Nasehat

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

ayo, kalau bukan kita, siapa lagi?

Ayo, Kalau Bukan Kita, Siapa Lagi? Sungguh menyedihkan, pemandangan yang penulis temui malam itu. Sekian banyak penumpang bus hanya satu dua orang saja tergerak menuju ke mushalla untuk menjalankan kewajiban shalat. Yang lainnya, ada yang sibuk menelepon, makan malam atau tak sedikit sekadar nongkrong sambil merokok menunggu bus melanjutkan perjalanan. Saya yakin sebagian besar penumpang adalah kaum muslimin. Yakin pula bahwa mereka pasti sudah tahu kewajiban shalat lima waktu. Sobat muda, kenyataan ini rupanya bukan hanya terjadi pada para penumpang bus malam. Bahkan, inilah gambaran umum yang biasa kita jumpai di sekitar kita. Demikianlah realita kaum muslimin di masa ini. Ribuan mushalla serta masjid, tidak sedikit yang megah di antaranya, begitu lenggang dan sepi dari kaum muslimin. Walaupun pada saat jam shalat. Terlebih waktu shalat subuh, dhuhur, dan Ashar. Ironis memang, di waktu waktu shalat, justru kaum muslimin begitu padat dan ramai di pasar-pasar dan pusat perbelanjaan. Tempat ibadah hanyalah sebagai simbol, atau berfungsi waktu-waktu tertentu yang sangat jarang. Selebihnya, ia adalah tempat orang-orang khusus saja. Adzan, sekedar penanda waktu bangun tidur, makan siang, atau selesainya jam kerja. Sobat muda, seandainya kewajiban Allah yang merupakan rukun Islam saja banyak yang telah meninggalkannya, bagaimana pula dengan kewajiban lainnya? Dimanakah pelaksanaan sunah-sunah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Alangkah jauhnya kaum muslimin kewajiban agama mereka. mengejar bunga kehidupan dunia kewajiban dilalaikan. Larangan Allah pun dilanggar. Sinar Islam pun tertutupi maksiat oleh para pemeluknya. Hidayah dan pembelanya seakan tenggelam di kegelapan dosa. Kaum tua dihantui oleh kecintaan terhadap dunia. Yang muda dikerumuni godaan syahwat. Hanya kepada Allah kita mohon pertolongan. Kaca Mata Sumber: .https://pixabay.com/en/glasses-reading-eyeglasses-eyewear-983947/ Singsingkan Lengan Baju! Ya kita hidup dalam kenyataan ini. Agar Islam tidak hilang dari tengah kita, harus ada yang segera merubahnya. Kalau bukan kita, siapa lagi? Mengikuti arus kebanyakan pemuda yang hanya tahu musik, lirik, dan lagu masa ini hanyalah sebuah kesia-siaan. Tidak akan menyelamatkan kita dari murka Allah. Hanya sibuk memikirkan kesuksesan dunia yang menipu, bukan jalan keluar bagi kesuksesan hidup yang sebenarnya. Atau kita hanya bisa berdiam diri tanpa mau merubah buruknya diri. Sobat muda, Allah subhanahu wa ta'ala telah berfirman: "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum, sampai kaum itu sendiri yang mau merubah dirinya sendiri." (Q.S.  Ar Ra'du:11]. Dalam penggalan ayat yang mulia ini Allah subhanahu wa ta'ala mengumumkan bahwa perubahan keadaan pada suatu kaum tidak datang dengan sendirinya. Namun, perubahan tersebut membutuhkan usaha dari kaum itu sendiri, sampai nanti Allah akan menakdirkan perubahan itu terjadi. Sobat muda demikian pula dalam hal perbaikan kaum muslimin. Mereka sendirilah yang harus berusaha merubahnya. Di sinilah nilai usaha seorang muslim. Semakin kuat tekad dan usahanya dalam memperbaiki keadaan dirinya, akan semakin besar pula pahalanya. Bila dahulu waktu berlalu pada suatu yang tidak bermanfaat, cobalah mulai sisipkan kegiatan yang bernilai ibadah. Nah sobat muda,  kalau bukan kita siapa lagi?!  Kalau tidak sekarang kapan lagi?! Baca: Akhirnya Ku Temukan Manhaj Salaf   (klik) PEMUDA HARAPAN AGAMA PEMUDA TAHU AGAMA Generasi penerus tongkat estafet dari generasi tua. Kepada merekalah pula diharapkan berbagai kebaikan dan kemajuan. Sebagai generasi muda Islam, kita juga menjadi harapan buat keberlangsungan agama. Minimalnya pada diri kita. Oleh karenanya, kita butuh bekal untuk menghadapi tantangan ini. Bekal itu adalah ilmu agama. Oleh karena itu kita diwajibkan belajar ilmu agama. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya "Menuntut ilmu (agama) wajib atas setiap muslim."  (H.R. Ibnu Majah dari shahabat Anas bin Malik dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib) Lihatlah pula pemuda teladan dari kalangan shahabat, Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu. Betapa beliau menjadi sumber rujukan kaum muslimin di umur yang masih belia. Beliau awali masa muda dengan dalam mencari ilmu bersungguh-sungguh. Abdullah bin Abbas pernah bercerita, "Ketika Rasulullah wafat, aku mengajak seseorang dari Anshar,  Mari,  kita bertanya kepada para shahabat Rasulullah mumpung sekarang mereka masih banyak.' "Sungguh mengherankan engkau ini wahai Ibnu Abbas!  Apakah engkau merasa bahwa kaum muslimin butuh kepadamu?  Sedangkan di tengah-tengah mereka para shahabat Rasulullah" Jawabnya. "Aku pun tinggalkan orang tersebut. Aku mulai fokus bertanya kepada para shahabat Rasulullah tentang hadits." Pernah ada sebuah hadits sampai kepadaku melalui perantara seseorang (shahabat yang lain). Aku mendatanginya. Tibalah aku depan pintunya. Sementara sedang tidur siang. Maka tidur berbantal kainku depan pintunya. menerbangkan pasir menimpaku.Ketika orang tersebut keluar dan melihatku, ia terkejut, Wahai anak paman Rasulullah! Untuk keperluan apa anda kesini? Tidakkah engkau utus seseorang agar aku yang mendatangi anda?' Aku menjawab, Tidak. Aku yang lebih berhak untuk mendatanginmu. Aku bertanya hadits kepadanya. Ketika orang Anshar tersebut melihat orang-orang berkumpu lmengelilingiku untuk bertanya tentang urusan agama, mengatakan, "Sejak dulu ia lebih cerdas dariku.' [At Thabaqat Kubra,  karya Ibnu Saad rahimahullah] Usia muda adalah masa keemasan. Apa yang dipelajari dan dialami pada masa ini akan membekas kelak di masa dewasa. Tak heran bila di kalangan pendahulu kita yang shalih, banyak kita dapati tokoh tokoh besar yang kokoh ilmunya dalam usia yang masih muda. Hal ini karena mereka awali usaha menuntut ilmu dalam usia yang masih belia. Dari kalangan shahabat, ada Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Mas'ud, Mu'adz bin Jabal, Anas Malik, dan banyak lagi, radhiyallahu 'anhum. Kalangan setelah mereka, ada Sufyan Ats Tsauri, Al-Imam Malik, Al-Imam Asy-Syafii, Al-Imam Ahmad, dan yang lainnya rahimahullah. Begitulah memang. Dari sejarah kehidupan mereka kita melihat, mereka telah sibuk dengan ilmu dan adab semenjak muda. Dengan pertolongan Allah 'azza wa jalla, jadilah apa yang mereka pelajari tertanam dalam diri dan memberikan pengaruh terhadap pribadi. Bahkan, meluas kepada masyarakat, sampai saat ini. Nah sobat muda, ayo belajar agama! Ayo menjadi pemuda harapan agama! Ayo berlomba mencari keridhaan dan kecintaan Allah. Dan ayo,  kalau bukan kita siapa lagi!? Penulis: Ustadz Hammam Majalah Tashfiyah Edisi 27 Vol.03 1434-2013
8 tahun yang lalu
baca 6 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

islam membenci pengangguran

KURANG KERJAAN MERUPAKAN SUMBER PENYAKIT Syaikh Muhammad bin Shalih al 'Utsaimin rahimahullah berkata, Sungguh, di antara sebab utama munculnya prilaku menyimpang pada generasi muda adalah tidak adanya aktifitas dalam kesehariannya. Kosong dari kegiatan bermanfaat merupakan penyakit berbahaya bagi pikiran, akal dan kecakapan seseorang. Jiwa ini harus memiliki aktifitas dan pekerjaan. Apabila jiwa tidak ada kerjaan yang dilakukan, maka pikiran menjadi ngelantur, akal menjadi lemah, dan malas beramal. Pada akhirnya, hati selalu diselimuti rasa cemas dan muncul lah pikiran-pikiran yang negatif. Obat semua itu adalah berupaya sekuat tenaga untuk berbuat apa saja yang pas baginya, baik menyibukkan diri dengan membaca, atau berdagang, atau pekerjaan lainnya yang membuatnya tidak menganggur. Sumber: Min Musykilatis Syabab, hal.14-15 Diterjemahkan oleh: al Ustadz Abdul Wahid bin Faiz at Tamimi #Fawaidumum #akhlak Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah Channel kami https://bit.ly/warisansalaf Situs Resmi http://www.warisansalaf.com MUNGKIN INI ALASAN MENGAPA KITA MALAS ORANG YANG PALING BANYAK HISABNYA Mu’awiyyah bin Qurrah rahimahullah berkata: أكثر الناس حسابا يوم القيامة الصحيح الفارغ. "Manusia yang paling banyak hisabnya pada hari kiamat nanti adalah orang sehat yang banyak menganggur (tidak menggunakan waktunya untuk hal-hal yang bermanfaat di dunia atau di akhirat)." Iqtidhaul 'Ilmil 'Amal, hlm. 103 Sumber || https://twitter.com/channel_moh/status/821871983973568512 WhatsApp Salafy Indonesia Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy BOSAN MENUNTUT ILMU? COBA BACA NASEHAT INI ! ISLAM MEMBENCI PENGANGGURAN DAN KEMALASAN . Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata: ﻛﺎﻥ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﺍﻟﺨﻄﺎﺏ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻳﻀﺮﺏ ﻣﻦ ﻭﺟﺪﻩ ﻗﺎﻋﺪﺍً ﻳﻀﺮﺑﻪ ﺑﺎﻟﺪﺭﺓ ﻭﻳﺄﻣﺮﻩ ﺑﺎﻟﻜﺴﺐ ﻭﻃﻠﺐ ﺍﻟﺮﺯﻕ. "Dahulu Umar bin al-Khaththab radhiyallahu anhu biasa memukul orang yang beliau jumpai menganggur, beliau memukulnya dengan cambuk dan menyuruhnya agar berusaha dan mencari rezeki." Sumber || http://www.alfawzan.af.org.sa/node/13265 WhatsApp Salafy Indonesia Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy
8 tahun yang lalu
baca 2 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Rizal Kurnia R

betapa mengerikannya fitnah

Betapa Mengerikannya Fitnah Sumber gambar: https://pixabay.com/en/gear-mechanics-machine-curb-life-192875/ Al-'Allâmah Ibnu 'Utsaimîn _rahimahullâhu_ berkata : "Manusia, selama ruhnya masih berada di dalam tubuhnya, maka akan senantiasa terpapar dengan fitnah. Untuk itulah saya menasehatkan diri saya sendiri dan anda semua, agar senantiasa memohon kepada Allah, kemantapan di dalam keimanan. Dan hendaknya anda semua merasa takut, karena (pijakan) di bawah kaki kalian begitu licin, sehingga apabila Allah ﷻ tidak mengokohkan (pijakan) anda maka anda akan tergelincir jatuh kepada kebinasaan. Dengarkanlah firman Allah ﷻ kepada Rasul-Nya ﷺ, manusia yang paling kokoh dan kuat keimanannya berikut ini  .: وَلَوْلَا أَنْ ثَبَّتْنَاكَ لَقَدْ كِدْتَ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئًا قَلِيلًا Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka (QS al-Isrâ (17) : 74) Apabila terhadap Rasulullah ﷺ saja demikian, lantas bagaimana dengan kita??! Orang-orang yang lemah keimanan dan keyakinannya! Yang tidak bisa terlepas dari berbagai syubuhat dan syahawat. (Sungguh) Kita berada di dalam bahaya yang besar! Karena itu, hendaknya kita senantiasa memohon kepada Allah ﷻ agar dikokohkan di atas kebenaran, dan agar Allah tidak memalingkan hati kita (kepada kesesatan). Inilah doa yang senantiasa dipanjatkan oleh _ulil albâb_ (orang² berakal) : رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا "(Wahai) Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami." [Syarah al-Mumti' V/388] ➖➖➖➖➖➖➖➖ ::: *من مواعظ أهل العلم* ::: ✍ قَـالَ العَلّامَـة ابْـنُ عُثَيْـمِينْ -رَحِـمَهُ الله- 《 والإنسان ما دامت روحه في جسده فهو معرّض للفتنة، ولهذا أوصي نفسي وإياكم أن نسأل الله دائماً الثبات على الإيمان ، وأن تخافوا ؛ لأن تحت أرجلكم مزالق ، فإذا لم يثبتكم الله -عز وجل- وقعتم في الهلاك، واسمعوا قول الله سبحانه وتعالى لرسوله -ﷺ- أثبت الخلق ، وأقواهم إيماناً : ﴿ وَلَوْلاَ أَنْ ثَبَّتْنَاكَ لَقَدْ كِدَّتَ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئاً قَلِيلاً ﴾، فإذا كان هذا للرسول -ﷺ- فما بالنا نحن؛ ضعفاء الإيمان واليقين ، وتعترينا الشبهات والشهوات. فنحن على خطر عظيم ، فعلينا أن نسأل الله تعالى الثبات على الحق ، وألا يُزيغ قلوبنا ، وهذا هو دعاء أولي الألباب ﴿ رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبُنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا ﴾ . 》 🔺 [ "الشرح الممتع" ٣٨٨/٥ ] ➖➖➖➖➖➖➖➖ ▫sumber: @washayasalaf 🌅 @salafysolo MOHONLAH PADA ALLAH KESELAMATAN Suatu ketika Abu Bakar ash-Shiddiq-semoga Allah selalu meridhainya-berdiri di atas mimbar Rosulullah ﷺ. Beliau menangis tersedu sedu sampai ke tenggorokannya tiga kali  kemudian berkata: "Wahai sekalian manusia (kaum muslimin) mintalah kalian pada Allah سبحانه وتعالي  keselamatan. Sesungguhnya seseorang tidaklah diberikan (kebaikan/ni'mat) seperti  keyakinan setelah keselamatan, dan tidak ada keadaan yang lebih berat dari pada keraguan setelah kekufuran (ni'mat). Hendaklah kalian berhias dengan akhlak jujur. Karena sesungguhnya kejujuran itu membawa pada kebaikan  dan keduanya (jujur dan baik) itu tempatnya di surga._ Dan jauhilah perangai dusta. Karena kedustaan itu menyeret pada dosa dan keduanya (dusta dan dosa) tempatnya di neraka. Az-Zuhud karya al-Imam Ahmad hal 135 🇸🇦 Arabic قام ابو بكر الصديق رضي الله عنه  علي منبر رسول الله صلى الله عليه وسلم  فخنقته العبرة ثلاث مرات ثم قال : ياأيها الناس،  سلوا الله  المعافة،  فإنه لم يوءت احد مثل يقين بعد معافة،  ولا اشد من ريبة لعد كفر.  وعليكم بالصدق،  فإنه  يهدي الي البر،  وهما في الجنة،  واياكم والكذب فإنه يهدي الي الفجور،  وهما في النار.   ( الزهد للامام احمد.  ص. 135) ⚪️ WhatsApp Salafy Indonesia ⏩ Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy
8 tahun yang lalu
baca 4 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

hukum duduk tawaruk dalam shaf yang sesak

HUKUM DUDUK TAWARUK DALAM SHAF YANG PENUH SESAK https://www.suaramasjid.com/go/wp-content/uploads/2016/02/iftirasy.jpg Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah Pertanyaan: Bagaimana duduk tawaruk (duduk dengan meletakkan kedua pantatnya di atas tanah) bagi makmum dalam shaf yang penuh sesak? Jawaban' Jika mesti berdesak-desakan dan tidak bisa duduk tawaruk, hendaknya dia tidak bertawaruk, karena tawaruk itu sunnah yang dianjurkan dalam tasyahhud akhir, sehingga apabila dengan tawaruk mengganggu saudaranya, maka hendaknya dia tidak duduk tawaruk. Hendaknya dia duduk di atas kaki kirinya seperti duduknya diantara dua sujud dan tasyahhud awal, karena mengganggu saudaranya itu haram, sedangkan suatu yang haram tidak menjadi halal dengan suatu yang sunnah. Suatu sunnah hendaknya ditinggalkan hingga terhindar dari suatu yang haram, sebab mengganggu saudaranya dan menzalimi mereka merupakan perkara yang tidak boleh. Jadi apabila kondisinya sempit dalam shaf, hendaknya dia tidak duduk tawaruk, namun hendaknya duduk di atas kaki kirinya seperti keadaannya antara dua sujud apabila dia mampu hal itu. Adapun apabila kondisinya sakit atau lemah tidak mampu, maka dia lakukan sesuai kemampuannya sehingga terhindar dari menyakiti sebisa mungkin. 💻🔍 http://www.binbaz.org.sa/node/10647 📁http://t.me/Al-Ukhuwwah 🇸🇦 السائل: ماذا عن التورك للمأموم في الصف المزدحم؟ الشيخ: إذا دعت الحاجة إلى التضام وعدم التورك لا يتورك، التورك سنة مستحب في التشهد الأخير ، فإذا كان يؤذي به إخوانه فلا يتورك، يجلس على رجله اليسرى كجلوسه بين السجدتين وفي التشهد الأول ؛ لأن إيذاء إخوانه محرم، فلا يستبيح المحرم بالمستحب، يترك المستحب حتى يتوقى المحرم، فإيذاء إخوانه والتعدي عليهم أمر لا يجوز، فإذا كانت مضايقة في الصف فإنه لا يتورك، بل يجلس على رجله اليسرى كحاله بين السجدتين إذا استطاع ذلك ، أما إذا كان مريض أو عاجز لا يستطيع فيعمل ما يستطيع، ويتوقى الإيذاء مهما استطاع.
8 tahun yang lalu
baca 2 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

cara mengubah sifat sombong menjadi tawadhu

CARA MENGHILANGKAN SIFAT SOMBONG DAN MENJADI RENDAH HATI Al Imam Ibnu Baz rahimahullah Pertanyaan: . Banyak sekali teks syariat dari Al-Qur'an dan sunah yang memerintahkan untuk bersikap tawaduk (rendah hati) kepada Allah dan seluruh makhluk, memuji orang -orang yang bersikap tawaduk, dan menjelaskan balasan yang akan mereka terima di dunia. Selain itu, banyak sekali teks yang melarang sikap sombong dan menjelaskan hukuman bagi orang -orang yang sombong. Pertanyaannya, bagaimana cara menghilangkan sifat sombong dan menjadi orang yang tawaduk? Jawaban:  Tidak diragukan lagi bahwa setiap muslim harus waspada dari sifat sombong dan selalu bersikap rendah hati. Barangsiapa "Berendah hati karena Allah satu derajat, maka Allah akan meninggikan satu derajat." Barangsiapa bersikap sombong, maka dia terancam dihinakan Allah. Semoga Allah melindungi kita dari hal itu. Seorang lelaki berkata, "Rasulullah, aku ingin pakaianku baik dan sandalku baik. Apakah hal itu termasuk kesombongan?" Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab, "Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan mencintai keindahan. Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia." "Bathrul haqq" artinya menolak kebenaran. Jika kebenaran tersebut bertentangan dengan hawa nafsunya, maka dia menolaknya. "Ghamtu an-nas" artinya merendahkan orang lain . Jadi, dalam pandangannya, semua orang lebih rendah dari dirinya. Dia meremehkan mereka dan menganggap dirinya di atas mereka, baik karena kefasihan, kekayaan, pekerjaan atau sebab-sebab lain yang ada dalam imajinasinya, padahal bisa saja sebenarnya dia adalah orang yang fakir. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda di dalam hadis sahih, "Ada tiga jenis manusia yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari Kiamat, tidak akan disucikan oleh Allah, dan tidak dipandang serta bagi mereka siksaan yang pedih. Mereka adalah lelaki tua yang berzina, raja pendusta, dan orang miskin yang sombong." "'Ail" maksudnya adalah orang yang fakir, tetapi bersikap sombong dan diuji dengan kesombongan. Jadi, kesombongan membuatnya merasa memiliki harta dan kekayaan. Meskipun fakir, dia bersikap sombong. Jadi, kesombongan sudah menjadi watak dan karakternya. Adapun tawaduk adalah sikap lemah lembut, berakhlak mulia, dan tidak sombong kepada orang lain , seperti sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, "Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kalian dan tempatnya paling dekat denganku pada hari kiamat kelak adalah orang yang paling baik akhlaknya." Kebajikan adalah akhlak yang mulia Oleh karena itu, hendaknya dia mengingat keagungan Allah dan ingat bahwa Dialah yang telah memberinya harta, memberinya pekerjaan, memberinya kedudukan, memberinya wajah rupawan, dan sebagainya. Dia hendaknya ingat bahwa salah satu cara untuk menyukuri hal itu adalah dengan merendahkan diri dan tidak bersikap sombong karena harta, pekerjaan, keturunan, ketampanan, kekuatan atau yang lain . Sebaliknya, dia harus ingat bahwa semua itu adalah karunia Allah dan salah satu cara untuk menyukurinya adalah dengan bersikap tawaduk, merendahkan diri, dan tidak bersikap sombong kepada saudara-saudaranya. Jadi, kesombongan akan menyebabkan seseorang bertindak zalim, berbohong, dan tidak adil dalam perkataan dan perbuatan. Dia akan melihat dirinya lebih tinggi dari saudaranya, baik dalam masalah harta, ketampanan, pekerjaan, keturunan atau hal-hal lain yang ada dalam imajinasinya. Oleh karena itu, Nabi Shallahu `Alaihi wa Sallam bersabda, Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain Maksudnya adalah menolak kebenaran jika kebenaran itu bertentangan dengan hawa nafsunya. Inilah yang dinamakan kesombongan. "Ghamtu an-nas" artinya meremehkan orang lain . Dia menganggap mereka lebih rendah dari dirinya, tidak pantas untuk mendapatkan perlakuan adil, tidak pantas disalami terlebih dahulu, tidak pantas untuk dipenuhi undangannya, dan sebagainya. Jika dia ingat kelemahannya, bahwa dia diciptakan dari setetes air mani atau setetes air yang hina, bahwa dia membutuhkan WC untuk buang air besar, bahwa dia makan makanan dari lubang ini lalu mengeluarkannya dari lubang ini, dan bahwa jika dia tidak istiqamah dalam menaati Allah, maka dia akan masuk neraka, maka dia akan mengetahui kelemahannya, bahwa dia adalah orang yang tidak memiliki apa-apa, dan tidak pantas bersikap sombong. https://www.binbaz.org.sa/fatawa/2091 http://telegram.me/ukhwh كيفية علاج الكبر واكتساب التواضع تكاثرت النصوص الشرعية من الكتاب والسنة في الأمر بالتواضع للحق والخلق، والثناء على المتواضعين وذكر ثوابهم العاجل، كما تكاثرت النصوص كالنهي عن الكبر والتكبر والتعاظم وبيان عقوبة المتكبرين.. فبأي شيء يكون علاج الكبر واكتساب التواضع؟ لا شك أن الواجب على كل مسلم أن يحذر الكبر وأن يتواضع و((من تواضع لله درجة رفعه الله درجة))[1] ومن تكبر فهو على خطر أن يقصمه الله - نسأل الله العافية - قال رجل: (يا رسول الله إني أحب أن يكون ثوبي حسناً ونعلي حسناً أفذلك من الكبر؟ فقال الرسول صلى الله عليه وسلم: ((إن الله جميل يحب الجمال الكبر بطر الحق وغمط الناس))[2] بطر الحق أي رد الحق، إذا خالف هواه رده، وغمط الناس أي احتقار الناس، فالناس في عينه دونه، يحتقرهم، يرى نفسه فوقهم؛ إما لفصاحته وإما لغناه وإما لوظيفته، وإما لأسباب أخرى يتخيلها، وقد يكون فقيراً، في الحديث الصحيح يقول الرسول صلى الله عليه وسلم: ((ثلاثة لا يكلمهم الله يوم القيامة ولا يزكيهم ولا ينظر إليهم ولهم عذاب أليم: شيخ زان، وملك كذاب، وعائل مستكبر))[3] عائل أي فقير ومع فقره يستكبر ويبتلى بالكبر، فالكبر يدعو إليه المال والغنى، ومع فقره فهو يستكبر فالكبر سجية له وطبيعة له. أما التواضع فهو لين الجانب، وحسن الخلق، وعدم الترفع على الناس، كما قال صلى الله عليه وسلم: ((إن من أحبكم إليَّ وأقربكم مني مجلساً يوم القيامة أحاسنكم أخلاقاً))[4]، ((البر حسن الخلق))[5] فليتذكر عظمة الله ويتذكر أن الله هو الذي أعطاه المال، وأعطاه الوظيفة، وأعطاه الجاه وأعطاه الوجه الحسن، أو غير ذلك، يتذكر أن من شكر ذلك التواضع وعدم التكبر، لا يتكبر لمال أو لوظيفة أو لنسب أو لجمال أو لقوة أو لغير ذلك، بل يتذكر أن هذه من نعم الله، وأن من شكرها أن يتواضع وأن يحقر نفسه، وألا يتكبر على إخوانه ويترفع عليهم، فالتكبر يدعو إلى الظلم والكذب، وعدم الإنصاف في القول والعمل، يرى نفسه فوق أخيه؛ إما لمال وإما لجمال وإما لوظيفة وإما لنسب وإما لأشياء متوهمة، ولهذا قال صلى الله عليه وسلم: ((الكبر بطر الحق وغمط الناس))[6] يعني رد الحق إذا خالف هواه هذا تكبر، وغمط الناس احتقار الناس، يراهم دونه وأنهم ليسوا جديرين بأن ينصفهم أو يبدأهم بالسلام، أو يجيب دعوتهم أو ما أشبه ذلك. وإذا تذكر ضعفه وأنه من نطفة ضعيفة من ماء مهين وأنه يحتاج إلى حمام لقضاء الحاجة، وأنه يأكل من هنا ويخرج من هنا، وأنه إذا لم يستقم على طاعة الله صار إلى النار عرف ضعفه، وأنه مسكين ولا يجوز له أن يتكبر. [1] رواه ابن ماجه في الزهد برقم 4176، وابن حبان في كتاب الحظر والإباحة رقم 5678، والإمام أحمد في مسنده. [2] رواه مسلم في الإيمان برقم 131. واللفظ له، ورواه أحمد في باقي مسند المكثرين برقم 3600. [3] رواه مسلم في الإيمان برقم 156، ورواه أحمد في باقي مسند المكثرين برقم 9837. [4] رواه الترمذي في البر والصلة برقم 1941. [5] رواه مسلم في البر والصلة برقم 4632، والترمذي في الزهد برقم 2311. [6] رواه مسلم في الإيمان برقم 131 واللفظ له، ورواه أحمد في باقي مسند المكثرين برقم 3600.
8 tahun yang lalu
baca 6 menit