Ringkasan

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

kumpulan faedah tentang mendundukkan pandangan

Berkata asy Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin rahimahullah:  . وكلما كانت المعصية عظيمة ؛ كانت وسائلها أشد منعًا. الزنا مثلًا فاحشة ، وسائله من النظر والخلوة وما أشبه ذلك محرمة . شرح رياض الصالحين٤٧٢/٣ "Tatkala sebuah maksiat itu besar perkaranya, maka perkara-perkara yang mengantarkan kepadanya pun lebih keras pelarangannya. Contohnya: zina sesuatu yang keji, maka sesuatu yang bisa mengantarkan pada perbuatan tersebut seperti mengumbar pandangan, berkhalwat (berdua-duan dengan lawan jenis yang bukan mahram), dan yang semisalnya, itu semua haram." Syarh Riyadhish Shalihin (3/472). TERMASUK FAIDAH MENUNDUKKAN PANDANGAN Sebagaimana diambil dari ucapan Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitabnya "ad Dau wa Dawa"  "سهم مسموم من سهام إبليس ومن وأطلق لحظاتهدف دامت حسراته" "Bahwa pandangan adalah panah dari panah-panah iblis, dan barangsiapa yang mengumbar pandangannya maka akan senantiasa dalam kesengsaraan." Dan termasuk faidah menahan pandangan, diantaranya : 1. Dalam rangka mengamalkan perintah Allah ta'ala, yang ini merupakan puncak kebahagiaan seorang hamba dalam kehidupannya ketika di dunia dan nanti di akhirat. Allah ta'ala berfirman : {قل للمؤمنين يغضوا من أبصارهم} "Katakanlah kepada orang-orang yang beriman, tundukkan pandangan mereka." 2. Akan bisa menolak pengaruh dari panah beracun yang mungkin akan berpengaruh kepada kebiasaan dalam hatinya." 3. Merupakan bentuk bukti kecintaan kepada Allah dan akan memfokuskan hati hanya kepada-Nya. Maka sesungguhnya mengumbar pandangan akan mencerai-beraikan hati dan membuat hati jauh dari Allah." 4. Akan menguatkan hati dan membuatnya bahagia. Sebagaimana mengumbar pandangan, akan melemahkan hati dan membuatnya semakin sedih." 5. Bahwa menahan pandangan akan membuahkan cahaya pada hati. Oleh karena ini Allah subhanahu wa ta'ala sebutkan dalam sebuah ayat di surat An Nuur, akibat yang baik dari menahan pandangan. Allah ta'ala berfirman : (قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ) النور : ٣٠ "Katakanlah kepada orang-orang yang beriman untuk menundukkan pandangan mereka." An Nuur : 30 Kemudian Allah berfirman mengenai pengaruhnya : (اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ)النور : ٣٥ "Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi." An Nuur : 35. 6. Menahan pandangan akan membuahkan firasat yang benar, akan bisa membedakan antara yang haq dan yang bathil. Maka sesungguhnya Allah akan membalas hamba-Nya sesuai dengan amalan hamba tersebut. Tatkala seorang hamba menahan pandangannya dari perkara-perkara yang Allah haramkan, Maka Allah akan menggantinya dengan ditanamkan dalam hatinya cahaya bashiroh. Dan Allah bukakan untuknya pintu ilmu dan iman, pengetahuan serta firasat yang benar." 7. Menahan pandangan akan membuahkan kekokohan hati, keberanian dan kekuatan. 8. Menahan pandangan akan menutup pintu syaithan dan jalan masuknya kedalam hati. Dikarenakan syaithan akan masuk bersamaan dengan pandangan, masuk ke dalam hati bahkan lebih cepat dari pada masuknya udara dalam ruangan yang kosong." 9. Menahan pandangan akan menenangkan hati dari memikirkan apa-apa yang diinginkannya dan dari tersibukkan denganya. 10. "Bahwa antara mata dan hati ada saling keterkaitan dan jalur yang saling menarik antara yang satu dengan yang lainnya. Bahwa baiknya hati tergantung baiknya mata (pandangan), rusaknya hati tergantung rusaknya pandangan. Apabila hatinya rusak maka akan rusak pula pandangannya, begitu juga apabila pandangannya rusak maka akan rusak pula hatinya. Begitu pula pada kebaikannya. http://t.co/5kOY9IM2xd Bersambung Insya Allah... ======= Forum Salafy Purbalingga JOIN dengan kami di chanel: http://tlgrm.me/ForumSalafyPurbalingga
8 tahun yang lalu
baca 4 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

mengenal bulan muharram, baca yuk !

MENGENAL BULAN MUHARRAM Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram dalam Islam, bulan ini berada pada urutan pertama penanggalan hijriyah sejak diresmikan oleh Khalifah Umar bin Khattab Radhiallahu ‘anhu. Pada mulanya, terjadi silang pendapat di antara para shahabat dalam menentukan awal masuknya kalender Islam, dengan bulan apa dimulai? Sebagian mereka mengusulkan dimulai dengan bulan Rabi'ul Awwal, sebagian lagi mengusulkan dengan bulan Ramadhan. Namun, Khalifah Umar dan sejumlah shahabat lainnya lebih memilih bulan Muharram sebagai bulan pertama dalam kalender Islam, dengan alasan bahwa di bulan inilah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam membulatkan tekadnya untuk berhijrah ke negeri Madinah. Oleh karena itu, penanggalan Umar ini disebut penanggalan hijriyyah. (Al-Bidayah wa An-Nihayah) BULAN MUHARRAM MENURUT ISLAM Muharram termasuk salah satu dari empat bulan suci dalam Islam yang tersebut dalam Al-Qur'an, . إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.”  (QS. At-Taubah: 36) Keempat bulan itu adalah:  1. Muharram,  2. Rajab,  3. Dzulqo’dah,  4. dan Dzulhijjah,  sebagaimana yang dideklarasikan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada saat haji perpisahan (hajjatul wada'). Disebut bulan haram karena ia mengandung kemuliaan lebih (dari bulan-bulan lainnya) dan karena pada bulan-bulan ini diharamkan untuk berperang. (Tafsir As-Sa'di, hlm.192) Cukuplah menunjukkan kemuliaan bulan Muharram ini ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjulukinya sebagai bulan Allah, beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda"... yaitu bulan Allah, bulan Muharram." (HR. Muslim, no.1982)  Para ulama' menjelaskan, "Segala sesuatu yang disandarkan kepada Allah itu memiliki kemuliaan lebih dari yang tidak disandarkan kepada-Nya, seperti baitullah (rumah Allah), rasulullah (utusan Allah), dll." Dalam Islam, bulan Muharram memiliki nilai historis (sejarah) yang luar biasa; pada bulan ini, tepatnya pada tanggal sepuluh, Allah menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya dari kejaran Fir'aun dan bala tentaranya serta menenggelamkan mereka di laut merah. Di bulan ini juga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertekad kuat untuk berhijrah ke negeri Madinah, setelah mendengar bahwa penduduknya siap berjanji setia membela dakwah beliau. Walaupun tekad kuat beliau ini baru bisa terealisasi pada bulan Shafar. Selain itu, di bulan ini terdapat ibadah puasa yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai puasa terbaik setelah Ramadhan, beliau bersabda: أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ "Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah berpuasa di bulan Allah, bulan Muharram." (HR. Muslim, no.1982 dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu) Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda ketika ditanya tentang keutamaannya: "Menghapuskan dosa-dosa tahun yang lalu." (HR. Muslim, no.1977 dari shahabat Abu Qotadah Al-Anshari Radhiallahu ‘anhu) BULAN MUHARRAM MENURUT MASYARAKAT JAWA Bagi masyarakat Jawa, bulan Muharram atau yang lebih dikenal dengan bulan suro memiliki nilai religi yang tinggi. Bulan ini dianggap sebagai bulan keramat yang tidak boleh dibuat pesta dan bersenang-senang sehingga banyak aktivitas yang ditunda atau bahkan dibatalkan.  Lebih dari itu, mereka meyakini siapa yang mengadakan hajatan pada bulan ini akan ditimpa musibah dan malapetaka. Sebagai contoh adalah pernikahan, masyarakat Jawa pada umumnya, enggan menikahkan putra atau putri mereka di bulan ini karena khawatir ditimpa petaka dan kesengsaraan bagi kedua mempelai. Ketika ditanya mengenai alasan mereka menilai bulan Muharram sebagai bulan keramat nan penuh pantangan, tidak ada Jawaban berarti dari mereka selain, 'Beginilah tradisi kami' atau 'Beginilah yang diajarkan bapak-bapak kami'. Para pembaca rahimakumullah, sikap mengikuti tradisi atau leluhur tanpa bimbingan Islam adalah terlarang, bahkan sikap seperti ini termasuk sifat orang-orang jahiliyah dan penyembah berhala. Allah di dalam Al-Qur'an menyebutkan Jawaban orang-orang Quraisy ketika diajak oleh Rasulullah ` untuk meninggalkan kesyirikan, kata mereka: إِنَّا وَجَدْنَا آَبَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى آَثَارِهِمْ مُهْتَدُونَ “Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak (nenek moyang) kami menganut suatu agama (bukan agama yang engkau bawa –pent), dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka.”  (QS. Az-Zukhruf: 22) Demikian pula Fir'aun, ketika diajak oleh Nabi Musa 'Alaihis Salam agar beriman kepada Allah, ia malah berkata: "Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya." (QS. Yunus: 78) Kemudian, anggapan sial untuk melakukan aktivitas di bulan Muharram yang diyakini oleh keumuman masyarakat Jawa saat ini dalam ajaran Islam disebut Tathoyur atau Thiyaroh, yaitu meyakini suatu keburuntungan atau kesialan didasarkan pada kejadian tertentu, atau tempat tertentu. Anggapan seperti ini sebenarnya sudah ada sejak zaman jahiliyah. Setelah Islam datang, maka ia dikategorikan kedalam perbuatan syirik yang harus ditinggalkan. Allah berfirman: "Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. Al-A’raf: 131)  Dalil yang menunjukkan bahwa Thatoyur atau Thiyaroh termasuk kesyirikan adalah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: الطِّيَرَةُ شِرْكٌ الطِّيَرَةُ شِرْكٌ ثَلاثًا "Thiyaroh adalah kesyirikan", beliau mengulangnya sebanyak tiga kali." (HR. Ahmad dan Abu Daud, dari shahabat Abdullah bin Mas'ud Radhiallahu 'anhu) Apabila kita telah tahu bahwa anggapan sial atau keberuntungan seperti itu termasuk kesyirikan, kewajiban kita selanjutnya adalah menjauhinya dan menjauhkannya dari anak dan istri kita. Sehingga kita beserta keluarga kita tidak terjerembab kedalam kobangan dosa besar yang paling besar, yaitu dosa syirik.  BULAN MUHARRAM MENURUT SYI'AH Berbeda halnya dengan orang-orang syi’ah, apabila keumuman masyarakat Jawa menjadikan bulan Muharram sebagai bulan 'istirahat' dari melakukan aktivitas, justru orang-orang syi’ah menjadikannya sebagai hari belasungkawa. Pada setiap tanggal 10 Muharram, orang-orang syi'ah di Iran mengadakan pawai akbar untuk memperingati hari terbunuhnya cucu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Husein bin Ali Radhiallahu 'anhuma di padang Karbala. Acara rutin mereka tersebut dimulai sejak tanggal 1 sampai tanggal 10 Muharram. Pada tanggal 1 Muharram sampai tanggal 9 Muharram mereka mengadakan pawai besar-besaran di jalan-jalan menuju Al-Huseiniyah. Al-Huseiniyah adalah tempat ibadah syi'ah, kalau kaum muslimin menyebutnya masjid, tetapi biasanya Al-Huseiniyyah digunakan untuk makam Imam, bukan untuk shalat, sedang shalat dilakukan di luar bangunan. Penamaan ini diambil dari nama Imam syi'ah ke 3, yaitu Al-Imam Husein bin Ali radhiallahu 'anhuma.  ‼️ Peserta pawai hanya mengenakan celana atau sarung saja sedangkan badannya terbuka. Selama pawai, mereka memukul-mukul dada dan punggungnya dengan rantai besi sehingga meninggalkan luka memar yang mencolok.  Kemudian, pada acara puncak, mereka mengenakan kain berwarna putih dan ikat kepala berwarna putih pula. Setelah itu, mereka menghantamkan pedang, pisau, atau benda tajam lainnya ke kepala dan dahi mereka sehingga darah pun bercucuran. Darah yang mengalir ke kain putih membuat suasana semakin haru dan duka, bahkan tak sedikit di antara mereka yang menangis histeris.  Lebih parah lagi, di Lahore, kota terbesar kedua di Pakistan, orang-orang syi'ah menutup acara mereka itu dengan 'malam gembira' berupa mut'ah (baca; zina) masal. Na'audzu billahi min dzalik. Demikianlah gambaran ringkas tentang aktivitas syi'ah di bulan Muharram. Seperti yang telah kami sebutkan, tujuan utama mereka adalah untuk mengenang terbunuhnya Husein bin Ali radhiallahu 'anhuma. ➖➖➖➖ Para pembaca rahimakumullah, sebagai seorang muslim tentu kita juga sangat bersedih dengan peristiwa tragis nan menyayat hati yang menimpa cucu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam itu.  Namun, Islam melarang pemeluknya yang tertimpa musibah untuk berucap atau berbuat sesuatu yang menunjukkan ketidak-ridhaan kepada keputusan Allah, seperti, merobek baju, menampar pipi, menjambak rambut, menangis histeris, apalagi menyayat kepala dan dahi seperti yang dilakukan orang-orang syi'ah tersebut. Bandingkanlah kelakuan mereka itu dengan perbuatan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan ahlul bait (keluarga) beliau.  Ingatlah ketika Rasulullah  shallallahu 'alaihi wa sallam kehilangan putranya bernama Ibrahim.  Tidak ada yang beliau lakukan selain berucap, ”Sesungguhnya air mata terus mengalir dan hati ikut bersedih, tetapi kami tidak akan berucap kecuali yang diridhai Allah. Dan sesungguhnya kami, wahai Ibrahim, merasakan kesedihan dengan kepergianmu”  (HR. Al-Bukhari) Demikian pula ketika beliau shallallahu 'alaihi wa sallam kehilangan seorang paman yang sangat beliau cintai, yaitu Hamzah bin Abdul Muttalib radhiallahu 'anhu. Tidak pernah diriwayatkan bahwa beliau dan ahlul baitnya memukul punggung-punggung mereka dengan rantai apalagi menghantamkan benda tajam ke kepala dan dahi mereka. Tidak pula cara berkabung ’ala’ syi’ah tersebut dipraktekan oleh Imam Husein radhiallahu 'anhu ketika kehilangan ayahnya, Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu, yang juga mati syahid secara zhalim. Tidak pula dipraktekan oleh Hasan bin Ali radhiallahu 'anhu ketika kehilangan saudara kandungnya, yaitu Husein bin Ali radhiallahu 'anhu . Perbuatan nyeleneh seperti itu sengaja mereka (kaum muslimin)  hindari karena tidak ingin mendapatkan ancaman Rasulullah  shallallahu 'alaihi wa sallam yang disebutkan dalam haditsnya:  "Bukan dari golongan kami barang siapa yang menampar pipi, merobek baju, atau meratap dengan ratapan jahiliyah." (HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari shahabat Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anhu) Dalam hadits lain, beliau shallallahu 'alaihi wa sallam juga mengancam para wanita peratap yang mati dan belum bertaubat, yaitu akan dibangkitkan pada hari kiamat dengan pakaian dari tembaga meleleh yang berbau busuk. Penutup Para pembaca rahimakumullah, itulah fenomena yang terjadi di tengah-tengah umat seputar perbedaan menyikapi bulan Muharram. Sebagai seorang muslim seharusnya kita bisa membedakan antara syari'at dan adat. Syari'at harus dikedepankan, walaupun menyelisih adat. Sebaliknya, adat harus disingkirkan ketika menyelisihi syari'at, demikianlah Islam. Karena dengan sikap inilah Islam akan jaya. Adapun jika umat masih mengedepankan adat dan tradisi, walaupun bertentangan dengan syari'at, maka pada saat itulah mereka akan ditimpa kehinaan dan kerendahan, inilah makna hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: وَجُعِلَ الذِّلَّةُ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي "Dan dijadikan kerendahan dan kehinaan bagi siapa saja yang menentang syari'atku." (HR. Al-Bukhari, dari shahabat Abdullah bin 'Umar radhiallahu 'anhuma) Semoga tulisan ringkas ini bisa memberikan tambahan ilmu bagi saudara-saudaraku seiman dan semoga Allah selalu mencurahkan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin ya Rabbal 'alamin... selesai ... Ditulis oleh: Abu Rufaidah (Admin Warisan Salaf) Tulisan ini pernah diterbitkan oleh Buletin Al Ilmu #fawaidumum #bulanmuharram #bulanislam 〰〰➰〰〰 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
8 tahun yang lalu
baca 10 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

kenapa berbicara masalah terorisme dan radikalisme?

 .KENAPA KITA BERBICARA MASALAH TERORISME dan RADIKALISME? 1. Banyak pemuda terperangkap dalam pemikiran tersebut dan terjatuh padanya. Banyak dari mereka menyimpang dari jalan yang benar. 2. Terorisme dan radikalisme telah mencemarkan agama Islam, menjelekkan keindahan Islam, dan mengotori kejernihan Islam. Sehingga menyebabkan banyak manusia lari dari Islam. Mereka menuduh Islam sebagai agama teror, padahal Islam berlepas diri dari berbagai hal tersebut. 3. Sebagian pemuda mengira orang-orang yang menyeru/mengajak kepada terorisme dan radikalisme tersebut sebagai pemberani, dai sejati. Barangsiapa yang tidak menempuh cara tersebut dianggap sebagai kaki tangan pemerintah. Maka para ulama harus meluruskan paham yang salah ini. Harus dijelaskan bahwa para penyeru terorisme dan radikalisme adalah para perusak, bukan para pejuang. Catatan Faidah dari Kajian : "Tuntunan Islam dalam Menangkal Radikalisme untuk Menjaga Keutuhan Agama dan Negara." Situs Resmi http://daurahnasional.com Channel Daurah Nasional "asy-Syari'ah" Ahlus Sunnah wal Jama'ah https://tlgrm.me/daurahnasional TERORISME dan RADIKALISME SALAH SATU FITNAH YANG MENIMPA UMAT "Bahwa pada masa-masa terakhir ini terjadi berbagai fitnah yang sangat banyak, menyebabkan umat manusia keluar dari jalan yang benar, yaitu jalan Nabi — shallallahu 'alahi wa sallam — dan jalan para shahabatnya. Di antara fitnah-fitnah tersebut adalah TERORISME dan RADIKALISME yang dinisbahkan kepada Islam." Catatan Faidah dari Kajian : "Tuntunan Islam dalam Menangkal Radikalisme untuk Menjaga Keutuhan Agama dan Negara." Situs Resmi http://daurahnasional.com Channel Daurah Nasional "asy-Syari'ah" Ahlus Sunnah wal Jama'ah https://tlgrm.me/daurahnasional DOWNLOAD REKAMANNYA DISINI
9 tahun yang lalu
baca 2 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

[audio] pelajaran penting di balik berbagai peristiwa

بسم الله الرحمن الرحيم Ringkasan Poin-poin Taushiyyah Emas yang disampaikan Oleh al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf al-Atsariy حفظه الله: Klik Play untuk mendengarkan: Dalam menjalani kehidupan ini, banyak peristiwa, semua itu ada hikmah yang sempurna, diantaranya adalah Allah تعالى akan tampakkan jati diri kita sesungguhnya, siapa yang jujur dan siapa yang dusta. Alhamdulillah, para ulama' kita sudah menjelaskan faedah-faedah/pelajaran-pelajaran penting dari terjadinya berbagai peristiwa, diantaranya: ١ - أن نعلم علم يقين لا نخالطه شك ولا نداخله ريب أن خالق هذا كون وموجوده ومدبر شئونه هو الله وحده لا شريك له وأنه هو المتصرف فيه وأنه لايكون إلا ما شاء الله تبارك وتعالى ما شاء الله كان وما لم يشأ لم يكن. 1 - Kita mengetahui dengan pasti, tidak ada keraguan dan kebimbangan di dalamnya bahwa yang menciptakan alam semesta ini dan yang mengadakan serta mengatur segala urusannya adalah Allah 'azza wa jalla yang tidak ada serikat baginya. Dialah Allah yang memiliki kuasa untuk bertindak sesuai dengan kehendaknya, dan bahwasanya tidak ada sesuatupun yang terjadi melainkan sesuai dengan kehendak Allah tabaraka wa ta'ala. Apa yang dikehendaki Allah ta'ala pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendaki-Nya pasti tidak terjadi. ٢ - أن الله جل وعلا تكفل بنصز أهل الإيمان وحفظ أهل الدين. 2 - Sesungguhnya Allah jalla wa 'ala telah memberikan jaminan pertolongan kepada ahlul iman dan penjagaan kepada orang-orang yang senantiasa berpegang teguh kepada agama. ٣ - أن الله وعد في كتابه بخذلان الكافرين. 3 - Bahwa Allah ta'ala telah menjanjikan di dalam kitabnya untuk memberikan kehinaan kepada orang-orang kafir. ٤ - أن يعلم المؤمن أنه لن تموت نفس حتى تستوسف أجلها وتستتم رزقها. 4 - Seorang mukmin hendaknya mengetahui bahwasanya tidak ada satu jiwapun yang mati melainkan sudah sampai pada ajalnya dan sudah sempurna rezekinya. ٥ - التوكل على الله مع بذل الأسباب. 5 - Bertawakkal kepada Allah ta'ala dengan tetap mengambil sebab. ٦ - التوبة إلى الله عما حصل منا أو من بعضنا من المخالفات لديننا وعقيدتنا. 6 - Bertaubat kepada Allah ta'ala atas segala penyelisihan yang kita lakukan atau dilakukan oleh sebagian dari kita terhadap agama dan aqidah kita. ٧ - الإعتصام بكتاب الله وسنة رسول الله صلى الله عليه وسلم بفهم سلف الصالح. 7 - Berpegang teguh kepada Kitab Allah dan Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan pemahaman salafush shalih. ٨ - الحذر من كيد أعدائنا من الكفار والمنافقين الذين يريدون صرفنا عن ديننا. 8 - Waspada dari setiap makar musuh-musuh kita dari kalangan kuffar dan munafiqin yang mereka ingin memalingkan kita dari agama kita. ٩ - الرجوع إلى العلماء الربانيين والأخذ عنهم. 9 - Kembali / rujuk kepada ulama' rabbaniy dan mengambil arahan dan nasehat mereka. ١٠ - عدم الحكم على الأشياء إلا بعد تصورها. 10 - Tidak boleh menghukumi sesuatu melainkan setelah mengetahui gambarannya secara sempurna. ١١ - دعوة الأمة إلى الحرص على العلم النافع المثمر للعمل الصالح. 11 - Berdakwah kepada ummat untuk sungguh-sungguh dalam mendapatkan ilmu yang bermanfaat yang membuahkan amalan shalih. والله تعالى أعلم بالصواب Semoga bermanfaat ------------------ Dauroh Kalsel Taushiyyah Pelajaran-pelajaran penting di balik berbagai peristiwa Ma'had al-Manshuroh Banjarbaru Sabtu ba'da shubuh, 17 Jumadal Akhirah 1437H (26 Maret 2016) Durasi: 65:49 atau 1:05:49 Link download: http://bit.ly/1Rse79r ----------------- WA Salafiy Kalsel⛵ http://bit.ly/AlmanshurohBanjar http://almanshurohbanjar.net =================== 1 Channel untuk semua : http://bit.ly/salafymedia
9 tahun yang lalu
baca 4 menit

Tag Terkait