Nasehat

Atsar.id
Atsar.id oleh Abu Abdillah

dari balapan liar hingga pergaulan bebas abg

Dari Balapan Liar Hingga Pergaulan Bebas ABG Drrnn…, drrnn…, drrrnnnnnnnn…. Begitulah setidaknya suara motor yang terdengar sedang dilajukan oleh beberapa remaja yang terlibat dalam balapan liar di Kemayoran, Jakarta Utara. Dengan motor racing di atas kecepatan motor biasa, masing-masing berusaha memenangi balapan tersebut. Salah satu pembalap tertinggal oleh yang lainnya, sampai akhirnya, salah satu dari mereka memenangi balapan liar pada dini hari tersebut. Beberapa mobil yang melintas pada malam itu diberhentikan oleh sekelompok remaja agar tidak melintas di jalanan yang sedang dijadikan arena balapan. Di sisi jalan terlihat sekumpulan ABG (anak baru gede) yang sedang menyaksikan aksi para “jagoan” balapan liar. Suasana cukup menegangkan bagi sebagian pengendara yang melintasi jalan tersebut. Tidak jarang balapan liar tersebut berujung pada kecelakaan. Itulah satu dari sekian banyak permasalahan remaja di Ibu Kota dan di tempat lainnya. Ada seorang siswa SMA di Jakarta, yang terkenal di sekolahnya sebagai anak motor karena sering melakukan balapan liar. Pada suatu hari dia ikut balapan liar dengan taruhan sejumlah uang. Singkat cerita, pada saat berlangsungnya balapan tersebut, tiba-tiba melintas sebuah mobil. Ditabraknya mobil itu dan terjadilah kecelakaan yang berujung pada kematiannya. Bahkan, terdengar berita bahwa tim dokter yang menanganinya sempat melakukan amputasi pada kakinya. Namun, akhirnya, nyawanya pun tidak tertolong. Wahai sobat muda, apa yang kalian cari dengan balapan liar? Sensasi? Ketenaran? Supaya dibilang jagoan? Memenuhi hobi? Atau apa? Tidak tahukah kalian bahwa perbuatan kalian membahayakan diri kalian dan orang lain? Terbukti sudah berapa banyak terjadi kecelakaan yang tidak jarang berujung pada cacat seumur hidup, bahkan kematian. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, وَلَا تُلۡقُواْ بِأَيۡدِيكُمۡ إِلَى ٱلتَّهۡلُكَةِ وَأَحۡسِنُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ١٩٥ “… dan janganlah kalian menjatuhkan diri kalian sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (al-Baqarah: 195) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ “Tidak boleh (melakukan sesuatu) yang berbahaya dan menimbulkan bahaya (bagi orang lain).” (HR. Ibnu Majah, ad-Daruquthni, dan selainnya, dinyatakan shahih oleh asy-Syaikh al-Albani) Apalagi kalau balapan liar yang kalian lakukan itu disertai taruhan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِنَّمَا ٱلۡخَمۡرُ وَٱلۡمَيۡسِرُ وَٱلۡأَنصَابُ وَٱلۡأَزۡلَٰمُ رِجۡسٞ مِّنۡ عَمَلِ ٱلشَّيۡطَٰنِ فَٱجۡتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ٩٠  .“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan panah adalah termasuk perbuatan setan, maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kalian mendapat keberuntungan.” (al-Maidah: 90) Di samping fenomena balapan liar di kalangan remaja, ada fenomena lain yang belakangan ini booming, yang lahir tidak jauh dari tongkrongan “anak motor” atau para pembalap liar dari kalangan ABG. Sebenarnya, ini permasalahan lama dengan istilah baru, yang memperlihatkan sejauh mana kenakalan remaja Ibu Kota atau beberapa daerah lainnya. Fenomena ini dikenal dengan fenomena cewek atau ABG “cabe-cabean”. Remaja putri ABG usia SMP atau SMA berpakaian serba pendek dan seksi, dengan dandanan menor, berkeluyuran tengah malam sambil naik motor, kebut-kebutan, sambil berboncengan bertiga atau berempat. Itu sebutan untuk ABG “murahan” yang sering menongkrong di arena balapan liar. Sangat disayangkan, media massa memopulerkan istilah ini, tentunya disertai gambar-gambar seronok yang mereka tampilkan dengan tujuan sekadar mencari fulus. Untukmu, wahai para remaja wanita, kasihanilah diri kalian. Jangan kalian sia-siakan masa muda dan umur kalian dengan sesuatu yang tidak bermanfaat, apalagi dengan perbuatan dosa dan maksiat. Untuk apa kalian berkeluyuran sampai larut malam dengan pakaian seksi yang memperlihatkan aurat kalian dan dengan dandanan menor? Apa yang kalian cari dengan semua itu? Sekadar isengkah? Atau cari perhatian? Atau ingin membuat laki-laki tergoda? Atau apa…?! Apalagi banyak dari kalian yang terjatuh pada pergaulan bebas. Wahai para wanita, perhatikanlah beberapa ayat dan hadits di bawah ini, semoga Allah memberikan hidayah kepada kalian. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, وَقَرۡنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجۡنَ تَبَرُّجَ ٱلۡجَٰهِلِيَّةِ ٱلۡأُولَىٰۖ “Dan hendaklah kalian (wahai para wanita) tetap di rumah kalian, dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah yang dahulu.” (al-Ahzab: 33) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا: قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ، رُؤُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ، لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا “Ada dua golongan penduduk neraka yang belum aku lihat: (1) sebuah kaum yang memegang cambuk seperti ekor sapi, yang mereka gunakan untuk mencambuk manusia, dan (2) para wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berjalan sambil berlenggak-lenggok (berjalan dengan menimbulkan godaan); kepala mereka seperti punuk unta yang miring; mereka tidak akan masuk surga dan tidak dapat mencium bau harum surga yang tercium dari jarak sekian-sekian.” (HR. Muslim no. 5704) Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, وَلَا تَقۡرَبُواْ ٱلزِّنَىٰٓۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةٗ وَسَآءَ سَبِيلٗا ٣٢  “Dan janganlah kalian mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”(al-Isra’: 32) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “… Kemudian, kami pergi dan sampai pada suatu bangunan yang serupa dengan tungku api, yang terdengar darinya suara hiruk pikuk. Kami menengok ke dalamnya. Ternyata di dalam ada laki-laki dan perempuan dalam keadaan telanjang. Datang dari bawah mereka kobaran api, yang apabila kobaran api datang mengenai mereka, mereka berteriak (memekik). Aku bertanya, ‘Siapa mereka itu?’ … Mereka berdua menjawab, ‘Adapun sejumlah laki-laki dan perempuan yang telanjang, yang berada di dalam bangunan serupa tungku api, adalah para pezina laki-laki dan perempuan’.” (HR. al-Bukhari no. 7047) Berkata al-Imam Ahmad tentang dosa zina, “Saya tidak mengetahui sesuatu yang lebih besar dosanya—setelah dosa membunuh seseorang—daripada zina.” (ad-Da’ wad Dawa’ hlm. 230) Sebagian orang, termasuk para orang tua, terheran-heran, mengapa para remaja bisa seperti itu. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya fenomena itu, di antaranya, Jauhnya mereka dari pendidikan agama. Faktor terbesar terjadinya fenomena tersebut adalah jauhnya mereka dari agama. 1. Kelalaian orang tua untuk mendidik anaknya dengan baik. Tidak bisa tidak, orang tua mempunyai andil dalam menjadikan anak-anak mereka seperti itu, melakukan berbagai kenakalan remaja. Berkata al-Imam Ibnul Qayyim t, “Kerusakan mayoritas anak yang rusak adalah akibat orang tua menyia-nyiakan mereka, tidak mengajarkan kewajiban agama dan sunnah-sunnahnya kepada mereka.” (Tuhfatul Maudud bi Ahkamil Maulud hlm. 80) 2. Pergaulan. Teman bergaul mempunyai pengaruh yang besar terhadap diri seseorang. Kalau seseorang berteman dengan teman-teman yang jelek, hal ini akan berpengaruh terhadap dirinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Sesungguhnya perumpamaan teman duduk yang salih dan teman duduk yang jelek adalah seperti tukang minyak wangi dan pandai besi. Adapun orang yang membawa minyak wangi, kemungkinan minyak wangi itu mengenaimu, atau engkau membelinya atau mendapati bau harumnya. Sementara itu, pandai besi kemungkinan apinya akan membakar bajumu atau engkau mendapati bau yang tidak enak.“ (HR. al-Bukhari dan Muslim) Berkata al-Hafizh Ibnu Hajar, “Pada hadits ini terdapat larangan bergaul dengan orang yang berdampak (jelek, -ed.) bagi agama dan dunia, dan anjuran untuk bergaul dengan orang yang bermanfaat bagi agama dan dunia.” (Fathul Bari 4/324) 3. Lingkungan yang rusak. Lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar; membuat seseorang menjadi baik jika lingkungannya baik, dan membuat seseorang tidak baik jika lingkungannya tidak baik. Di antara penyebab fenomena kerusakan remaja adalah hal ini. Televisi. Di antara dampak negatif televisi ialah tersebarnya berbagai kekerasan, pergaulan bebas, dan hilangnya rasa malu dari remaja putri negeri ini. Tayangan-tayangan seperti inilah yang ditampilkan di semua stasiun televisi sehingga rusaklah moral mereka. 4. Media massa. Media massa mempunyai pengaruh terhadap tersebarnya berbagai kerusakan di negeri ini, termasuk kerusakan pada remaja. Mereka hanya berorientasi keuntungan, tanpa memedulikan boleh atau tidak boleh, memperbaiki atau merusak. Maka dari itu, kita lihat media massa menampilkan berita-berita, tulisan-tulisan, dan gambar-gambar yang menyebarkan berbagai kejelekan dan kerusakan. 5. Ikhtilath. Ikhtilath (bercampur baurnya laki-laki dan perempuan yang bukan mahram) mempunyai dampak jelek yang sangat besar, di antaranya menyebarnya perbuatan keji, pergaulan bebas, sampai dengan perzinaan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, إِيَّاكُمْ وَالدُّخُولَ عَلَى النِّسَاءِ “Jauhilah oleh kalian masuk ke tempat para wanita.” (HR. al-Bukhari dan Muslim) Dalam hadits yang lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Tidaklah kutinggalkan sepeninggalku fitnah yang lebih besar atas laki-laki daripada fitnah perempuan.” (HR. al-Bukhari) Beberapa faktor inilah yang menyebabkan kenakalan remaja, dari balapan liar, narkoba, sampai dengan pergaulan bebas. Solusinya adalah memberikan perhatian dan pendidikan agama dengan pemahaman yang benar kepada mereka, mencarikan lingkungan yang baik untuk mereka, menjaga dan mengawasi mereka agar tidak bergaul dengan teman-teman yang memberikan pengaruh buruk, dan menjauhkan mereka dari berbagai media yang dapat merusaknya. Orang tua hendaknya menempuhnya sebelum semuanya berakhir pada penyesalan. Wallahu a’lam bish shawab. Al-Ustadz Abdullah al-Jakarty Sumber : qonitah.com Darus Salaf : Kajian Islam Berdasarkan Al-Qur'an dan Assunnah Sumber gambar: 
9 tahun yang lalu
baca 8 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

faedah mengucapkan in sya allah

UCAPAKANLAH IN SYA ALLAH Al-'Allamah Muhammad bin Shaleh al-'Utsaimin rahimahullah berkata: Aku ingin menunjukkan kepada kalian sebuah perkara penting yaitu bila engkau bersumpah atas sesuatu hal, maka ucapkanlah setelahnya: "In sya Allah" walaupun temanmu tidak mendengarnya. Karena bila engkau mengucapkan "In sya Allah", maka Allah akan memudahkan urusanmu hingga engkau menepati sumpahmu. Namun bila ditakdirkan bahwa apa yang engkau inginkan tidak terwujud, maka tidak ada kaffarah bagimu. Dan ini merupakan faedah yang besar. Andai engkau berkata kepada seseorang misalnya: "Demi Allah, kamu tidak akan menyembelih untukku," kemudian ia mengatakan "in sya Allah" antara ia dan dirinya (dengan suara pelan), ternyata orang itu kemudian menyembelih untukmu, maka tidak ada kewajiban apapun bagimu, juga tidak ada kaffarah sumpah atasmu. Demikian juga sebaliknya. Andai engkau berkata: "Demi Allah, saya benar-benar akan menyembelih." Lalu ia mengatakan "in sya Allah" antara ia dan dirinya, dimana temannya tidak mendengarnya. Kemudian ternyata ia tidak menyembelih, maka tidak ada kafarah sumpah atasnya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi was salam: من حلف على يمين فقال إن شاء الله لم يحنث "Barang siapa bersumpah atas sesuatu hal kemudian ia mengatakan insya Allah, maka ia tidak melanggar sumpahnya. Dan ini merupakan faedah yang besar. Karena itu jadikanlah senantiasa ada pada lisanmu sehingga engkau akan beroleh dua faedah padanya: Faedah pertama: urusanmu akan dimudahkan  .Faedah kedua: Bila engkau melanggarnya, maka tidak mengharuskanmu untuk membayar kaffarah. Sumber: Syarah Riyadhush Shaalihin Juz 2/612 Kunjungi || http://forumsalafy.net/ucapakanlah-in-sya-allah/ WhatsApp Salafy Indonesia Channel Telegram || http://bit.ly/forumsalafy
9 tahun yang lalu
baca 2 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

menggapai derajat al abror

Menggapai Derajat Al Abror Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman: (إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ * عَلَى الْأَرَائِكِ يَنْظُرُونَ * تَعْرِفُ فِي وُجُوهِهِمْ نَضْرَةَ النَّعِيمِ * يُسْقَوْنَ مِنْ رَحِيقٍ مَخْتُومٍ * خِتَامُهُ مِسْكٌ ۚ وَفِي ذَٰلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ * وَمِزَاجُهُ مِنْ تَسْنِيمٍ) "Sesungguhnya Al Abror itu benar-benar berada dalam kenikmatan yang besar. Mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka yang penuh kenikmatan. Mereka diberi minum dari khamar murni yang disegel (tempatnya). Segelnya adalah kesturi. dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. Dan campuran khamar murni itu adalah dari tasnim, (yaitu) mata air yang minum daripadanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah. Al Muthoffifin 22-28 Ayat diatas adalah sekilas info tentang bagaimana kenikmatan dan fasilitas yang Allah sediakan untuk Al Abror. Maukah anda bergabung dengan mereka ? Mari kita simak penuturan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rohimahullah Ta'ala : ‏قال شيخ الاسلام ابن تيمية رحمه الله :  ( مَن أحب أن يَلحق بدرجة الأبرار ؛ فلينوِ في كل يوم تطلع فيه الشمس نفع الخلق ، فيما يسَّر الله مِن مصالحهم على يديه ) . Barang siapa yang ingin menggapai derajatnya Al Abror, Hendaknya ia meniatkan setiap hari ketika sang mentari terbit untuk memberikan kemanfaatan bagi makhluk sesuai dengan apa yang Allah mudahkan baginya. Yaitu memberikan kemaslahatan untuk alam semesta melalui tangannya. Al Imanul Ausath 609 Abu Sufyan Al Musy Ghofarohullah __________________________ 18 Rojab 1437 Daarul Hadits Al Bayyinah Sidayu Gresik Harrosahallah Channel Telegram UI http://bit.ly/uimusy Kunjungi Website Kami MUSY [Muslim Salafy] www.musy.salafymedia.com
9 tahun yang lalu
baca 2 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

larangan memandang orang yang berada diatas dalam hal dunia

LARANGAN MEMANDANG KEPADA ORANG YANG BERADA DIATAS ANDA DALAM HAL DUNIA Sumber gambar: .deviantart.net Syaikh Muhammad bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu berkata," Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda, " Lihatlah orang yang berada dibawahmu dan janganlah lihat orang yang berada di atasmu. Karena yang demikian lebih patut agar kalian tidak menganggap remeh (mengingkari) nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu." (HR Muslim) Hadits ini mengandung bimbingan yang agung, yaitu melihat orang yang berada di bawah Anda dan larangan dari melihat orang yang berada di atas Anda, mengapa? Karena hal itu akan menyebabkan Anda qanaah (merasa cukup), ini yang pertama dan ridha dengan apa yang diberikan Allah ta'ala untuknya serta merupakan sebaik-baik tujuan yang diperoleh dari perintah ini. Sehingga bila Anda dikaruniai qanaah, niscaya Anda akan hidup bahagia dan dengan jiwa yang tentram. Perkara yang kedua: Anda tidak akan menganggap remeh karunia nikmat Allah kepada Anda karena bila Anda melihat orang yang berada di bawah Anda, niscaya Anda mendapatinya kekurangan, sehingga Anda pun melihat diri Anda mendapat kenikmatan yang besar, lalu Anda pun memuji Allah atas kenikmatannya. Namun bila Anda melihat orang yang berada di atas Anda, niscaya Anda akan menganggap remeh kenikmatan Allah dan merendahkan apa yang  Allah mengaruniakannya kepada Anda sehingga Anda pun lalai dari mensyukuri atas apa yang Allah mengaruniakannya kepada Anda, meskipun sedikit. Dari Anas bin Malik, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah ridha terhadap seorang hamba yang menikmati makanan lalu memuji Allah sesudahnya atau meneguk minuman lalu memuji Allah sesudahnya.” (HR Muslim no. 2734) Sebuah makanan, bila Anda memuji Allah ta'ala atasnya, niscaya Dia meridhai Anda, lalu bagaimana dengan orang yang  Allah karuniai dengan kebaikan namun dia tidak membuatnya qanaah dikarenakan melihat orang yang berada di atasnya. Sesungguhnya bila Anda melihat orang yang berada di atas Anda pada kekayaannya, dunianya, kelapangannya, rezekinya, hartanya dan lain-lain niscaya hal itu akan menyebabkan Anda menyesal, hidup dalam kondisi sedih dan susah dan tidak akan memperoleh melainkan apa yang telah  Allah ta'ala takdirkan bagi Anda. Maka lihatlah orang yang berada di bawah Anda. Inilah manfaatnya: Manfaat pertama: Akan menyebabkan Anda menjadi orang yang qanaah Manfaat kedua: Apa yang disebutkan Nabi Shallallahu 'Alaihi wassalam yaitu Anda tidak menganggap remeh nikmat Allah ta'ala atas Anda sehingga Anda memujinya atas nikmatnya. Mungkin ada yang bertanya: Mengapa Anda membatasi masalah dalam hal melihat pada harta saja? Kami jawab: karena telah disebutkan juga riwayat yang menjelaskan tentang hal itu dari Nabi Shallallahu Alaihi wassalam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasannya Beliau bersabda, إذا نظر أحدكم إلى من فضل عليه في المال والخلق فلينظر إلى من هو أسفل منه ممن فضل عليه “Jika salah seorang di antara kalian melihat orang yang memiliki kelebihan harta dan bentuk (rupa) , maka lihatlah kepada orang yang berada di bawahnya daripada melihat orang yang memiliki kelebihan di atasnya (HR. Bukhari dan Muslim) Orang yang berada di bawah Anda yakni  Anda memiliki kelebihan di atasnya. Bila Anda melihat diri Anda dalam kondisi lebih utama darinya,, maka hendaknya Anda memuji Allah ta'ala. Jadi inilah yang ulama jadikan sebagai tafsirannya sebagaimana yang kami sebutkan sebelumnya. 📀Syarh Kitab al-Jami' dari Bulughul Maram pelajaran 1 http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=140582 📁http://bit.ly/Al-Ukhuwwah
9 tahun yang lalu
baca 4 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

nasihat al-imam hasan al-bashri rahimahullah

 .Nasihat Al-Imam  Hasan Al-Bashri rahimahullah Sumber: pixabay Wahai manusia, sesungguhnya aku tengah menasihati kalian, bukan berarti aku orang yang terbaik diantara kalian, bukan pula orang yang paling shalih di antara kalian.Sungguh, akupun telah banyak melampaui batas terhadap diriku.Aku tidak sanggup mengekangnya dengan sempurna, tidak pula membawanya sesuai dengan kewajiban dalam menaati Rabb-nya.  Andaikata seorang muslim tidak memberi nasihat kepada saudaranya kecuali setelah dirinya menjadi orang yang sempurna, niscaya tidak akan ada para pemberi nasihat. Akan menjadi sedikit jumlah orang yang mau memberi peringatan dan tidak akan ada orang-orang yang berdakwah di jalan ALLAH ‘Azza wa Jalla, tidak ada yang mengajak untuk mentaati-Nya, tidak pula melarang dari bermaksiat kepada-Nya. Namun dengan berkumpulnya ulama dan kaum mukminin, sebagian memperingatkan kepada sebagian yang lain, niscaya hati-hati orang-orang yang bertakwa akan hidup dan mendapat peringatan dari kelalaian serta rasa aman dari lupa dan kekhilafan.  Maka terus meneruslah -semoga ALLAH mengampuni kalian- engkau berada pada majelis-majelis dzikir (majelis ilmu), bisa jadi satu kata yang terdengar merendahkan diri kita sangat bermanfaat bagi kita. Bertaqwalah kalian semua kepada ALLAH ‘Azza wa Jalla dengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan muslim.” (Mawai’zh lilImam Al-Hasan Al-Bashri, hal.185) قال الحسن البصري رحمه الله : أيها الناس إني أعظكم ولست بخيركم ولا أصلحكم، وإني لكثير الإسراف على نفسي، غير محكم لها ولا حاملها على الواجب في طاعة ربها، ولو كان المؤمن لا يعظ أخاه إلا بعد إحكام أمر نفسه؛ لعُدم الواعظون، وقلّ المذكرون، ولما وُجد من يدعو إلى الله جل ثناؤه، ويرغّب في طاعته، وينهى عن معصيته، ولكن في اجتماع أهل البصائر ومذاكرة المؤمنين بعضهم بعضًا حياة لقلوب المتقين، وإذكار من الغفلة، وأمن من النسيان، فالزموا ـ عافاكم الله ـ مجالس الذكر، فربّ كلمة مسموعة ومحتقرٍ نافع.واتقوا الله عز وجل حق تقاته ولا تموتن إلا و أنتم مسلمون. (مواعظ للإمام الحسن  البصري. ص:١٨٥) Alih bahasa : TIM KITasatu WA KITASATU  25 jumadal tsaniyah 1437 Join Channel Telegram : Http://tlgrm.me/KajianIslamTemanggung Untuk faedah lain kunjungi: www.Tashfiyah.com www.Serambiharamain.com
9 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

perbaiki akhlakmu duhai penuntut ilmu

UNTUKMU PARA PENUNTUT ILMU. Berkata Al-Imam Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah ta'ala: Dan diantara perkara yang paling penting pada hak seorang penuntut ilmu ialah hendaknya berakhlak mulia, bagus jalan hidupnya, mementingkan agamanya, semangat menjaga shalat-shalat (wajib) berjama'ah, menjaga lisan dan anggota tubuhnya dari segala perkara yang menyelisihi syariat Allah Subhanah, bersemangat untuk mencurahkan perkara yang makruf dan baik serta menahan dari kejelekan dan gangguan, inilah yang seharusnya ada pada seorang penuntut ilmu yang jujur dan demikianlah seharusnya pemuda yang mulia akan berusaha berakhlak mulia dan menapaki jalan hidup yang terpuji serta menjauhkan diri dari akhlak tercela lagi jalan hidup yang buruk dimanapun dia berada baik di dalam rumah, di jalanan, baik bersama rekan-rekannya maupun pada setiap keadaan. 》 Majmu' Al-Fatawa (5/243). —————————————— قال الإمام عبد العزيز بن باز - رحمه الله تبارك وتعالى - :  .ومن أهم المهمات في حق طالب العلم أن يكون حسن الأخلاق طيب السيرة مهتماً بدينه حريصاً على المحافظة على الصلوات في الجماعة ، يحفظ لسانه وجوارحه عن كل ما يخالف شرع الله سبحانه ويحرص على بذل المعروف والخير والكف عن الشر والأذى ، هكذا يكون طالب العلم الصادق وهكذا يكون الشاب النجيب يتحرى الأخلاق الفاضلة والسيرة الحميدة ويتباعد عن الأخلاق الذميمة والسيرة السيئة أينما كان في البيت وفي الطريق ومع زملائه وفي كل حال . 📜 مجموع فتاوى ( ٢٤٣/٥ ) FIK http://bit.ly/Forum_ilmiyahKarangAnyar
9 tahun yang lalu
baca 2 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

membaca quran dengan tadabbur / tafakkur

 .MEMBACA AL-QUR'AN DENGAN TADABBUR/TAFAKKUR  Sumber: tarteelequran.com al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata : Seandainya manusia mengetahui rahasia yang terdapat dalam membaca Al-Qur'an dengan penuh tadabbur (merenungkan), niscaya mereka akan menyibukkan diri dengannya tanpa selainnya. Apabila dia membacanya dengan penuh tafakkur, ketika dia melewati sebuah ayat yang dia membutuhkan ayat itu untuk mengobati hatinya, niscaya dia akan mengulang-ulang ayat tersebut walaupun sebanyak seratus kali, walaupun semalam suntuk. Membaca satu ayat dengan penuh tafakkur dan memahaminya lebih baik dari pada membaca seluruh al-Qur'an hingga khatam (selesai) namun tanpa merenungkan dan memahaminya, dan yang demikian itu lebih bermanfaat bagi hati dan lebih kuat untuk bisa meraih keimanan dan merasakan manisnya al-Qur'an. Demikianlah kebiasaan para salaf. Ada di antara mereka yang mengulang-ulang satu ayat hingga datang waktu subuh Telah datang dari Nabi shallahu 'alahi wa sallam bahwa beliau mengulang-ulang sebuah ayat hingga shubuh, yaitu firman Allah Ta'ala ; (إِن تُعَذبهُم فَإِنَّهُم عِبَادك وَإِن تغْفر لَهُم فَإنَّك أَنْت الْعَزِيز الْحَكِيم) "Jika Engkau mengadzab mereka maka sungguh mereka adalah hamba-hamba-Mu. Jika Engkau mengampuni mereka maka sesungguhnya Engkau Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (al-Ma'idah : 118) Membaca al-Qur'an dengan penuh tafakkur merupakan pengkal kebaikan hati." Miftaah Daar as-Sa'adah 1/187 ✍🏻قال الإمام ابن القيم  رحمه الله تبارك وتعالى  فلَو علم النَّاس مَا فِي قِرَاءَة الْقُرْآن بالتدبر لاشتغلوا بهَا عَن كل مَا سواهَا ،  فإِذا قَرَأَهُ بتفكر حَتَّى مر بِآيَة وَهُوَ مُحْتَاجا إِلَيْهَا فِي شِفَاء قلبه كررها وَلَو مائَة مرّة وَلَو لَيْلَة ، فقراءة آيَة بتفكر وتفهم خير من قِرَاءَة ختمة بِغَيْر تدبر وتفهم وأنفع للقلب وأدعى الى حُصُول الايمان وذوق حلاوة الْقُرْآن  وهَذِه كَانَت عَادَة السّلف يردد أحدهم الآية إلى الصَّباح وَقد ثَبت عَن النَّبِي أنه قَامَ بِآيَة يُرَدِّدهَا حَتَّى الصَّباح وَهِي قَوْله : ( إِن تُعَذبهُمْ فَإِنَّهُم عِبَادك وَإِن تغْفر لَهُم فَإنَّك أَنْت الْعَزِيز الْحَكِيم ) ، فقراءة الْقُرْآن بالتفكر هِيَ أصل صَلَاح الْقلب .  مفتاح دار السعادة ( ١٨٧/١ ) ••••••••••••••••••••• Majmu'ah Manhajul Anbiya Join Telegram https://tlgrm.me/ManhajulAnbiya Situs Resmi http://www.manhajul-anbiya.net
9 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

antara harapan dan kenyataan

ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN . Manusia mana yang tidak pernah mempunyai harapan dan impian, hidup terasa lebih semangat demi mengejar sebuah impian, bahkan terkadang rela melanggar syariat hanya demi impian yang diinginkan Namun terkadang hati menjadi sesak, dada terasa sempit tatkala apa yang diimpikan tidak seperti harapan. Pernahkah anda mengalami hal yang demikian ? Yang lebih membuat sesak dihati tatkala usaha yang dilakukan diiringi dengan doa, namun belum juga dikabulkan Ingatlah doa itu adalah Ibadah sebagai mana Rasul bersabda “الدعاء هو العبادة” Doa Itu adalah Ibadah  (HR.Abu Dawud dan AT Tirmidzi) Lalu apa kiranya kalau harapan yang sudah diiringi doa tak kunjung nampak? INGAT ❗️❗️ Allah tidak menyia-nyiakan doa seorang mukmin,, terlebih lagi Allah akan malu jika ada seorang hamba yang menengadahkan tangannya ke atas dan allah tidak meng ijabahi doa hamba tersebut. Dalam hadist Nabi bersabda “Sesungguhnya Allah  malu bila seorang hamba-Nya membentangkan kedua tangannya untuk memohon kebaikan kepada-Nya lalu ia mengembalikan kedua tangan itu dalam keadaan hampa/gagal.” (HR. Ahmad 5/438, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 1757) Ada 3 cara Allah mengabulkan doa seorang hamba: 1. Allah kabulkan doa tersebut di dunia 2. Allah gantikan dgn musibah yang tidak jadi menimpa hamba tadi 3. Allah simpan doa tersebut di Syurga Coba kita renungkan firman Alloh berikut ﻭَﻋَﺴَﻰ ﺃَﻥْ ﺗَﻜْﺮَﻫُﻮﺍ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻭَﻫُﻮَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻟَﻜُﻢْ ﻭَﻋﺴَﻰ ﺃَﻥْ ﺗُﺤِﺒُّﻮﺍ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻭَﻫُﻮَ ﺷَﺮٌّ ﻟَﻜُﻢْ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﻭَﺃَﻧْﺘُﻢْ ﻻ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮﻥ (البقرة  216) Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.( Al Baqoroh 216 ) Solusinya Jika harapan tak kunjung nampak didepan mata, maka ber husnudzonlah kepada Allah Bertawakallah kepada Allah,, karena Allah yang menciptakan kita, dan Allah pula mengetahui apa yang dibutuhkan seorang hamba. Teruslah berusaha, mungkin Allah sedang menguji kesabaran kita. ***************** Antara harapan dan kenyataan bagian 2  Setiap kita pasti memiliki harapan, dan tentunya harapan yang kita inginkan, yang kita gambarkan adalah harapan yang baik, yang indah Karena ada rasa harap muncul sebuah tindakan untuk merealisasikan harapan yang diidam idamkan Bahkan terkadang sebagian mereka mencurahkan segala daya dan upaya untuk mendapatkan harapannya,, Iya,, harapan,, Harapan yang sifatnya dunia, seperti harta, istri, anak keturunan, 🏼️Ataupun harapan yang sifatnya akhirat, dan ini yang utama,, harapan untuk mendapat ridho ilahi, dengan dimasukkan kedalam syurga dan dijauhkan dari api neraka Namun terkadang semua itu musnah tatkala harapan itu jauh dari kenyataan . Mungkin dada terasa sesak fikiran tak enak tidurpun tidak nyenyak, namun yakinlah Allah telah menyiapkan hal yang indah pada kita Teteplah berbaik sangka pada ketetapan Allah walaupun pahit terasa Coba kita renungkan firman Alloh berikut ﻭَﻋَﺴَﻰ ﺃَﻥْ ﺗَﻜْﺮَﻫُﻮﺍ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻭَﻫُﻮَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻟَﻜُﻢْ ﻭَﻋﺴَﻰ ﺃَﻥْ ﺗُﺤِﺒُّﻮﺍ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻭَﻫُﻮَ ﺷَﺮٌّ ﻟَﻜُﻢْ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﻭَﺃَﻧْﺘُﻢْ ﻻ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮﻥ (البقرة  216) Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.( Al Baqoroh 216 ) Solusinya Jika harapan tak kunjung nampak didepan mata, maka ber husnudzonlah kepada Allah Bertawakallah kepada Allah,, karena Allah yang menciptakan kita, dan Allah pula mengetahui apa yang dibutuhkan seorang hamba. Teruslah berusaha, mungkin Allah sedang menguji kesabaran kita. ***************** @L Marony Forum Ilmiyah Karanganyar http//bit.ly/forum_ilmiyahKarangAnyar Dipublikasikan oleh www.happyislam.com Bandung, 14 Jumadil Akhir 1437 H 23 Maret 2016
9 tahun yang lalu
baca 4 menit