Nasehat

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

cerita daurah di lampung, "tidak harus di mimbar"

 .( 99 ) Tidak Harus Di Mimbar Ada sesi perkenalan antar peserta dalam kajian di Pondok As Sunnah Blambangan Umpu, Way Kanan, Lampung. Kenapa? Rupanya sesama peserta kajian, tidak semua saling mengenal. Merinding dan terharu saat mengikuti sesi yang masing-masing menyebut nama dan daerah asalnya. Banyak peserta dari Kotabumi dan Batumarta. Tentunya dari Way Kanan sendiri lah yang paling dominan. Ada peserta dari Liwa, dari Ranau, juga dari Kalianda. Saya baru pertama kali mendengar sebuah pulau kecil bernama Legundi, saat berkenalan dengan seorang peserta. Untuk sampai di Pulau Legundi, perjalanan laut kurang lebih 1,5 jam mesti ditempuh dari Dermaga Ketapang, Lampung. " Ada salafy di sana? ", saya bertanya. " Ada satu. Kakak saya. Karena saya sendiri sudah menetap di Way Kanan ", katanya. Subhanallah! Dakwah Salaf benar-benar telah tersebar. Semuanya semata-mata karunia dari Allah Ta'ala. Media sosial memiliki peran yang tak bisa dikecilkan. Persebaran info-info kajian Salaf begitu cepat menjalar. Poster-poster, potongan-potongan audio, dan artikel-artikel ilmiah bisa menembus batas. Walhamdulillah Untukmu yang sendirian di Pulau Legundi; bersabarlah dan teruslah berdakwah. Ingatlah, berdakwah tidak harus di atas mimbar. Berdakwah yang terbaik adalah dengan akhlak mulia. As Syaikh Rabi' bin Hadi al Madkhali menegaskan,  " Berhias dengan akhlak Islam yang luhur akan berpengaruh besar dan luas dalam penyebaran Islam di tengah-tengah masyarakat. Seperti ; jujur, amanah, rendah hati, dan bersikap bijak dalam meniti dakwah ilallah" " Jangan engkau kira, Islam dapat tersebar dengan pedang saja. Sebagaimana tergambar oleh sebagian orang", lanjut beliau. Syaikh Rabi' menambahkan, " Islam dapatlah tersebar luas melalui akhlak mulia yang melekat pada diri para sahabat. Mereka dididik oleh Rasulullah untuk berakhlak terluhur dan tertinggi, melalui proses terbaik. Hal itu menjadi faktor pendorong terbesar dan daya tarik terkuat umat manusia mau menerima Islam" ( Al Lubab 11/12) Ibnu Katsir saat menafsirkan surat Al Fath 29, menyebutkan pernyataan Imam Malik, " Telah sampai berita kepadaku bahwa orang-orang Nasrani jika mensaksikan para sahabat Nabi yang ikut menaklukan wilayah Syam, mereka mengatakan, " Demi Allah! Mereka (para sahabat Nabi) lebih baik dibandingkan kaum hawaariyyin, menurut berita yang kami terima" Dalam kitab yang sama halaman 288, Syaikh Rabi' mengatakan, " Akhlak luhur seperti ; jujur, senang berbuat baik, suka membantu, takwa, sabar, berlapang dada, bersikap luwes termasuk saat praktek jual beli, dan dalam semua aktivitas" Beliau melanjutkan, " Hal-hal di atas sangat luar biasa. Pengaruhnya begitu luas dalam kehidupan umat Islam. Jangan meremehkan nya! Mari kita laksanakan sebagaimana ajaran Islam lainnya kita laksanakan" " Banyak orang meremehkan urusan akhlak. Wal 'iyaadzu billah" Saudaraku, apabila engkau telah berusaha sebagaimana arahan ulama untuk berdakwah melalui akhlak mulia, maka janganlah takut walau engkau sendirian. Jangan bersedih, meski engkau sendirian. Berdakwahlah dengan akhlak yang baik. Jadilah pribadi yang jujur, terpercaya, dan amanah. Jadilah figur yang senang membantu dan menolong orang lain. Jadilah orang yang santun dan sopan dalam berbicara dan bersikap. Semoga Allah membukakan pintu hidayah melalui dirimu. Bakauheni, 8 Jumadal Akhir 1443 H/ 11 Januari 2022 t.me/anakmudadansalaf
3 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

teruslah bertaubat, meski engkau mengulangi dosa lagi

HUKUM SEORANG YANG SUDAH BERTAUBAT, TAPI BERKALI-KALI MENGULANGI DOSANYA . Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah. Pertanyaan :  Apa hukum bertaubatnya seorang dari dosa lalu dia mengulangi dosanya kembali beberapa kali. kemudian dia bertaubat berkali-kali dan setelah itu dia bertaubat dengan jujur dan tidak lagi mengulangi dosa tersebut ? Jawaban :  Taubatnya orang ini sah, dan berbagai taubat yang pertama dan berbagai taubat yang terakhir semuanya sah. Karena setiap kali berbuat dosa kemudian bertaubat kepada Allah dari dosanya, dan dia menyempurnakan syarat-syarat taubatnya maka Allah akan menerima taubatnya. Maka jika nafsunya mengajaknya lalu dia  melakukan dosa kembali lalu dia bertaubat kedua kali, tiga kali, empat kali. Berdasarkan firman Allah : قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعاً Katakanlah : Wahai hambaKu yang telah melampaui batas, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah sesungguhnya Allah itu mengampuni dosa semuanya .[QS. Az-Zumar 53} Akan tetapi yang penting taubatnya itu benar, hendaknya dia bertekad untuk tidak mengulangi dosa tersebut, bukan taubat yang main-main, dalam keadaan dia berniat dalam hatinya untuk mengulangi dosa tersebut. Karena taubat demikian itu tidak benar, akan tetapi jika taubatnya benar, tatkala dia meninggalkan dosanya dia bertekad untuk tidak mengulanginya. Maka sesungguhnya jika dia mengulangi kembali kali kedua, maka taubat pertamanya tidaklah gugur. Bahkan tabuat pertamanya tetap sah. Dan setiap kali dia berbuat dosa dan bertaubat, maka Allah tetap menerima taubatnya. Teks arab : https://binothaimeen.net/content/173 Sumber : http://telegram.me/ahlussunnahposo ========== TERUSLAH BERTAUBAT! ✍🏻 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah رحمه الله  berkata :  "Barangsiapa bertaubat kemudian dia mengulangi kembali (dosanya), maka wajib baginya untuk bertaubat yang kedua kalinya. Kemudian apabila dia mengulanginya lagi, maka wajib baginya untuk bertaubat lagi. Demikianlah seterusnya, setiap kali dia berbuat dosa, jangan putus asa dari rahmat Allah. Bisa jadi ketika dia mengulangi lagi bertaubat beberapa kali, maka Allah akan mengkaruniakan kepadanya di akhir hayatnya dengan taubat nasuha (yang diterima taubatnya )." 📚 [Mukhtashar Al Fatawa hal. 562] Sumber : t.me/salafy_cirebon
3 tahun yang lalu
baca 2 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

teduh dan sejuk dalam berdagang

Teduh dan Sejuk Dalam Berdagang Kadang saya merasa heran, sebab pernah jadi korban. Heran, seperti apa dasar berpikirnya? . Pendek. Sempit. Dan terlalu picik. Ini tentang trik menjual barang. Tertulis besar Rp 18.000 di warung buah. Saya pikir per kilogram nya. Rupanya ada tulisan lebih kecil di sudut bawah, " 1/2 kg ". Jelas kecewa! Penjual memang merasa tidak berbohong. Itu bukan dusta, katanya. Namun, apapun alasannya, tetap saja calon pembeli merasa ditipu. Sederhana saja ; kenapa tulisan "1/2 kg" itu tidak ditulis sama besar dengan "Rp 18.000"? Trik-trik "menipu" dalam dunia jual beli sangat beragam.  Ada yang menulis harga seakan murah. Setelah dihadapkan dengan barangnya, si penjual mengatakan, " Oh, yang harga 15.000 yang ini. Kalau yang itu, 25.000". Ada yang menawarkan berbagai fasilitas dan hadiah. Tapi, ada tanda bintang kecil dengan keterangan ; syarat dan ketentuan berlaku. Sifatnya promosinya bombastis! Wah dan mewah! Besar-besaran. Pasang iklan di sana-sini. Buat poster dengan banyak versi. Media sosial dikerahkan. Pasang status berulang tidak bosan. Adalagi yang keluar dana besar hanya untuk endorse dari figur yang banyak followernya. Seseorang yang popularitasnya tinggi diajak untuk ikut promosi. Pokoknya besar-besaran! Padahal semua itu akan percuma. Bisa dibilang sia-sia. Sebab, pelaku pasar sudah pintar. Zaman sekarang banyak orang punya kemampuan memilah-milih. Apalagi produknya memang jelek. Kualitasnya buruk. Lebih-lebih lagi pemilik usaha terlanjur dikenal tidak jujur. Sudah diketahui curang.  Maka, kalaupun sempat booming. Sempat viral. Hah, dalam hitungan waktu yang pendek, usaha itu akan tutup. Bangkrut. Ditinggal pembeli. Akhirnya dia akan gigit jari merenungi rugi. Itu fakta! Itu realita! Mengenai hal ini, kita diingatkan dengan sabda Nabi Muhammad  ﷺ ; فإنْ صَدَقا وبَيَّنا بُورِكَ لهما في بَيْعِهِما، وإنْ كَتَما وكَذَبا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِما " Jika keduanya (penjual dan pembeli) jujur dan sama saling terbuka, jual beli mereka pasti diberkahi. Sebaliknya, jika keduanya menutup-nutupi dan berbohong, barakah jual beli mereka pasti dicabut"  HR Bukhari 2079 Muslim 1532 dari sahabat Hakim bin Hizam. Kejujuran adalah modal penting, bahkan modal terbesar.  Seorang pelaku usaha yang jujur, akan survival. Ia akan bertahan. Walau ia tak jor-joran beriklan. Meskipun ia tak menguasai sistem online atau market shop.  Jangankan menguasai pasaran, berambisi untuk menumpuk laba pun tidak. Baginya yang penting adalah berkah walaupun kecil. Meskipun terpencil. Di dalam hadis lain, Nabi Muhammad ﷺ bersabda ;  إنَّ التُّجارَ هم الفُجَّارُ فقال رجلٌ يا رسولَ اللهِ أليس قد أحلَّ اللهُ البيعَ قال بلى ولكنهم يحدِّثون فيَكذِبون ويحلِفون فيأثَمون " Sungguh!  Para pedagang banyak yang berbuat curang" . Ada yang bertanya, " Bukankah Allah Ta'ala menghalalkan jual beli, wahai Rasulullah? " Nabi Muhammad ﷺ menjawab, " Benar! Namun, banyak pedagang berbicara tapi dusta, banyak sumpah namun berdosa" HR  Ahmad 3/428 dari sahabat Abdurrahman bin Syibl. Lihat As Sahihah karya al Albani (366) Persoalannya adalah pelaku pasar jika kecentok (dibuat kecewa), jangan salahkan dia jika tidak mau lagi kembali. Sebab, kecurangan adalah hal paling tabu dan paling dibenci pelaku pasar. Sekali tersemat curang, susah untuk dihilangkan.  Walau dibuat baliho besar-besar dan diberi keterangan, " Toko ini sudah berganti pemilik dan manajemen". Tetap saja trauma susah dihapuskan.  Maka, jangan sekali-kali curang dalam berdagang! Jujur dan terbuka saja. Lendah, 29 Jumadal Ula 1443 H/ 03 Januari 2021 t.me/anakmudadansalaf
3 tahun yang lalu
baca 3 menit