Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

nasihat syaikh rabi' kepada ikhwah indonesia terkait fitnah sha'afiqah

6 tahun yang lalu
baca 7 menit

ARAHAN DAN BIMBINGAN SANG AYAH AL-'ALLAMAH RABI' BIN HADI AL-MADKHALI UNTUK ANAK-ANAKNYA DI INDONESIA

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه، أما بعد :

Kami (yang tertera namanya di bawah ini) bersyukur telah mendapatkan kehormatan untuk bertemu dengan Syaikh (guru) dan Ayah kami al-'Allamah Rabi' bin Hadi 'Umair al-Madkhali hafizhahullah di rumah beliau yang diliputi dengan nuansa ilmu di Kota Madinah. Pertemuan itu terjadi di waktu Isya' pada hari Kamis, 13 Jumadal Akhirah 1439 H / 1 Maret 2018 M.

Asy-Syaikh Rabi', sebagaimana kebiasaan baik beliau yang telah diketahui bersama, menanyakan kepada kami tentang kondisi dan perkembangan Dakwah Salafiyyah di negeri kami (Indonesia).

Semoga Allah memberikan balasan kebaikan atas perhatian beliau yang sangat besar terhadap anak-anaknya Salafiyyin di seluruh dunia.

Kemudian beliau mempersilakan kepada kami untuk menyampaikan beberapa pertanyaan. Maka kami pun menyampaikan beberapa pertanyaan, antara lain sebagai berikut :

Nasihat Syaikh Rabi' bin Hadi Kepada Ikhwah Indonesia Terkait Fitnah Sha'afiqah
Nasihat Syaikh Rabi' bin Hadi Kepada Ikhwah Indonesia Terkait Fitnah Sha'afiqah via Pexels

Pertanyaan :

Wahai Syaikh kami, sebagian da’i di negeri kami (Indonesia) berbicara tentang apa yang mereka sebut dengan "ash-Sha'afiqah" di majelis-majelis (forum) umum, yakni fitnah yang terjadi belakangan ini, wahai Syaikh. Sebagian mereka menerjemahkan dan menyebarkan artikel-artikel yang berisi celaan terhadap para masyaikh yang mereka juluki sebagai "ash-Sha'afiqah".

  • Bagaimana nasehat Anda?
  • Apakah Anda memandang bahwa hal ini dapat berpengaruh terhadap ash-Shulh dan merusaknya?
  • Kemudian apakah boleh bagi kami untuk membela para masyaikh tersebut, seperti asy-Syaikh Arafat, asy-Syaikh Abdullah bin Shalfiq, dan para masyaikh lainnya?
Asy-Syaikh Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah menjawab:

"Sampaikan salamku kepada mereka. Katakan kepada mereka, bahwa pihak yang kalian katakan sebagai Sha'afiqah itu sebenarnya mereka adalah para masyaikh, orang-orang yang berkiprah dalam dakwah, orang-orang mulia, dan para pembela as-Sunnah! Mereka telah terzhalimi!

Sampaikan kepada mereka, bahwa pihak yang dituduh sebagai ash-Sha'afiqah itu telah terzhalimi.

Katakan pula kepada mereka, mana bukti-bukti kalian atas tuduhan bahwa mereka (pihak yang dituduh itu) adalah Sha'afiqah!

ash-Sha'afiqah artinya orang-orang bodoh dan dungu. ... Tunjukkan bukti-bukti kalian! Hendaknya mereka (pihak yang menuduh/mencela itu) bertaubat kepada Allah 'Azza wa Jalla.

Ini (pembicaraan dan celaan terhadap Sha'afiqah) berpengaruh negatif terhadap ash-Shulh dan merusaknya. Ini adalah kezhaliman!

Mereka (yang dituduh/dicela) itu adalah pihak yang terzhalimi. Aku benar-benar mengenal mereka - barakallahu fik -, realitas pun menunjukkan siapa mereka itu. Di antara mereka ada yang mendapatkan gelar doktoral dan gelar magister. Di antara mereka ada yang mendapatkan gelar-gelar akademis, dan mereka semua adalah para asatidzah.

Maka tuduhan terhadap mereka sebagai ash-Sha'afiqah termasuk kezhaliman! dan pihak yang menuduh dalam hal ini tidak memiliki bukti sekecil apapun atas celaannya terhadap mereka.

Sha’afiqah maknanya berarti orang-orang jahil!! (Tuduhan) Ini adalah kezhaliman yang sangat besar.

Ya, silakan kalian membela mereka (masyayikh tersebut) dengan cara hikmah. Katakanlah kepada mereka, "Datangkanlah bukti-bukti!". Allah berfirman (artinya),

"Katakanlah, datangkan bukti-bukti kalian jika kalian orang-orang yang jujur."

Orang yang mencela mereka, tidak memiliki satu bukti pun. Barakallahu fikum. Orang yang mencela mereka itu, aku telah berdiskusi dengannya dan aku telah membaca ucapannya, namun ternyata dia tidak mempunyai bukti apapun walaupun hanya sebesar biji sawi (dzarrah).

Sungguh mereka yang dicela itu telah terzhalimi. Para ulama telah memberikan rekomendasi (mentazkiyah) mereka. Demikian pula tazkiyyahku terhadap mereka pun telah tersebar. Aku juga telah meminta kepada Khalid Baqais, pemilik website Miratsul Anbiya, agar menyiarkan durus (pelajaran-pelajaran) mereka. Barakallahu fikum.

Kemudian asy-Syaikh Rabi’ mengatakan,

Metodeku dalam membantah para pengekor hawa nafsu dan ahli bid’ah adalah dengan cara menukil perkataan. Aku katakan, “Si Fulan (lawan/rival, yakni pihak yang dibantah, pen) berkata dalam kitab dengan judul ini, pada juz/jilid sekian, halaman sekian.” Kemudian aku singkap kebatilan/kesalahan orang itu dan aku bantah. Jadi aku menukilnya secara persis, kemudian aku bantah berdasarkan argumentasi dan bukti.

- selesai jawaban asy-Syaikh Rabi’ –

Kemudian kami sampaikan berita gembira kepada Syaikh (Guru) kami tentang Daurah yang akan datang, yakni di musim panas tahun ini biidznillah. Dalam daurah tersebut insyaallah sebagai pemateri adalah :
- asy-Syaikh Abdullah bin Shalfiq azh-Zhafiri,
- asy-Syaikh Arafat al-Muhammadi,
- asy-Syaikh Abdul Wahid al-Madkhali, dan
- asy-Syaikh Fawwaz al-Madkhali.

Pertanyaan :

Apa yang Anda nasehatkan kepada ikhwah Indonesia wahai Syaikh kami? Apakah boleh kami mengambil faidah ilmu dari para masyaikh tersebut?

Asy-Syaikh Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah menjawab:

"Aku nasehatkan mereka untuk berpegang teguh dengan al-Kitab dan as-Sunnah, serta menyambut dan memuliakan para masyaikh tersebut. Barakallah fikum."

 ~~~~~~~~~~~~~~~

Semoga Allah memberikan balasan kebaikan kepada Syaikh (guru) kami atas nasehat-nasehat bermanfaat yang beliau sampaikan.

Hadir di majelis :
• Muhammad bin Umar as-Sewed al-Indunisi
• Qomar Su'aidi al-Indunisi
• Muhammad bin Mushlih al-Andunisi
• dan sejumlah ikhwah Indonesia lainnya.
Hadir pula dalam majelis salah seorang cucu asy-Syaikh Rabi'

=======================================
Keterangan : naskah di atas telah ditunjukkan kembali kepada Asy-Syaikh al-'Allamah Rabi' bin Hadi 'Umair al-Madkhali hafizhahullah, maka beliau pun membacanya dan memberikan catatan (koreksian) atasnya. Kemudian beliau pun mengizinkan untuk disebarkan (dipublikasikan).

Hal ini terjadi pada Isya hari Ahad, 29 Rajab 1439 H (15 April 2018 M)

Dengan dihadiri oleh :
1. al-Ustadz Umar bin asy-Syaikh Rabi' al-Madkhali,
2. asy-Syaikh Abdul Mu'thi ar-Ruhaili,
3. Usamah bin Faishal Mahri,
4. Abul Harits Muhammad bin Mushlih Muhdi,
dan beberapa ikhwah lainnya

BACA : Apa Itu Sha'afiqah? Penjelasan Syaikh Rabi' Tentang Fitnah Sha'afiqah + AUDIO