PERBEDAAN ANTARA JIHAD DAN TERORISME
|
Sumber gambar: Pixabay |
Perbedaan Pertama
Seorang mujahid berjihad dengan izin waliyyul amr (pemerintah), dikarenakan jihad termasuk hak khusus pemerintah; dialah yang mengumumkan peperangan dan dia pula yang mengumumkan perdamaian.
Dalilnya adalah bahwa para shohabat tidaklah berjihad kecuali dengan perintah rosulullah صلى اللّٰه عليه وسلم dan sepeninggal beliau mereka tidaklah berjihad kecuali dengan perintah para khulafa'; dikarenakan nabi صلى اللّٰه عليه وسلم bersabda :
((الإمام جنة يقاتل من ورائه))
"seorang imam perisai yang rakyat berperang di belakangnya".
Yaitu tidaklah berperang kecuali setelah izin pemerintah dan dengan perintahnya sehingga kita tidak mendahuluinya dalam mengumumkan peperangan.
Adapun seorang teroris berperang dengan tanpa izin pemerintah dikarenakan ia tidak menginginkan jihad yang syar'i namun ia menginginkan kekacauan, fitnah, dan pertumpahan darah bahkan seorang teroris pada hakikatnya engkau dapati ia mengkafirkan pemerintah kaum muslimin dan memeranginya.
Padahal seharusnya ia berperang di bawah bendera pemerintah namun ia malah memeranginya dan menumpahkan darah para prajuritnya dan rakyatnya.
Wal 'iyadzu billah.
Perbedaan Kedua
Seorang mujahid meminta izin kepada kedua orang tuanya pada jihad yang bukan fardhu 'ain; dikarenakan nabi صلى اللّٰه عليه وسلم memerintahkan sejumlah shohabat untuk kembali kepada kedua orang tua mereka setelah mereka mendatangi beliau dari tempat yang jauh untuk berjihad dengan tanpa izin dari kedua orang tua mereka atau disebabkan orang tua mereka membutuhkan mereka.
Adapun seorang teroris maka ia tidak meminta izin kepada kepada kedua orang tuanya dikarenakan ia mengetahui bahwa teror yang akan ia lakukan tidak akan diterima oleh seorangpun yang memiliki agama atau akal yang selamat atau fitroh yang lurus.
Maka ia tidak suka urusannya terbongkar sehingga ia sembunyikan hingga kepada kerabat yang paling dekat dengannya.
Dan sebagian para teroris tidak mencukupkan untuk tidak meminta izin bahkan terkadang mereka berdusta kepada kedua orang tua mereka sehingga mereka mengatakan: "Kami akan pergi umroh atau rekreasi dan semisalnya kemudian mereka bersembunyi hingga diketahui setelahnya bahwa mereka telah melakukan aksi peledakan bom bunuh diri di dalam negeri atau mereka pergi ke tempat-tempat penuh fitnah.
Dan yang lebih mengerikan dari itu seorang teroris membunuh kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya wal 'iyadzu billah dikarenakan kedua orang tuanya tersebut tidak menyetujui jalan yang ia tempuh sehingga ia membunuh keduanya dikarenakan kedua orang tuanya tersebut telah kafir, murtad, memerangi Allah dan rosulNya dan membenci jihad serta membenci kaum mujahidin menurut pandangannya yang jelek.
Padahal Allah memerintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tua dan melarang kita mengucapkan kepada keduanya kalimat "uff" walaupun keduanya kafir bahkan walaupun kedua orang tuanya tersebut mencurahkan segenap usahanya dan kemampuannya untuk membuat anaknya murtad dari islam.
Perbedaan Ketiga
Seorang mujahid memerangi orang-orang kafir dan kaum musyrikin berdasarkan firman Allah Ta'ala :
((قاتلوا الذين يلونكم من الكفار))
dan firman Allah Ta'ala :
((قاتلوا المشركين كافة))
"Perangilah kaum musyrikin secara keseluruhan".
Adapun seorang teroris maka ia memerangi kaum muslimin sebagaimana yang disabdakan oleh nabi صلى اللّٰه عليه وسلم :
((يقتلون أهل الإسلام ويدعون أهل الأوثان))
"Mereka membunuh kaum muslimin dan meninggalkan para penyembah berhala".
Oleh karena inilah kita dapati mereka memerangi para aparat keamanan dan melakukan peledakan terhadap masjid-masjid serta membunuh orang yang bertauhid dan orang-orang yang sholat padahal nabi صلى اللّٰه عليه وسلم bersabda :
((نهيت عن قتل المصلين))
"Aku dilarang dari membunuh orang-orang yang sholat".
Na'am terkadang didapati pada mereka kejahatan-kejahatan di negeri-negeri kuffar namun jumlahnya sedikit dibandingkan kejahatan-kejahatan mereka terhadap kaum muslimin.
Perbedaan Keempat
Seorang mujahid menjaga keamanan negerinya yang muslim sehingga ia melakukan ribath di perbatasan-perbatasan wilayah dan menjaga keamanan manusia di pasar-pasar dan tempat-tempat perkumpulan mereka dan tempat lainnya.
Dan diharapkan ia termasuk orang-orang yang memiliki mata yang tidak akan disentuh oleh api neraka dikarenakan mata-mata mereka bermalam menjaga kaum muslimin dan begadang malam untuk keamanan dan ketenangan kaum muslimin.
Adapun seorang teroris maka ia merusak keamanan negeri muslim dan menyebarkan rasa takut hingga di tempat ketenangan yaitu masjid-masjid tidak selamat dari kejahatan-kejahatan mereka.
Oleh karena inilah sekarang kita melihat mobil-mobil keamanan berada di sisi pintu-pintu masjid pada hari jumat dikarenakan semangat kaum khowarij untuk merusak keamanan dan menakut-nakuti kaum muslimin.
5. Perbedaan Kelima
Seorang mujahid mengambil fatwa dan hukum-hukum seputar jihad dari sumber-sumber yang terpercaya yang dikenal dengan ilmu yang kokoh dalam ilmu kitab, sunnah, aqidah, fiqh dan ilmu hadits.
Dia mengambil fatwa dari semisal syaikh Abdul Aziz Alusy syaikh (mufti 'am Kerajaan Saudi Arabia), syaikh Sholih Al Fauzan dan dari Lajnatud Daimah LiIfta' serta dari Haiah Kibarul Ulama'.
Allah Ta'ala berfirman:
((فاسألوا أهل الذكر إن كنتم لا تعلمون))
"Dan bertanyalah kalian kepada orang yang berilmu jka kalian tidak mengetahui".
Dan tatkala jihad bisa menyebabkan terjadinya pertumpahan darah maka jihad bukanlah perkara yang mudah sehingga seorang muslim harus berhati-hati di dalam perkara jihad tersebut.
Kaum khowarij dengan sebab mereka membunuh kaum muslimin dengan tanpa hak maka mereka masuk neraka dan Allah merubah bentuk tubuh mereka menjadi bentuk anjing wal 'iyadzu billah.
Adapun seorang teroris dengan sebab ia pada hakikatnya tidak peduli dengan syariat, dan tidak peduli dengan halal dan harom maka ia tidak peduli dari siapa ia mengambil fatwa.
Yang terpenting baginya fatwa tersebut mencocoki alirannya.
Oleh karena inilah kita melihat mereka meminta fatwa dari para pemuda semisal mereka dan meminta fatwa dari orang-orang jahil semisal mereka atau lebih jelek dari mereka serta mereka mengambil fatwa dari orang-orang yang tidak dikenal.
Dan merupakan sesuatu yang aneh bahwa orang ini yang tidak mau meminta fatwa dari para ulama namun malah meminta fatwa dari orang-orang jahil yang semisal dia; seandainya gigi gerahamnya sakit parah maka ia tidak akan pergi berobat ke tukang logam atau ahli mesin namun ia akan pergi ke dokter gigi dikarenakan ia spesialis dalam bidang tersebut.
Maka perhatikanlah bagaimana bisa giginya atau kesehatan badannya lebih penting baginya daripada agamanya wal 'iyadzu billah.
Sumber : Muhadhoroh yang disampaikan oleh syaikh Ali Bin Yahya Al Haddady حفظه اللّٰه yang berjudul Al Farqu Bainal Jihad Wal Irhab.
http://cutt.us/xsuAm
telegram.me/dinulqoyyim