Keluarga

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

mendidik anak dengan tidak memberi

Belajar Tidak Memberi Mendidik Anak dengan Tidak Memberi Anak itu asyik bermain dengan teman sebayanya. Namun, keasyikan yang ditemukannya berbeda dengan keasyikan yang dulu sering ditemui. Dulu, anak-anak seumuran itu berlarian ke sana ke mari, saling kejar-kejaran, atau bersembunyi agar ditemukan oleh temannya. Namun hari itu, masing-masing anak asyik sendiri-sendiri, diam seribu bahasa, tak ada kata terlontar dari mereka, hanya kadang tersungging sedikit tawa atau sedikit tanya jawab. Ponsel-ponsel pintar yang ada di tangan mereka seolah-olah menyedot dunia mereka. Jasad di tempat, tapi ruhnya entah ke mana. Tampaknya, pemandangan seperti ini tidak sedikit dari kita yang menyaksikannya. Faktanya, tak bisa kita mungkiri, smartphone memiliki efek negatif yang teramat banyak. “Setan gepeng” ini bisa menjadi pintu kepada berbagai macam kejelekan dan kejahatan hanya dengan sentuhan jari, meski di dalam tembok rumah kokoh yang sekalipun. Apalagi untuk anak yang masih labil cara berpikirnya. Namun, apa mau dikata, si anak sangat pengen punya gadget, kalau tidak dituruti, bisa ngamuk besar. Di tempat lainnya, ada anak yang meminta untuk dibelikan kendaraan sendiri. Kalau tidak dibelikan, dia mengancam tak mau kembali lagi ke pondok, tempatnya menuntut ilmu. Demi merayu anaknya, akhirnya dibelikanlah sebuah motor racing yang harganya cukup tinggi. “Tak apalah, yang penting anaknya bersedia mengikuti pendidikan di pondok pesantren,” begitu pikirnya. Namun, dengan kendaraannya, anak pun mulai senang untuk keluar. Entah kemana, sang orang tua pun kadang tak bisa menjawabnya dengan pasti. Dia tidak kerasan ketika di pondok. Pendidikan di pondok pun tidak maksimal diikutinya. Pikirannya terus melayang ke rumah, ingin segera nongkrong bersama temannya. Saat sudah di rumah, langsung keluar rumah, tidak terlihat batang hidungnya. Akhirnya, sang orang tua mulai kehilangan kontrol anaknya. Anaknya semakin sering nongkrong bersama orang-orang yang tak tahu dari mana rimbanya. Yang jelas, mereka bukanlah orang yang sering datang kajian, apalagi beribadah di masjid. Para pembaca Tashfiyah yang budiman. Sebagai manusia yang masih belum sempurna akalnya, tentulah sang buah hati banyak perlu pengarahan orang tua kepada kemaslahatannya. Tak jarang, anak memiliki keinginan kuat yang sayangnya, tidak sejalan dengan maslahat pendidikan. Berbagai cara dilakukannya agar keinginannya dituruti. Ada yang menangis sejadi- jadinya, ada yang kemudian marah kepada orang tua, ada yang lantas merayu salah satu pihak orang tua untuk meluluskan keinginannya. Nah, disinilah Orangtua diuji. Akankah kita lebih kuat pendiriannya sehingga berhasil meredam keinginan anak, ataukah kita terkalahkan dengan ketidaktegaan kita terhadap tangisan buah hati. Baca juga : Cara menghadapi bully pada anak Kadang Tidak Memberi, Tanda Cinta Buah Hati Pembaca Tashfiyah, cinta perlu pengorbanan. Demi orang yang kita cintai, kita terkadang harus mengorbankan kesenangannya, demi maslahat anak itu sendiri. Orang tua harus mengerti bahwa maslahat lebih dikedepankan daripada ridha sang anak. Sebagaimana kita harus tega untuk meminumkan obat yang pahit demi kesembuhan anak ketika sakit, kita juga harus tega untuk menolak permintaan anak yang mengandung marabahaya bagi dunia akhiratnya.  .Menuruti semua permintaan anak justru akan berkonsekuensi buruk untuk perkembangan anak. Mungkin di antara kita sering berpikir saat sang anak meminta, “Sudahlah, belikan saja, demi sang anak.” Terlebih lagi bagi orang tua yang dikaruniai rezeki berlebih. Tapi, di balik itu, justru anak terbentuk pada karakter yang tidak baik. Di antaranya, • anak menjadi keras kepala, • menjadi pribadi penuntut, • tidak mau mengalah, • tidak memiliki rasa empati kepada orang lain, dan beragam efek negatif lainnya yang akan dituai kelak saat anak sudah besar. Namun demikian, ayah bunda pun harus bijak saat menolak permintaan anak. Jangan seseorang menolak permintaan anak tanpa memberikan nasihat dan alasan. Sebab, di sinilah letak pendidikan dari penolakan tersebut. Tanamkan untuk membedakan antara kebutuhan atau keinginan. Ajarkan pula untuk mengerti dan peka terhadap kondisi serta keadaan orang tua. Berikan pula pengertian untuk memahami batasan mana yang baik dan buruk bagi mereka. Ajak anak berkomunkasi dan hindari kemarahan yang tidak beralasan. Saat kita telah menolak pun, kita perlu teguh terhadap keputusan itu. Meskipun anak menangis meronta, berguling-guling, marah, ngambek, atau tindakan kekanakan lainnya, janganlah kita membatalkan keputusan kita. Sebab, anak akan menilai dan menjadikannya sebagai ‘senjata’ jika kelak menginginkan hal lainnya. Namun, kita bisa bernegosiasi, mengarahkan pada hal-hal lain yang tidak memiliki kemudharatan. Pembaca Tashfiyah, semoga Allah menjaga kita dan anak kita semua. Anak merupakan amanah. Kita akan dimintai pertanggungjawaban mengenai mereka, apakah kita telah benar- benar mendidik mereka atau kita lebih memilih membiarkannya. Maka, barang siapa mendidiknya, dia akan menuai buah manisnya. Demikian pula, siapa yang membiarkannya, dia akan menderita disebabkan anaknya. Ibnul Qayyim رحمه الله mengatakan, “Betapa banyak orang yang mencelakakan anaknya dan buah hatinya di dunia akhirat. Hal itu dia lakukan dengan membiarkan anak, tidak menghukumnya, justru menolongnya menuruti keinginan dirinya. Dia menyangka telah memuliakan anaknya, padahal sejatinya dia menghinakannya. Dia mengira telah mengasihinya, padahal sebenarnya telah menzalimi dan menghalanginya dari kebaikan. Dia tidak bisa mengambil manfaat dari anaknya sekaligus menghalangi anak dari bagian kebaikan dunia akhirat. Jika engkau renungi kerusakan pada anak, engkau akan lihat bahwa mayoritasnya dari sang ayah.” Semoga Allah mengaruniakan kepada kita keturunan yang menyejukkan mata dengan ketaatan dan amal saleh yang mereka kerjakan. Amin. BACA JUGA : PENTINGNYA MENGAJARKAN SHALAT PADA ANAK-ANAK [Ustadz Abu Yusuf Abdurrahman] Dikutip dari Majalah Tashfiyah VOL.07 1440 H-2018 M EDISI 81 (hal. 109 – 112) https://akhwat.net/2020/02/08/__trashed/
5 tahun yang lalu
baca 6 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

rekomendasi nama-nama anak islam

JANGAN MEMBERI NAMA ANAK YANG ANEH-ANEH Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Shalih Al 'Utsaimin rahimahullah berkata: Rekomendasi Nama-nama Anak Islam "Bila kamu memberi nama dengan nama yang terdengar aneh oleh masyarakat. maka yang seperti ini bisa jadi sebab tertekannya perasaan putra-putrimu di masa yang akan datang. Dan boleh jadi semua bentuk kesedihan bakal dirasakan oleh mereka disebabkan nama yang dimilikinya; maka engkau menanggung dosa dan akibat jeleknya. Karena kamu lah yang jadi sebab mereka tertekan oleh sebab nama aneh tersebut, yang mereka kemudian disoraki, 'Lihat namanya! Lihat namanya!." (Syarah Riyadhus Shalihin, I/265, https://t.me/nasehatetam/2100) A. Nama-Nama Pilihan Untuk Putra Diambil dari Nama-Nama Sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam (*Bermanfaat untuk pemberian nama buah hati, pent) Berikut ini adalah daftar nama-nama pilihan dari nama-nama Sahabat. •Abaan •Ibrahim •Ubay •Abyadh •Ahmad •Ahmar •Artha-ah •Azhar •Usaamah •Ishaaq •Asad •Aslam •Isma'il •Asmar •Al-Aswad •Asyraf •Anas •Aus •Aiman •Ayyub •Badr •Al-Bara-a •Busr •Bisyr •Basyiir •Bakr •Bilal •Bahz •Tamiim •Tsaabit •Tsa'labah •Tsumaamah •Tsaubaan •Tsaur •Jaabir •Jubair •Jutsaamah •Juraij •Jariir •Ja'far •Jamiil •Junaadah •Jundub •Junaid •Jahm •Al-Haarits •Haatim •Haazim •Hibbaan •Habiib •Al-Hajjaaj •Hajr •Hudzaifah •Harb •Hizaam •Hassaan •Husain •Hakiim •Hammaad •Hamzah •Humaid •Hanbal •Haniif •Khalid •Khabbaab •Khubaib •Khadiij •Khuzaimah •Khalaf •Dawud •Diinaar •Dzarr •Dzakwaan •Dzu-aib •Raasyid •Raafi' •Rabaah •Ar-Rabii' •Rabii'ah •Rasyiid •Az-Zubair •Zirr •Zaraarah •Zuhair •Ziyaad •Zaid •Saariyah •Saalim •Suraaqah •Sa'd •Sa'iid •Sufyaan •Salman •Salamah •Saliim •Sulaimaan •Samurah •Samiir •Sinaan •Sahl •Suhail •Suwaid •Syibl •Syaddaad •Syarahiil •Syarahbiil •Syuraih •Syaibaan •Shaalih •Shakhr •Shafwaan •Shuhaib •Adh-Dhahhaak •Thaariq •Thalhah •Talq •'Aashim •'Aamir •'Aabid •'Abbaas •'Abdullah •'Abdurrahman •'Ubaidullah •'Ubaid •'Utsman •'Adi •'Urwah •'Athiyyah •'Ikrimah •'Uqbah •'Aqiil •'Alqamah •'Ali •'Ammaar •'Umar •'Amr •'Umair •'Anbasah •'Auf •'Iyaadh •Ghaalib •Al-Qaasim •Qatadah •Qudaamah •Qais •Katsiir •Ka'b •Kaisaan •Labiid •Laits •Maalik •Muhammad •Martsad •Mas'uud •Muslim •Miswar •Mush'ab •Mu'adz •Mu'awiyah •Naafi' •Nu'maan •Haasyim •Haani •Hubairah •Hisyaam •Hilaal •Al-Haitsam •Waaqid •Waqqas •Wahb •Yahya •Yasir •Yaziid •Yasaar •Ya'quub •Yusuf •Yunus [Catatan: Nama-nama di atas adalah nama-nama pilihan yang diambil dari kitab الإصابة saja, kitab karya Ibnu Hajr, Diterjemahkan dari telegram.me/SalafiDawaLancs/34, https://t.me/Salafiyyun/2529] B. Nama-Nama Pilihan untuk Putri Diambil dari Nama-Nama Shahabiyyah (*Bermanfaat untuk pemberian nama buah hati, daripada mengambil nama-nama "extravagant" modern yang hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki arti, yang seringnya diambil dari budaya lain/asing). Berikut ini adalah daftar nama-nama pilihan dari nama-nama Sahabat. •Aasiyah •Aaminah •Atsilah •Utsaima •Arwa •Asmaa` •Umaamah •Umaimah •Umayyah •Unaisah •Amatullah •Buraidah •Busrah •Basyiirah •Tamiimah •Tuwaila •Tsubaitah •Judaamah •Ja'dah •Jamilah •Jumaimah •Juwairiyyah •Hibbaanah •Habibah •Harmalah •Hafsah •Halimah •Hamnah •Hawwaa ` •Khaalidah •Khadijah •Khulaidah •Khansa` •Khaulah •Raabi'ah •Rubaihah •Razhinah •Rufaidah •Ruqayyah •Ramlah •Rumaitsah •Zainab •Saarrah •Subai'ah •Sidrah •Su'aad •Sa'idah •Sukainah •Salmaa •Sumairah •Sumayyah •Sahlah •Suhaimah •Saudah •Sirin •Syumailah •Shafiyyah •Thaahirah •'Aatikah •'Aisyah •'Ashmaa` •'Afraa ` •'Ulayyah •'Umaarah •'Amrah •'Umairah •Faathimah •Faadhilah •Farwah •Furai'ah •Qutailah •Qailah •Lubaabah •Lubnaa •Lailaa •Maariyah •Maryam •Mulaikah •Maimunah •Nusaibah •Nafiisah •Hind •Humainah [Catatan: Ini hanya sebagian dari الإصابة oleh Ibn Hajr (sebuah kitab besar dalam 16 jilid tentang sahabat Nabi), terdapat banyak nama-nama yang lain, Diterjemahkan dari tlgrm.me/SalafiDawaLancs/32, https://t.me/Salafiyyun/2415] BACA JUGA : SUNNAH NABI BAGI BAYI YANG BARU LAHIR
5 tahun yang lalu
baca 4 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

cara menghadapi bully pada anak-anak

BAGAIMANA DENGAN FENOMENA "BULLY" YANG TERJADI PADA ANAK-ANAK KITA : HUKUM SENDA GURAU/BERCANDA YANG TERKAIT MELECEHKAN FISIK SESEORANG Disampaikan Oleh: Al-Ustadz Muhammad Afifuddin -hafizhahullah- Kajian "Perusak-Perusak Ukhuwah" | Ahad, 06 Rabi'ul Awwal 1441 H / 03 November 2019 M di Masjid Agung Nur Sulaiman Banyumas  .◙  Durasi 00:05:04  ◙  Ukuran file 1,9 MB  ◙  Link: http://bit.ly/34a9ON1 #parenting #pendidikan_anak #tarbiyatul_aulad #bullying #baper (*) Penindasan, perundungan, perisakan, atau pengintimidasian (bahasa Inggris: bullying) adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik. Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu, mungkin atas dasar ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan. Tindakan penindasan terdiri atas empat jenis, yaitu secara emosional, fisik, verbal, dan cyber. (Wikipedia) t.me/ForumBerbagiFaidah [FBF] | www.alfawaaid.net BACA JUGA : STOP BULLY DAN INILAH ALASANNYA BULLYING ATAU BULLY : DEFINISI, CONTOH-CONTOH DAN AKIBAT JELEKNYA TERHADAP FISIK DAN MENTAL SESEORANG Bullying atau bully, perbuatan agresif kepada orang lain dalam rangka mempertunjukkan kekuatan kepada orang lain. Bullying bisa dalam bentuk verbal atau fisik. Beberapa contoh bentuk bullying, seperti Kontak fisik langsung, seperti memukul, mendorong, menjambak, menendang, mengunci dalam ruangan tertentu, mencubit, mencakar, memalak (memeras), dan merusak barang milik orang lain. Kontak verbal langsung, seperti mengancam, mempermalukan, merendahkan, berkata kasar, mencerca, mencaci atau mengejek, mengintimidasi, memberi gelaran buruk, menyebarkan rumor, dan yang sejenisnya. Perilaku nonverbal langsung, seperti melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, membuang muka dan meludah, serta mengangkat kepalan tangan dan lainnya. Perilaku nonverbal tidak langsung, seperti mendiamkan seseorang, mengucilkan seseorang, mengirim pesan singkat secara gelap, dan sebagainya. Korban bullying biasanya yang tak mampu membela diri. Korban kebanyakan dari keluarga yang terlalu kuat memberi proteksi (mengekang) atau dari keluarga yang sama sekali longgar dan tidak memiliki kendali aturan. Dampak bullying pada remaja, korban merasa tidak aman, tidak tenang karena merasa terancam terus, rendah diri (minder), tak percaya diri. Hidupnya merasa tertekan dan diselimuti ketakutan. Dampak secara fisik, timbul luka pada tubuh. Ketika mengalami bullying,  biasanya muncul pada diri korban rasa cemas, marah, muak, terancam, dan dendam. Semuanya itu bisa terakumulasi, menyatu, dan menggumpal di dada, namun tak bisa dilampiaskan, sehingga tidak terjadi proses kanalisasi (penyaluran) emosi yang ditekan tersebut. Perilaku bullying ini menyebabkan seseorang terganggu belajarnya. Bahkan, bisa jadi korban akan mengambil tindakan—dalam upaya mengamankan diri—pindah tempat belajar ke kota lain. Yang lebih mengenaskan apabila bullying justru dilakukan oleh pengurus atau pengajar yang masih berusia belia, bahkan secara usia masih relatif tidak jauh beda dengan korban bullying. Hanya saja, karena yang melakukan bullying ini memiliki kedudukan khusus dalam lembaga, korban tidak berani melakukan mekanisme pertahanan diri. Pasrah. Sumber: https://asysyariah.com/perilaku-menyimpang-remaja/ https://bit.ly/ForumBerbagiFaidah [FBF] www.alfawaaid.net | Download juga Audio Kenakalan Remaja dalam Pandangan Agama (Sebab dan Solusinya) yang disampaikan Oleh Ustadz Muhammad Afifuddin hafizhahullah [SESI 1] [SESI 2] Sumber Salafy Banjarnegara
5 tahun yang lalu
baca 3 menit