Keluarga

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

kebiasaan jahiliah dalam pernikahan, awas jangan ditiru!

DI ANTARA KEBIASAAN JAHILIAH DALAM PERNIKAHAN Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin berkata, . بعض القبائل لا يزوج نساءه إلا من قبيلته، حتى لو خطب إنسان من قبيلة أكرم من قبيلته وأشرف لمنعه؛ لأنه لا يريد أن يزوج من غير القبيلة، حتى وإن كانت المرأة تريد هذا الرجل الذي ليس من قبيلتها وترغب فيه، لأنه ذو خلق ودين، وقد قال النبي صلى الله عليه وسلم: (إذا أتاكم من ترضون دينه وخلقه فأنكحوه) وهذا الرجل يمنع هذه المرأة المخطوبة؛ لأن الخاطب ليس من القبيلة، وهذه عادة جاهلية، وعادة سيئة، وعادة أبطلها الشرع، حيث حدد من يقبل ومن لا يقبل بقوله: (إذا أتاكم من ترضون دينه وخلقه فأنكحوه؛ إلا تفعلوا تكن فتنة في الأرض وفساد كبير) . "Sebagian kabilah tidaklah menikahkan para wanitanya kecuali dengan kabilahnya walaupun telah datang ingin melamarnya seseorang dari kabilah yang lebih mulia dari kabilahnya, dia menghalanginya karena dia tidak ingin menikahkan dengan selain kabilahnya walaupun wanita itu ingin menikah dengan laki-laki tersebut yang bukan dari kabilahnya karena laki-laki itu baik akhlak dan agamanya. Sungguh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah besabda,  'Apabila datang kepada kalian orang yang kalian ridai agama dan akhlaknya untuk meminang putri kalian, maka nikahkanlah dia.' Dan orang ini, menghalangi  wanita yang dilamar ini karena yang melamarnya bukan dari kabilahnya. Ini merupakan kebiasaan jahiliah dan adat yang jelek serta adat yang telah dibatalkan syariat karena syariat telah membatasi orang yang seharusnya diterima dan ditolak pinangannya yaitu pada sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,  Apabila datang kepada kalian orang yang kalian ridai agama dan akhlaknya untuk meminang putri kalian, maka nikahkanlah dia, jika tidak niscaya akan muncul kerusakan yang besar.'" ومن ذلك أن بعض الناس يتحكم في بنته كأنما هي سيارة، إن جاءت بالثمن الذي يرضاه زوجها وإلا منعها، حتى سمعنا بعض الناس يشترط شروطاً قاسية لا يستطيعها إلا القليل من الناس، يقول: أنا أزوجك بنتي على أن يكون مهر البنت خمسين ألفاً وللأم عشرة، وللأب عشرة، هذه سبعون ألف ريال... يحل لأحد أن يشترط لنفسه منه شيئاً، هذا الباب مسدود ممنوع، وفي منعه حكمة بالغة، لأنه لو رخص للولي أن يشترط لنفسه شيئاً ولأم الزوجة شيئاً لكانت الفريسة هي الزوجة؛ لأن الضرر عليها، فتصبح وكأنها سلعة تباع بالمزاد العلني، ولقد ثبت عن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم أنه كلما كان المهر أيسر كان أعظم للبركة، وهذا هو عين الحكمة "Di antara kebiasaan jahiliah dalam pernikahan adalah sebagian manusia mengendalikan putrinya seperti mobil. Jika putrinya menetapkan mahar yang dia ridai, dia nikahkan putrinya, jika tidak,maka dia melarangnya. Bahkan, kami mendengar sebagian manusia mensyaratkan persyaratan yang kaku yang tidak akan dimampui kecuali oleh sebagian kecil dari manusia. Dia berkata, 'Aku nikahkan engkau dengan anakku namun, mahar anakku 50 ribu, ibunya dapat 10 dan ayahnya dapat 10 sehingga semuanya genap menjadi 70 ribu real.' Tidak halal bagi siapa pun mensyaratkan hal ini untuk dirinya, pintu ini tertutup lagi terlarang dan dalam pelarangan ini tentu ada hikmahnya yang besar.  Karena jika dibolehkan bagi wali untuk mensyaratkan bagi dirinya sesuatu dan bagi ibunya juga, tentu sang putri yang akan menjadi korban karena dialah yang akan menanggung mudaratnya setelah itu. Sehingga jadilah putrinya seakan-akan barang lelang yang dipajang sedangkan sungguh telah shahih berita dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa semakin mahar wanita itu mudah, maka semakin besar keberkahannya, inilah metode yang hikmah dalam menentukan mahar."  Sumber: Al-Liqā' asy-Syahrī, 20/5-7. Alih bahasa: Abu Fudhail Abdurrahman bin Umar. Telegram : https://t.me/alfudhail
3 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

renungan buatnya yang setahun menikah

 .Buatnya Yang Setahun Menikah Jika rumah tangga sering dianalogikan mengayuh biduk di tengah samudra, sebenarnya masih ringan. Sebab, rumah tangga lebih luas dari samudra, tidak sekecil biduk, dan gelombangnya lebih tidak beraturan. Namun, sebagai pendekatan, sah-sah saja. Tidak semua suami istri menyadari dari awal, bahwa rumah tangga bukanlah drama cerita yang alurnya telah ditentukan sampai akhir. Sayangnya banyak yang terbuai oleh drama-drama cengeng buatan khayal manusia. Rumah tangga pun bukan sinetron cinta yang dapat ditebak arahnya yang ujung-ujungnya tertawa bahagia. Walaupun banyak juga yang terbawa angan-angan sinteron. Tinggalkan mimpi-mimpi buruk itu! Engkau harus bangun dari tidur nyenyakmu. Hidup tak seindah mimpi. Hidup tak sedramatis novel fiktif. Hadapilah kenyataan yang ada di depanmu! Memang, lintasan rumah tangga amat berat. Ego harus disingkirkan. Mesti berdamai dengan idealisme. Perfeksionis tidaklah tepat, yang menuntut segala-galanya sesuai rencana. Berpikir bebas konflik tidaklah bijak. Jangan berharap pasangan hidupmu komplit serba bisa dan serba ada. Sebab, cacatmu sendiri terpampang jelas di depan mata. Meskipun, tidak mau mengakui itu namun fakta lah yang bercerita. Wajahmu yang cemberut. Hatimu yang kesal. Dadamu yang sesak. Itu semua sudah cukup memberitakan bahwa engkau lupa bercermin pada diri sendiri. Engkau yang tersinggung. Engkau yang marah. Engkau yang kecewa. Bukankah itu semua adalah bukti bahwa engkau kurang sadar diri? Hanya karena sepatah kata, hatimu bagai tersayat-sayat. Hanya karena satu tekuk wajah, engkau sudah tenggelam dalam prasangka buruk. Hanya karena satu menit terlambat, bagai engkau dikhianati. Hanya karena salah menempatkan tertawa, engkau sudah merasa terhina. Ada apa denganmu? Coba dan teruslah mencoba untuk mengingat! Apa tujuanmu menikah? Bukankah untuk beribadah bersama? Sadarlah, bahwa ibadah itu harus ikhlas. Menikah itu seperti ibadah-ibadah lainnya, yaitu harus mengharap ridha Allah. Bukan puja puji istri. Bukan sanjungan suami. Lupakah engkau tentang hal ini? Engkau merasa tidak dihargai. Engkau anggap kurang dimengerti. Engkau kira tidak diapresiasi. Engkau pandang tidak bernilai. Sebenarnya, ridha siapa yang engkau cari?  Sudahlah, tidak ada yang lebih indah dari sabar. Sabar dalam arti yang sesungguhnya! Sabar luar dalam. Senyummu tetap terpancar. Bahasamu tetap santun. Sikapmu tetaplah lembut. Dan doa-doamu untuk kebaikan pasangan hidupmu selalu mengalir.  Yakinlah bahwa di akhirat kelak, Allah Ta'ala memberi pahala berlimpah. Apa yang tidak engkau dapatkan di dunia, niscaya berlipat-ganda engkau akan memperolehnya. Asalkan engkau sabar! Untukmu suami, Nabi Muhammad  صلى الله عليه و سلم  bersabda ; لَا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ  “ Jangan sampai seorang suami membenci istrinya. Jika ada satu hal yang ia benci, bukankah ia menerima hal lainnya” (HR Muslim dari sahabat Abu Hurairah 1469) Untukmu istri, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم  bersabda ; الْمَرْأَةُ إِذَا صَلَّتْ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَأَحْصَنَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ بَعْلَهَا فَلْتَدْخُلْ مِنْ أَيّ  أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شَاءَتْ “Seorang istri; jika ia mengerjakan salat lima waktu, puasa Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan taat pada suaminya, silahkan ia masuk surga dari pintu manapun yang ia suka” (Hadits Anas bin Malik dan disahihkan Al Albani dalam Al Misykah no .3254) Semoga prahara segera berlalu berganti bahagia. Badai segera berlalu berubah angin sejuk. Toh, di dunia hanya beberapa saat saja. Kenapa engkau tidak bersabar untuk meraih surga? Semoga Allah karuniakan istiqomah untuk kita. Ya Allah, wafatkanlah kami dengan husnul khatimah. Pendopo Lama, Lendah 09.26 WIB 28 September 2021 t.me/anakmudadansalaf
3 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

semaikanlah mereka! semangat mengajari al quran

Semaikanlah Mereka! Ibarat benih, anak-anak haruslah disemaikan. Agar tumbuh, berbunga, berbuah dan terus selalu berbuah, anak-anak harus dipilihkan lahan belajar yang baik. Mereka mesti dirawat dan diperhatikan. Perlakukanlah anak-anak sebagai manusia yang punya hati, keinginan, pikiran dan perasaan. Sebab, anak-anak kita bukan sebatang kayu atau sepotong ranting tak bernyawa. Mendidik anak perlu cara dan langkahnya. Mereka jelas berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak memiliki alam dan hawa hidup sendiri. Sebagai pendidik, tidak ada pilihan selain bersabar sambil berusaha memahami. Sehingga, seorang pendidik bisa maksimal mengarahkan dan membentuk mereka. Tugas ini sangat berat! Tidak bisa dipikul oleh seorang-seorang. Bisa dikata tugas ini begitu komplek, sehingga harus dipikirkan dan dikerjakan bersama. Tahapan paling mendasar adalah sadar sepenuhnya bahwa berkecimpung di dunia pendidikan anak adalah kesempatan emas untuk mendulang pahala sebanyak-banyaknya. Ingat, pendidikan anak yang saya maksud adalah pendidikan agama. Terkhusus al Quran dan hadits Nabi beserta seluruh perangkatnya. Bukan pendidikan duniawi! Mendidik anak belajar agama adalah jihad fi sabilillah. Nabi Muhammad bersabda : مَنْ دَخَلَ مَسْجِدَنَا هَذَا لِيَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ لِيُعَلِّمَهُ كَانَ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ "Barangsiapa masuk masjid kami ini untuk belajar kebaikan atau mengajarkannya, ibaratnya ia adalah seorang mujahid fi sabilillah" (HR Abu Dawud) Anda wahai, saudaraku! Selalulah menghadirkan niat bahwa ketika mempersiapkan materi pelajaran, Anda sedang berjihad. Saat berangkat ke lokasi belajar, Anda sedang berjihad. Apabila Anda menyapa dan berbicara dengan anak-anak didik, Anda sedang berjihad. Sewaktu Anda membantu mereka menulis atau melafalkan huruf-huruf hijaiyyah, Anda sedang berjihad. Waktu dan hidup yang Anda habiskan untuk terlibat aktif dalam proses belajar mengajar, artinya Anda sedang melaksanakan jihad fi sabilillah. Saudaraku, jangan lewatkan momentum indah dalam hidupmu! Momentum paling berkesan saat mendampingi anak-anak kecil itu untuk menapaki kehidupan dan menatap masa depan. Anda menjadi bagian terbaik dalam hidup mereka. Dan jangan lupa, mereka juga bagian terindah dalam hidup Anda. Semestinya satu sabda Nabi Muhammad sudah cukup bagi Anda untuk mengambil keputusan tanpa sedikitpun ragu. Tiada bimbang tersisa. Yakin memutuskan dan memilih jalan hidup, yakni mendidik anak-anak kaum muslimin. Resapi dan hayati sabda Nabi di bawah ini! Jangan bilang Anda punya hati jika tidak tergetar. Usah Anda bilang punya hati bila tak terguncang. "Sungguh! Allah Ta'ala, malaikat-malaikat-Nya, penduduk langit dan bumi semuanya, bahkan semut di sarangnya ,juga ikan-ikan, mereka menyampaikan doa-doa kebaikan untuk para pengajar kebaikan untuk umat manusia" Tidakkah Anda inginkan? Apakah Anda tak maukan? Hidup dalam naungan doa-doa kebaikan. Hidup dipenuhi doa-doa dari yang tidak pernah mampu kita ketahui seberapa banyak yang mendoakan. Indah dan damai nian hidup! Dalam doa-doa kebaikan. Saudaraku, tak seharusnya Anda menunggu diajak agar beranjak. Menanti diundang supaya temandang. Mengharap disertakan sehingga berjalan. Jangan! Jangan demikian! Mulailah dari diri Anda! Lahirkan sebuah kesadaran bahwa mendidik anak-anak adalah perjuangan suci. Mendidik anak-anak merupakan tugas mulia. Jangan bosan! Jangan jenuh! Jangan mudah mengeluh! Nabi Muhammad pernah menjelaskan bahwa sebaik-baik orang adalah yang belajar dan mengajarkan al Quran. Hadits di atas adalah motivasi bagi Abu Abdurrahman as Sulami untuk menghabiskan umur mengajarkan al Quran. Ketahuilah bahwa al Quran yang kita baca saat ini sampai kepada kita melalui jalur beliau. Beliau sepanjang umur mengajar al Quran di masjid Kufah dan berkata, "Hadits di atas lah yang membuat saya senang hati berada di sini" Nafi' bin Abdurrahman al Madani selama 70 tahun mengajarkan al Quran. Membimbing umat agar bisa membacanya. Abu Manshur al Khayyath bersabar menjadi pendidik. Beliau dipuji oleh adz Dzahabi, "Duduk mengajarkan al Quran sepanjang umur. Sudah banyak orang membaca al Quran dengan beliau" Abu Manshur adalah figur pendidik yang penyabar. Buktinya? Beliau menuntun orang-orang buta sampai bisa mengkhatamkan al Quran. Jumlah orang buta yang dituntun mencapai 70.Adz Dzahabi memuji, "Orang yang mentalqin / menuntun 70 orang buta, maka telah banyak berbuat baik" Saudaraku, marilah bersabar menjadi pengajar! Ayolah berlapang dada saat mendampingi anak-anak didik. Lemah lembut lah! Sayangi dan kasihi mereka! Jangan kasari mereka! . Jauhkan dari sikap kaku! Jangan membuat mereka lari dari belajar! Jangan menjadikan mereka benci untuk belajar! Semoga tiba saatnya ketika : Anak-anak yang kini dianggap nakal, dibilang usil, dikata jail, dan susah diatur... Anak-anak yang pernah ngompol di kelas, tertidur di atas meja dan berbaju penuh keringat... Anak-anak yang sekarang ini kadang menangis, senang teriak-teriak dan melompat-lompat... Anak-anak yang kadang terlambat datang, tidak mengerjakan PR dan susah mengerjakan soal ujian.... Anak-anak yang cadel lidahnya, hafalannya lambat dan lemah dalam mengingat... Insya Allah akan tiba saatnya ketika ; mereka dinyatakan selesai menempuh pendidikan, menjadi imam shalat dengan fasih, mengajarkan kitab-kitab ulama...anak-anak kecil kini, esok hari menjadi pelita umat, mercusuar ilmu dan penuntun dalam gelapnya kehidupan. Saat mereka telah menjadi pejuang dakwah, di sana Anda bisa berharap pahala yang terus mengalir walau Anda telah berkalang tanah. Sebab, Anda telah menebar bibit kebaikan, menyemai benih ilmu yang bermanfaat. Maka, semaikanlah mereka! Anak-anak kita. Jika Anda bisa mengajar, kenapa Anda berpikir yang lain! Baarakallahu fiikum Kaki Gunung Gede 04 April 2021 Sumber : https://t.me/anakmudadansalaf/120
3 tahun yang lalu
baca 4 menit