Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

kiat-kiat mendapatkan anak shalih berdasarkan al quran dan sunnah

6 tahun yang lalu
baca 23 menit

KIAT-KIAT UNTUK MENDAPATKAN ANAK SHALIH

Oleh Ustadz Saiful Bahri hafizhahullah
Kiat-kiat Mendapatkan Anak Shalih Berdasarkan Quran dan Sunnah
Pada edisi ini kami akan sampaikan kiat-kiat apa sajakah yang harus dilakukan oleh orang tua yang menginginkan anak shalih.

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu ia berkata Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam bersabda :

إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية، أو علم ينتفع به، أو ولد صالح يدعو له

"Apabila seorang manusia meninggal dunia terputuslah amalnya kecuali 3 hal : shadaqah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan setelahnya, dan anak shalih yang mendoakannya" (HR. Ahmad fi Musnadihi (2/372), Muslim (4232), Abu Dawud (2880), Tirmidzi (1376), Nasa'i (3651) dan Ibnu Majah 241)

Dalam hadits ini terdapat beberapa faidah dan pelajaran penting

1. Hadits ini menunjukkan bahwa kesholihan seorang anak bisa memberikan manfaat bagi kedua orang tuanya sepeninggal orang tuanya maka amalan kedua orang tuanya tersebut tidaklah terputus walaupun keduanya telah meninggal dunia disebabkan kesalahan anak-anaknya.

2. Nas-nas di dalam al-Quran dan sunnah nabi shallallahu alaihi wasallam juga menunjukkan bahwa amal kebaikan apapun yang dilakukan oleh seorang anak yang shalih maka kedua orang tuanya mendapatkan pahala yang senilai dengan nya. Hal ini karena anak termasuk dari usaha kedua orang tuanya.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman : 

وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ

"Dan tidaklah seorang manusia kecuali dia akan mendapatkan apa yang dia usahakan" [an-Najm : 39]

Dari Aisyah radhiallahu anha ia berkata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda : 

"Sesungguhnya sebaik-baik makanan yang dimakan oleh manusia adalah makanan dari usahanya sendiri. Sesungguhnya anak itu termasuk dari usaha orang tuanya." (HR. Abu Dawud (3528), at-Tirmidzi (1358), an Nasa'i(4449) dan Ibnu Majah (2137). Beliau mengatakan hadits ini Hasan Shahih)

3. Derajat kedua orang tua akan dinaikkan di surga dengan sebab doa anak yang shalih bagi kedua orang tuanya.

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, ia berkata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

"Sesungguhnya Allah akan meninggikan derajat seorang hamba yang shalih di surga. Kemudian orang yang shalih tersebut berkata 'Ya Robbi, apakah aku pantas mendapatkan ini? (dengan sebab apa aku mendapatkan hal ini?)' Allah ta'ala berfirman 'Ini disebabkan istighfar anakmu untukmu'' (HR Ahmad 2/509 dengan sanad Shahih tafsir Ibnu Katsir 7/434)

Dari Sa'id Ibnu Musayyib rahimahullah, beliau berkata,

"Seseorang akan ditinggikan derajatnya di surga dengan sebab anak-anaknya yang shalih" (Atsar ini diriwayatkan oleh Imam Malik dalam kitab muwatha' 1/217)

4. Anak shalih adalah penyejuk pandangan kedua orang tuanya sehingga memiliki manfaat yang banyak di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu para nabi meminta kepada Allah ta'ala agar dia memberikan rezeki kepada mereka berupa keturunan yang Shalih. Allah ta'ala berfirman

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

"Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku seorang anak yang termasuk orang-orang yang shalih" (ash-Shaffat : 100)

إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا * قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا * وَإِنِّي خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا * يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آلِ يَعْقُوبَ ۖ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا

"Yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut ia berkata 'Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap penerusku sepeninggalku sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari si engkau seorang putra yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Ya'qub dan jadikanlah ia ya Tuhanku seorang yang diridhoi.'" (Mayam : 3-6)

5. Dengan sebab keutamaan yang sangat besar dari anak yang shalih sudah seharusnya setiap orang tua yang menginginkan anak yang Saleh harus menjalankan sebab-sebab yang dengan izin Allah ta'ala dia akan mendapatkan keturunan yang shalih yang akan memberikan manfaat, baik ketika hidup atau setelah mati.

========================

INILAH CARA MENDAPATKAN ANAK SHALIH BERDASARKAN AL-QURAN DAN SUNNAH

Sungguh nas-nas di dalam al-quran dan juga hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam menyebutkan banyak sebab yang bisa dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan keturunan yang shalih diantaranya :

1. Berdoa kepada Allah agar dia memberikan keturunan yang shalih.

Sebagaimana hal ini dilakukan oleh para nabi. Allah ta'ala berfirman :

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ ۖ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

"Disanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya seraya berkata : 'Ya Tuhanku berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa" (Ali Imran : 38)

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

"Dan orang-orang yang berkata, 'Ya Tuhan kami anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa'" (al Furqon : 74)

Ibnu Abbas radhiallahu 'anhu berkata tentang ayat ini "Sesungguhnya seorang anak tidaklah menjadi qurrota a'yun (penyejuk pandangan) kedua orang tuanya kalau hanya sekedar orang tua melihat mereka sehat atau bagus. Akan tetapi anak yang menyejukkan pandangan kedua orang tuanya adalah ketika orangtuanya melihat mereka mentaati Allah ta'ala" (Atsar riwayat Ibnu Abid Dunya dalam kitab al-'Iyaal, 427)

2. Apabila seorang diantara kita telah diberi rezeki berupa keturunan hendaknya dia memperbanyak doa kepada Allah agar dia memberikan hidayah dan keshalihan kepada anak-anaknya.

Janganlah dia hanya bersandar kepada pendidikan yang dia berikan, akan tetapi sembari dia mengajar dan mendidik anak-anaknya, dia pun harus memperbanyak berdoa kepada Allah ta'ala. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam al-qur'an :

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۖ وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا ۚ حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي ۖ إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya. Ibunya mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah 30 bulan sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai 40 tahun, ia berdoa "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shalih yang Engkau ridhoi. Berilah kebaikan kepadaku dengan memberi kebaikan kepada anak cucuku sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri'" (al Ahqaf : 15)

3. Membawa anak tersebut kepada orang yang dipercaya keshalihannya dan kebenaran akidah nya untuk mendoakan kepada Allah kebaikan bagi anak tersebut dengan doa barokah hidayah dan agar menjadi anak salih.

Hal ini sebagaimana dilakukan oleh sahabat sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam yang mereka biasa membawa anak-anak mereka kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam agar beliau mendoakan serta memohonkan barokah bagi mereka.

Diantaranya seperti yang dilakukan oleh Ummu Salamah radhiyallahu anha ia membawa al-Hasan al-Bashri saat masih kecil kepada sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam untuk meminta doa kebaikan. Suatu hari Ummu Salamah membawa Hasan Al Bashri kepada Umar Bin Khattab radiallahu anhu agar mendoakannya, lalu beliau berkata "Ya Allah, faqihkan anak ini dengan ilmu agama dan jadikanlah dia sebagai seseorang yang dicintai manusia" (Tahdzibul Kamal, 6/103-104)

Ibrahim ibnu A'zhom berkata "Bapakku adalah seorang laki-laki yang shalih. Ketika aku lahir di Mekkah beliau membawaku kepada orang-orang Saleh seraya berkata, "Berdoalah engkau untuk anakku ini maka sungguh Allah ta'ala telah mengabulkan doa mereka" (Lihat dalam kitab Al Hilyah, 7/371; Ibnu Asyakir dalam Kitab Ta'rifnya, 6/283)

4. Diantara kiat untuk mendapatkan anak shalih adalah keshalihan kedua orang tuanya.

Allah ta'ala berfirman 

وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ ۚ وَمَا فَعَلْتُهُ عَنْ أَمْرِي ۚ ذَٰلِكَ تَأْوِيلُ مَا لَمْ تَسْطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا

"Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua sedang ayahnya adalah seorang yang shalih maka tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari tuhanmu dan bukankah aku melakukannya itu menurut kemauan ku sendiri demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya" (Al Kahfi : 82)

Ibnu Abbas radhiallahu anhu berkata, "Di dalam ayat ini Allah ta'ala menjaga harta anak yatim dengan sumber keshalihan kedua orang tuanya" (Atsar ini diriwayatkan oleh Ibnu Abid Dunya dalam Kitab al Iyal, 360)

Dan sungguh telah diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya Allah akan menjadikan shalih anak anak cucu dan keluarga di sekitarnya disebabkan  seorang ayah yang shalih dan mereka terus-menerus mendapatkan penjagaan Allah ta'ala selama orang yang salah itu berada di tengah mereka"

(HR. Ibnu Mardawaih dalam kitab ad-Duurul Mantsur, 5/422. Sebagaimana pula Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu meriwayatkan semisalnya secara mauquf. Atsar ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dalam kitab ad-Durul Mantsur, 5/422)

Dari Hisyam Ibni Hasan ia berkata, "Dulu Sa'id bin Zubair mengatakan Sungguh aku akan menambah ibadah shalat ku demi kebaikan anak-anakku"

Hisyam berkata, "Sa'id bin Zubair melakukan ini agar agar anak-anaknya dijaga oleh Allah ta'ala" (Diriwayatkan Abu Nua'im dalam kitab Hilyah, 4/279)

5. Diantara kiat mendapatkan anak shalih adalah berbuat baik kepada orang tua.

Karena sesungguhnya balasan dari Allah ta'ala sesuai dengan perbuatannya sebagaimana Allah ta'ala berfirman

هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ

"Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula" (Ar-Rahman : 60)

Dari Ibnu Umar radhiallahu anhu ia berkata Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam bersabda berbuat baiklah kalian kepada orang tua kalian, maka anak-anak kalian pun akan berbuat baik kepada kalian. Jagalah kehormatan kalian niscaya wanita-wanita kalian akan dimuliakan" (HR. Ath-Thabrani dalam Kitab al-Mu'jam al-Ausath, 1002. Al-Mundziri dalam Kitab Targhib wa Tarhib, 3/218 berkata : "Diriwayatkan ath-Thabrani dengan sanad hasan")

6. Diantara kiat mendapatkan anak shalih adalah memilih istri yang shalihah

sebagaimana diwasiatkan oleh Nabi shallallahu alaihi salam dari Abu Hurairah radhiallahu Anhu ia berkata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ: لِمَـالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِيْنِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ.

"Seorang wanita dinikahi karena 4 hal hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan agamanya. Pilihlah oleh kamu wanita yang memiliki agama shalihah) niscaya kamu akan beruntung" (HR. al-Bukhari)

Berkata Abul Aswad kepada anak-anaknya, "Aku  berbuat baik kepada kalian di saat kalian sudah besar ataupun ketika kalian di masa kecil, bahkan sebelum kalian dilahirkan." Anak-anaknya pun bertanya, "Bagaimana engkau wahai ayah kau berbuat baik kepada kami di saat kami belum lahir?." Beliau menjawab "Tidaklah aku meletakkan kalian di rahim seorang ibu yang kalian merasa malu dengannya." Dalam lafadz lain "Aku memilihkan ibu bagi kalian dari kalangan wanita yang shalihah" (Atsar riwayat Imam Al Bukhari dalam kitab at-Tarikhul Kabir)

7. Diantara sebab untuk mendapatkan keturunan yang shalih adalah dengan mencari istri yang shalihah. Istri yang shalihah bisa didapat dengan melihat keshalihan bapaknya dan saudara laki-lakinya, hal ini sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits "Menikahlah kalian dengan wanita yang ada di kalangan orang-orang shalih!"

Abu Sufyan al Khumairy berkata, "Abdullah bin Zubair berkata dan Zubair mendengarkannya maka Zubair berkata kepadanya, "Wahai anakku engkau terus berkata dengan menyebutkan ucapan Abu bakar sampai aku menyangka Abu bakar sedang berdiri dan berkata lihatlah dengan siapa engkau menikah karena sesungguhnya seorang wanita dilihat dari saudara laki-lakinya dan bapaknya"

Dalam lafadz yang lain demi Allah seakan-akan aku mendengar ucapan Abu bakar Ash Shiddiq, "Siapa hendak menikahi seorang wanita lihatlah kepada ayahnya dan saudara laki-lakinya karena seorang wanita akan mencontoh salah satu dari keduanya" (Riwayat Ibnu Abid Dunya dalam kitab Al Isyraf fi Manazilil Asyraf hal. 277 dan Ibnu Asakir dalam kitab Tarikh Damaskus, 27/180, 182)

8. Diantara kiat untuk mendapatkan keturunan yang baik adalah memberi pendidikan yang baik kepada mereka dan mengajarkan adab adab Islam.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

"Gantungkanlah cemeti yang sekiranya bisa dilihat oleh anak-anak karena dengan itu mereka akan mendapatkan pendidikan adab." (Riwayat Ibnu Rozzaq, 20123; ath-Thabrani dala Kitab al-Mu'jam al Kabir, 10671)

Ibnu Umar radhiallahu anhu berkata kepada seseorang "Ajarkanlah kepada anak-anakmu tentang adab karena sesungguhnya engkau akan dimintai pertanggungjawaban akan apa yang engkau telah ajarkan kepada mereka tentang ilmu agama dan adab-adab. Anakmu juga akan dimintai pertanggungjawaban akan berbuat baik kepadamu serta mentaatimu" (Atsar ini diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam Kitab Tarikh al-Asbahan, 1/465, 466)

9. Diantara kiat untuk mendapatkan anak yang shalih adalah adanya contoh yang baik bagi anak-anak kita.

Allah ta'ala berfirman dalam Alquran tentang sebab kesesatan yang terjadi di kalangan kaum musyrikin.

وَكَذَٰلِكَ مَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيرٍ إِلَّا قَالَ مُتْرَفُوهَا إِنَّا وَجَدْنَا آبَاءَنَا عَلَىٰ أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَىٰ آثَارِهِمْ مُقْتَدُونَ

"Dan demikianlah kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun dalam suatu negeri melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata, 'Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka' (az-Zukhruf : 23)

Al Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata, "Suatu hari al-Imam Malik melihat orang yang salatnya jelek lalu beliau berkata, 'Alangkah kasihannya keluarga orang ini.' Beberapa orang bertanya kepada beliau, 'Wahai Abu Yahya, orang yang melakukan salat dengan cara yang jelek tapi kenapa engkau menyayangkan keluarganya?.' Beliau menjawab Sesungguhnya orang ini adalah pembesar di keluarganya dan mereka akan belajar kepadanya'" (Atsar ini diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam Al Hilyah,1/383)

Al-Muqatil bin Bunan al-'Ukky berkata aku pernah datang ke majelis Imam Abu Ishaq Ibrahim Al Harbi bersama Bapakku dan saudaraku. Maka Ibrahim al-Harbi berkata kepada bapaknya, "Apakah mereka adalah anak-anak mu?." Bapakku menjawabnya "Ya." Beliau berkata lagi ,"Hati-hati lah engkau sebagai seorang bapak. Janganlah mereka melihat engkau melakukan perbuatan yang haram karena akan jatuh kewibawaanmu di hadapan mereka." (Atsar ini diriwayatkan oleh al-Khotib dalam Kitab Tarikh al-Baghdadi, 6/37)

10. Diantara kiat untuk mendapatkan anak yang shalih adalah membaca basmalah saat hendak berhubungan dengan istri.

Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhu, beliau berkata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Kalau salah seorang diantara kalian mau mendatangi istrinya lalu dia berdoa "Bismillah, Ya Allah jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang akan engkau rizkikan kepada kami." Sesungguhnya jika Allah ta'ala mentakdirkan lahirnya anak dari hubungan tersebut maka setan tidak akan mengganggunya untuk selamanya" (HR. Bukhori, 6388)

Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata "Apabila seseorang mendatangi istrinya lalu dia mengatakan, 'Ya Allah berikanlah barakah kepada kami dalam apa saja yang engkau berikan kepada kami dan janganlah engkau jadikan setan memiliki kesempatan untuk menggodanya.' Jika Allah takdirkan istrinya hamil atau melahirkan seorang anak maka anak tersebut akan menjadi anak yang shalih. (Atsar ini diuraikan oleh Abdurrozzaq, 10467)

11. Diantara kiat untuk mendapatkan anak yang shalih adalah memberikan nama yang baik. 

Sebuah hadits dari sahabat Umar bin al-Khaththab radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Aslam Semoga Allah menyelamatkan nya, Ghifar Semoga Allah mengampuninya" (HR. Ahmad, 2/20; al-Bukhari, 3514)

Dari Ibnul Musayyab dari bapaknya bahwa dulu pernah bapaknya datang ke hadapan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, maka beliau shallallahu alaihi wasallam bertanya, 'Siapa namamu?' Bapakku menjawab, 'Namaku Haznun (maknanya kesedihan).' Maka Rasulullah shalallahu wassalam berkata, 'Engkau adalah sahlun (maknanya kemudahan).' Lalu bapakku berkata, 'Aku tidak akan mengubah nama yang telah diberikan oleh orang tua.' Berkatalah anaknya, 'Maka terus terus-menerus kesedihan meliputi kami setelahnya'.

12. Diantara kiat mendapatkan anak shalih adalah memberikan makanan yang halal untuk mereka.

Hadits dari Jabir bin Abdillah radhiallahu anhu Rasulullah shallallahu wasallam bersabda, "Wahai La'ab bin Ujroh, sesungguhnya tidak akan masuk surga tubuh yang tumbuh dari barang yang haram" (HR. Ahmad 3/321, ad-Darimi 2818, al Hakim 4/422 dengan sanad yang shahih). Seorang anak yang tumbuh dari makanan yang haram maka bagaimana mungkin bisa diharapkan keshalihannya?

Muawiyah bin Qurrah berkata Sesungguhnya Allah ta'ala memberikan rezeki kepada seorang hamba untuk hidup dalam satu bulannya pada waktunya. Jika dia mencari rezeki dengan cara yang baik maka Allah ta'ala akan memberikan kebaikan baginya dan keluarganya dalam 1 bulan tersebut, jika dia dalam mencari rezeki dengan cara yang haram maka Allah ta'ala akan membinasakan dia dan keluarganya" (Atsar diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam Al Hilyah)

13. Diantara kiat untuk mendapatkan anak yang shalih adalah memberikan mahar kepada calon istri dari harta yang halal.

Hadits dari Aisyah radhiyallahu anha Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya termasuk dari kebaikan seorang wanita adalah mudah dalam ringan dalam maharnya dan mudah dalam masalah rahim (kehamilan) (HR. Ahmad 6/77, ath-Thabrani dalam kitab al Ausat 4/26; Al Hakim 2/181 dengan sanad yang hasan)

Al-Imam Ibnu Hibban dalam shahihnya, berkata Urwah "Keburukan seorang wanita adalah susah segala urusannya dan terlalu banyak permintaan maharnya. Apabila sedikitnya mahar itu termasuk dari kebaikan seorang wanita maka tentunya mahar yang diambil dari harta yang baik dan halal lebih menunjukkan kebaikan wanita tersebut dan dengan sebab itu wanita tersebut akan melahirkan anak yang shalih."

Berkata Farqot Ash Shubhi "Sesungguhnya tak lain terlahirnya para nabi dari kalangan Bani Israil dikarenakan mereka menikahi para wanita mereka dengan mahar yang paling baik dan halal" (Atsar riwayat Zainuri dalam kitab Al Mujadalah)

14. Diantara kiat mendapatkan anak yang Shalih adalah menyusukan anak kepada seorang ibu yang shalihah

15. Diantara kiat mendapatkan anak shalih adalah menjauhkan mereka dari teman yang jelek.

Berkata Ibrahim Al Harbi, "Jauhkanlah anak-anak kalian dari teman-teman yang buruk sebelum mereka mencelupkan anak-anak kalian dalam keburukan, sebagaimana baju yang dicelupkan ke dalam kotoran." Beliau juga berkata, "Sesungguhnya pertama kali kerusakan yang terjadi pada anak adalah dikarenakan pengaruh sebagian anak-anak kepada anak yang lain" (Atsar riwayat Imam Ibnu Jauzi dalam kitab Jammul Hawa, 97)

Ali bin Ja'far berkata "Dulu bapakku pernah datang ke majelis Imam Ahmad bin Hambal bersamaku. Bapakku berkata, 'Wahai Abu Abdillah, ini adalah putraku doakanlah kebaikan bagi dia' Imam Ahmad berkata kepada bapakku, 'Jauhkan anakmu dari teman-teman yang buruk.'"

16. Diantara kiat mendapatkan anak yang shalih adalah menjauhkan mereka dari tetangga yang buruk.

Abu Hatim rahimahullah berkata, "Aku mendengar Ahmad bin Sinan berkata, 'Apabila seorang bertetangga dengan ahlul bid'ah maka aku berpendapat untuk dia menjual rumahnya jika itu memungkinkan agar dia bisa pindah Jika dia tidak segera pindah maka anak-anaknya akan binasa dikarenakan bertetangga dengan ahlul bidah.

Ahmad bin Sinan berdalil dengan hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam, "Barangsiapa diantara kalian mendengar tentang Dajjal hendaknya dia menjauhinya" (Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengucapkan tiga kali). Lalu beliau melanjutkan ucapannya, "Sesungguhnya akan ada seseorang mendekati Dajjal dan dia melihatnya sebagai seorang pendusta namun pada akhirnya dia menjadi pengikutnya dikarenakan syubhat-syubhatnya" (Atsar ini diriwayatkan oleh Imam Ibnu Baththah dalam kitab Ibanatul Kubro 474)

17. Diantara kiat mendapatkan anak shalih adalah membawa anak ke majelis para ulama dan bergaul dengan orang-orang yang shalih.

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda tentang keutamaan bermajelis dengan ahlul Ilmi, "Mereka adalah satu kaum yang tidak akan binasa siapapun yang duduk bersama mereka" (HR Muslim nomor 2689)

Maimun bin Mahron berkata para ulama adalah orang-orang yang selalu aku cari di setiap negeri. Mereka adalah tujuanku dan aku mendapat kebaikan hati di saat bermajelis dengan para ulama" (Atsar riwayat Imam Abu Nuaim, 4/85)

Zakaria Bin Ziyad an-Nawawi berkata, "Dulu para Syekh kami mengatakan duduklah di majelis para ulama sesungguhnya bila engkau benar, mereka akan memujimu. Jika kamu salah mereka akan mengajarimu dan jika kamu tidak tahu mereka tidak akan mencelamu. Janganlah kamu bermajelis dengan orang-orang yang bodoh karena jika kamu benar mereka tidak akan memujimu dan jika engkau salah mereka tidak akan mengajarimu jika kamu tidak tahu mereka akan mencelamu dan bila mereka hendak memberikan perhatian kepada mu tidak akan bermanfaat bagimu" (Atsar riwayat Waqi' dalam dalam kitab Akhbarul Qudhot, 3/113)

Luqman berkata kepada anak-anaknya, "Wahai anak-anakku duduklah kalian di hadapan para ulama dan bersimpuhlah kalian di hadapan mereka dalam waktu yang lama karena Allah ta'ala akan menghidupkan hati manusia dengan cahaya al Hikmah (al Ilmu) sebagaimana dia menghidupkan bumi dengan turunnya air hujan" (Riwayat Ibnu Mubarok dalam kitab az Zuhud : 1387)

Shalih bin Ahmad bin Hambal berkata, "Dulu bapakku berjalan di hadapanku. Apabila datang seorang laki-laki yang shalih, bapakku memerintahkanku untuk melihatnya agar aku mencintai orang-orang yang shalih. (Atsar riwayat Khotib dalam Kitab Tarikh Baghdad 9/317)

====================

Kiat yang kami sampaikan diatas tak lain hanyalah sebagai sebab yang Semoga Allah ta'ala menjadikannya bermanfaat bagi kita untuk mendapatkan anak yang shalih. Namun kadang ada orang tua telah bersungguh-sungguh melakukan kiat-kiat ini, tetapi Allah ta'ala tidak memberikan anak yang shalih. Itu terjadi atas takdir Allah ta'ala.

Orang tua yang seperti ini telah melakukan hal hal yang diperintahkan oleh syariat untuk mendapatkan anak yang shalih maka dia mendapatkan pahala sesuai dengan niat dan usahanya. Kerusakan yang dilakukan oleh anaknya tidak akan membahayakan kedua orang tuanya karena dia telah bersungguh-sungguh melakukan kiat-kiat tersebut. Hendaknya dia bersabar dan mengharap pahala dari Allah ta'ala dari musibah yang menimpanya.

Contohnya adalah Nabi Nuh alaihis salam. Beliau adalah seorang ayah yang bersungguh-sungguh dalam menyelamatkan anaknya, namun dia tidak mampu untuk selamatkan anaknya. Anaknya termasuk dari orang-orang yang tenggelam serta binasa.

Al Walid Ibni Namir Ibni Aush berkata, beliau mendengar bapaknya mengatakan, "Dulu para salaf berkata ketentuan tentang shalihnya seorang anak adalah dari Allah ta'ala. Adapun orang tua hanyalah sekedar berusaha mengajarkan ilmu dan adab." (Atsar riwayat Imam Imam Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad)

Usaha orang tua yang ingin menjadikan anaknya menjadi anak yang shaleh dan taat kepada Allah ta'ala akan menjadikan anak tersebut termasuk dari salah satu golongan yang dinaungi oleh Allah ta'ala pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.

Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah ta'ala di hari yang tidak ada naungan kecuali naungannya imam yang adil, anak yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah, dst..." (HR Imam Bukhari. 660)

Sungguh telah tersebut dalam atsar salafus shalih menyebutkan tentang banyaknya keutamaan seorang pemuda yang tumbuh di atas ketaatan dan keshalihan. Hal itu menjadikan dorongan yang kuat agar seorang manusia berusaha dengan penuh, semangat untuk mendapatkan keturunan yang shalih mengajari mereka adab-adab islamiyah dan berjalan diatas sunnah nabi shallallahu alaihi wasallam.

Orang tua yang memiliki anak saleh akan mendapatkan pahala semisal pahala yang didapat oleh anak-anak mereka. Maka kita memohon kepada Allah ta'ala taufik dan petunjuknya agar anak kita menjadi anak-anak yang shalih dan berjalan diatas sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

Dari Murih bin Masruq berkata, "Tidaklah seorang pemuda meninggalkan kelezatan dunia serta dia beramal untuk beribadah kepada Allah ta'ala kecuali Allah ta'ala akan memberi pahala yang melimpah" (Atsar riwayat Ibnu Mubarok dalam kitab az-Zuhud dengan sanad hasan)

Dari Uqubah bin Abdi Silmi beliau adalah salah seorang sahabat nabi berkata, "Sesungguhnya seorang pemuda yang mukmin kalau berdoa kepada Allah niscaya Allah akan mengabulkannya" (Atsar ini riwayat Ibnul Mubarok dalam kitab az-Zuhud 348 dengan sanad Hasan)

Disalin ulang oleh www.atsar.id dari Majalah Fawaid Edisi ke-19/II/1438 H/2017