Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

memetik buah kesabaran dari ketaatan kepada waliyul amr di masa pandemi

2 tahun yang lalu
baca 4 menit

MEMETIK BUAH KESABARAN DARI KETAATAN KEPADA WALIYUL AMR DI MASA PANDEMI

πŸŽ™οΈAl Ustadz Ahmad Khadim حفظه Ψ§Ω„Ω„Ω‡

Rahimani wa rahimakumullah.

Marilah kita semua, sadar dan yakin bahwa kita ini sebagai hamba Allah Jalla wa 'Azza yang tidak diciptakan oleh Allah Jalla wa 'Azza kecuali hanya untuk beribadah kepada Allah, untuk mentauhidkan Allah Jalla wa 'Azza.

Demikian pula, marilah kita sadar dan menyakini bahwa kita hidup di negara ini sebagai rakyat. Kesadaran kita, sebagai rakyat ini sangat penting bagi kita;

βœ… Dalam upaya untuk mentaati Allah dan Rasul-Nya,

βœ… Dalam upaya untuk menciptakan situasi yang kondusif, 

βœ… Dalam upaya untuk memberikan saham kebaikan terhadap negara dan umat yang ada di negara kita ini.

Oleh karena itu, Ahlussunnah wal Jama'ah punya prinsip terkait rakyat kepada penguasanya dan ini perlu disadari sekali lagi diyakini bahwa; 

❌ Ketika prinsip ini dilanggar,

❌ Ketika prinsip ini diterjang,

❌ Ketika prinsip ini ditentang,

🚨 Akan menimbulkan kekacauan, 

🚨 Akan menimbulkan situasi yang tidak kondusif,

🚨 Dan akan menimbulkan berbagai macam bentuk kenegatifan dan kehancuran, ketika tidak diindahkan prinsip-prinsip tersebut.

Oleh karena itu bukan hanya sekedar situasi yang aman dan kondusif atau hal-hal yang menyebabkan tentram dan sejuk masyarakat, tapi ini merupakan ajaran agama Allah, merupakan bimbingan Al-Qur'an dan Sunnah yaitu; 

❇️ Wajib taat kepada pemerintah kita dalam perkara yang ma'ruf,

❇️ Wajib kita taat kepada pemerintah dalam perkara yang ma'ruf, dalam perkara yang baik yang tidak menyelisihi Al-Qur'an dan Sunnah.

Demikian pula, kita dilarang oleh syariat, kita dilarang oleh Islam untuk membangkang pemerintah kita, untuk menentang pemerintah kita dan tidak taat kepada pemerintah kita dalam perkara yang ma'ruf dan kitapun diperintah oleh Allah dan Rasul-Nya untuk sabar akan segala sesuatu dari anjuran pemerintah, pemerintah yang mengatur semua ini terkhusus di masa pandemi ini.

Jangankan di masa pandemi, bukan di masa pandemi, seandainya pemerintah kita dzholim kepada kita, mengambil harta kita, memukul punggung-punggung kita, kita diperintah oleh Allah untuk sabar.

🚫 Jangan sampai kita malah membangkang atau memberontak wal 'iyadzubillah.

Pembangkangan, pemberontakan itu bukan ajaran Islam terhadap penguasa muslim, terhadap pemerintah muslim, Islam sangat mengecam tindakan radikalisme, pemberontakan dan segala upaya penentangan kepada pemerintah.

Oleh karena itu, sadarnya kita sebagai masyarakat atau rakyat ini penting, terutama di masa pandemi yang pemerintah memberikan prokes (protokol kesehatan) kepada kita.

🚧 Jangan sampai kita mengambil alih tugas pemerintah.

🚧 Jangan sampai kita mengecam pemerintah, menentang pemerintah, membantah pemerintah.

🚧 Dan jangan sampai pula kita memberikan sanksi kepada sesama kita, ketika di antara kita ada jatuh pada salah yang sanksi itu melebihi takaran pemerintah.

🚧 Dan jangan sampai kita berlebih-lebihan, ghuluw, dalam mensikapi prokes yang ada.

πŸ‘‰πŸΌ Kembalikan kepada pemerintah, 

πŸ‘‰πŸΌ Tanya kepada pemerintah,

πŸ”₯ Bukan menyaingi hukum-hukum pemerintah,

πŸ”₯ Bukan menyaingi SE-SE (Surat Edaran) pemerintah,

πŸ”₯ Bukan membantah pemerintah, bukan membantah pemerintah,

πŸ”₯ Dan bukan memberikan sanksi kepada siapa saja yang salah, terjatuh pada pelanggaran prokes, yang sanksi itu melebihi sanksi pemerintah.

Oleh karena itu hadirin rahimani wa rahimakumullah.

Sabar itu merupakan anugerah Allah yang terbaik. 

πŸ’ Sabar ketika taat kepada Allah, yang di dalamnya juga ada unsur taat kepada pemerintah kita dalam perkara yang baik.

πŸ’ Sabar ketika menjauhi maksiat kepada Allah, kita tinggalkan, kita jauhi segala bentuk maksiat kepada Allah, segala bentuk yang menjerumuskan kepada dosa dan kemurkaan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala kita tinggalkan, kita jauhi, kita hindari.

πŸ’ Demikian pula sabar ketika kita tertimpa musibah, di antara musibah adalah adanya wabah virus corona ini, atau musibah yang menimpa diri kita, sakit, kematian, ataupun kemiskinan. 

Ketika kita sebagai hamba Allah Azza wa 'Azza sabar dalam tiga hal ini, sabar ketika taat kepada Allah dengan penuh ikhlas, sabar ketika menjauhi maksiat kepada Allah dengan penuh ikhlas dan sabar ketika kita tertimpa musibah dengan penuh ikhlas hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala. Maka, Allah telah memberi dia pemberian yang terbaik dan terluas dalam Islam ini, dalam agama ini, dalam nikmat ini. Dan Allah akan memberikan pahala yang tiada henti-hentinya, tiada tara dan tidak ada batasnya sekehendak Allah Jalla wa 'Azza ketika memberikan pahala kepada kita, hamba-Nya.

Sumber: Cuplikan Khutbah Iedul Fitri 1443H, Lapangan Dirgantara Kota Malang

https://t.me/Salafy_Sorowako/1879