kata mutiara

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

nasihat terkahir asy syaikh abdul aziz bin baz

NASEHAT TERAKHIR ASY-SYAIKH ABDUL AZIZ BIN BAZ RAHIMAHULLAH YANG BELIAU SAMPAIKAN DI MALAM TERAKHIR DI RIYADH SEBELUM BEROBAT KE RUMAH SAKIT RAJA FAISAL DI THAIF MENJELANG WAFATNYA الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن اهتداه بهداه، أما بعد: Nasihat Terkahir Asy Syaikh Abdul Aziz bin Baz Allah Jalla wa 'Ala berfirman: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (١٨) وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنسَاهُمْ أَنفُسَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (١٩) لَا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۚ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَائِزُونَ (٢٠) "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan hendaknya setiap diri memperhatikan apa yang telah dia usahakan untuk hari esok (kehidupan akhirat), dan bertakwalah kepada Allah karena sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa saja yang kalian perbuat. Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang telah melupakan Allah sehingga Dia menjadikan mereka lupa terhadap diri mereka sendiri, mereka itulah orang-orang yang fasik. Tidak sama antara penghuni neraka dan penduduk surga, penduduk surga itulah orang-orang yang beruntung." (Al-Hasyr: 18-20) Rabb kita Azza wa Jalla memerintahkan orang-orang yang beriman dalam ayat ini agar bertakwa kepada-Nya, . dan di dalam ayat yang banyak Dia memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman untuk bertakwa karena itu merupakan pangkal kebaikan. Barangsiapa bertakwa kepada Allah maka sempurnalah kebahagiaan untuknya. Sebagaimana Dia telah memerintahkan hal itu kepada seluruh manusia dengan firman-Nya: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ. "Wahai manusia, bertakwalah kalian kepada Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dari jiwa yang satu." (An-Nisa': 1) Dan juga firman-Nya: وقال: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ. "Wahai manusia, bertakwalah kalian kepada Rabb kalian, karena sesungguhnya kegoncangan hari kiamat nanti adalah sesuatu yang sangat besar." (Al-Hajj: 1) Wajib atas setiap mu'min untuk bertakwa kepada Allah dan selalu merasa diawasi oleh Allah di manapun dia berada, apakah di darat, di laut, di rumah, di pasar, dan di semua tempat hendaklah dia selalu merasa diawasi oleh Allah dalam semua perbuatan dan ucapannya, sehingga dia melakukan apa yang dibolehkan oleh Allah, menunaikan apa yang Dia wajibkan, dan berhenti dari apa saja yang diharamkan oleh Allah. Inilah yang wajib atas setiap mu'min yaitu dengan melakukan muhasabah (introspeksi diri) dan menundukkan jiwanya serta memperhatikan apa yang telah dia usahakan untuk kehidupan akhirat sebelum ajalnya tiba. Oleh karena inilah Allah Jalla wa Ala berfirman: وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ. "Dan hendaknya setiap diri memperhatikan apa yang telah dia usahakan untuk hari esok (kehidupan akhirat)." (Al-Hasyr: 18) Maka perhatikanlah apa yang telah kalian usahakan untuk kehidupan akhirat, jika itu merupakan perbuatan baik maka teruslah di atasnya, pujilah Allah atasnya, dan mohonlah kepada-Nya kekokohan di atasnya. Adapun jika itu adalah perbuatan buruk maka wajib untuk segera bertaubat darinya, mewaspadainya, dan menyesali atas apa yang telah dia lakukan. Inilah yang wajib atas semua orang, yaitu bertaubat dari dosa-dosa yang telah lalu, dan jika dosa-dosa tersebut terkait dengan hak-hak orang lain maka harus meminta kepada mereka agar dihalalkan atau mengembalikan hak-hak mereka. Jadi seorang mu'min harus melakukan muhasabah dan harus selalu menundukkan jiwanya serta memperhatikan apa saja yang telah dia perbuat dan tidak boleh lalai. Kemudian Allah berfirman: وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنسَاهُمْ أَنفُسَهُمْ. "Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang telah melupakan Allah sehingga Dia menjadikan mereka lupa terhadap diri mereka sendiri." (Al-Hasyr: 19) Maksudnya janganlah kalian menyerupai musuh-musuh Allah yang berpaling dari Allah dan melupakan hak-Nya sehingga Allah menjadikan mereka lupa terhadap diri mereka sendiri. Jadi Allah membalas mereka sesuai dengan perbuatan mereka. Dan barangsiapa yang Allah jadikan melupakan dirinya sendiri maka dia akan melakukan hal-hal yang membawa kehancuran dan kebinasaan dirinya. Kita memohon keselamatan kepada Allah. Jadi wajib untuk waspada, dan wajib atas setiap mu'min untuk bertakwa kepada Allah, selalu merasa diawasi oleh Allah, dan mengusahakan kebaikan untuk dirinya sebelum ajalnya tiba. Terlebih lagi para penuntut ilmu karena kewajiban atas mereka lebih besar lagi, yaitu menyampaikan dakwah dan mengamalkan ilmu yang mereka ketahui. Inilah yang wajib atas para penuntut ilmu, yaitu mengamalkan ilmu yang mereka ketahui, menyampaikan dakwah, dan jangan sampai ucapan dan perbuatan mereka menyelisihi ilmu yang mereka ketahui. Kita memohon kepada Allah agar menjadikan kami dan kalian sebagai orang-orang yang membimbing dan mendapatkan hidayah, dan kita memohon kepada Allah agar melindungi kami dan kalian dari fitnah-fitnah yang menyesatkan dan dari godaan setan. وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه وأتباعه بإحسان. https://t.me/jujurlahselamanya/1415
5 tahun yang lalu
baca 5 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

jangan merasa pede / cukup dengan ilmumu !

Jangan Merasa Pede dan Merasa Cukup dengan Ilmumu Ibnul Jauzi rahimahullahu berkata, "Suatu musibah yang besar adalah ketika seorang insan merasa ridha dengan keadaan dirinya dan merasa cukup dengan ilmunya, dan ini adalah ujian yang telah merata pada keadaan mayoritas orang. Maka engkau bisa lihat hal ini pada orang-orang yahudi atau nashara yang memandang bahwa mereka adalah orang-orang yang berada di atas kebenaran, mereka tidak mau menelaah, tidak juga mau melihat kepada dalil nubuwah nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Jika mereka diperdengarkan dengan sesuatu yang bisa melembutkan hatinya semisal Al Quran yang mulia, mereka pun lari menghindar supaya tidak mendengarnya. Demikian juga kepada orang yang telah memiliki hawa nafsu yang kuat, bisa berupa karena dia seorang yang mengikuti mazhab bapaknya dan keluarganya, atau bisa berupa adanya pendapat pribadi yang dia anggap benar, tanpa melihat dalil lain yang bisa membantahnya dan tidak mau melihat bahasan ulama yang sesungguhnya akan memberikan kepadanya pencerahan akan kesalahannya." (Shayyidul Khathir-Ibnul Jauzi, hal. 374) ➖➖➖ 💐 Wa Sedikit Faidah Saja (SFS) ➖➖➖ 💾 Arsip lama terkumpul di catatankajianku.blogspot.com dan di link telegram http://bit.ly/1OMF2xr @SedikitFaidahSaja Sedikitnya Thalabul Ilmi yang Istiqamah Abu Daud ath Thayalisi rahimahullah bercerita, "Pada suatu hari aku berada di pintu rumahnya Syubah dan tak jauh di sana terlihat ada sebuah masjid yang penuh dengan anak-anak kecil yang sedang belajar. Ketika Syubah keluar rumah, beliau pun bersandar kepadaku dan berkata, "Wahai Sulaiman apakah menurutmu semua anak-anak yang sedang belajar itu kelak akan menjadi seorang muhaddits (ahlu hadits)?" Aku menjawab, "Tidak." Maka Syubah berkata, "Engkau benar, bahkan tidak sampai lima orang." Aku langsung menimpali, "Lima?!" Syubah menegaskan, "Ya, salah seorang dari mereka belajar di waktu kecil, tapi ketika sudah besar mereka malah meninggalkannya, salah seorang dari mereka belajar di waktu kecil, tapi ketika sudah besar, mereka malah tersibukkan dengan sesuatu yang merusak." Beliau mengulang-ulang kata itu kepadaku. Aku (Abu Daud ath Thayalisi) berkata, "Aku pun memperhatikan keadaan setelah itu dan ternyata benar, tidaklah mencapai lima orang dari mereka yang menjadi muhaddits." (Disadur dari Al Hatsu ala Hifzhil Hadits-Khathib al Baghdadi, dinukil dari Al Jami fil Hatsi ala Hifzhil Ilmi, hal. 66, Maktabah Ibni Taimiyyah 1991). WaSedikit Faidah Saja (SFS) ➖➖➖ 💾 Arsip lama di catatankajianku.blogspot.com dan di link telegram http://bit.ly/1OMF2xr @SedikitFaidahSaja #ilmu Efek Negatif ketika Thalabul Ilmi tidak Bertujuan untuk Beramal Ibnu Hibban rahimahullahu berkata, "Seorang yang berakal adalah seorang yang tidak menyibukkan diri dengan thalabul ilmi . kecuali dengan maksud untuk mengamalkannya, karena barang siapa yang melakukan thalabul ilmi untuk sesuatu yang lain dari maksud yang telah kami sifatkan (yakni mengamalkan ilmu), niscaya akan bertambahlah kesombongan dan kecongkakkannya serta dia akan menjadi orang yang meninggalkan amal dan menyia-nyiakan dirinya (untuk beramal)." (Raudhatul Uqala-Ibnu Hibban, dinukil dari Al Muntaqa min Kitabi Raudhatil Uqala wa Nuzhatil Fudhala, hal. 20, cet. Darul Istiqamah 2010). 💐 Wa Sedikit Faidah Saja (SFS) ➖➖➖ 💾 Arsip lama di catatankajianku.blogspot.com dan di link telegram http://bit.ly/1OMF2xr Tidak Menyebarkan Ilmu, Maka Ilmu itu tidaklah Bermanfaat Ibnu Hibban rahimahullahu berkata, "Tidaklah aku melihat seorangpun yang bakhil terhadap ilmunya, melainkan akan berakibat tidak bermanfaat ilmunya sebagaimana tidak bermanfaatnya sebuah air yang tergenang di bumi selama tidak dimanfaatkan. Tidaklah akan ada emas merah selama emas itu tidak dikeluarkan dari tempat pertambangannya, tidak akan pula ada sebuah mutiara yang bernilai mahal selama mutiara itu tidak dikeluarkan dari dalam lautan, demikian juga akan al ilmu, tidaklah bermanfaat ilmu itu selama ilmu tersebut didiamkan dan tidak disebarkan atau dibagikan faidahnya." (Raudhatul Uqala-Ibnu Hibban, dinukil dari Al Muntaqa min Kitabi Raudhatil Uqala wa Nuzhatil Fudhala, hal. 21, cet. Darul Istiqamah 2010). ➖➖➖ 💐 Wa Sedikit Faidah Saja (SFS) ➖➖➖ 💾 Arsip lama di catatankajianku.blogspot.com dan di link telegram http://bit.ly/1OMF2xr @SedikitFaidahSaja #ilmu
7 tahun yang lalu
baca 4 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

kata mutiara salaf : jaga langkahmu !

JAGA LANGKAHMU Al-Imam Sufyan ats-Tsauri rahimahullah . mengatakan tentang wasiat Ali bin Hasan as-Salami, 📝 "Hendaknya engkau sedikit berbicara ➡️ niscaya lembut hatimu 📝 hendaknya engkau memperlama diam ➡️ itulah sikap wara' (menjauhkan diri dari perkara yang membahayakan akhirat seseorang-pent) 📝 Jangan sekali-kali engkau tamak terhadap dunia 📝 Jangan engkau hasad (tidak suka dengan nikmat pada orang lain) ➡️ niscaya engkau cepat memahami (berbagai permasalahan) 📝 Jangan engkau banyak mencela ➡️ niscaya engkau selamat dari lisan-lisan manusia 📝 jadilah engkau penyayang ➡️ niscaya engkau dicintai manusia 📝 Ridhalah engkau dengan rezeki yang dibagikan kepadamu ➡️ niscaya engkau menjadi kaya 📝 Bertawakallah kepada Allah ➡️ niscaya engkau menjadi kuat 📝 Jangan engkau bersengketa dengan ahlud dunya (orang-orang yang mementingkan dunia)  memperebutkan dunia mereka ➡️ niscaya Allah dan penduduk bumi akan mencintaimu 📝 Jadilah engkau tawadhu' (rendah hati) ➡️ niscaya engkau bisa  menyempurnakan berbagai amalan kebaikan." 📚 Hilyatul Auliya' (8/82) t.me/majalahqonitah تنقيح المجلة: ✍ ﻗﺎﻝ الإمام ﺳﻔﻴﺎﻥ ﺍﻟﺜﻮﺭﻱ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ تعالى : ۞ ﻓﻴﻤﺎ ﺃﻭﺻﻰ ﺑﻪ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﺍﻟﺴﻠﻤﻲ : ↢ ﻋﻠﻴﻚ ﺑﻘﻠﺔ ﺍﻟﻜﻼﻡ : ﻳﻠﻴﻦ ﻗﻠﺒﻚ. ↢ ﻭﻋﻠﻴﻚ ﺑﻄﻮﻝ ﺍﻟﺼﻤﺖ : ﺗﻤﻠﻚ ﺍﻟﻮﺭﻉ. ↢ وﻻ ﺗﻜﻮﻧﻦ ﺣﺮﻳﺼﺎً ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ. ↢ وﻻ ﺗﻜﻦ ﺣﺎﺳﺪﺍً : ﺗﻜﻦ ﺳﺮﻳﻊ ﺍﻟﻔﻬﻢ. ↢ وﻻ ﺗﻜﻦ ﻃَﻌَّﺎﻧﺎً : ﺗﻨْﺞ ﻣﻦ ﺃﻟﺴُﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ. ↢ وﻛﻦ ﺭﺣﻴﻤﺎً : ﺗﻜﻦ ﻣﺤﺒّﺒﺎً ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻨﺎﺱ. ↢ وارﺽَ ﺑﻤﺎ ﻗﺴﻢ ﻟﻚ ﻣﻦ ﺍﻟﺮﺯﻕ : ﺗﻜﻦ ﻏﻨﻴﺎً. ↢ ﻭﺗﻮﻛﻞ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ : ﺗﻜﻦ ﻗﻮﻳﺎً. ↢ وﻻ ﺗﻨﺎﺯﻉ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻓﻲ ﺩﻧﻴﺎﻫﻢ : ﻳﺤﺒﻚ ﺍﻟﻠﻪ ﻭ ﻳﺤﺒﻚ ﺃﻫﻞ اﻷﺭﺽ. ↢ وﻛﻦ ﻣﺘﻮﺍﺿﻌﺎً : ﺗﺴﺘﻜﻤﻞ ﺃﻋﻤﺎﻝ ﺍﻟﺒﺮ .  [ حلية الأولياء  (٨٢/٨ ) ] Jangan Lupakan Kalbumu Ketika Beribadah Ragamu  Al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, "Menyibukkan diri menyucikan kalbu lebih utama daripada memperbanyak puasa dan shalat yang dibarengi dengan berkhianatnya hati...! Tidaklah kebanyakan amalan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabat beliau itu dengan banyaknya puasa dan shalat namun dengan kebaktian kalbu, penyuciannya, keselamatannya, dan kuatnya ketergantungannya kepada Allah Ta'ala." 📚 Lathà-iful Ma'àrif 254, 427 💎 Sebagian salaf mengatakan,  ما سبقكم أبو بكر بكثرة صوم ولا صلاة ولكن بشيء وقر في قلبه "Abu Bakr radhiyallahu 'anhu tidak mendahului kalian dengan banyaknya puasa dan shalat, namun dengan apa yang menetap di kalbunya." Ibnul Qayyim rahimahullah menyandarkan ucapan ini pada Abu Bakr bin 'Ayyasy rahimahullah. t.me/majalahqonitah ☁️❄️☁️ 📍 قال الحافظ ابن رجب رحمه الله :  👈🏼 *( ‏الاشتغال بتطهير القلوب أفضل من الاستكثار من الصوم و الصلاة مع غشِّ القلوب ...!* *لم يكن أكثر تطوّع النبي ﷺ وأصحابه بكثرة الصوم والصلاة ؛ بل ببِرِّ القلوب وطهارتها ، وسلامتها ، وقوة تعلُّقها بالله ! )* . ‏📒 لطائف المعارف : (٤٢٧_ ٢٥٤)
7 tahun yang lalu
baca 4 menit

Tag Terkait