Nasehat

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

jika tidak diserahkan kepada ahlinya, tunggulah kehancuran

APABILA SATU PERKARA DI SERAHKAN KEPADA YANG BUKAN AHLINYA, MAKA TUNGGULAH KEHANCURANNYA Asy Syaikh Muqbil bin Hadi al Wadi’i rahimahullah Hanya ilustrasi Semenjak manusia meninggalkan ulama dan (meninggalkan) merujuk kepada para ulama, mereka menjatuhkan diri… mereka menjatuhkan dirinya… menjatuhkan dirinya… menjatuhkan dirinya…!!! (وَإِذَا جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِنَ الْأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ ۖ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَىٰ أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ ۗ ) [سورة النساء : 83] ” Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri).” [Qs. An-Nisaa: 83] Ulil amri mereka adalah para ulama dan para penguasa yang berakal lagi saleh. Qorun tatkala keluar menemui kaumnya dengan kemegahannya sepenuh dunia maka berkatalah ahlu dunia: ( يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ ‍۞ وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ لِمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا وَلَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الصَّابِرُونَ) [سورة القصص : 79-80] “Duhai kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qorun. sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar. Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: “Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar”. [Qs. Al-Qoshosh: 79-80] Para ulama mereka letakkan segala sesuatu pada tempat-tempatnya. (وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ ۖ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلَّا الْعَالِمُونَ) [سورة العنكبوت : 43] ” Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.” [Qs. Al-‘Ankabuut: 43] (إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ) [سورة الروم : 22] ” Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.” [Qs. Ar-Ruum: 22] (إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ ) [سورة فاطر : 28] ” Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” [Qs. Faathir: 28] ( يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ ) [سورة المجادلة : 11] ” Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” [Qs. Al-Mujaadilah: 11] Apakah orang-orang revolusioner yang akan diangkat beberapa derajat?! Orang-orang revolusioner adalah orang-orang yang membuat huru-hara. Alloh akan mengangkat para ulama beberapa derajat. Benar wahai saudaraku fillah; hadits Abu Huroiroh di dalam Shohih Bukhori dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam (disebutkan): bahwa beliau pernah ditanya: kapan hari kiamat? Maka Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya: «إِذَا وُسِدَ الأَمْرُ إلى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ» “Apabila suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya”. Iya benar, apabila suatu perkara diserahkan kepada bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya. Alihbahasa: Ustadz Abu Abduh Muhammad Sholahudin http://forumsalafy.net/apabila-satu-perkara-di-serahkan-kepada-yang-bukan-ahlinya-maka-tunggullah-kehancurannya/
9 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

nasehat emas imam al-wadi rahimahullah

NASEHAT EMAS IMAM al-WADI RAHIMAHULLAH TA’ALA BAGI SALAFIYIN Soal: Apa nasehat Anda bagi kami, ya Syaikh? Jawaban: Perkara yang saya nasehatkan kepada kalian sebelum segala sesuatu adalah: Takwallah Subhanahu waTa’ala dan Ikhlas untuk meraih wajah Allah ‘Azza wa Jalla. Adapun setelah itu, saya nasehatkan kepada kalian untuk: Gigih dan bersungguh-sungguh dalam mencari dan menyebarkan ilmu yang bermanfaat: Menjalin tali persaudaraan di antara kalian, serta Berta’awun di atas kebaikan dan ketakwaan. Saya nasehatkan pula:  . agar kalian berlaku lemah lembut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa’ala alihi wasallam bersabda, “Tidaklah sikap lemah lembut diletakkan pada sesuatu melainkan akan menghiasinya. Dan tidak dicabut dari suatu perkara melainkan semakin mengotorinya.” Beliau juga bersabda, “Berilah kabar gembira, jangan menyebabkan orang lain lari. Mudahkan urusan jangan mempersulit.” Kalian, in syaa Allah, berjalan di atas kelemah-lembutan. Bukanlah suatu persyaratan, semua manusia menerima dakwah kalian. Mungkin satu dua orang yang menerima dakwah kalian pada waktu itu, karena kalian menyeru mereka perkara yang menghalangi manusia dari syahwat yang haram. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa’ala alihi wasallam bersabda, “Jannah dikelilingi perkara-perkara yang dibenci. Sementara Neraka dikelilingi perkara-perkara yang menyenangkan hawa nafsu.” Kalian  … , dakwah kalian tidak seperti dakwah (kelompok-kelompok) yang lain, dakwah mereka yang membolehkan segala apa yang mereka inginkan semata-mata agar manusia mengikuti mereka. Dakwah kalian tidak dibangun di atas prinsip ini. Dakwah kalian mengajak umat untuk berpegang dengan al-Quran dan as-Sunnah. Dakwah syumuliyah (yang segala aspek kehidupan dengan berpegang al-Quran dan as-Sunnah). “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara menyeluruh.” Umat manusia merasa berat jika kalian ajak mereka untuk berpegang dengan al-Quran dan As-Sunnah. Namun setelah itu, kalian akan mendapati kelegaan dan ketentraman untuk berpegang dengan al-Quran dan as-Sunnah. Ini yang hendak saya sampaikan kepada kalian. Saya memohon kepada Allah agar mengampuni kami, kalian, dan seluruh kaum muslimin. Segala puji kesempurnaan hanya bagi Allah Rabb alam semesta ini. Sumber: http://www.muqbel.net/fatwa.php?fatwa_id=4158 Alih bahasa: Ustadz Abu Bakar Jombang http://forumsalafy.net/nasehat-emas-imam-al-wadi-rahimahullah-taala-bagi-salafiyin/
9 tahun yang lalu
baca 2 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

jika dengan melihat seseorang tidak bisa memberimu manfaat, maka ucapannya pun tidak akan memberimu manfaat

JIKA DENGAN MELIHAT SESEORANG TIDAK BISA MEMBERIMU MANFAAT, MAKA UCAPANNYA PUN TIDAK AKAN MEMBERIMU MANFAAT Asy-Syaikh Muhammad Sa’id Ruslan hafizhahullah Kaedah-kaedah semacam ini –wahai hamba-hamba Allah– kita ambil dari Kitabullah dan dari Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi was sallam, serta dari bimbingan Masayikh Kibar yang mereka mengajari manusia tidak hanya dengan ucapan mereka saja, tetapi mereka mengajari manusia juga dengan akhlak dan kepribadian mereka. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Abdullah bin Al-Mubarak rahimahullah. Beliau jika para muridnya mengadakan sebuah majelis maka terkadang mereka menghabiskan waktu yang lama untuk saling mengingat keutamaan sifat-sifat beliau. Jadi sebuah majelis saja bisa berakhir tanpa bisa menyelesaikan untuk menyebutkan semua keutamaan beliau. Dan beliau adalah seorang yang terkenal dermawan, pemurah, seorang mujahid, suka memberi, zuhud, juga seorang muhaddits, ahli tafsir, dan seorang ulama yang banyak hafalannya, dan katakan apa yang engkau inginkan tentang beliau. Semoga Allah merahmati beliau. Namun bersamaan dengan semua itu, beliau mengatakan: إِذَا رَأَيْتُ الْفُضَيْلَ بْنَ عِيَاضٍ جُدِّدَ لِيْ الْحُزْنُ وَأَبْغَضْتُ نَفْسِيْ. “Jika aku melihat Al-Fudhail bin Iyadh, maka muncullah kesedihan yang baru dan aku jadi membenci diriku sendiri.” Beliau mengatakan: “Jika aku melihat Al-Fudhail bin Iyadh –maksudnya: jika saya melihat wajahnya– maka muncullah kesedihan yang baru –maksudnya pada diri beliau– dan aku jadi membenci diriku sendiri.” Lalu beliau mengatakan: وَمَنْ لَمْ يَنْفَعْكَ لَحْظُهُ فَلَنْ يَنْفَعَكَ لَفْظُهُ. “Dan barangsiapa yang penampilannya tidak memberimu manfaat, maka ucapannya pun tidak akan memberimu manfaat.” Barangsiapa yang penampilannya tidak memberimu manfaat, maksudnya: jika engkau melihatnya, seharusnya engkau menjadi teringat kepada Allah dan memperbaiki diri. Jadi jika dengan memperhatikan penampilan seseorang tidak bisa memberimu manfaaat, maka ucapannya pun tidak akan memberimu manfaat. Maka kita memohon kepada Allah yang Maha Mulia Keagungan-Nya agar menjadikan ini semua sebagai sesuatu yang benar-benar kita perhatikan dengan serius dan menjadikan kita selalu mengingatnya, juga semoga Allah menyatukan tercerai berainya umat kita, menghilangkan penderitaan mereka, serta menghimpun mereka. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yaa Allah, tuntunlah kami menuju keridhaan-Mu dan hadapkanlah hati kami kepada-Mu. Yaa Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang engkau beri hidayah, masukkan kami ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang Engkau berikan perhatian, bimbingan, dan pertolongan, dan lindungilah kami dan selamatkanlah kami dari keburukan yang Engkau tetapkan… وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ. Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=147847 Alih Bahasa: Abu Almass Sabtu, 24 Dzulqa’dah 1435 H
9 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

sikap bijak memanfaatkan media sosial

SIKAP BIJAK MEMANFAATKAN MEDIA SOSIAL Antusiasmu terhadap medsos adalah sesuatu yang baik, namun waspadalah jangan sampai antusias ini menjadi pintu menuju kerugian seperti berikut: 1. Engkau terhalangi dari kebaikan jika engkau menghabiskan sekian jam setiap hari untuk membuka medsos, namun engkau tidak menyisihkan waktu walaupun hanya seperempat dari waktu ini untuk menghafal al-Qur’an atau membacanya. 2. Engkau terhalangi dari kebaikan jika ketika engkau bangun tidur pertama kali yang engkau lakukan adalah membaca berita di telepon genggammu, namun engkau tidak bersegera membaca dzikir bangun tidur, atau dzikir pagi, dzikir petang, dan dzikir-dzikir lainnya yang riwayatnya shahih dalam as-Sunnah, padahal itu merupakan benteng kokoh bagi seorang muslim dengan seizin Allah. 3. Engkau terhalangi dari kebaikan jika engkau membaca ratusan artikel yang disebar setiap hari, namun engkau tidak mengkhususkan waktu untuk membaca sebuah kitab yang berisi ilmu-ilmu syari’at, atau untuk mendengar pelajaran salah seorang ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang terpercaya. 4. Engkau terhalangi dari kebaikan jika engkau setelah mengucapkan salam yang mengakhiri shalat, engkau langsung mengeluarkan telpon genggammu untuk melihat apakah ada sesuatu yang baru, dan engkau melupakan dzikir-dzikir setelah shalat wajib yang riwayatnya shahih dalam Sunnah Nabi. 5. Engkau terhalangi dari kebaikan jika ketika engkau menyambung silaturahmi, mengunjungi kerabatmu atau saudara-saudaramu, engkau hanya menghabiskan waktu dengan menyibukkan diri dengan telepon genggammu, tanpa berbincang dengan mereka, sehingga kebersamaanmu dengan mereka seperti jasad tanpa nyawa, dan kunjunganmu hanya menyebabkan kerenggangan, tidak menimbulkan cinta dan keakraban. Kita tidak mengingkari pentingnya media sosial, tetapi waspadalah jangan sampai berbagai aplikasi ini menjadi sebab terhalangnya kita dari kebaikan yang akan mendekatkan diri kita kepada Allah Azza wa Jalla. Duhai kiranya kita benar-benar memperhatikan dzikir-dzikir dan doa-doa harian serta membaca al-Qur’an secara rutin, seperti perhatian kita terhadap telepon genggam dan aplikasi-aplikasinya… Saluran Telegram “Fawaid al-Makky” من أسباب سلوك الطَّرِيق إِلى الجَنّة بإذن الله  .فلنغيّر من حياتنا… □ جميل أن تنشط بوسائل التواصل الاجتماعي ولكن احذر أن يكون هذا النشاط بابًا للحرمان!! ١- ️ الحرمان من الخير هو أن تمضي الساعات يوميًّا على وسائل التواصل الاجتماعي، ولا تمضي ربع هذا الوقت في حفظ كتاب الله أو تلاوته. ٢- ️الحرمان من الخير هو أن تستيقظ وتقرأ الأخبار في جوالك، وتنسى المبادرة إلى أذكار الاستيقاظ وأذكار الصباح، وكذلك أذكار المساء وأذكار النوم الثابتة في السنة، والتي هي حصن حصين للمسلم بإذن الله. ٣- الحرمان من الخير هو أن تقرأ مئات المنشورات يوميًا، ولا تخصص وقتًا لقراءة كتاب من كتب العلوم الشرعية، أو تستمع درسا لأحد أهل العلم الموثوقين من أهل السنة والجماعة. ٤- ️ الحرمان من الخير هو أن تسلّم من صلاتك، فتخرج جوالك مباشرة لتنظر ما الجديد، وتنسى الأذكار الواردة في السنة النبوية بعد الصلاة المكتوبة. ٥- الحرمان أن تصل رحمك، وتزور أقاربك، وإخوانك، فتمضي الوقت منشغلا بجوالك! بدل الحديث معهم، فتكون معهم جسدًا بلا روح، وتصبح زيارتك سببًا للجفاء لا للمودة والألفة.  لا ننكر أهمية برامج التواصل الاجتماعي، ولكن فلنحذر أن تكون هذه البرامج سببًا لحرماننا من الخير الذي يقربنا من الله -عز وجل-.  يا ليتنا نهتم بهذه الأذكار والأدعية اليومية، وبتلاوة وردنا من القرآن الكريم بقدر اهتمامنا بالجوالات وتطبيقاتها… — منقول بتصرف — Sumber : http://forumsalafy.net/sikap-bijak-menghadapi-media-sosial/
9 tahun yang lalu
baca 3 menit