing orang lain, adu domba, ucapan batil, perkataan yang haram dan menyibukkan diri dengan zikir”. (www.alfawzan.af.org.sa)   Demikian sedikit untaian nasihat dari seorang ulama besar masa ini untuk kita semuanya. Semoga Ramadhan tahun ini menjadi kesempatan untuk kita memperbaiki amal saleh dan menjauhi dosa-dosa. Selain itu, kita pun bersyukur pemerintah memberikan perhatian besar terhadap pelaksanaan ibadah di bulan Ramadhan di setiap tahunnya. Alhamdulillah keadaan kita tidak seperti saudara-saudara kita muslimin di Xinjiang Cina yang setiap tahunnya dilarang berpuasa Ramadhan oleh rezim komunis Cina. Ini salah satu bukti bahwa komunis yang anti agama sangat memusuhi agama, terkhusus Islam. Hendaknya kita sadar bahwa kaum komunis yang kini semakin berani di negeri yang mayoritas muslimin ini akan berteriak menuntut HAM kala mereka minoritas. Namun manakala berkuasa, mereka akan benar-benar menginjak-injak HAM pihak lain (dalam hal ini muslimin). Jangan sekali-kali percaya terhadap tuntutan kaum komunis yang perjuangannya tak pernah lepas dari kekerasan dan teror ! Wallahu a’lamu bish-Shawab Sumber:  http://daarulihsan.com/nasihat-menyambut-bulan-ramadhan/
7 tahun yang lalu
baca 13 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

keutamaan & amalan-amalan di bulan sya'ban

WAHAI AHLI IBADAH MENDEKATLAH, BULAN SYA'BAN TELAH TIBA بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن ولاه، أما بعد Alhamdulillah, senantiasa seorang mukmin dipertemukan oleh Allah subhanahu wa ta'ala dengan musim kebaikan dan berkah. Ini merupakan karunia Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk melipatgandakan pahala hamba-hamba-Nya, dan menambahkan kebaikan bagi orang-orang yang beribadah dan bersyukur. Sekarang kita berada di salah satu musim kebaikan dan berkah tersebut, yaitu bulan Sya'ban. . Jika kita melihat kepada pendahulu kita, kita akan mendapati bahwa mereka benar-benar memanfaatkan bulan Sya'ban (sebelum datangnya bulan Ramadhan) untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa tala'a. ✅ SHOUM (PUASA) Di antara ibadah yang giat dilakukan oleh salaf kita di bulan ini adalah berpuasa. Bahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memperbanyak puasa di bulan ini melebihi puasa di bulan lainnya selain Ramadhan.  Saking banyaknya puasa beliau, sampai-sampai sebagian periwayat hadits mengibaratkannya dengan puasa selama sebulan penuh (padahal tidak sebulan penuh), لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ  "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah berpuasa dalam satu bulan lebih banyak dari (puasa di) bulan Sya'ban. Sesungguhnya beliau berpuasa Sya'ban seutuhnya."  (HR. al-Bukhari no.1970 dari 'Aisyah radhiallahu 'anha)   Tentu saja yang dimaksud "seutuhnya" bukanlah satu bulan penuh, tetapi karena banyaknya puasa yang beliau lakukan di bulan Sya'ban maka digunakan istilah tersebut.  Hal ini diterangkan oleh 'Aisyah radhiallahu 'anha dalam riwayat lain,  فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ "Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyempurnakan puasa selama satu bulan kecuali pada puasa Ramadhan, dan aku tidak pernah melihat beliau berpuasa lebih banyak dari bulan Sya'ban."   (HR. al-Bukhari no.1969 dan Muslim no.1156)   Dipertegas lagi dalam riwayat muslim no.1156 كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلَّا قَلِيلًا " "Dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa di bulan Sya'ban kecuali hanya beberapa hari saja (beliau tidak berpuasa)." Oleh karenanya, sudah sepantasnya bagi seorang mukmin untuk meneladani Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Mari kita gunakan musim kebaikan ini dengan sebaik-baiknya... ✅ TATACARA PUASA SYA'BAN Tidak ada hadits yang shahih yang menerangkan tatacaranya. Sebagai gambaran seseorang bisa melakukannya dengan cara berikut: ☑️ Satu hari puasa dan satu hari berbuka, seperti puasa Nabi Daud. ☑️ Berpuasa beberapa hari lalu berbuka beberapa hari. ☑️ atau berpuasa terus menerus hingga satu atau dua hari menjelang Ramadhan lalu berbuka. Puasa di bulan Sya'ban memiliki keutamaan yang agung disebabkan waktunya yang berdekatan dengan puasa Ramadhan. Para ulama' menyebutnya sebagai puasa rowatib bagi Ramadhan Ibadah rowatib adalah ibadah sunnah yang dilakukan sebelum dan setelah ibadah fardhu. Fungsinya adalah menyempurnakan kekurangan yang ada pada ibadah wajib tersebut.  Tidak dipungkiri, ketika berpuasa Ramadhan sering kali seseorang terjatuh ke dalam perbuatan yang mengurangi nilai pahalanya, sehingga dengan berpuasa di bulan Sya'ban maka kekurangan-kekurangan tersebut akan tertutupi.  Sebagian ulama' berpendapat, bahwasanya ibadah sunnah rowatib (yang mengiringi ibadah fardhu) lebih afdhal daripada ibadah sunnah yang waktunya berjauhan dengan ibadah fardhu. Sebagai contoh, shalat sunnah rowatib (shalat sunnah yang dilakukan sebelum dan setelah shalat fardhu, pen) lebih afdhal daripada shalat sunnah lainnya yang waktunya berjauhan dengan shalat fardhu.  Demikian pula dengan puasa Sya'ban, karena kedudukannya sebagai ibadah rowatib bagi Ramadhan, maka ia lebih afdhal ketimbang puasa sunnah lainnya. Bahkan sebagian Ulama' mengutamakannya daripada puasa di bulan Muharram (dan dalam masalah ini ada khilaf di antara ulama',pen). WAKTU MANUSIA LALAI BERIBADAH Di antara yang membuat lebih istimewanya puasa Sya'ban adalah karena di bulan ini banyak manusia yang lalai dari ibadah. Dan beribadah di waktu manusia lalai lebih utama daripada melakukannya di saat manusia giat beribadah. Sebagai contoh shalat tahajjud di akhir malam, ia memiliki keistemawaan yang luar biasa disebabkan waktu pelaksanaannya di saat banyak manusia tertidur lelap (lalai dari ibadah).  Dari Usamah bin Zaid radhiallahu 'anhu, "Aku bertanya (kepada Rasulullah), 'Wahai Rasulullah, aku tidak melihat engkau (banyak) berpuasa di bulan-bulan yang lain seperti (banyaknya) puasa engkau di bulan Sya'ban?' Beliau menjawab, 'Ini adalah bulan yang banyak manusia lalai darinya, yaitu (bulan sya'ban) yang terletak antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan. di bulan ini pula amalan manusia diangkat (dihadapkan,pen) kepada Rabbul 'alamin, dan aku senang amalanku diangkat dalam keadaan aku berpuasa."  (HR. an-Nasaa'i no.2357, dihasankan Syaikh al-Albani rahimahulla)  MEMBIASAKAN DIRI SEBELUM RAMADHAN Di antara tujuan puasa di bulan Sya'ban untuk melatih dan membiasakan diri dengan puasa, agar ketika memasuki bulan Ramadhan tidak merasa berat dengan puasa selama sebulan penuh.  Di saat jiwa terbiasa dengan puasa di bulan Sya'ban, maka bila tiba Ramadhan, ia dalam keadaan kuat dan bersemangat, sehingga ia benar-benar merasakan manisnya ibadah Ramadhan. Oleh karena itu, bulan Sya'ban ini seperti pendahuluan (muqoddimah) bagi Ramadhan. Akan Tetapi tidak disukai berpuasa satu atau dua hari menjelang Ramadhan bagi orang yang tidak biasa berpuasa sebelumnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, «لَا تَقَدَّمُوا رَمَضَانَ بِصَوْمِ يَوْمٍ وَلَا يَوْمَيْنِ إِلَّا رَجُلٌ كَانَ يَصُومُ صَوْمًا، فَلْيَصُمْهُ» "Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan puasa satu hari atau dua hari (sebelumnya), kecuali seseorang yang berpuasa sebelum itu, maka hendaknya ia melanjutkan puasanya."  (HR. al-Bukhari no. 1914 dan Muslim no.1082)  BULAN MEMBACA AL-QUR'AN Sebagian salaf, sebagaimana disebutkan Ibnu Rajab rahimahullah, menyebut bulan Sya'ban sebagai bulannya para pembaca al-Qur'an. Karena di bulan ini, selain berpuasa, mereka juga menyibukkan diri dengan membaca al-Qur'anul karim. Salamah bin Kuhail (wafat 121H) rahimahullah berkata, كان يقال شهر شعبان شهر القراء "Dahulu dikatakan, bulan Sya'ban adalah bulannya Qurro' (para pembaca al-Qur'an)." dan Habib bin Abi Tsabit (wafat tahun 119H) rahimahullah, apabila memasuki bulan Sya'ban beliau mengatakan, "Ini adalah bulannya para pembaca al-Qur'an." Disebutkan bahwasanya Qois bin Amr al-Mula'i (wafat tahun 146 H) rahimahullah  apabila memasuki bulan Sya'ban, beliau mengunci tokonya dan menyibukkan diri dengan membaca al-Qur'an. Maka di bulan Sya'ban yang mulia ini sudah sepatutnya kita menyibukkan diri dengan ibadah. Dunia adalah tempat bagi seorang mukmin untuk menanam benih-benih ibadah. Jika seseorang berhasil dalam cocok tanam ini maka ia akan memanennya di akhirat dengan laba yang berlipat ganda, akan tetapi jika gagal, dia akan celaka dan merugi. Wallahul musta'an wallahu a'lam bish showab... MENGQADHA' PUASA RAMADHAN Perkara yang juga wajib diperhatikan di bulan Sya'ban ini adalah melunasi hutang puasa Ramadhan sebelumnya.  Bagi kaum muslimin dan muslimat yang masih memiliki tanggungan puasa hendaknya bersegera melunasi hutangnya sebelum bulan Ramadhan tiba. Karena banyak dari kaum muslimin yang bermudah-mudahan dalam perkara ini, dimana mereka tidak bersegera melunasi hutang puasanya hingga masuk Ramadhan berikutnya. Abu Salamah berkata,  سَمِعْتُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، تَقُولُ: «كَانَ يَكُونُ عَلَيَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِيَ إِلَّا فِي شَعْبَانَ» "Aku mendengar 'Aisyah radhiallahu 'anha berkata, 'dahulu aku memiliki hutang puasa Ramadhan, dan aku tidak mampu melunasinya melainkan di bulan Sya'ban."  ▶️ (HR. al-Bukhari no.1950 dan Muslim no.1146)  Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan,  وَيُؤْخَذُ مِنْ حِرْصِهَا عَلَى ذَلِكَ فِي شَعْبَانَ أَنَّهُ لَا يَجُوزُ تَأْخِيرُ الْقَضَاءِ حَتَّى يَدْخُلَ رَمَضَانُ آخَرُ "Diambil faedah dari semangat beliau yang mengqodho' puasanya di bulan Sya'ban, yaitu tidak bolehnya menunda qodho' (melunasi hutang puasa) hingga memasuki Ramadhan berikutnya."  (Fathul Baari 4/191)  Sebagai penutup... Kaum muslimin rahimakumullah.... Kesempatan hidup hanya sesaat, sedangkan hari berlalu begitu cepat. Setiap kali berlalu satu hari maka bertambah dekat ajal menyapa.  Orang yang beruntung adalah orang yang mampu memanfaatkan waktu dengan melakukan kebaikan... Sedangkan orang yang lalai adalah yang melupakan dzikrullah dan menyibukkan diri dengan perkara yang sia-sia.. Usia adalah tempat bercocok tanam, jika yang ditanam adalah kebaikan maka yang dipanen juga kebaikan... Namun jika yang ditanam adalah kejelekan maka jangan menyalahkan melainkan dirimu sendiri... Ya Allah, jadikanlah kami termasuk hamba-Mu yang taat dan bersyukur, dan bantulah kami untuk selalu berdzikir mengingat-Mu, mensyukuri nikmat-Mu, dan beribadah kepada-Mu dengan baik.. Ya Rabb kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia, dan kebaikan di akhirat, serta lindungilah kami dari siksa neraka.. Ya Allah, pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan, dan jadikanlah kami pada bulan tersebut termasuk hamba-Mu yang diterima amalannya.... Amin ya Rabbal 'alamin Wallahu a'lam bish showab.. -SELESAI- 🌍 Sumber Panduan: Khutbah Syaikh Khalid azh-Zhafiri yang berjudul شعبان أقبل فأين العابدون؟  📝 Oleh: Tim Warisan Salaf Telegram : bit.ly/warisansalaf Web : www.warisansalaf.com HUKUM MENGKHUSUSKAN MALAM NISHFU SYA'BAN DENGAN SHALAT DAN PUASA Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah الاحتفال بليلة النصف من شعبان بالصلاة أو غيرها, وتخصيص يومها بالصيام بدعة منكرة عند أكثر أهل العلم, وليس له أصل في الشرع المطهر, بل هو مما حدث في الإسلام بعد عصر الصحابة رضي الله عنهم . Perayaan malam nishfu Sya’ban dengan shalat dan selainnya, mengkhususkan siang harinya dengan puasa itu adalah bid'ah yang mungkar menurut kebanyakan ulama dan tidak memiliki dasar dalam syariat yang suci ini. Bahkan ini termasuk perkara yang diada-adakan dalam Islam setelah zaman sahabat radhiyallahu ’anhum. (Majmu’ Fatawa 1-191) Sumber || Channel al-Mahrah ad-Da'wiyah as-Salafiyah ⚪️ WhatsApp Salafy Indonesia ⏩ Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy Semangat para Salaf pada Bulan Sya'ban Dahulu 'Amr bin Qais –rahimahullah–, apabila masuk bulan Sya'ban, menutup dagangannya dan meluangkan waktunya untuk membaca al-Qur'an. Dan dia mengatakan, “Bergembiralah bagi siapa-siapa yang memperbaiki dirinya sebelum (bulan) Ramadhan.” [Lathaif Al-Ma'arif, 138] ➖➖➖➖➖➖➖➖➖ ✍️‏ كان عمرو بن قيس رحمه الله: إذا دخل شعبان أغلق تجارته وتفرغ لقراءة القرآن، وكان يقول: طوبى لمن أصلح نفسه قبل رمضان. 📜 لطائف المعارف: (١٣٨) Join Telegram http://telegram.me/buletinalhaq Situs Resmi http://www.buletin-alhaq.net ______________
8 tahun yang lalu
baca 12 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

tips lancar jalani puasa

TIPS LANCAR JALANI PUASA PAPD I(Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam) Dari dr. Edy Rizal Wahyudi, SpPD, KGer, FINASIM dari Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, memberikan *Tips lancar Jalani Shaum/Puasa* secara umum untuk seorang berusia lanjut dan juga semua kalangan. Mudah2an bisa bermanfaat. 1 ● Saat *Sahur* usahakan untuk *membatasi asupan teh dan kopi*  .Pasalnya, dua asupan tsb membuat metabolisme berjalan cepat. Sehingga cepat mendatangkan rasa haus meski tak terdehidrasi. 2 ● Sangat *dianjurkan mengonsumsi makanan yang lambat dicerna dan memiliki serat yang tinggi* Contohnya gandum, padi-padian, kacang-kacangan, biji-bijian, nasi merah. 3 ● Saat *Tajjil/Awal berbuka puasa* dianjurkan untuk mengonsumsi *Kurma** karena mengandung gula serat, karbohidrat, kalium dan magnesium. Dengan kurma, kebutuhan nutrisi tubuh yang hilang selama puasa perlahan dipenuhi. 4 ● Mengonsumsi pisang saat *Ifthor/berbuka* sangat baik bagi tubuh Anda, sebab *pisang* merupakan sumber kalium, magnesium dan karbohidrat. 5 ● *Batasi makanan yang digoreng saat berbuka*, karena dapat meningkatkan sel-sel lemak dalam tubuh. Hal ini karena seorang yang sudah di usia lanjut cenderung memiliki keluhan penyakit yang disebabkan lemak, seperti penyakit jantung, cc koroner dan hipertensi. 6 ● *Batasi makanan yang lebih cepat dicerna, seperti gula*. Hal ini bisa cepat mendatangkan rasa haus ditengah Anda menjalani puasa nantinya. 7 ● *Konsumsi Air atau jus buah* antara berbuka puasa dan sebelum tidur. Hal ini bertujuan untuk menyediakan kebutuhan cairan dalam tubuh untuk Anda lancar beraktivitas esok harinya. 8 ● *Hindari terlalu banyak minum Es*, karena memudahkan Anda kenyang. Dimana asupan makanan gizi yang lengkap akan menurun karena tak bisa masuk dalam tubuh. Allahu'alam. Selamat menunaikan ibadah di bulan Ramadhan  *Semoga diberi kelancaran, kesehatan dan khusyu' serta ikhlas menjalankannya. Wa   Mar'atus Shalihah @LilHuda Telegram Ahkam, Tanya jawab tlgrm.me/LilHuda
8 tahun yang lalu
baca 2 menit

Tag Terkait

kafarat-puasapuasa-hamiltuntunan-puasapuasa-awal-dzulhijjahpuasa-arafahpenetapan-puasa-ramadhan-2019hukum-suntikan-saat-puasapuasa-sesuai-sunnahhukum-puasa-rajab-menurut-islamkeutamaan-membayar-hutang-puasahadits-dhoif-puasapuasa-saat-covid-19puasa-khususpuasa-sunnahpuasa-sepuluh-hari-pertamaadab-puasafikih-puasapuasa-awwamhakekat-puasaawal-puasahukum-puasapuasa-ramadanpembatal-puasapuasa-rajabpuasa-syaban-2019puasa-asyuraqadha-puasa-ramadhanbayar-hutang-puasapahala-puasapuasa-untuk-allahpuasa-dawudpuasa-sunnah-dzulhijjahpuasa-tiga-hari-setiap-bulanpuasa-ahlul-kitabpuasa-daudpuasa-ketika-hajimemakai-celak-saat-puasaqadha-puasapuasa-ramadhanbuka-puasacara-puasadoa-buka-puasapuasa-ayyamul-bidhniat-puasapuasa-syawaltidak-puasa-karena-mabuk-perjalananhukum-puasa-syawalpuasa-sunahmenggantikan-puasamengqadha-puasahutan-puasahutang-puasafatawa-puasahukum-cuci-darah-ketika-puasapembahasan-puasa-bulughul-maromhukum-seputar-puasapembahasan-puasa-dari-bulughul-maromhukum-vaksinasi-saat-puasabulan-puasapuasa-tasuapuasa-2berbuka-puasahukum-puasa-syawwalpuasa-enam-hari-di-bulan-syawwalpuasa-enam-hari-syawwalhukum-berendam-saat-puasapuasa-kafaratpuasa-di-bulan-ramadhanfatwa-puasa-syaikh-bin-bazmelihat-wanita-bulan-puasapuasa-wanita-haidhukum-menghirup-uap-air-saat-puasahukum-bermimpi-basah-ketika-puasahukum-melihat-wanita-bersolek-saat-puasafatwa-puasawanita-haid-puasapuasa-begadangpuasa-tidurmengganti-puasa-haidpuasa-haidorang-yang-tidak-wajib-puasamuntah-tanpa-di-sengaja-saat-puasahukum-suntikan-diabetes-saat-puasahukum-memakai-obat-tetes-mata-saat-puasatidak-sah-puasa-tanpa-niathukum-niat-puasa-di-malam-haripuasa-untuk-penderita-sakit-livertidak-puasa-bagi-penderita-sakit-maagpuasa-penderita-diabetes-dan-tbcpuasa-bagi-penderita-diabetespuasa-bagi-penderita-sakit-jantungberwakaf-untuk-berbuka-puasapuasa-wajibhukum-berwakaf-makanan-untukl-buka-puasawajib-mengqadha-puasa-ramadhanhukum-wanita-tidak-puasa-tiga-kali-ramadhanmenjamak-salat-dan-puasakeringan-puasa-bagi-wanita-hamil-dan-menyusui6-hari-puasa-syawwalhikmah-puasa-syawwalmusafir-puasa-di-negara-lainhukum-salat-puasa-orang-pikunukuran-fidyah-puasawajib-puasa-atas-orang-mukalafmelaksanakan-puasa-ramadhanwaktu-berbuka-puasa-di-pesawatpuasa-senin-kamispuasa-arafah-di-hari-jumatdalil-puasa-sunah-senin-kamishari-terbaik-puasa-sunahhukum-membatalkan-puasa-sunahfutur-dari-puasa-sunahkapan-waktu-berbuka-puasa-di-pesawathukum-keluar-wadi-saat-puasahukum-keluar-air-mani-saat-puasahukum-menghirup-wewangian-saat-puasapuasahukum-menelan-air-liur-saat-puasapuasa-bulan-ramadhanhukum-berbekam-saat-puasahukum-masturbasi-saat-puasamenentukan-permulaan-dan-akhir-puasaperbedaan-awal-mulai-puasahukum-suntikan-dan-infus-saat-puasaniat-untuk-puasa-ramadhanpuasa-syawal-6-haripuasa-6-hari-syawaltidak-mengqadha-puasa-bertahun-tahunhukum-wanita-hamil-tidak-puasa-ramadhanpuasa-bagi-penderita-usus-besarpuasa-bagi-penderita-wasirhukum-puasa-untuk-orang-yang-sedang-bepergianpuasa-bagi-penderita-sakit-keraspuasa-wanita-yang-keluar-darah-dari-rahimmembayar-fidyah-puasa-karena-sakitsholat-dan-puasa-orang-lansiapuasa-penderita-sakit-maaghukum-puasa-seorang-lansiahukum-menunda-qadha-puasasalat-dan-puasa-orang-lansiatidak-meng-qadha-puasahukum-puasa-wanitakeutamaan-puasahukum-puasa-pada-hari-syak-meragukantidak-wajib-puasa-bagi-orang-sakittidak-di-wajibkan-puasapuasa-pasien-penderita-ginjalpenyakit-yang-menggugurkan-puasapuasa-pasien-penderita-asmahukum-orang-yang-sakit-yang-tidak-puasapuasa-dan-cara-bersuci-wanitahukum-salat-puasa-sedekah-lansiamengakhiri-puasa-di-tempat-tujuanperbedaan-mathla-dalam-puasahukum-puasa-akhir-syabanpuasa-mengikuti-rukyat-pemerintahhukum-puasa-di-tanggal-30-syawalhukum-qadha-puasa-sunahpuasa-di-bulan-dzulhijjahhutang-puasa-ramadhanniat-puasa-sunahqadha-puasa-ramdhanpuasa-arafah-di-hari-sabtuberhutang-puasa-ramadhankonsisten-dalam-puasa-sunahpuasa-syawal-enam-haridalil-puasa-ayyamul-bidhhari-puasa-sunahpuasa-dengan-dua-niatpuasa-sunah-sebelum-qadha-puasa-wajibbuka-puasa-bersamahukum-mencicipi-makanan-saat-puasatujuh-pembatal-puasasaat-puasalarangan-puasapuasa-sesuai-rasulkeutamaan-puasa-asyurakeutamaan-puasa-syawwalcara-puasa-syawwalpuasa-syawwalciri-orang-puasakekhasan-orang-beriman-dari-puasaganti-puasapuasa-selama-2-bulan25-pembatal-puasapenetapan-puasa-2019lupa-makan-waktu-puasahutang-puasa-nazarpuasa-syabanbagaimana-mengqadha-puasa-ramadhancara-mengqadha-puasa-ramadhan-tahun-lalupuasa-pada-bulan-syabanpersiapan-puasa-ramadhandefinisi-puasafiqih-puasa-ramadhanhukum-puasa-ramadhansunnah-puasayang-diwajibkan-puasa-ramadhanpuasa-di-bulan-syabanpuasa-muharrammenyusi-saat-puasaniat-dari-siang-hari-untuk-puasa-besokniat-puasa-adalah-keharusanniat-puasa-sejak-waktu-malamtidak-ada-puasa