Bantahan

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

nasihat syaikh rabi' kepada ikhwah indonesia terkait fitnah sha'afiqah

ARAHAN DAN BIMBINGAN SANG AYAH AL-'ALLAMAH RABI' BIN HADI AL-MADKHALI UNTUK ANAK-ANAKNYA DI INDONESIA بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه، أما بعد : Kami (yang tertera namanya di bawah ini) bersyukur telah mendapatkan kehormatan untuk bertemu dengan Syaikh (guru) dan Ayah kami al-'Allamah Rabi' bin Hadi 'Umair al-Madkhali hafizhahullah di rumah beliau yang diliputi dengan nuansa ilmu di Kota Madinah. Pertemuan itu terjadi di waktu Isya' pada hari Kamis, 13 Jumadal Akhirah 1439 H / 1 Maret 2018 M. Asy-Syaikh Rabi', sebagaimana kebiasaan baik beliau yang telah diketahui bersama, menanyakan kepada kami tentang kondisi dan perkembangan Dakwah Salafiyyah di negeri kami (Indonesia). Semoga Allah memberikan balasan kebaikan atas perhatian beliau yang sangat besar terhadap anak-anaknya Salafiyyin di seluruh dunia. Kemudian beliau mempersilakan kepada kami untuk menyampaikan beberapa pertanyaan. Maka kami pun menyampaikan beberapa pertanyaan, antara lain sebagai berikut : Nasihat Syaikh Rabi' bin Hadi Kepada Ikhwah Indonesia Terkait Fitnah Sha'afiqah via Pexels Pertanyaan : Wahai Syaikh kami, sebagian da’i di negeri kami (Indonesia) berbicara tentang apa yang mereka sebut dengan "ash-Sha'afiqah" di majelis-majelis (forum) umum, yakni fitnah yang terjadi belakangan ini, wahai Syaikh. Sebagian mereka menerjemahkan dan menyebarkan artikel-artikel yang berisi celaan terhadap para masyaikh yang mereka juluki sebagai "ash-Sha'afiqah". Bagaimana nasehat Anda? Apakah Anda memandang bahwa hal ini dapat berpengaruh terhadap ash-Shulh dan merusaknya? Kemudian apakah boleh bagi kami untuk membela para masyaikh tersebut, seperti asy-Syaikh Arafat, asy-Syaikh Abdullah bin Shalfiq, dan para masyaikh lainnya? Asy-Syaikh Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah menjawab: "Sampaikan salamku kepada mereka. Katakan kepada mereka, bahwa pihak yang kalian katakan sebagai Sha'afiqah itu sebenarnya mereka adalah para masyaikh, orang-orang yang berkiprah dalam dakwah, orang-orang mulia, dan para pembela as-Sunnah! Mereka telah terzhalimi! Sampaikan kepada mereka, bahwa pihak yang dituduh sebagai ash-Sha'afiqah itu telah terzhalimi. Katakan pula kepada mereka, mana bukti-bukti kalian atas tuduhan bahwa mereka (pihak yang dituduh itu) adalah Sha'afiqah! ash-Sha'afiqah artinya orang-orang bodoh dan dungu. ... Tunjukkan bukti-bukti kalian! Hendaknya mereka (pihak yang menuduh/mencela itu) bertaubat kepada Allah 'Azza wa Jalla. Ini (pembicaraan dan celaan terhadap Sha'afiqah) berpengaruh negatif terhadap ash-Shulh dan merusaknya. Ini adalah kezhaliman! Mereka (yang dituduh/dicela) itu adalah pihak yang terzhalimi. Aku benar-benar mengenal mereka - barakallahu fik -, realitas pun menunjukkan siapa mereka itu. Di antara mereka ada yang mendapatkan gelar doktoral dan gelar magister. Di antara mereka ada yang mendapatkan gelar-gelar akademis, dan mereka semua adalah para asatidzah. Maka tuduhan terhadap mereka sebagai ash-Sha'afiqah termasuk kezhaliman! dan pihak yang menuduh dalam hal ini tidak memiliki bukti sekecil apapun atas celaannya terhadap mereka. Sha’afiqah maknanya berarti orang-orang jahil!! (Tuduhan) Ini adalah kezhaliman yang sangat besar. Ya, silakan kalian membela mereka (masyayikh tersebut) dengan cara hikmah. Katakanlah kepada mereka, "Datangkanlah bukti-bukti!". Allah berfirman (artinya), "Katakanlah, datangkan bukti-bukti kalian jika kalian orang-orang yang jujur." Orang yang mencela mereka, tidak memiliki satu bukti pun. Barakallahu fikum. Orang yang mencela mereka itu, aku telah berdiskusi dengannya dan aku telah membaca ucapannya, namun ternyata dia tidak mempunyai bukti apapun walaupun hanya sebesar biji sawi (dzarrah). Sungguh mereka yang dicela itu telah terzhalimi. Para ulama telah memberikan rekomendasi (mentazkiyah) mereka. Demikian pula tazkiyyahku terhadap mereka pun .telah tersebar. Aku juga telah meminta kepada Khalid Baqais, pemilik website Miratsul Anbiya, agar menyiarkan durus (pelajaran-pelajaran) mereka. Barakallahu fikum. Kemudian asy-Syaikh Rabi’ mengatakan, Metodeku dalam membantah para pengekor hawa nafsu dan ahli bid’ah adalah dengan cara menukil perkataan. Aku katakan, “Si Fulan (lawan/rival, yakni pihak yang dibantah, pen) berkata dalam kitab dengan judul ini, pada juz/jilid sekian, halaman sekian.” Kemudian aku singkap kebatilan/kesalahan orang itu dan aku bantah. Jadi aku menukilnya secara persis, kemudian aku bantah berdasarkan argumentasi dan bukti. - selesai jawaban asy-Syaikh Rabi’ – Kemudian kami sampaikan berita gembira kepada Syaikh (Guru) kami tentang Daurah yang akan datang, yakni di musim panas tahun ini biidznillah. Dalam daurah tersebut insyaallah sebagai pemateri adalah : - asy-Syaikh Abdullah bin Shalfiq azh-Zhafiri, - asy-Syaikh Arafat al-Muhammadi, - asy-Syaikh Abdul Wahid al-Madkhali, dan - asy-Syaikh Fawwaz al-Madkhali. Pertanyaan : Apa yang Anda nasehatkan kepada ikhwah Indonesia wahai Syaikh kami? Apakah boleh kami mengambil faidah ilmu dari para masyaikh tersebut? Asy-Syaikh Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah menjawab: "Aku nasehatkan mereka untuk berpegang teguh dengan al-Kitab dan as-Sunnah, serta menyambut dan memuliakan para masyaikh tersebut. Barakallah fikum."  ~~~~~~~~~~~~~~~ Semoga Allah memberikan balasan kebaikan kepada Syaikh (guru) kami atas nasehat-nasehat bermanfaat yang beliau sampaikan. Hadir di majelis : • Muhammad bin Umar as-Sewed al-Indunisi • Qomar Su'aidi al-Indunisi • Muhammad bin Mushlih al-Andunisi • dan sejumlah ikhwah Indonesia lainnya. Hadir pula dalam majelis salah seorang cucu asy-Syaikh Rabi' ======================================= Keterangan : naskah di atas telah ditunjukkan kembali kepada Asy-Syaikh al-'Allamah Rabi' bin Hadi 'Umair al-Madkhali hafizhahullah, maka beliau pun membacanya dan memberikan catatan (koreksian) atasnya. Kemudian beliau pun mengizinkan untuk disebarkan (dipublikasikan). Hal ini terjadi pada Isya hari Ahad, 29 Rajab 1439 H (15 April 2018 M) Dengan dihadiri oleh : 1. al-Ustadz Umar bin asy-Syaikh Rabi' al-Madkhali, 2. asy-Syaikh Abdul Mu'thi ar-Ruhaili, 3. Usamah bin Faishal Mahri, 4. Abul Harits Muhammad bin Mushlih Muhdi, dan beberapa ikhwah lainnya BACA :  Apa Itu Sha'afiqah? Penjelasan Syaikh Rabi' Tentang Fitnah Sha'afiqah + AUDIO
6 tahun yang lalu
baca 7 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

merekalah sha'afiqah yang sebenarnya !

SHU'FUQ = ORANG YANG TIDAK PUNYA MODAL ... MAKA INILAH CIRI-CIRI MEREKA (SHA'AFIQAH) YANG SEBENARNYA ❱ Disampaikan oleh Al-Ustadz Abu Ibrahim Muhammad bin Umar as-Sewed hafizhahullah Klik Play Untuk Mendengarkan : ____________________ Ikhwani fiddin a’azzakumullah, Kalau kita lihat dari makna shu'fuq, maka kita bisa katakan: 🔥 ※ [ Ciri Pertama ] Orang yang shu'fuq, orang yang tidak punya modal adalah orang yang tidak punya hujjah, tidak punya dalil, tidak punya bukti-bukti. Hanya berbicara dengan berbagai macam tuduhan tanpa bukti (yang bisa dianggap / diterima secara syar'i, ed). = Itu ciri pertama shu'fuq. 🔥 ※ [ Ciri Kedua ] Kerena tidak punya hujjah biasanya mereka akan berbicara dengan caci maki, tuduhan-tuduhan, sehingga kata-katanya dipenuhi dengan berbagai macam cacian cacian. • “Mereka bodoh” • “Mereka nggak bisa baca” • “Mereka nggak bisa nulis” • “Mereka ini nggak hapal” • “Mereka ini ...” ~ begitu saja isinya. Tidak berbicara, “Kamu menyimpang .. ini penyimpangannya (disertai dengan bukti &. hujjah ilmiyyah untuk menjelaskannya, ed)” nggak ada. “Saya yakin kamu ngak akan hafal Arba'in Nawawiyah” = kayak zaman Hajuri ... masih ingat..? “Aku tantang dia, apakah dia hafal hadits arba'in..??” Kita bukan sedang hitung-hitungan hapalan, tetapi siapa yang benar siapa yang salah. Buktikan dong!! Mana penyimpangannya!? = ndak ada. Maka sekian masyayikh mengatakan, fitnah sekarang ini mengingatkan kita kepada Fitnah Yahya al-Hajuri. 🔥 ※ [ Ciri Ketiga ] Karena tidak punya modal, karena shu'fuq maka biasanya mereka akan mengungkit-ungkit apa yang telah lewat, yang bahkan orangnya kadang sudah bertaubat dari padanya. = ini karena shu'fuq = ngak punya modal. Kalau yang di sana tuduhan yang mengerikan, seperti tuduhan 'AAHIR = zina. Wallahi, kalimat ini bukan kalimat sembarangan. Mereka-mereka yang menuduh tuduhan-tuduhan zina, harus mendatangkan 4 orang saksi. Jika tidak bisa mendatangkan 4 saksi, maka hukumnya dicambuk. Dan subhanallah yang dituduhnya ini sudah melaporkan ke polisi dan sudah mulai ditanya, dipanggil. ... Maka ambillah pelajaran (dari kejadian ini, ed), jangan kita membantah dipenuhi dengan tuduhan-tuduhan tanpa bukti. Jangan!! Yang di Indonesianya, Ngungkit-ngungkit Laskar Jihad dengan berbagai macam cerita-cerita..!! “Ya akhi, kamu ini kesiangan apa bangunnya..?? Manusia sudah bicara lain. Laskar Jihad sudah dikubur beberapa tahun lalu..” Apa maknanya? = Shu'fuq!! Mereka ngak punya modal sehingga mengungkit-ungkit apa yang sudah lewat, yang sudah kita umumkan taubatnya di majalah, di buletin, di Internet, di web di mana-mana. Masya Allah. = Buta + Tuli + Bisu - Ndak tahu sama sekali atau Kesiangan bangunnya. 🔥 ※ [ Ciri Keempat ] Karena shu'fuq, ngak punya modal mereka hanya bisa merekayasa rekaman. (•) Nukil dari Syaikh Rabi' awalnya, dibuang belakangnya. (•) Nukil dari Syaikh Ubaid awalnya, buang yang ininya, ambil yang itunya. Bahkan yang di Indonesia lebih berani lagi, (•) Dipotong kalimat tidaknya, yang harusnya itu kalimat nafiyah (penafian) menjadi kalimat mutsbattah (penetapan). Mengapa mereka merekayasa ucapan-ucapan Ahlussunnah? Mengapa mereka mengedit (mengubah, ed) ucapan-ucapan Ahlussunnah? = Karena mereka sendiri tidak punya modal..!! = Shu'fuq minash Sha'afiqah 🔥 ※ [ Ciri Kelima ] Karena mereka ngak punyak modal, shu'fuq maka mereka lebih memilih untuk adu otot dari pada adu hujjah. Sehingga terjadilah pertikaian dan pemukulan di beberapa tempat. Termasuk di Cerebon. Berantem..!! Mengapa, nantang-nantang berantem = Tidak bisa jawab = Tidak punya hujjah..!! **🔥 ※ [ Ciri keenam ] Karena mereka shu'fuq tidak punya modal, maka mereka memaksakan dalil pada satu perkara yang tidak berkait. Itu juga ciri-ciri shu'fuq, memaksakan hujjah, “Ini hujjah, ini adillah, ini bukti.” (Ketika) Dibaca oleh 'alim kabir, oleh ulama, "Mana yang disebut hujjah?" “Aku baca dari awal sampai akhir.. Tidak ada padanya hujjah.” kata Syaikh Rabi. 🔥 ※ [ Ciri Ketujuh ] Kalau fitnah ini telah terlihat barisannya, kita lihat siapa yang berbaris di barisan mereka dan siapa berbaris di barisan para masyayikh (Syaikh Rabi', Syaikh Ubaid, Syaikh Abdullah al-Bukhari dan yang bersama mereka) Kalau di Indonesia kalian tahu sendiri, para BSH (barisan sakit hati) yang pernah ditahdzir, yang pernah diusir, yang pernah ditegur dengan keras, yang pernah kasus = itu berbaris dibelakang mereka. Ternyata di skop internasional juga sama. Dibuktikan oleh beberapa ikhwah kita (para masyayikh-masyayikh muda) bahwa; ~ murid-muridnya Hajuri ada di sana ~ murid-muridnya Muhammad al-Imam ada di sana ~ bahkan murid atau orang-orangnya dari Adnan ar-Ur ada di situ juga bergabung bersama mereka. (Mirip yang di sini dengan yang sana..!!) Mungkin (Kita husnudzan) mereka ingin sembunyi saja, bukan salah Syaikhnya, tidak!! Tapi salah merekanya yang sembunyi. Mengapa? Di tempat kita tidak aman. Kan begitu?? Di tempat mereka (syaikh fulan, ed), aman..!! [Ahad, 30 Jumadil Akhirah 1439H ~ 18 Maret 2018M] 📀 // Unduh audionya di: - https://t.me/ukhuwahsalaf/5641 atau http://bit.ly/2puO5Oh { Judul dari Admin } 📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net BACA : Apa Itu Sha'afiqah? Penjelasan Syaikh Rabi' Tentang Fitnah Sha'afiqah Merekalah Sha'afiqah yang Sebenarnya ! via Pexels
6 tahun yang lalu
baca 6 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

kritikan terhadap syaikh al azhar ahmad at thayyib

KRITIKAN-KRITIKAN TERHADAP SYAIKH AL AZHAR AHMAD AT THAYYIB Ditulis oleh Asy Syaikh Al 'Allamah Robi' Bin Hadi Al Madkholy حفظه اللّٰه بسم اللّٰه الرحمن الرحيم الحمد لله والصلاة والسلام على رسول اللّٰه وعلى آله وصحبه ومن اتبع هداه Diantara perkara yang sangat menyakitkan ialah terjatuhnya Syaikh Al Azhar dalam penyelisihan-penyelisihan dalam hal aqidah dan ibadah terhadap nash-nash Al Quran dan As Sunnah serta apa yang diyakini dan ditetapkan oleh para shahabat yang mulia terutama khalifah yang terbimbing yaitu Umar Bin Al Khaththab رضي اللّٰه عنهم أجمعين, maka ia memandang bolehnya bertabarruk (mencari berkah) dari kuburan-kuburan dan tempat-tempat ziarah para wali serta beristighatsah kepada mereka. Ia menyetujui penyelisihan-penyelisihan yang berbahaya ini dalam muqaddimah (kata pengantar) terhadap kitab yang berjudul "Al Wilayah Wan Nubuwwah 'Indas Syaikhil Akbar Muhyiddin Ibni 'Arabi"* karya Ali Syud Kifitasy (yang dengan kata pengantar tersebut berarti ia menyetujui apa yang ditulis oleh Ali Syud Kifitasy tersebut). Dan Syaikh Al Azhar menambahkan bolehnya beristighatsah kepada selain Allah, yang mana hal ini sangat disedihkan. Dan Allah menganugerahkan kepadaku untuk mengkritisi penyelisihan-penyelisihan yang berbahaya ini beranjak dari kitabullah dan sunnah Rasulullah serta dari apa yang ditetapkan oleh para shahabat yang mulia ridhwanullah 'alaihim . 〰〰〰 Kitab ini diterjemahkan oleh Syaikh Al Azhar Ahmad At Thayyib dari bahasa Prancis ke bahasa Arab dan diberi muqaddimah (kata pengantar) olehnya. (pent). Sumber : http://rabee.net/ar/articles.php?cat=8&.id=328 KRITIKAN-KRITIKAN TERHADAP SYAIKH AL AZHAR (BAG 2) Ditulis oleh Asy Syaikh Al 'Allamah Robi' Bin Hadi Al Madkholy حفظه الله. Kepada para pembaca yang mulia berikut ini kritikan-kritikan tersebut. Syaikh Al Azhar Ahmad At Thayyib Seorang Ahli Khurofat Peringkat Satu Ia memandang bolehnya mencari berkah dari kuburan-kuburan para wali dan tempat-tempat ziarah mereka bahkan ia memandang bolehnya beristighatsah kepada mereka. Ia menukilkan ucapan Ali Syud Kifitasy dalam kata pengantarnya (hal.14) terhadap kitab "Al Wilayah Wan Nubuwwah Indasy Syaikhil Akbar Ibni 'Araby : "Kalau demikian tidaklah benar pendapat yang menyatakan bahwa tempat-tempat di muka bumi semuanya sama, dan sebagiannya tidak mengungguli sebagian yang lain dalam hal keutamaan tertentu, namun yang benar sebagaimana pendapat Ibnu 'Arabi bahwa seorang wali dari para wali yang melewati suatu tempat atau bekas/peninggalan yang tertinggal setelah kepergiannya dari tempat tersebut bisa mendatangkan keberkahan dan bau yang harum pada tempat tersebut. Dan beranjak dari persaksian secara langsung ini maka Syaikh Al Akbar (Ibnu 'Arabi) mengemukakan prinsip mendasar sekaligus pembenaran terhadap gambaran yang paling nampak dari gambaran bertabarruk (mencari berkah) dari kuburan para wali dan tempat-tempat ziarah mereka..". Aku (Syaikh Robi') Katakan : Sungguh Syaikh Al Azhar telah menyetujui ucapan yang batil yang muncul dari Ali Syud Kifitas ini, diantaranya ialah ucapannya : "Kalau demikian maka tidak benar pendapat yang menyatakan bahwa tempat-tempat di bumi semuanya sama dan bahwa sebagiannya tidaklah mengungguli sebagian yang lain dalam hal keutamaan tertentu". Aku katakan : 1. Siapa yang memiliki pendapat ini ? dan yang nampak bahwa orang yang berpendapat semacam ini termasuk ahlul bida'. 2. Lihatlah bagaimana bisa ia mengambil pendapat Ibnu 'Arabi yang sesat yang menyatakan bahwa sebagian tempat bisa mengungguli tempat yang lain disebabkan para wali melewati tempat tersebut dalam keadaan ia lupa bahwa Allah menyebutkan dalam kitabNya keunggulan Ka'bah dan tempat-tempat yang disucikan, Allah berfirman : (( جعل اللّٰه الكعبة البيت الحرام قياما للناس والشهر الحرام والهدي والفلائد..))الآية. ▪️Dan Rasulullah menyebutkan keutamaan Masjidil Haram dan diikuti oleh tempat-tempat syiar islam yang lain dan bahwasanya shalat di Masjidil Haram bernilai 100.000 shalat. ▪️Dan beliau menyebutkan bahwa shalat di masjid beliau (Nabawi) bernilai 1000 shalat atau lebih. ▪️Dan beliau menyebutkan bahwa shalat di Masjidil Aqsha bernilai 500 shalat. Beliau صلى اللّٰه عليه وسلم bersabda :  (( الصلاة في المسجد الحرام بمائة ألف صلاة، والصلاة في مسجدي بألف صلاة، والصلاة في بيت المقدس بخمسمائة صلاة )). "Shalat di Masjidil Haram bernilai 100.000 shalat, dan shalat di masjidku bernilai 1000 shalat, dan shalat di Baitul Maqdis bernilai 500 shalat". Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya dan Al Bazzar (422). Dan Rasulullah صلى اللّٰه عليه وسلم menyebutkan keutamaan shalat di masjid Quba'. Dan kita meyakini bahwa masjid-masjid islam yang sedemikian banyaknya lebih utama daripada tempat-tempat yang lain. Allah Ta'ala berfirman : (( في بيوت أذن اللّٰه أن ترفع ويذكر فيها اسمه يسبح له فيها بالغدو والآصال )). "Di rumah-rumah yang Allah izinkan untuk ditinggikan dan disebut di dalamnya namaNya yang mana Allah disucikan di dalamnya di waktu pagi dan sore". Dalil-dalil dari Al Quran dan As Sunnah ini menunjukkan batilnya apa yang diucapkan oleh Ibnu 'Arabi dan batilnya persetujuan Syaikh Al Azhar (Ahmad At Thayyib) terhadapnya. Sumber : http://rabee.net/ar/articles.php?cat=8&id=328 KRITIKAN-KRITIKAN TERHADAP SYAIKH AL AZHAR AHMAD AT THAYYIB (BAG 3) Ditulis oleh Asy Syaikh Al Allamah Robi' Bin Hadi Al Madkholy حفظه اللّٰه. Dan lihatlah bagaimana ia (Ahmad At Thayyib) mentaqlid (mengikuti) Ibnu 'Arabi yang berpaham wihdatul wujud dalam kesesatan ini (bertabarruk dengan kuburan dan tempat-tempat ziarah para wali), kemudian ia menyifatinya dengan Asy Syaikh Al Akbar kemudian ia menyetujui kritikan terhadap Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah terkait penjagaan beliau terhadap kedudukan tauhid dan iman. Diantaranya ialah pengingkaran Syaikhul Islam رحمه اللّٰه terhadap amalan ziarah kubur yang mengandung kebid'ahan, dan pengingkaran beliau terhadap amalan tawassul kepada para wali serta pengingkaran beliau terhadap acara perayaan Maulid Nabi, padahal pengingkaran beliau ini merupakan kebenaran yang sesungguhnya. Kemudian Syaikh Al Azhar (Ahmad At Thayyib) menyetujui ucapan Ali Syud Kifitasy : "Ibnu Arabi menulis ucapannya ini setelai ia sampai ke negeri Masyriq di permulaan kurun ke 13 Miladi, dan tidaklah berlalu satu kurun waktu hingga Ibnu Taimiyyah Al Jadaly Al Hambaly melancarkan peperangan yang membabi buta dengan tanpa belas kasihan terhadap amalan ziarah kubur dan perkara-perkara lain yang semisal dengannya serta ia menganggap batilnya bertawassul kepada para wali, bahkan ia menganggap batilnya bertawassul kepada Nabi صلى اللّٰه عليه وسلم, sebagaimana ia mengkritisi perayaan Maulid Nabi dan memandang acara tersebut merupakan kebid'ahan dalam agama, dan memandang maulid-maulid para wali semuanya bid'ah, hanya saja ia bukan orang pertama yang menentang perkara ini namun dialah yang paling keras penentangannya terhadap perkara ini hingga batasan yang sangat jauh dan ia membangkitkan keraguan-keraguan dan sanggahan-sanggahan seputar perkara tersebut, dan ia di sepanjang masa yang lama memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam bab ini". Saya (Syaikh Robi') katakan : Persetujuan Syaikh Al Azhar terhadap ucapan Ali Syud Kifitasy : "Hingga Ibnu Taimiyyah Al Jadaly Al Hanbaly melancarkan peperangan yang membabi buta dengan tanpa belas kasihan terhadap amalan ziarah kubur dan perkara-perkara yang lain yang semisal dengannya", ucapan ini secara mutlak mengandung unsur menzhalimi Syaikhul Islam (Ibnu Taimiyyah) رحمه اللّٰه, maka bagaimana mungkin disetujui oleh Syaikh Al Azhar ? Dikarenakan ziarah kubur menurut Ibnu Taimiyyah dan Ahlussunnah bermacam-macam hukumnya, diantara ziarah kubur ada yang disyariatkan dan diantara ziarah kubur ada yang mengandung kebid'ahan dan terlarang. Yang disyariatkan dari ziarah kubur ialah ziarah kubur yang sesuai dengan bimbingan Rasul yang mulia صلى اللّٰه عليه وسلم dan para sahabatnya yaitu mengucapkan salam kepada penghuni kubur dan mendoakan kebaikan terhadapnya serta memintakan ampun kepada Allah untuknya, maka jenis ini menurut Syaikhul Islam (Ibnu Taimiyyah) disyariatkan. Dan yang dilarang dari ziarah kubur ialah apa yang dilakukan oleh orang-orang sesat dari kalangan kaum Rafidhah dan kaum ekstrimis Shufiyyah berupa amalan tabarruk (mencari berkah) dari penghuni kubur dan bertawassul kepada mereka bahkan beristighatsah (meminta pertolongan) kepada mereka. Lihat "Majmu'ul Fatawa" (27/376-379) dan "Al Jawabul Bahir" hal.18 karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah. Maka tidakkah mau bertakwa kepada Allah pihak-pihak yang menggambarkan Syaikhul Islam (Ibnu Taimiyyah) dengan gambaran yang buruk ini ?! Sumber : http://rabee.net/ar/articles.php?cat=8&id=328 KRITIKAN-KRITIKAN TERHADAP SYAIKH AL-AZHAR AHMAD AT THAYYIB (BAG 4) Ditulis oleh Asy Syaikh Al 'Allamah Robi' Bin Hadi Al Madkholy حفظه اللّٰه 1. Rasulullah صلى اللّٰه عليه وسلم bersabda : (( إني كنت نهيتكم عن زيارة القبور فزوروها؛ فإنها تذكر الآخرة )). "Sesungguhnya aku dulu melarang kalian dari ziarah kubur maka (sekarang) ziarohilah kuburan; dikarenakan hal itu bisa mengingatkan kalian terhadap akhirat". Dikeluarkan oleh Ahmad dalam Musnadnya dan Muslim dalam Shahihnya. Maka beliau صلى اللّٰه عليه وسلم menjelaskan hikmah dari diizinkannya ziarah kubur yaitu bahwa ziarah kubur akan mengingatkan terhadap akhirat, dan Rasulullah صلى اللّٰه عليه وسلم tidak menganjurkan mereka untuk bertabarruk (mencari barakah) darinya dan tidak mungkin beliau menganjurkan hal tersebut. 2. Dan Al Imam Ahmad رحمه اللّٰه dalam musnadnya (23850) meriwayatkan dengan sanadnya dari 'Umar Bin Abdirrahman bahwa ia berkata : Abu Bushrah Al Ghifary bertemu dengan Abu Hurairah dalam keadaan beliau datang dari At Thur, maka Abu Bushrah berkata : "Engkau datang darimana ?"  Abu Hurairah menjawab : "Aku datang dari At Thur dan aku melakukan shalat disana", maka Abu Bushrah mengatakan : "Ketahuilah seandainya aku menjumpaimu sebelum engkau pergi ke tempat tersebut niscaya engkau tidak akan pergi, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah صلى اللّٰه عليه وسلم bersabda : (( لا تشد الرحال إلا إلى ثلاثة مساجد المسجد الحرام ومسجدي هذا والمسجد الأقصى )). "Tidak boleh menyengaja safar dalam rangka beribadah kecuali ke tiga masjid : Masjidil Haram, masjidku ini dan Masjidil Aqsha". Dan ini hadits yang shahih, dan dikeluarkan oleh Al Imam Malik dalam Al Muwaththa' (1/109) dan selainnya. 3. Dari Ma'rur Bin Suwaid berkata : "Kami keluar bersama 'Umar dalam rangka menunaikan ibadah haji maka beliau mengimami kami pada shalat fajar dengan membaca surat Al Fiil dan surat Quraisy, maka tatkala beliau menyelesaikan ibadah hajinya dan manusia bergegas kembali maka beliau berkata : "Ada apa ini ?" Maka mereka mengatakan : "Ada masjid yang pernah Nabi صلى اللّٰه عليه وسلم shalat di dalamnya, maka beliau berkata : "هكذا هلك أهل الكتاب اتخذوا آثار أنبيائهم بيعا من عرضت له منكم فيها الصلاة فليصل ومن لم يعرض له منكم فيه الصلاة فلا يصل". "Demikianlah ahlul kitab mereka menjadikan bekas-bekas peninggalan para Nabi mereka sebagai tempat-tempat ibadah". Berkata Al Albany dalam Tahdzirus Sajid : "Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dan sanadnya shahih sesuai dengan syarat Al Bukhari dan Muslim". Saya (Syaikh Robi') katakan : Lihatlah kepada pengingkaran Abu Bushrah terhadap kepergian Abu Hurairah ke At Thur untuk melakukan shalat padanya dan Abu Bushrah berdalil dengan hadits : "Tidak boleh menyengaja safar dalam rangka beribadah kecuali ke tiga masjid...". Dan lihatlah kepada ketundukan Abu Hurairah terhadap hadits ini dan terhadap nasihat saudaranya Abu Bushrah. Dan jika Ath Thur termasuk tempat dimana Allah mengajak bicara Nabi Musa di tempat tersebut maka apakah Syaikh Al-Azhar (Ahmad At Thayyib) akan menyepakati dua shahabat Nabi yang mulia ini ataukah ia akan menyelisihi keduanya dan mendahulukan ucapan orang-orang yang sesat diantaranya ialah Ibnu 'Arabi ? 2-Lihatlah kepada pengingkaran khalifah yang terbimbing Umar رضي الله عنه terhadap sekelompok orang yang bergegas menuju suatu tempat yang mana Rasul yang paling mulia صلى الله عليه وسلم pernah melakukan shalat di tempat tersebut dan lihatlah ucapan beliau رضي الله عنه : "Demikianlah Ahlul kitab mereka menjadikan peninggalan-peninggalan para Nabi mereka sebagai tempat-tempat ibadah". Maka beliau memandang bahwa mencari-cari peninggalan-peninggalan Rasul صلى الله عليه وسلم akan mengantarkan kepada kebinasaan yang serupa dengan kebinasaan yang ditimpa oleh orang-orang Yahudi dan Nashara disebabkan mereka mencari-cari peninggalan-peninggalan para Nabi mereka. Apakah kaum muslimin akan mengikuti khalifah yang terbimbing ini dan orang-orang yang bersama beliau dari kalangan para shahabat dalam hujjah ini ataukah mereka akan mengikuti orang-orang yang sesat semisal Ibnu Arabi ? Sumber : http://rabee.net/ar/articles.php?cat=8&id=328 telegram.me/dinulqoyyim
8 tahun yang lalu
baca 11 menit