Tanya Jawab

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

bacaan sujud sahwi

BACAAN SUJUD SAHWI Pertanyaan, . Afwan Ustadz, ijin melanjutkan pertanyaan. Apakah bacaan sujud  sahwi sama dengan bacaan sujud sholat lainnya (subhana robbial a'la 3X) lalu duduk diantara 2 sujud (baca rabbighfirlii.. 2X). Lalu sujud kembali Jawaban,  al-Ustadz Abu Fudhail 'Abdurrahman bin 'Umar hafizhahullah,  Betul, tidak ada zikir khusus dalam sujud sahwi dan sujud tilawah. Bacaan yang seharusnya dibaca adalah bacaan sujud dalam salat demikian pula bacaan ketika duduk di antara dua sujudnya, sama seperti bacaan salat. Syekh Muqbil bin Hadi rahimahullah berkata,  ليس هناك ذكر خاص ،وأمّا حديث عائشة الذي فيه : " سجد وجهي للذي خلقه وصوّره وشقّ سمعه وبصره بحوله وقوّته " ، وقبله : " اللهم لك سجدت وبك آمنت وعليك توكلت سجد وجهي للذي خلقه وصوّره وشقّ سمعه وبصره بحوله وقوّته " فهذا الحديث من طريق خالد الحذّاء عن أبي العالية وخالد الحذّاء لم يسمع من أبي العالية ، هذا أمر . أمر آخر أن حديث ورد من حديث علي بهذا اللفظ لكنّه مطلق ليس خاص بسجود التلاوة . فعلى هذا ينبغي أن يقول : " سبحان ربّي الأعلى ، سبحان ربّي الأعلى " ، وله أن يدعو في حال السجود  وهكذا أيضا سجود السهو كذلك . "Tidak ada zikir khusus dalam sujud sahwi dan sujud tilawah. Adapun hadis dari sahabat Aisyah yang berbunyi,  Allaahumma laka sajadtu wa bika aamantu wa 'alayka tawakkaltu sajada wajhiy lilladzii kholaqohu wa showwarohu wa syaqqo sam'ahu wa bashorohu bi hawlihi wa quwwatihi Ya Allah kepadamu aku sujud, kepadamu aku beriman, kepadamu aku bertawakal, wajahku telah sujud kepada Zat yang telah menciptakannya, membentuknya, dan membelah pendengarannya dan penglihatannya dengan daya dan kekuatannya.  Hadis ini dari jalan Khalid al-Hadzdzaa' dari Abu al-'aaliyah sedangkan Khalid al-Hadzdzaa' tidak mendengar dari Abu al-'aaliyah, ini satu sisi. Di sisi lain bahwa hadis ini adalah hadis dari sahabat Ali dengan lafal ini namun, disebutkan dengan secara mutlak, tidak dikhususkan pada sujud tilawah.  Atas dasar ini, semestinya dia mengucapkan zikir,  'Subhaana robbiyal a'laa' Dan silakan dia berdoa pada keadaan sujud ini. Demikian pula ini berlaku pada sujud sahwi" (https://www.muqbel.net/fatwa.php?fatwa_id=2238).  Demikian pula ketika duduk di antara dua sujud dalam sujud sahwi, bacaannya adalah bacaan zikir di antara dua sujud seperti robbighfirliy robbighfirliy. Al-Imam an-Nawawi rahimahullah berkata,  سُجُودُ السَّهْوِ سَجْدَتَانِ بَيْنَهُمَا جَلْسَةٌ وَيُسَنُّ فِي هَيْئَتِهَا الِافْتِرَاشُ وَيَتَوَرَّكُ بَعْدَهُمَا إلَى أَنْ يُسَلِّمَ وَصِفَةُ السَّجْدَتَيْنِ فِي الْهَيْئَةِ وَالذِّكْرِ صِفَةُ سَجَدَاتِ الصَّلَاةِ وَاَللَّهُ أَعْلَمُ Tata cara sujud sahwi adalah dua kali sujud. Di antara kedua sujud ini ada duduk dan disunahkan dengan cara duduk iftirasy dan setelah selesai dua kali sujud, duduknya tawarruk sampai salam. Tata cara duduk di antara dua sujud dan bacaan zikirnya sama seperti yang dilakukan saat salat wallahua'lam" (Al-Majmū', 4/161).  Setelah selesai dari sujud yang kedua, maka duduknya adalah seperti duduk di salat yang terakhir kemudian langsung salam dan tidak ada bacaan tasyahud lagi.  Syekh Abdul Aziz ibnu Baz berkata,  ليس فيه تشهد، سجدتان فقط بدون تشهد، "Tidak ada dalam sujud sahwi bacaan tasyahud. Hanyalah sujud tersebut dua kali sujud saja tanpa bacaan tasyahud" (Fatāwā Nūrun 'alā ad-Darb, 9/411). Wallahua'lam Baca juga : SALAH BACA, APAKAH HARUS SUJUD SAHWI? 📃 𝐒𝐮𝐦𝐛𝐞𝐫: 𝐌𝐚𝐣𝐦𝐮'𝐚𝐡 𝐚𝐥-𝐅𝐮𝐝𝐡𝐚𝐢𝐥 ✉️ 𝐏𝐮𝐛𝐥𝐢𝐤𝐚𝐬𝐢: https://t.me/TJMajmuahFudhail
2 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

bolehkah bersedekah meskipun masih ada hutang?

BOLEHKAH BERSEDEKAH MESKIPUN MASIH ADA HUTANG? . Pertanyaan,  Bismillah, afwan ustadz hafidzohulloh ijin bertanya. Apakah boleh kita bersedekah jika kita masih ada hutang. Misal ustadz hutang saya 10 jt belum terbayar (belum mampu membayar), dan saya mau bersedekah 10 rb. Apakah masih boleh kita bersedekah. Jazakallahu khoyron ustadz.. Jawaban,  al-Ustadz Abu Fudhail 'Abdurrahman bin 'Umar hafizhahullah,  Tidak mengapa jika seperti ini keadaannya selama utang tersebut masih bisa dia cicil. Mari kita simak, penjelasan syekh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin. Beliau berkata,  الصدقة من الإنفاقالمأمور به شرعا، والإحسان إلى عباد الله إذا وقعت موقعها، والإنسان مثاب عليها، وكل امرىء في ظل صدقته يوم القيامة، وهي مقبولة سواء كان على الإنسان دين أم لم يكن عليه دين، إذا تمت فيها شروط القبول، بأن تكون بإخلاص لله عز وجل، ومن كسب طيب، ووقعت في محلها، فبهذه الشروط تكون مقبولة بمقتضى الدلائل الشرعية، ولا يشترط أن لا يكون على الإنسان دين، لكن إذا كان الدين يستغرق جميع ما عنده فإنه ليسمن الحكمة ولا من العقل أن يتصدق والصدقة مندوبة وليست بواجبة ويدع دينا واجبا عليه، فليبدأ أولا بالواجب ثم يتصدق. "Sedekah itu termasuk dari infak yang diperintahkan secara syariat dan berbuat baik kepada hamba-hamba Allah apabila tepat penempatannya dan seseorang akan mendapat pahala dengannya. Setiap orang berada di bawah naungan sedekahnya pada hari kiamat nanti. Sedekah itu diterima oleh Allah baik dari orang yang berutang atau yang tidak berutang apabila terpenuhi padanya syarat-syarat diterimanya yaitu sedekah yang dilandasi dengan ikhlas dan dari hasil yang baik serta tepat pada tempatnya. Maka dengan syarat-syarat ini, sedekah itu menjadi diterima berdasarkan dalil-dalil syar'i.  Tidaklah disyaratkan sedekah itu seseorang harus tidak punya utang. Namun apabila utang tersebut dapat menghabiskan apa yang ada di sisinya, maka tidaklah termasuk hikmah dan tidak sesuai dengan akal untuk seseorang bersedekah. Sedekah itu sunnah tidak wajib sedangkan dia meninggalkan utang yang wajib atasnya. Maka hendaknya dia memulai dengan yang wajib terlebih dahulu kemudian bersedekah" (Majmuu' al-Fataawaa, 18/42).  Wallahua'lam 📃 𝐒𝐮𝐦𝐛𝐞𝐫: 𝐌𝐚𝐣𝐦𝐮'𝐚𝐡 𝐚𝐥-𝐅𝐮𝐝𝐡𝐚𝐢𝐥 ✉️ 𝐏𝐮𝐛𝐥𝐢𝐤𝐚𝐬𝐢: https://t.me/TJMajmuahFudhail
2 tahun yang lalu
baca 2 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

pemimpin organisasi / lembaga pendidikan bukanlah pemerintah

MUDIR LEMBAGA PENDIDIKAN BUKANLAH PEMERINTAH Soal: Semoga Allah berbuat baik kepada Anda. Berkata penanya: "Apakah pemimpin Universitas, pemimpin Madrasah, Ketua Kabilah, Kepala Desa, Ketua Dusun dan Bapak, wajib untuk mentaati mereka seperti ketaatan kepada pemerintah? Dan apakah berdosa bila menyelisihi perintah mereka? . Jawab: Pemimpin Madrasah, atau pemimpin Universitas. Ketaatan yang sudah jelas tanpa ditawar itu adalah kepada pemerintah. Sedangkan kepada mereka tadi bukanlah ketaatan secara muthlak.  Tidak.  Yakni, ketaatannya terbatas. Begitu juga terhadap pemimpin Madrasah dan menteri yang berkompeten.  Jadi, ketaatan muthlak itu untuk pemerintah. Adapun mereka itu tadi, ia memiliki kekuasaan namun terbatas pada batas-batas wewenang mereka. Begitu pula kepala desa atau aku mengira sebagian lafadz menamakannya sebagai walikota desa, Demikian pula padanya memiliki batas-batas aturan untuk yang sifatnya terbatas. Dan bukan maknanya ada dua pemerintah, ini sekedar penyampai saja. Dan ketua Kabilah itu dihormati dimuliakan. Iya, ditaati dalam perkara persatuan kabilah dan bukan menyeluruh. Iya.  Sumber: https://bit.ly/3wTtbeu PEMIMPIN JAMAAH/ORGANISASI BUKANLAH PEMERINTAH Baca selengkapnya di sini https://asysyariah.com/mengenal-waliyyul-amr/ 🖊️ Catatan penting : 1. Mudir Universitas, Madrasah, Organisasi atau Jamaah suatu kelompok bukanlah ulil amri/pemerintah. Sehingga harus dibedakan jenis ketaatannya kepada mereka dan konsekwensinya. Serta dalil-dalil yang diarahkan kepada pemerintah ulil amri tidak boleh diarahkan kepada sebuah pimpinan kelompok kelembagaan, ormas, ponpes, ma'had, organisasi ataupun suatu pergerakan jamaah islam.  2. Terhadap selain pemerintah ulil amri, ketaatannya bersifat terbatas muqoyyad sesuai dengan kebutuhan maslahat kebaikannya selama bukan hal mungkar, dan tidak menyelisihi aturan pemerintah negara yang Sah, dan juga tidak menyelisihi perintah Allah dan Rasul-Nya. Masuk kategori tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam dosa dan pelanggaran.  3. Ketaatan kepada ulil amri pemerintah yang sah itu muthlak, namun tetap dalam rangka mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya, yakni perkara ma'ruf dan bukan dalam ranah kemungkaran atau kemaksiatan.  Wallohu a'lam 💎https://t.me/salafykawunganten/4007
2 tahun yang lalu
baca 2 menit

Tag Terkait