Aqidah

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

imran bin hiththan - khawarij karena pengaruh istri

IMRAN BIN HITHTHAN KHAWARIJ KARENA PENGARUH ISTRI Oleh: al ustadz Abu Nasim Mukhtar bin Rifa'i Cinta buta,...oh cinta buta! Hawa nafsu &. syahwat duniawi bila telah menjajah hati & pikiran, pasti akan berujung nista. Pada puncaknya, kebenaran tidak lagi bernilai di matanya. Kemudian kesesatan akan diusung & diperjuangkan agar benderanya berkibar. Semoga Allah melimpahkan cinta suci & murni untuk kita, cinta karena Allah subhanahu wa ta'ala, untuk-Nya, & demi-Nya. Qalbu adalah bagian tubuh manusia yg paling lemah. Olehnya, qalbu selalu mudah & cepat berganti warna. Bisa saja seorang hamba pada garis keimanan di pagi hari, namun saat petang menjelang telah berubah menjadi kekafiran. Bukanlah hal yg aneh apabila seorang hamba yg kafir di waktu senja, tetapi keesokan hari ia telah mengucapkan dua kalimat syahadat. Inilah salah satu letak rahasia di balik hidayah! Kenyataan yg tak terbantahkan ini semestinya mendorong setiap hamba untuk tidak meremehkan kemaksiatan, sekecil apapun itu! Sebab, sepotong kemaksiatan bisa menghantarkan kepada jurang kehancuran. Inilah salah satu hikmah di balik hidayah! Kenyataan yg bersifat absolut ini seharusnya bisa mengikis habis kesombongan seorang hamba yg merasa aman & selamat dari dosa. Seolah-olah ada jaminan pasti jika akhir hayatnya akan ditutup dengan keimanan. Langkah terbaik adalah tetap beramal & terus berusaha menjaga hidayah! Sebab Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam seringkali berdoa, menurut berita Anas bin Malik radhiyallahu'anhu riwayat At Tirmidzi rahimahullah : "Yaa Muqallibal quluub, tsabbit qalbii 'ala diinik" wahai Dzat yg membolak-balikkan qalbu (hati), teguhkanlah qalbuku di atas agama-Mu. (dishahihkan oleh Asy Syaikh al Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami') PIKAT PESONA WANITA JAHAT Hamnah adalah seorang wanita yg terkenal pesona kecantikan & kecerdasannya. Hidup di kota Bashrah & masih terhitung sepupu dari Imran bin Hiththan. Sayangnya, Hamnah memegang kuat paham Khawarij. Kecantikan rupa yg tidak dihiasi oleh kecantikan hati !!! Awalnya, Imran bin Hiththan memang memiliki niat yang baik. Namun, apakah niat yang baik saja sudah cukup ? Imran bin Hiththan ingin menikahi Hamnah, lalu berusaha untuk mengajaknya meninggalkan paham Khawarij. Kembali kepada manhaj Salaf. Sekali lagi, apakah niat yang baik sudah dianggap cukup ? Belum, saudaraku ! Ini masalah hati ! Adakah yang berani menjamin kita untuk tetap teguh di atas kebenaran sampai nafas terakhir ? Ini masalah memengaruhi atau dipengaruhi. Jika tidak ada jaminan bahwa kita akan bisa memengaruhi, sebab hati di tangan Allah ta'ala, kenapa mesti bermain-main dengan api ? Sebenarnya, sebagian orang sudah berusaha mengingatkan Imran bin Hiththan agar tidak melanjutkan rencananya untuk menikahi Hamnah. Sebab, Hamnah memang dikenal sebagai pengikut kental kaum Khawarij. Namun, Imran tidak menggubris. Ia merasa yakin dengan kemampuannya. NA'UDZU BILLAH. SIAPAKAH IMRAN BIN HITHTHAN ? Sejarah Imran di bidang agama & keilmuan terbilang gemilang. Sejak muda telah memiliki semangat & motivasi yang tinggi untuk menimba ilmu dalam rihlah thalabul 'ilmi. Semangat besar telah membawanya berguru secara langsung & mendengar riwayat dari beberapa shahabat Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam, seperti Abu Musa al Asy'ari, 'Aisyah, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, & beberapa shahabat lain (radhiyallahu'anhuma). Nama besar Imran dalam dunia riwayat hadits juga telah mengundang beberapa pemuka ulama untuk menimba ilmu darinya. Seperti Qatadah, Yahya bin Abi Katsir, Muhammad bin Sirin, Muharib bin Ditsar, & yang lain. Selain dikenal sebagai pecinta ilmu hadits, Imran juga masyhur sebagai seorang penyair kelas atas. Sampai-sampai, Imran dipuji oleh seorang pujangga besar dalam sejarah Islam bernama Farazdaq. "Kalau mau, Imran pasti mampu bersyair seperti syair-syair yang kita gubah. Namun, kita tidak akan mungkin bisa menggubah seperti syair Imran", demikian Farazdaq menyanjung keahlian Imran. Hanya saja, kecerdasan & keilmuan bukanlah patokan hidayah !!! Sungguh kisah tragis Imran seharusnya menambah rasa takut & harap kepada Allah azza wa jalla. Takut terhadap kesesatan dan berharap tetap kokoh diatas kebenaran. IMRAN BIN HITHAN & HAMNAH Walaupun telah dinasehati, Imran tetap bersikukuh untuk menikahi Hamnah. Secara rupa, Imran bin Hiththan tentu tak sebanding dengan Hamnah. Imran memiliki rupa yang lumayan buruk, sementara Hamnah terkenal akan kecantikannya. Suatu saat, Hamnah berkata kepada Imran : " Aku & dirimu sama-sama di jannah (surga). Sebab, engkau memperoleh ni'mat (beristri wanita cantik) & bersyukur, sementara aku diuji (bersuami buruk rupa) & bersabar." Hamnah juga mencintai Imran. Buktinya, setelah Imran meninggal lamaran Suwaid bin Manjuf As Sadusi ditolak Hamnah. Bahkan, sebuah tahi lalat di wajah Hamnah dihilangkan olehnya. Karena semasa hidupnya Imran sangat menyukai tahi lalat tersebut. Kata Hamnah,”Demi Allah, tidak akan pernah ada lagi orang yang bisa melihat tahi lalat ini setelah Imran meninggal !” Maksud hati ingin memengaruhi, apa daya hamba yang justru dipengaruhi. Bukannya Hamnah yang berhasil dibujuk untuk meninggalkan paham Khawarij, justru Imran bin Hiththan yang kemudian terbujuk oleh Hamnah untuk menjadi pengikut setia kaum Khawarij. Bahkan, pada babak berikutnya, Imran malah diangkat sebagai salah satu pemimpin besar gerakan Shafariyyah (sekte Khawarij). Di dalam gerakan Shafariyyah, Imran ditetapkan sebagai ahli fiqih, orator, & penyair mereka. SUBHANALLAH ! Alangkah lemah hati ini ! Kisah Imran hanyalah satu dari sekian banyak kisah anak manusia diatas muka bumi yang akhirnya tersesat karena pengaruh pergaulan. Sudah tak terbilang lagi kisah hamba tersesat karena pengaruh orangtua, anak, suami, istri, tetangga, kawan, guru, atau yang lain. Jangan bermudah-mudahan dalam memilih pasangan hidup !!! Sudah banyak saudara kita yang terjerembab dalam masa-masa futur (lemah semangat) karena pengaruh istri. Sebelumnya, sang istri adalah wanita awam yang “katanya” ingin kebaikan. Namun, akhirnya dialah yang terpengaruh istrinya. Demikian pula, banyak istri yang akhirnya dipengaruhi oleh suami. ALLAHUMMA SALLIM (Ya Allah, selamatkan kami). Jika saja Imran bin Hiththan yang terhitung sebagai murid para sahabat bisa tersesat, apalagi kita. Jangan pernah merasa aman! Alasannya ingin belajar bahasa arab dan tajwid, sebagian kalangan terlalu berani sehingga berguru kepada seorang ustadz berpemahaman sufi, turotsi, ikhwani, atau kaum hizbi (fanatik jamaah dakwah) lainnya. Tidak berselang terlalu lama, mereka sudah mulai memuji gurunya berikut pemahaman yang diusung sang guru. Sudahlah! Bersabar diatas manhaj salaf tentu jauh lebih mahal dibandingkan aneka warna godaan setan. Moga-moga Allah wafatkan kita diatas sunnah. Amin… IMRAN BIN HITHTHAN MEMUJI PEMBUNUH ALI BIN ABI THALIB Sedemikian jauhnya Imran bin Hiththan terbawa dalam arus paham Khawarij, sampai-sampai dia memuji dan mengagumi Abdurrahman bin Muljam si pembunuh Ali bin Abi Thalib. Imran bersyair : “Duhai tebasan pedang dari seorang hamba bertakwa, tidak ada yang dia harapkan kecuali keridhaan dari Dzat Pemilik ‘Arsy. Sungguh terkadang aku mengingat dirinya lalu aku yakin, bahwa dia adalah hamba yang paling beruntung dalam Mizan (timbangan amal) di sisi Allah.” Sejarah Abdurrahman bin Muljam sendiri mempunyai sebuah sisi kemiripan dengan kisah Imran bin Hiththan. Apalagi kalau bukan sebab bujuk rayu seorang wanita ? Abdurrahman bin Muljam termasuk orang yang pernah hidup di masa Jahiliyah. Setelah masuk Islam, Abdurrahman sempat belajar Al Qur’an dari Mu’adz bin Jabal. Dikenal sebagai ahli ibadah dan ahli Al Qur’an. Beberapa kali pertempuran dia ikuti termasuk penaklukan Mesir. Sebab dia juga tergolong penunggang kuda yang ahli. Hanya saja, di kemudian hari Abdurrahman terpengaruh oleh paham Khawarij. Sampai-sampai dia bersama dua orang temannya sepakat untuk membunuh Ali bin AbiThalib, Mu’awiyah bin Abi Sufyan, dan Amr bin Al Ash. Sebab menurut mereka ketiga sahabat ini adalah sumber dari seluruh konflik di kalangan kaum musimin. NA’UDZU BILLAH Abdurrahman yang kemudian menyanggupi untuk membunuh Ali bin Abi Thalib. Secara diam-diam, Abdurrahman masuk ke kota Kufah untuk mempersiapkan rencana pembunuhan Ali. Sekian waktu digunakan untuk mengasah pedang dan meredamnya dengan racun mematikan. Di kota semasa penantian waktu pembunuhan, Abdurrahman bin Muljam jatuh cinta kepada seorang wanita cantik pengikut paham Khawarij bernama Qitham. Ayah dan saudara kandung Qitham termasuk pasukan Khawarij yang terbunuh dalam pertempuran Nahrawan, ketika Ali bin Abi Thalib menumpas mereka. Pada saat Abdurrahman bin Muljam mengajukan lamaran, Qitham menyebutkan beberapa bentuk mahar. Salah satunya adalah nyawa Ali bin Abi Thalib. Seburuk-buruk mahar telah diajukan wanita tersebut ! “Demi Allah, aku memang bermaksud untuk membunuh Ali ! Tidak ada tujuanku datang ke kota ini kecuali memang untuk membunuh Ali. Namun, apa manfaatnya untuk diriku dan dirimu jika aku berhasil membunuh Ali ? Sebab aku sendiri yakin, jika aku berhasil membunh Ali, aku tidak akan mungkin bisa melarikan diri”, demikian Abdurrahman mengatakan. Qitham semakin menyemangati, ”Jika engkau berhasil dan selamat, itulah yang aku inginkan. Maksud hatiku akan terobati dan engkau akan hidup bahagia bersamaku. Namun, jika engkau akhirnya terbunuh, maka janji di sisi Allah tentu lebih baik dari dunia dan seisinya.” Masya Allah ! Indah nian kata-kata wanita itu ! Sayang di balik kata-kata manis itu terselubung racun mematikan. ( bersambung In sya Allah ) — diambil dari majalah Qudwah hal 21-26, edisi 10 vol 1 1434 H/2013 — =====*****===== 📶 Publikasi: 📖 WA Salafy Solo www.salafymedia.com 5 Muharram 1437 H | 18 Oktober 2015
10 tahun yang lalu
baca 9 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

perbedaan imam nawawi, ibnu hajar dengan sayyid quthb, hasan albanna

PERBEDAAN ANTARA IMAM NAWAWI DAN IBNU HAJAR, DENGAN PARA PENTOLAN HIZBIYYIN SEMISAL SAYID QUTHB DAN ALBANNA Syaikh Shalih Fauzan hafidzahullah, Pertanyaan: Sebagian orang menuduh beberapa imam sebagai ahli bid’ah seperti Ibnu Hajar, An-Nawawi, Ibnu Hazm, Asy-Syaukani serta Al-Baihaqi, maka apakah perkataan mereka itu benar? Jawab beliau hafidzahullah: Para imam ini memiliki keutamaan-keutamaan, ilmu yang melimpah, memberikan manfaat kepada manusia, bersungguh-sungguh dalam menjaga sunah dan menyebarkannya, serta memiliki karya-karya tulis yang agung yang (kesemuanya) bisa menutupi kesalahan-kesalahan yang ada pada mereka rahimahumullah ta’ala. Kami menasehati kepada para penuntut ilmu agar tidak menyibukkan diri dengan urusan-urusan semacam ini karena hal ini akan menghalangi mereka memperoleh ilmu. Dan yang mencari-cari kesalahan para imam maka ia akan terhalang untuk menuntut ilmu, karena ia menjadi sibuk dengan fitnah dan suka perselisihan diantara manusia. ------------ Catatan kaki dari Abu Abdillah Jamal bin Furaihan Al-Haritsi: Jika ada yang bertanya, “Mengapa An-Nawawi dan Ibnu Hajar serta ta’wil mereka (yang keliru) tersebut dimaafkan, sedangkan Sayyid Quthb, Albanna, Al-Maududi dan yang semisalnya tidak dimaafkan? Maka dapat dijawab dari dua sisi: 1. Pertama: diantara dua jenis kelompok ini ada perbedaan yang besar, karena Imam Nawawi dan Ibnu Hajar memiliki jasa ilmiyah dan bermanfaat bagi umat Islam yang bisa menututpi kesalahan-kesalahannya. Dan para ulama telah menjelaskan dan memperingatkan (umat) agar berhati-hati dari kesalahan-kesalahan tersebut, maka bahayanya telah hilang dengan tanbih (peringatan) ini. Adapun Sayyid Quthb dan Hasan Albanna…maka mereka ini tidak memiliki jasa ilmiyah serta amaliyah dan tidak memberi manfaat bagi umat Islam seperti apa yang dimiliki oleh An-Nawawi, Ibnu Hajar dan imam-imam besar lain. 2. Kedua: An-Nawawi dan Ibnu Hajar tidak mengajak kepada kesalahan-kesalahannya dan tidak mengajak untuk ta'assub, pengkafiran terhadap masyarakat (muslimin), penyatuan shaf antara Rafidhah, Nasrani, Majusi dan firqah-firqah sesat dengan kaum muslimin dan kesalahan-kesalahannya (An-Nawawi dan Ibnu Hajar) tidak membahayakan masyarakat, berbeda dengan Sayyiq Quthb dan Hasan Albanna dan selainnya, mereka beranggapan bahwa antara aqidah yang rusak bahkan akidah yang kafir dan akidah shahihah yang selamat tidak ada bedanya, serta mereka menganggap bahwa antara seorang Rafidhah, Nasrani dan yang lainnya, dan seorang muslim itu tidak berbeda, dan mereka ini sungguh telah memberi madharat terhadap kaum muslimin dan bukannya memberi maslahat, karena banyak orang yang ta’ashub dengan pendapat-pendapatnya) yang menyelisihi Al-Kitab (Al-Qur’an ) dan As-Sunnah dan mereka memerangi Ahlus Sunnah, dan ini merupakan bahaya yang paling besar. [ Al-Ajwibah al-Mufidah ‘an As-ilah al-Manahij al-Jadiidah pertanyaan nomor 62 cetakan ke-2, 1418H, Daar as-Salaf ] ------- Dikutip dari situs tukpencarialhaq || Arsip WALIS || http://walis-net.blogspot.co.id/2015/10/apakah-sebenarnya-haddadiyah-itu.html ******* Faedah lain: ➩http://walis-net.blogspot.com atau ➩http://salafymedia.com/blog/category/al-istifadah/ ✆ WA Al Istifadah ※ WALIS ✆ ✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧ الموقع الرسمي لمجموعة الاستفادة http://walis-net.blogspot.com/p/depan.html
10 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

bagaimana cara ikhlas dalam menuntut ilmu

BAGAIMANA CARA IKHLAS DALAM MENUNTUT ILMU Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin رحمه الله ditanya: . Dengan apa kita mengikhlaskan niat ketika menuntut Ilmu ? Beliau رحمه الله menjawab : Ikhlas dalam menuntut ilmu terwujud dengan beberapa perkara : 1. Engkau niatkan dirimu untuk melaksanakan perintah Allah عزوجل, karena Allah عزوجل memerintahkan hal tersebut : فاعلم أنه لا إله إلا الله واستغفر لذنبك " Maka ketahuilah, bahwa tidak ada sembahan yang berhak di ibadahi kecuali Allah dan mohon ampunlah atas dosa-dosamu " (Qs. Muhammad:19) Allah عزوجل mendorong hambanya kepada ilmu, ketika Allah عزوجل mendorong terhadap sesuatu,  hal tersebut melazimkan Allah عزوجل mencintai perkara  tersebut, ridha pada-Nya dan memerintahkan-Nya. 2/ Engkau meniatkan dengan mencari Ilmu untuk menjaga syariat Allah عزوجل , karena menjaga syariat Allah عزوجل itu ada kalanya dengan mempelajarinya, menjaganya dengan hati dan bisa juga dengan kitab /tulisan. 3. Engkau meniatkan dalam mencari ilmu untuk melindungi dan membela syariat Allah عزوجل , karena kalau bukan Ulama yang membela syariat dan menjaganya,  maka tidak ada yang lain,  contohnya syaikhul islam Ibnu Taimiyah serta yang lainnya dari kalangan ahlul Ilmi رحم هم الله , mereka menghadapi ahlul bid'ah,  mereka menjelaskan kebathilan bid'ah mereka, kami memandang mereka mencapai kebaikan yang banyak sekali. 4. Engkau meniatkan dengan mencari ilmu untuk mengikuti syariat Muhammad صلى الله عليه وسلم karena engkau tidak mungkin untuk mengikuti syariat sampai mempelajarinya. 5. Engkau meniatkan dalam mencari Ilmu untuk mengangkat kebodohan dari dirimu dan selainmu. Sumber : Kitab Al-Ilmi oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin رحمه الله : 137  ) *01 Muharram 1437 H* ✏Alih Bahasa: Abu Ruqayyah  Ibnu Abdissalam عفاالله عنه _______________________ سئل فضيلة الشيخ رحمه الله : بم يكون الإخلاص في طلب العلم ؟ فأجاب فضيلته بقوله : الإخلاص في طلب العلم يكون بأمور : الأمر الأول : أن تنوي بذلك امتثال أمر الله، لأن الله أمر بذلك فقال : فا علم أنه لا إله إلا الله واستغفر لذنبك (سورة محمد : ١٩) وحث سبحانه وتعالى على العلم، والحث على الشيء يستلزم محبته والرضا به والأمر به. الأمر ااثاني : أن تنوي بذلك حفظ شريعة الله، لأن حفظ شريعة الله يكون بالتعلم والحفظ في الصدر ويكون كذلك بالكتابة. الأمر الثالث : أن تنوي حماية الشريعة والدفاع عنها ، لأنه لولا العلماء ما حميت الشريعة ولا دافع عنها أحد، ولهذا نجد مثلا شيخ الإسلام ابن تيمية وغيره من أهل العلم تصدوا لأهل البدع وبينوا بطلان بدعهم، نرى أنهم حصلوا على خير كثير. الأمر الرابع : أن تنوي بذلك اتباع شريعة محمد صلى الله عليه وسلم، لأنه لا يمكن أن تتبع شريعته حتى تعلم هذه الشريعة. الأمر الخامس : أن تنوي بذلك رفع الجهل عن نفسك وعن غيرك. &128221;المصدر : كتاب العلم لشيخ محمد بن صالح العثيمين رحمه الله، ص :  ١٣٧ ☝مجموعة الحق أحب إلينا WA Alhaqqu Ahabbu Ilaina www.salafymedia.com
10 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

khilafah khayalan para hizbiyyun dan pergerakan islam

KHILAFAH KHAYALAN PARA HIZBIYYIN DAN PERGERAKAN-PERGERAKAN ISLAM Berkata Syaikh Sholeh Al Fauzan hafidzahullah : Dan mereka (para hizbiyyin dan pergerakan-pergerakan Islam) ini menginginkan untuk menegakkan daulah islamiyah. Padahal mereka belum membersihkan negeri-negeri Islam dari berbagai bentuk akidah-akidah watsaniyah (akidah berhala) yang berlangsung (diberbagai negri) berupa peribadahan kepada orang-orang yang sudah mati dan menggantungkan diri kepada kuburan-kuburan. Yang mana semua ini tidak jauh beda dengan peribadahan (orang-orang musyrik qurais) kepada Latta, uzza dan manaat. Bahkan yang semakin memperparah keadaan yaitu ketika mereka menginginkan terwujudnya sebuah kemustahilan (yaitu khilafah) dalam keadaan seperti ini. Sungguh penerapan hukum syariat, penegakkan hukum had, pendirian daulah islamiyah, dan melaksanakan kewajiban serta menjauhi keharaman semua ini merupakan perkara-perkara yang menjadi konsekuensi tauhid dan penyempurna tauhid. Dan kesemua amalan diatas ini mengikut/menginduk kepada TAUHID. Terus bagaimana mungkin kita memfokuskan perhatian pada perkara-perkara yang sifatnya mengikut dan kita mengabaikan sebuah perkara yang menjadi pokok agama (yaituTAUHID) Sumber : Kitab Manhajul Anbiyah fi Da'wati ilallah fihi Hikmah wal Aql karya Syaikh Robi Al-Madkholi hafidzahullah. hal:25. cet: Maktabah Al Furqon Alih Bahasa : Al faqir ila afwi Robbihi Abu yazid قال الشيخ الفوزان حفظه الله و هؤلاء يريدون قيام دولة إسلامية قبل تطهير البلاد من العقاعد الوثنية المتمثلة بعبادة الموتى و التعلق بالأضرحة بما لا يختلف عن عبادة الات و العزى و مناة الثالثة الأخرى بل تزيد عليها أنهم يحاولون محالا ... إن تحكيم الشريعة إقامة الحدود و قيام الدولة الإسلمية و اجتناب المحرمات و فعل الواجبات كل هاذه الأمور من حقوق التوحيد م مكملاته و هي تابعة له فكيف يعتنى بالتابع و يهمل الأصل كتاب منهج الأنبياء في دعوة إلى الله فيه الحكمة و العقل.ص25 〰〰〰〰〰〰〰 WA Salafy kendari =====*****===== Publikasi: WA Salafy Solo www.salafymedia.com 8 Oktober 2015  .DUA HAL YANG MEMECAH BELAH KAUM MUSLIMIN Asy Syeikh Sholih Al Fauzan hafidzohullah: Tidaklah memecah belah kaum muslimin kecuali dua perkara: Yang pertama: memberontak kepada pemerintah muslim dan tidak taat kepadanya. Yang kedua: menyimpang dari sunnah Nabi Shollallahu alaihi wa sallam kepada kebid'ahan dan membuat sesuatu yang baru didalam agama. 🌱 قال العلاّمة صالح الفوزان حفظه الله : 🔹 لا يفرق المسلمين إلا أحد هذين الأمرين : 1⃣ الأمر الأول : الخروج على ولي أمر المسلمين وعصيانه . 2⃣ الأمر الثاني : الخروج عن سنة النبي ﷺ إلى البدع والمحدثات في الدين .  [مفهوم البيعة (11)] Sumber: Mafhumul Bai'ah: 11 Telegram: https://bit.ly/Berbagiilmuagama Alih bahasa: Abu Arifah Muhammad Bin Yahya Bahraisy
10 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

syubhat kaum filsafat : "siapakah yg menciptakan allah?"

SYUBHAT KAUM FILSAFAT: . "SIAPAKAH YANG MENCIPTAKAN ALLAH? | APAKAH ALLAH BISA MENCIPTAKAN YANG LEBIH BESAR DARI-NYA?" Dijawab Oleh: Al-Ustadz Muhammad Umar As Sewed -hafidzohulloh- Sesi Tanya Jawab "Bekal Menghadapi Fitnah" | Ahad, 20 Dzulhijjah 1436H ~ 04 Oktober 2015M Masjid Al-Hidayah Surabaya |  Link:   http://bit.ly/1Lr3AxM (Versi Full 24 kps) P E R T A N Y A A N: Ikhwanifiddiin a'azzakumulloh, (Ada) syubhat na'uzdubillah.. syaithoniyah, sering berkata, membisikan : "Siapa yang menciptakan ini? siapa yang menciptakan kamu?" Alloh.. Kemudian bertanya, "Siapa yang menciptakan Alloh?" ------------------- J A W A B AN: Ucapkan.. أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.. Ucapkan.. أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.. Itu syaithon yang berbicara.. Karena dia manyamakan antara Khaliq dengan makhluq, dengan satu pertanyaan. Yang ditanya siapa yang Menciptakan.. itu makhluq, sedangkan Alloh Al Khaliq (pencipta-pen). Baarokallohufiikum.. Maka stop sampai disitu, dan ucapkan : أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.. Jangan kamu layani ucapan seperti itu !! Yang sejenis ini adalah kalimat, "Apakah Alloh bisa menciptakan yang lebih besar dari Dirinya?" Ini juga sama. Kalau mengatakan tidak bisa berarti Alloh tidak BerKuasa, kalau dikatakan bisa berati ada yang lebih Besar dari Alloh Subhanahu Wata'ala. أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.. Ikhwanifiddiin a'azzakumulloh, ini juga syubhat yang sama.. أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.. Alloh Maha Kuasa, bisa berbuat apapun sekehendakNya !! Tapi, apakah Alloh mau...? Hati-hati, tadi syubhatnya sesungguhnya rawan atau rapuh sekali. Alloh Maha Kuasa, Bisa berbuat apapun. "Berarti dia bisa menciptakan (yang lebih besar-pen)?" Kalau Alloh kehendaki, tapi Alloh tidak akan.. (suara kurang jelas_pen) , kan begitu, selesai.. Nggak ada yang lebih besar dari Alloh Subhanahu Wata'ala. Ikhwanifiddiin a'azzakumulloh, jangan sampai terbawa fitnah ini akhirnya mengucapkan kalimat sesat seperti kalimatnya Zakir Naik, yang katanya ahli debat.. Bahwa "aku memiliki 100 (1000-pen) perkara yang Alloh tidak bisa melakukannya." ❌Astaghfirulloh, ini ucapan-ucapan yang mengerikan, ❌Ucapan yang na'udzubillah, ❌Ucapan yang bertentangan dengan ucapan Alloh Subhanahu Wata'ala dalam Al Qur`an berkali-kali…. وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ "Alloh atas segala sesuatu Maha Kuasa" Maha Bisa... Dan ini iman !! Siapa yang tidak percaya, kafir.. Ini iman, ini aqidah !! Siapa yang tidak percaya bahwa Alloh 'ala kulli syai`in qadir, berarti dia kafir.. Ikhwanifiddiin a'azzakumulloh, alhamdulillah.. Sesungguhnya syubhat-syubhat yang seperti itu sering disebarkan oleh kaum filsafat.. Makanya, jangan belajar dari Plato, jangan belajar dari Aristo (teles-pen), jangan belajar dari orang Yunani.. ✅ Belajar dari Al-Qur`an wassunnah, ✅ Belajar dari para ulama salaf, ✅ Belajar dari para shahabat dan tabi'in, ✅ Belajar dari para imam-imam. Imam Malik, Imam Syafi'i, Imam Ahmad, belajar dari mereka para aimmah... Na'am. Durasi  02:58 ____________________ مجموعـــــة توزيع الفـــــــوائد ✆ WA Forum Berbagi Faidah [FBF]  | www.alfawaaid.net
10 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

mengimani datangnya ajal

MENGIMANI DATANGNYA AJAL Dari Abu ‘Izzah, Yassar bin Abdillah al Hudzaly, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Sesungguhnya jika Allah menghendaki untuk mencabut nyawa seseorang di suatu tempat, maka Dia jadikan orang tersebut berada di tempat itu atau ada keperluan di tempat itu.” Berkata asy Syaikh Zaid al Madkholy rahimahullah : Dalam hadits ini terdapat penjelasan tentang salah satu ushul (pokok) keimanan. Ketahuilah bahwa pokok tersebut adalah mengimani waktu, tempat dan sebab terjadinya ajal, yaitu mengimani tempat, sebab dan waktu yang ruh seorang hamba dicabut pada ketiga keadaan itu. Dan bahwasanya Allah ‘Azza wa Jalla telah menetapkannya sejak zaman azali, sehingga tidak mungkin untuk dimajukan, diundur atau diselisihi. Jadi, kalau Allah telah menetapkan bagi seorang hamba untuk meninggal di suatu tempat di timur atau barat jazirah Arab, maka pasti Allah jadikan untuk hamba tersebut sebuah keperluan ke negeri itu tersebut lalu diwafatkan disana. Dan ini adalah sesuatu yang tidak perlu diragukan oleh seorangpun, dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia telah menciptakan makhluk-makhlukNya dan mampu membuat kemungkinan untuk memperjalankan makhluk-makhlukNya, baik yang kecil, besar atau jumlah yang banyak, ke tempat itu yang dia akan meninggal disana, pada waktu yang dia akan meninggal disana dan dengan suatu sebab yang dia akan mati dengannya. Tidak mungkin untuk diselisihi selamanya, dimajukan ataupun diundurkan. Jika Allah menghendaki seorang hamba meninggal di tempat manapun, maka Dia jadikan adanya sebuah keperluan untuk hamba tersebut, lalu Dia memperjalankan hamba tadi ke tempat tersebut, kemudian dia diwafatkan di tempat yang telah Allah tetapkan untuk diwafatkan disana, dengan sebab yang ia meninggal dengannya dan pada waktu yang spesifik yang dia akan meninggal padanya. Ini adalah diantara budi-pekerti iman yang seorang muslim tidak akan meragukannya selamanya. ‘Aunul Ahadis Shomad, Syarhul Adabil Mufrad, hal 408. ___________________ عن أبي عزة يسار بن عبد الله الهذلي ، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : إن الله إذا أراد قبض عبد بأرض ، جعل له بها ،أو : فيها حاجة قال العلامة زيد المدخلي رحمه الله: فيه بيان أصل من أصول الإيمان، ألا وهو : الإيمان بوقت الأجل وبمكان الأجل وسبب الأجل ، أي الإيمان بالمكان وبالسبب وبالوقت الذي تقبض فيه روح العبد ، وأن الله عزوجل قد كتبها في الأزل ، فلا يمكن أن تتقدم أوتتأخر أو تتخلف ، فلو كتب الله لعبد أن يموت في أرض الشرق أو الغرب من جزيرة العرب ؛ لجعل له حاجة إلى تلك البلاد فيقبض هناك، وهذا لا يشك فيه أحد ، والله على كل شئ قدير، خلق الخلائق ، وقدر ما يمكن أن يجري على كل مخلوق من مخلوقاته مما صغر أوكبر ، ومن جملة ذلك المكان الذي يموت فيه، والوقت الذي يموت فيه ، والسبب الذي يموت به ، لايمكن أن يتخلف أبدا أو يتقدم ويتأخر فإذا أراد الله قبض عبد في أرض ما جعل له إليها حاجة، فسافر من أجل حاجته، فقبض في المكان الذي كتب الله أن يقبض فيه، وبالسبب الذي يموت به ، وفي الوقت المحدد الذي يموت فيه ، فهذا من خصال الإيمان لا يشك فيه مسلم أبدا. عون الأحد الصمد شرح الأدب . المفرد ص ٤٠٨ ▪▪▪▪▪▪ www.ittibaus-sunnah.net أصحاب السنة ASHHABUS SUNNAH
10 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

apakah menjelaskan kesalahan manhaj termasuk ghibah?

APAKAH MENJELASKAN KESALAHAN MANHAJ TERMASUK GHIBAH ? Oleh: Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin -rahimahullah- Penanya: Menjelaskan kesalahan ahli bid’ah yang misalnya mereka melakukan ta’wil ayat-ayat atau hadist-hadits demikian dan demikian, apakah hal ini teranggap ghibah? Dan bagaimana jika hal itu terjadi di antara para penuntut ilmu? Asy-Syaikh: Menjelaskan kesalahan ahli bid’ah dan siapa saja yang memiliki pemikiran yang rusak atau manhaj yang tidak lurus ini termasuk BENTUK NASEHAT dan bukan termasuk ghibah. Bahkan merupakan bentuk nasehat bagi Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya dan bagi kaum Muslimin. Jadi jika kita melihat seorang mubtadi’ MENYEBARKAN bid’ahnya, maka wajib atas kita untuk menjelaskan bahwa dia adalah mubtadi’ agar manusia selamat dari kejahatannya. Dan jika kita melihat seseorang memiliki pemikiran yang menyelisihi manhaj salaf maka WAJIB atas kita untuk menjelaskan hal itu agar manusia TIDAK TERTIPU dengannya. Demikian juga jika kita melihat seseorang memiliki manhaj tertentu yang akibatnya buruk, maka wajib atas kita untuk menjelaskan hal itu, agar manusia selamat dari kejahatannya. Dan termasuk bentuk nasehat bagi Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya dan bagi para pemimpin kaum Muslimin dan keumuman mereka. 〰〰〰 Penanya: Yaa Syaikh, bagaimana jika membicarakan hal itu di antara para penuntut ilmu? ◾Asy-Syaikh: Sama saja, apakah membicarakannya di antara para penuntut ilmu di majelis lain, selama kita khawatir akan tersebar bid’ah atau pemikiran atau manhaj yang menyelisihi Salaf tersebut, maka WAJIB atas kita untuk menjelaskan agar manusia tidak terjatuh kepadanya. ✺✺✺ Sumber: http://bit.ly/1MbZrYM | Alih bahasa: .Abu Almass | Ahad, 16 Jumaadal Ula 1435 H Link audio: http://bit.ly/1MbZF25 [Durasi 01:39] _________________________  مجموعـــــة توزيع الفـــــوائد ✆ WA Forum Berbagi Faidah [FBF] | www.alfawaaid.net
10 tahun yang lalu
baca 2 menit