TAK SELAMANYA MANUSIA BERADA DALAM DOSA
Saudara seiman yang dikasihi kerana Allah.
Semoga tulisan ini dapat menjadi bahan renungan bagi kita semua.
Ada suatu pepatah menarik berupa kata mutiara:
“Orang yang terbiasa berada dalam kegelapan, cahaya terang sangat menyilaukan”.
Pepatatah ini sangat bermakna bagi kita. Betapa kita yang dulu pernah rasakan, memang berat meninggalkan kebiasaan yang telah bertahun-tahun dilakukan.
|
Sumber: https://pixabay.com/en/tulips-spring-flowers-blossom-bloom-2048324/ |
Mindset yang sudah bertahta di benak harus dipaksa berubah, bukanlah hal yang mudah. Kita berempati dengan teman-teman yang masih belum mau meninggalkan kebiasaan yang buruk untuk berganti dengan kebiasaan yang baik. Memang tak mudah, tapi bukan berarti tak mungkin bisa diubah.
Sebenarnya “kebiasaan” itu adalah hal yang manusiawi. Seringkali kebiasaan itu sulit dimulai dan sulit juga dihentikan. Beruntung bagi yang sudah melakukan kebiasaan baik, niscaya akan sulit baginya dipaksa untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk -biidznillah-. Tapi semuanya perlu kesadaran penuh bagi insan yang sering melakukan kebiasaan buruk, hendaknya ia memaksakan diri untuk mengubah diri dengan melakukan kebiasaan baik. Ia perlu banyak merenung dan menimbang-nimbang antara pikiran dan rasa.
Orang yang selalu berbuat maksiat belum tentu bermaksiat selamanya. Asalkan dia ingin berubah menjadi baik, dan selama ada niat dan usaha untuk mewujudkannya, insya Allah ada jalan.
Ada sebuah kisah menarik yang perlu menjadi inspirasi bagi kita.
Engkau tahu atau kenal Syaikh Fudail bin Iyadh? Bagi yang sudah tahu, beliau adalah salah satu guru Imam asy-Syafi'i. Tahukah kita akan masa lalunya? Nah, inilah seklumit kisah beliau:
Fudhail bin Iyadh, tatkala masih di zaman keburukan/jahatnya, bermaksud mengganggu seorang wanita jelita. Ketika sedang memanjat tembok rumah wanita itu, tiba-tiba terdengar olehnya dari jendela rumah alunan merdu bacaan al-Quran yang artinya:
“Belumlah datang waktunya bagi orang-orang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kebenaran yang telah turun (kepada mereka).” (QS al-Hadiid [57]: 16)
Ayat tersebut menyentak sanubari Fudhail bin Iyadh, membuatnya terdiam di atas tembok. Tiba-tiba Fudhail Bin Iyadh merasa persendiannya lumpuh. Lalu dengan tubuh gemetar dia menghiba,
“Ya Rabb, telah tiba waktuku. Telah tiba waktuku.”
Dia pun turun dari tembok dan berjalan pulang dengan hati bertaubat setulus-tulusnya.
Kerana hari telah kemalaman di perjalanan, Fudhail Bin Iyadh beristirahat di sebuah rumah kosong yang ditemuinya. Namun ternyata, di dalam rumah tua itu ada serombongan musafir yang kelihatannya juga sedang beristirahat. Kemudian salah seorang barkata:
“Ayo kita berangkat teruskan perjalanan sekarang juga,”
Dari luar bilik, Fudhail mendengar seorang dari mereka berkata demikian. Yang lainnya menjawab,
“Jangan, lebih baik tunggu sampai pagi. Sebab, pada malam-malam seperti inilah biasanya si Fudhail menjalankan aksinya.”
Mendengar percakapan mereka itu, Fudhail menampakkan dirinya sambil berkata, “
Akulah Fudhail. Tapi jangan takut, sekarang aku telah bertaubat dan tidak akan menyamun (merampok) lagi.”
Subhanallah. Tak ada yang mustahil. Siapa pun boleh menjadi baik. Ahli maksiat sekalipun bisa berubah jadi baik, bahkan jadi ulama'.
Dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali menyaksikan satu persatu kawan kita menjadi baik.
Teman sepermainan atau teman seperjuangan kita yang lama tak berjumpa, ketika bertemu sudah berubah penampilannya dan juga sikapnya. Berubah pula akhlaknya. Dia menemukan kebenaran Islam di tempat lain. Tidak mustahil bukan?
Ya, ini menunjukkan bahwa tak selamanya manusia itu berada dalam maksiat. Tak selamanya terus berbuat dosa. Pasti ada saatnya untuk berubah dan berbuat baik. Asalkan ada kemauan dan tekad untuk berubah.
Memang cukup berat meninggalkan maksiat, tapi bukan berarti harus menyerah, apalagi berpegang pada falsafah melayu “
alang-alang mandi biar basah”. Tidak. Kesadaran untuk berubah jauh lebih baik dengan berusaha mengalahkan hawa nafsu yang mengantarkan diri untuk berbuat maksiat. Insya Allah. Percayalah sahabat-sahabat ku. Ayo, segera berubah, Sahabat!
Moga tulisan kesah nasihat ini dapat diambil manfaatnya oleh saudara-saudara ku dalam usaha kita memperbaiki diri demi keridhaan Allah, Pencipta kita.
Waallalhu’alam.
Jazakumullah Khairan, Barakallahu fikum.
Admin Group:
“INGIN KENAL SUNNAH” & “BELAJAR SUNNAH”
Group WA & Telegram :
@InginKenalSunnah
Klik "JOIN" https://goo.gl/Op9xa4
Diedit seperlunya untuk menyesuaikan dengan Bahasa Indonesia oleh Happy Islam