Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

apakah kita termasuk yang enggan?

8 tahun yang lalu
baca 5 menit

Apakah Kita Termasuk Yang Enggan?

eluruh umatku akan masuk al-Jannah (Surga) kecuali orang yang enggan
Bunga Tulip
Sumber: https://pixabay.com/en/tulips-spring-flowers-flamed-2046419/

Sebuah hal yang ma'ruf setiap insan sampaipun ahlul maksiat menginginkan surga. Tapi tentu, jika hanya sebuah keinginan saja orang-orang kafirpun menginginkan surga (dalam bayangan mereka tentunya) namun secara kenyataan mereka menolak ajakan Rasul shallallahu alaihi was sallam dalam dakwahnya sebagaimana firman Allah ta'ala dalam Al Qur'an.

اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ اُوْتُوْا نَصِيْبًا مِّنَ الْكِتٰبِ يُدْعَوْنَ اِلٰى كِتٰبِ  اللّٰهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ يَتَوَلّٰى فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ وَهُمْ مُّعْرِضُوْنَ

"Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang telah diberi bagian Kitab (Taurat)? Mereka diajak (berpegang) pada Kitab Allah untuk memutuskan (perkara) di antara mereka. Kemudian sebagian dari mereka berpaling seraya menolak (kebenaran)." (QS. Ali 'Imran: Ayat 23)

Sehingga angan-angan mereka bak fatamorgana air di padang pasir, terlihat nyata di depan mereka namun hakikatnya kosong-tak ada.

Kita sebagai seorang Muslim bukanlah seperti mereka orang Yahudi yang dimurkai oleh Allah karena menolak dakwah Rasul dalam keadaan tau bahwa hal itu adalah kebenaran seperti disebutkan dalam ayat diatas dan bukanlah kita seperti mereka Nasrani yang tersesat karena beramal tanpa ilmu.

Kita Muslim wajib mentaati apa-apa saja yang di perintahkan Allah dan RasulNya sebagai konsekuensi akan 2 kalimat Syahadat kita yaitu:

أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمد رسول الله

(aku bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Utusan Allah)

Sehingga konsekuensi dari
أشهد أن محمد رسول الله
Adalah meyakini dan mentaati semua yang diperintahkan dan dilarang oleh Rasulullah shallallahu alaihi was sallam.

Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّ أُمَّتِيْ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ أبَى قَالُوا : يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ : مَنْ أطَاعَنِيْ دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَمَنْ عَصَانِيْ فَقَدْ أَبَى
“Seluruh umatku akan masuk al-Jannah (Surga) kecuali orang yang enggan. Para shahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang enggan?’ Rasulullah menjawab, ‘Barang siapa yang menaatiku, dia akan masuk al-Jannah, dan barang siapa yang bermaksiat (tidak taat) kepadaku, maka dialah orang yang enggan (yakni enggan masuk al-Jannah, pen.).” (HR. al-Bukhari) 
Dan buah dari Ketaatan kepada Rasulullah shallallahu alaihi was sallam adalah ketaatan kepada Allah seperti dalam Sabda beliau.
مَنْ أَطَاعَنِي فَقَدْ أَطَاعَ اللهَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ عَصَى اللهَ
“Barang siapa menaatiku, sungguh dia telah menaati Allah, dan barang siapa bermaksiat (tidak taat) kepadaku, sungguh dia telah bermaksiat kepada Allah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Namun, sangat disayangkan pada hari hari ini banyak dari kalangan pemuda dan pemudi yang mengaku berjuang untuk islam dalam keadaan rambu-rambu syar'i diterobos bahkan didobrak oleh mereka.

Sebagai salah satu contoh sebagian orang ketika disampaikan hadits-hadits Rasulullah shallallahu alaihi was sallam ditolak bahkan memaki maki ada juga yang dengan "kepintaran" nya menabrakan hadits-hadits Rasulullah shallallahu alaihi was sallam seakan akan bahwa hadits-hadits Rasulullah shallallahu alaihi was sallam bertentangan

Kita yang akal dan ilmunya kurang bukan haditsnya.

Allahul musta'an

Tidaklah mungkin ada dari satu ayat maupun hadits pun yang saling bertentangan

Allah ta'ala berfirman:

اَفَلَا يَتَدَبَّرُوْنَ  الْقُرْاٰنَ  ؕ  وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللّٰهِ لَوَجَدُوْا فِيْهِ اخْتِلَافًا  كَثِيْرًا
"Maka tidakkah mereka menghayati (mendalami) Al-Qur'an? sekiranya (Al-Qur'an) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya." (QS. An-Nisa': Ayat 82)
Maka, ketika hendak disampaikan kepadamu suatu hadits duduk diamlah dengarkan karena itu adalah kalam yang mulia dari seorang manusia yang paling mulia.

Maka wahai saudara-saudaraku....

Ketika ada hadits tentang larangan membicarakan keburukan penguasa di umum, memberontak kepada penguasa, tentang musik, dan lainnya.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya sepeninggalku, kalian akan melihat sikap mementingkan diri sendiri (yang dilakukan oleh penguasa) dan banyak hal yang kalian pasti mengingkarinya (menolaknya).” Para sahabat bertanya, “Apa yang akan engkau perintahkan kepada kami, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Tunaikan hak mereka dengan baik dan mohonlah hak kalian kepada Allah Subhanahu wata’ala.” (Shahih al-Bukhari)

Al-Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, “Dalam hadits ini ada anjuran untuk mendengar dan taat, meskipun yang menjadi pemimpin itu zalim dan berbuat aniaya. Ketaatan yang menjadi haknya tetap harus ditunaikan, tidak boleh memberontak kepadanya dan melepaskan ketaatan kepadanya. Akan tetapi, hendaknya kembali kepada Allah Subhanahu wata’ala dalam menyingkirkan gangguannya dan menolak kejelekannya, serta memohon kebaikannya.”(Syarh Shahih Muslim)

Taatilah.. Katakan sami'na wa atho'na (kami dengar dan taat)

Jangan kita menjadi seseorang yang sedikit sekali beriman kepada Allah dan RasulNya seperti dalam Ayat Al Qur'an

 قَلِيْلًا مَّا تُؤْمِنُوْنَ

Sedikit sekali kamu beriman kepadanya." (QS. Al-Haqqah: 41)

Jadilah kita sebagai pemuda dan pemudi yang mau dan sangat ingin masuk surga dengan salah satunya menaati Allah dan RasulNya dalam larangan dan perintahnya.

Apakah kita termasuk orang yang enggan?
Hanya diri-diri kita sendiri yang bisa menjawab

نسأل الله السلامة..
استغفر الله واتوب اليه...

Tulisan ini telah diberi tambahan dan perubahan atas dasar nasehat Al Ustadz Abdurrahman Abu Ubaidah
حفظه الله وجزاه الله خيرا

📝كتبه اخوكم في الله الفقير الى الله ابو محمد اليف

Oleh:
Atsar ID