Nasehat

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

renungan buatnya yang setahun menikah

 .Buatnya Yang Setahun Menikah Jika rumah tangga sering dianalogikan mengayuh biduk di tengah samudra, sebenarnya masih ringan. Sebab, rumah tangga lebih luas dari samudra, tidak sekecil biduk, dan gelombangnya lebih tidak beraturan. Namun, sebagai pendekatan, sah-sah saja. Tidak semua suami istri menyadari dari awal, bahwa rumah tangga bukanlah drama cerita yang alurnya telah ditentukan sampai akhir. Sayangnya banyak yang terbuai oleh drama-drama cengeng buatan khayal manusia. Rumah tangga pun bukan sinetron cinta yang dapat ditebak arahnya yang ujung-ujungnya tertawa bahagia. Walaupun banyak juga yang terbawa angan-angan sinteron. Tinggalkan mimpi-mimpi buruk itu! Engkau harus bangun dari tidur nyenyakmu. Hidup tak seindah mimpi. Hidup tak sedramatis novel fiktif. Hadapilah kenyataan yang ada di depanmu! Memang, lintasan rumah tangga amat berat. Ego harus disingkirkan. Mesti berdamai dengan idealisme. Perfeksionis tidaklah tepat, yang menuntut segala-galanya sesuai rencana. Berpikir bebas konflik tidaklah bijak. Jangan berharap pasangan hidupmu komplit serba bisa dan serba ada. Sebab, cacatmu sendiri terpampang jelas di depan mata. Meskipun, tidak mau mengakui itu namun fakta lah yang bercerita. Wajahmu yang cemberut. Hatimu yang kesal. Dadamu yang sesak. Itu semua sudah cukup memberitakan bahwa engkau lupa bercermin pada diri sendiri. Engkau yang tersinggung. Engkau yang marah. Engkau yang kecewa. Bukankah itu semua adalah bukti bahwa engkau kurang sadar diri? Hanya karena sepatah kata, hatimu bagai tersayat-sayat. Hanya karena satu tekuk wajah, engkau sudah tenggelam dalam prasangka buruk. Hanya karena satu menit terlambat, bagai engkau dikhianati. Hanya karena salah menempatkan tertawa, engkau sudah merasa terhina. Ada apa denganmu? Coba dan teruslah mencoba untuk mengingat! Apa tujuanmu menikah? Bukankah untuk beribadah bersama? Sadarlah, bahwa ibadah itu harus ikhlas. Menikah itu seperti ibadah-ibadah lainnya, yaitu harus mengharap ridha Allah. Bukan puja puji istri. Bukan sanjungan suami. Lupakah engkau tentang hal ini? Engkau merasa tidak dihargai. Engkau anggap kurang dimengerti. Engkau kira tidak diapresiasi. Engkau pandang tidak bernilai. Sebenarnya, ridha siapa yang engkau cari?  Sudahlah, tidak ada yang lebih indah dari sabar. Sabar dalam arti yang sesungguhnya! Sabar luar dalam. Senyummu tetap terpancar. Bahasamu tetap santun. Sikapmu tetaplah lembut. Dan doa-doamu untuk kebaikan pasangan hidupmu selalu mengalir.  Yakinlah bahwa di akhirat kelak, Allah Ta'ala memberi pahala berlimpah. Apa yang tidak engkau dapatkan di dunia, niscaya berlipat-ganda engkau akan memperolehnya. Asalkan engkau sabar! Untukmu suami, Nabi Muhammad  صلى الله عليه و سلم  bersabda ; لَا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ  “ Jangan sampai seorang suami membenci istrinya. Jika ada satu hal yang ia benci, bukankah ia menerima hal lainnya” (HR Muslim dari sahabat Abu Hurairah 1469) Untukmu istri, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم  bersabda ; الْمَرْأَةُ إِذَا صَلَّتْ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَأَحْصَنَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ بَعْلَهَا فَلْتَدْخُلْ مِنْ أَيّ  أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شَاءَتْ “Seorang istri; jika ia mengerjakan salat lima waktu, puasa Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan taat pada suaminya, silahkan ia masuk surga dari pintu manapun yang ia suka” (Hadits Anas bin Malik dan disahihkan Al Albani dalam Al Misykah no .3254) Semoga prahara segera berlalu berganti bahagia. Badai segera berlalu berubah angin sejuk. Toh, di dunia hanya beberapa saat saja. Kenapa engkau tidak bersabar untuk meraih surga? Semoga Allah karuniakan istiqomah untuk kita. Ya Allah, wafatkanlah kami dengan husnul khatimah. Pendopo Lama, Lendah 09.26 WIB 28 September 2021 t.me/anakmudadansalaf
3 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

renungan : tinggal di yang tak kekal

Tinggal di Yang Tak Kekal Bercerita walau berkenang, Andalus adalah kisah besar dalam sejarah Islami. . Walau kini tak semua ingin mengerti dan mau peduli. Namun, Andalus tetap cerita yang tersimpan dalam sanubari. Di sana, di semenanjung Iberia, yang kini didominasi Spanyol dan Portugal, Islam terpancang kuat sejak pertempuran di Lembah Lakah di bawah komando panglima Thariq bin Ziyad. Sejak itu, sejarah Islam di Andalus mengalir dengan dinamika dan gerak cerita yang berwarna.  Di semenanjung Andalus, ada kisah kepahlawanan, perjuangan, ilmu, adab, teknologi, dan cerita-cerita keadilan Islam yang luar biasa. Kini, lebih banyak cerita yang tersisa dibandingkan yang nyata. Dan lebih banyak reruntuhan material yang tertinggal, bukan kejayaan yang kekal. Selama lebih dari 500 tahun, dari abad ke 7 hingga 12, Islam kokoh menghujam di bumi Andalus. Namun, akhirnya sedikit demi sedikit tergerus. Hingga, berujung pada kesedihan dan tangisan terus menerus.  Seorang pujangga kelahiran Rondah, Andalus bagian selatan, Abul Baqa ar Rundi namanya, bercerita tentang pedih perih Andalus di penghujung kejayaan Islam. Hampir setiap buku tentang Andalus, menyebutkan untaian syair kesedihan yang digubah oleh Abul Baqa. Kumpulan bait syair itu dikenal dengan judul "Ritsaul Andalus" (Ratap Tangis Untuk Andalus) Abu Al-Baqa termasuk saksi jatuhnya sebagian besar kota-kota strategis di Andalusia. Cadiz , Cordoba, Sevilla dan kota lainnya di tangan kerajaan Katolik. Inilah bait-bait pembuka Abul Baqa : لِـكُلِّ شَـيءٍ إِذا مـا تَمّ نُقصان     فَـلا يُـغَرَّ بِـطيبِ العَيشِ إِنسانُ  هِـيَ الأُمُـورُ كَما شاهَدتُها دُوَل      مَـن سَـرّهُ زَمَـن سـاءَتهُ أَزمانُ  وَهذهِ الدارُ لا تُبقي عَلى أَحدٍ       ولا يَدومُ عَلى حالٍ لهـا شــانُ Segala sesuatu jika telah di puncak, akan bertahap berkurang Janganlah seseorang terlena indahnya hidup Seperti yang aku saksikan sendiri, segala hal selalu bergulir Satu waktu ia senang, namun di waktu-waktu lain bersedih Dunia ini tidak akan menyisakan apapun Dan tidak ada satu pun keadaan yang kekal di dunia Dari semua cerita panjang Andalus, sudah lebih dari cukup jika kita mencatat pelajaran dan kita pahat dalam hati bahwa ; tak ada yang kekal di dunia ini. Reruntuhan bangunan sangat banyak ditemukan. Peninggalan kerajaan-kerajaan kuno hanya dipajang. Artefak kraton-kraton masa lalu dimuseumkan. Dinding-dinding istana yang dulu megah dan telah roboh sebatas diteliti. Dulu yang dibanggakan dan disombongkan, akhirnya tinggal cerita bahkan dilupakan. Engkau yang kini berencana membuat bangunan, apapun itu bentuk dan tujuannya. Sadarilah bahwa akan ada suatu masa, bangunan itu hilang dan roboh. Bukankah kenyataan di sekelilingmu telah mengatakannya? Engkau yang sedang membangun rumah. Engkau yang sedang membuat tempat usaha. Engkau yang sedang merancang taman dan kebun. Engkau yang sedang mendirikan tempat ibadah. Engkau yang sedang merenovasi lokasi pendidikan. Engkau yang sedang memperbaiki sarana fisik. Janganlah lupa dan terlena! Ingat, itu semua hanya sementara. Tiap-tiapnya ada batas akhir yang telah ditentukan oleh- Nya. Maka, perbaikilah niatmu! Lurus dan tulus lah dalam membangun!  Untuk kepentingan duniamu, secukupnya saja lah. Jika engkau semangat membangun rumah di dunia, lebihlah semangat untuk membangun istana di surga. Dengan ibadahmu. Dengan sedekahmu. Dengan infakmu. Dengan taatmu. Bangunlah rumah yang akan kekal ditempati, bukan bangunan yang akan ditinggal pergi. Semoga Allah Ta'ala melimpahkan istiqamah untuk kita hingga akhir hayat nanti. Koridor ruang MRI di sebuah rumah sakit yang megah. Jumat pagi 10 Sept 2021 t.me/anakmudadansalaf
3 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

untukmu yang bertekad taubat

Untukmu Yang Bertekad Taubat Bertaubat artinya bertekad untuk berbenah diri. Bukan hanya ingin, namun mesti bertekad kuat. Kenapa harus ada tekad? Kenapa mesti berkemauan bulat? Sebab, bertaubat itu berat. Berpisah dan meninggalkan kebiasaan yang telah menjadi pola hidup itu berat. Kebiasaan merokok, kebiasaan ghibah, kebiasaan menipu, kebiasaan begadang malam tak bermanfaat, kebiasaan bermusik, kebiasaan tanpa batas wanita dan pria, kebiasaan mencuri, kebiasaan berbohong, dan kebiasaan-kebiasaan buruk lainnya. Apalagi jika kebiasaan itu seolah-olah menjadi tumpuan hidup. Seperti kebiasaan ribawi. Berhutang untuk usaha dengan cara riba. Atau bekerja di tempat ribawi. Atau bekerja yang haram. Berat. Sehingga, kemauan untuk bertaubat diuji dengan sesak dan sempitnya dada. Diuji dengan cemoohan dan ejekan orang. Diuji dengan godaan dan rayuan. Supaya tetap dengan kebiasaan lama yang buruk. Ada-ada saja ketakutan yang dihembuskan setan. Takut miskin lah, takut kelaparan lah, takut dikucilkan lah, takut tidak punya teman lah, takut dibilang ini dan dikata itu lah. Ingat, itu batu ujian! Lewati dan lompati saja. Ingat kata-kata Ibnul Qayyim berikut ini! "Mula-mula, orang bertaubat itu pasti mengalami tekanan dan kesempitan hati. Bisa berujud resah, galau, sesak, atau sedih. Sebabnya? Ia "terluka" karena putus dari kebiasaan yang ia sukai." Namun, yakinlah bahwa proses itu akan berakhir indah. Allah mencintai hamba yang bertekad taubat. Jika Allah telah mencintai, apa lagi yang ditakuti? Apakah tersisa alasan untuk bersedih? Jika Allah telah mencintai, percayalah bahwa kedamaian dan kebahagiaan adalah jalanmu. Dunia dan akhirat. Ibnul Qayyim melanjutkan,  ."Orang bijak pasti mengerti ; bahwa seusai tekad bertaubat, kelezatan hidup yang akan dirasa, sebanding dengan sesaknya dada. Semakin sesak dan sempit prosesnya, niscaya semakin bertambah sempurna dan utuh lezatnya" ( Ibnul Qayyim, Thariqul Hijratain, hal 242 ) Semoga Allah Ta'ala memudahkan kita dalam memilih jalan. Sebab, kini di hadapanmu ada persimpangan. Arahnya bercabang. Jangan salah langkah! (Refleksi Buatmu Anak Muda, Lendah 27 Juli 2021) t.me/anakmudadansalaf
3 tahun yang lalu
baca 2 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

risalah untukmu anak muda ; calon pemimpin

Risalah Untukmu Anak Muda . Calon Pemimpin Ibnu Abdil Barr pernah menjabat sebagai hakim di Lisbon (saat ini Portugal). Lahir tahun 368 H atau 978 M di Cordoba (sekarang Spanyol). Beliau ulama ahli fikih, ahli hadits, ahli sejarah, dan tokoh terkemuka dalam madzhab Maliki. Sejumlah ulama memposisikan beliau sebagai ulama Islam yang tak tertandingi dalam sejarah Andalus. Ibnu Abdil Barr menulis sebuah kitab berjudul “Jami' Bayanil 'Ilmi wa Fadhlihi”. Beliau berbicara tentang definisi ilmu, keutamaan ilmu, pengorbanan dalam proses pencariannya, etika belajar dan mengajar, hingga pernak-pernik dalam pengamalan ilmu. Pantas saja jika kitab tersebut diberi judul seperti tersebut di atas yang bisa diartikan, “Himpunan Keterangan Tentang Ilmu dan Keutamaannya”. Kitab ini sayang dilewatkan untuk dibaca. Menarik untuk dikaji. Referensi penting dalam thalabul ilmi. Karena beliau menyebutkan riwayat hadits Nabi dan atsar dari Salaf. Termasuk tentang anak muda yang harus dan mau tidak mau mempersiapkan diri untuk menjadi seorang pemimpin. Tulisan ini sendiri bermula dari usaha memotivasi siswa-siswa di sini dengan menyampaikan ; Kalian adalah calon pemimpin. Maka, berpikirlah layaknya pemimpin. Bertindaklah seperti seorang pemimpin. Dan berbicaralah selevel pemimpin. Kemudian saya menyebutkan hadits Rasulullah yang berbunyi : كُلُّكمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ “Tiap-tiap kalian adalah seorang pemimpin. Dan tiap-tiap kalian akan dituntut tanggungjawab atas kepemimpinannya” (HR Bukhari Muslim dari sahabat Ibnu Umar)  Memang benar demikian! Setiap anak muda pasti berangan-angan dapat hidup senang. Hidup bahagia. Ingin punya keluarga idaman; istri dan anak-anak yang ideal. Ingin memiliki usaha atau bisnis yang hasilnya berlimpah. Ingin berteman dalam jejaring dan komunitas yang menggembirakan. Ingin hidup di tengah masyarakat dengan normal. Namun, apakah hal itu akan terwujud? Jika engkau mempersiapkan diri dari sekarang, hal itu bukanlah mustahil. Itu sebuah keniscayaan. Jika tidak mempersiapkan diri dari sekarang... Apakah mampu engkau memimpin keluargamu? Apakah bisa engkau mengelola usahamu? Apakah dapat engkau mengatur karyawan-karyawan mu? Apakah bisa engkau berbaur dan bergaul dengan masyarakat mu? Apakah mampu engkau bersahabat dengan baik? Kawan, semua hal di atas perlu bekal ilmu yang cukup. Masalah-masalah yang akan engkau hadapi sangat rumit. Persoalan hidup itu begitu banyak. Seringkali problematika dunia saling tumpang tindih. Dan itu semua harus engkau selesaikan. Kecuali jika engkau seorang pecundang yang lari dari kenyataan. Sahabat Umar bin Khatab berpesan : “Perdalamlah ilmu agama sebelum kalian (mau tidak mau) menjadi pemimpin “ (Jami' Bayan 1/366) Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib mengingatkan anak-anak dan keponakan-keponakannya : “ Pelajarilah ilmu agama! Sungguh, saat ini kalian masih anak-anak, tetapi esok hari kalian akan menjadi pemimpin”  (Jami' Bayan 1/358) Urwah bin Zubair mengingatkan ; Sungguh! Kami dahulu pun anak-anak, namun sekarang menjadi orangtua. Sungguh! Kalian saat ini masih anak-anak, tetapi di masa depan kalian akan menjadi pemimpin. Belajarlah ilmu sehingga kalian akan mampu memimpin ; (Tahdzibul Kamal 16/20) Kawan, di hadapanmu jalan terbentang. Hanya ada dua cabang. Pilihlah, antara menjadi seorang pemimpin ataukah budak. Ingatlah, sebelum memimpin orang lain -termasuk keluargamu kelak- , berlatihlah untuk memimpin dirimu sendiri. Sebelum mengatur orang lain -termasuk karyawan-karyawan mu besok- , aturlah dirimu sendiri terlebih dahulu. Aturlah pola hidupmu. Aturlah pola istirahatmu. Aturlah pola ibadahmu. Aturlah kegiatanmu. Jika tidak, engkau adalah calon budak dunia. Budak orang lain. Yang hanya menunggu diperintah dan disuruh-suruh. Mau? Lendah. Sabtu pagi 19 Juni 2021 t.me/anakmudadansalaf
3 tahun yang lalu
baca 3 menit