Nasehat

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

nasihat : perbaiki ukhuwah antar sesama ahlussunnah

Perbaiki hubungan kita antar sesama ahlussunnah, hidupkan semangat ikhlas saling mencintai diantara kita. Kalau ada teman kita yang semangat menyakiti kita, itu teman kita juga yang dimusuhi oleh musuh dakwah. Perbaiki hubungan antara sesama kita dengan sikap saling memaafkan, jadilah sebagai orang yang mudah memaafkan. Meminta maaf itu mudah, akan tetapi memaafkan itu adalah jiwa orang-orang yang besar yang berjiwa mulia... Meredam amarah sesama ahlussunnah... Jika tersinggung, maka jangan berlama-lama tersiggungnya, jangan berlarut-larut sampai berhari-hari, berbulan-bulan bertahun-tahun, sampai lama sakit hatinya dan dendamnya masih ada dan masih diingat-ingat kesalahan saudaranya. Baca Juga : Kisah Indah Persaudaraan Sesama Ahlussunnah Orang yang seperti ini, hakekatnya tidak mengerti hakekat perjuangan, dia tidak mengerti siapa lawan dan siapa kawan.. Sungguh tidak ada waktu untuk yang seperti itu, waktu kita terbatas, siang malam musuh-musuh tauhid terus berupaya sekuat tenaga, . (jangankan di negeri kufar tapi di negeri kita  terus sampai saat ini tanpa henti membuat makar). Kita pun harus melakukan persiapan, tholabul ilmi, saling memaafkan antara kita, melupakan kesalahan diantara kita, itulah jiwa seorang yang mulia dan besar. Akan tetapi, orang yang tidak memaafkan itu jiwa orang kecil, rendah dan fakir... Tapi jiwa pembesar dan mulia adalah, sesama ahlussunnah mudah memaafkan. akan tetapi jika menghadapi musuh-musuh dakwah, ahlussunnah salafiyun merupakan singa-singa pemberani... Segera, jangan berlama-lama, yang salah jangan segan-segan meminta maaf... Jikalau seandainya ada temennya yang belum minta maaf, maka  maafkan dia, do'akan dia dalam qalbunya.. jangan sombong dengan tidak memberi maaf... Tidak ada waktu bagi kita, tidak ada kesempatan kita untuk begitu. Maka dari itu ini salah satu bentuk dalam berbenah... Saling peduli dan saling ta'awun tolong menolong diantara kita. Apa yang kita bisa lakukan, apa yang bisa kita berikan, pikiran, tenaga, jasa, materi untuk ta'awun diatas kebaikan dan taqwa, dan dengan sebab ta'awun diantara kita itu menyebabkan datangnya pertolongan diantara kita. Adakah diantara kita yang merasa tidak butuh terhadap istiqomah, untuk Allah lindungi kita sampai datang maut diatas Al-Haq? semua kita butuh untuk itu, butuh pertolongan Allah untuk istiqomah. Kalau tahu itu, ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu selalu bersama seorang hamba, selama hamba itu dalam upaya menolong saudaranya,. Betapa butuhnya kita mendapatkan pertolongan Allah dalam bentuk ditanamkan dalam hati kita cinta tauhid dan sunnah, dan saling cinta diatas sunnah, untuk semangat bertauhid di hati kita sehingga kita bangun dalam keadaan masih dalam keadaan diatas al-haq... Kalau kita butuh, yakin dan sadar akan pertolongan ini, maka tolonglah saudara kita, maka Allah akan tolong kita, dan ta'awun. Dakwah yang besar dan berat ini akan terasa ringan kalau ada ta'awun diantara kita. Nasehat agar setiap ikhwah ahlussunnah wal jamaah menjaga ukhuwah sesama ahlussunnah, demi untuk memperjuangkan dakwah Al-Haq ini... Baca Juga : Keutamaan Taawun dalam Kebaikan Transkrip Audio Nasehat Al Ustadz Luqman Ba 'abduh Hafizhahulloh||Ma'had Darul Ilmi Desa Pulo, Lumajang || Bulan Syawal 1436 H / September 2015 M Arsip Fawaid Ilmiyah: https://telegram.me/fawaidsolo Dengarkan kajian secara lengkap tentang Karakteristik Akhlak Ahlussunnah  di bawah ini : Nasihat : Perbaiki Ukhuwah Antar Sesama Ahlussunnah
6 tahun yang lalu
baca 4 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

nasihat bagi yang hidup di tengah keluarga yang tidak istiqamah

HIDUP DI TENGAH KELUARGA YANG TIDAK ISTIQAMAH [Hukum Berkeluh-kesah Menceritakan . Kondisi Keluarga dan Cara Menghadapi Ayah yang Tidak Ridha Putrinya dinikahi Laki-laki yang Istiqamah] Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah PERTANYAAN: “Saya seorang pemudi yang multazimah (istiqamah) namun hidup di rumah yang penuh dengan kemungkaran. Televisi ditampilkan. Tidak diperdengarkan kecuali suara nyanyian. Tidak makan dan minum kecuali dengan tangan kiri. Dan ayahku tidak ridha dan tidak menerima lamaran dari seorang penuntut ilmu dan yang lainnya(yang semisalnya). Jika saya mengeluhkan kondisiku kepada kerabat-kerabatku apakah itu teranggap bersandar kepada makhluk? Dan apakah terhitung pembicaraanku kepada kerabat-kerabatku tentang ciri-ciri pemuda yang dikehendaki ayahku adalah perbuatan mempermalukannya?” JAWABAN: “Saya memohon kepada Allah untuk pemudi yang istiqamah ini agar Dia mengokohkannya di atas agamanya. Dan semoga Dia mempersiapkan baginya suami yang shalih yang dia(wanita) menolongnya dan dia(laki-laki) menolongnya di atas ketaatan kepada Allah. Adapun keluarganya maka saya memohon kepada Allah untuk menganugerahkan hidayah kepada mereka, semoga mereka bertaubat kepada Allah Ta’ala, dan hendaknya mereka memahami bahwa dunia bukanlah surga(yang bebas berbuat apa saja, pent.). Bahkan negeri dunia adalah tempat cobaan dan ujian. Dan hendaknya mereka memaklumi bahwa mereka tidak lain tercipta untuk ibadah kepada Allah. ▪Bagi ayahnya apabila seseorang yang se_kufu_ dalam agama dan akhlaknya telah melamar puterinya, hendaknya ia menikahkannya. Apabila ia tidak mau, saudara laki-lakinya yang menikahkannya. Jika tidak berkenan maka pamannya. Dan jika enggan pula maka tuan qadhi (hakim wakil pemerintah) yang menikahkannya. ▪Dan si pemudi memiliki hak untuk mengangkat permasalahannya kepada hakim pengadilan, jika seorang yang sekufu telah melamarnya dan telah jelas rasa senangnya (si pemudi) kepadanya. Maka ia paparkan masalahnya kepada sang ayah. Jika ia tidak mau maka kepada saudara laki-lakinya. Andai juga enggan maka kepada pamannya. Apabila tidak mau maka anak pamannya. Maka jikalau tidak berkenan juga –dan ini kebanyakan yang terjadi pada orang-orang, kita memohon perlindungan-Nya, jika mereka melihat ayahnya melarang maka mereka tidak mau menikahkannya. Ini kekeliruan mereka. Sebab hal ini adalah bentuk meremehkan kewajiban  mereka. Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: إِذَا أَتَاكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَأَنْكِحُوهُ ، إِلا تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ Jika datang kepada kalian seorang yang kalian ridha terhadap agama dan akhlaknya maka nikahkanlah dia. Apabila kalia tidak melakukannya niscaya akan terjadi fitnah(musibah) di muka bumi dan kerusakan yang luas. H.R. at-Tirmidziy ▪Dan keluhan si pemudi kepada saudari-saudarinya apabila dalam rangka bermusyawarah maka tidak mengapa. Jika keluhan itu untuk mencela keluarganya maka tidak boleh, sebab tidak bermanfaat. ✒ Dan apabila keluh-kesah itu untuk meringankan apa yang ada di hatinya dari kesedihan dan kesempitan maka tidak mengapa pula.” Fataawa ‘alath Thariq fi Masaail Mutanawwi’ah, Al-‘Utsaimin, hal. 732 – 733. 📑 Alih Bahasa: Al-Ustadz Abu Yahya al-Maidany hafizhahullah •••• 📶 https://t.me/ForumBerbagiFaidah [FBF] 🌍 www.alfawaaid.net | www.ilmusyari.com
6 tahun yang lalu
baca 3 menit