Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

jangan merasa pede / cukup dengan ilmumu !

6 tahun yang lalu
baca 4 menit

Jangan Merasa Pede dan Merasa Cukup dengan Ilmumu

Ibnul Jauzi rahimahullahu berkata, "Suatu musibah yang besar adalah ketika seorang insan merasa ridha dengan keadaan dirinya dan merasa cukup dengan ilmunya, dan ini adalah ujian yang telah merata pada keadaan mayoritas orang.

Maka engkau bisa lihat hal ini pada orang-orang yahudi atau nashara yang memandang bahwa mereka adalah orang-orang yang berada di atas kebenaran, mereka tidak mau menelaah, tidak juga mau melihat kepada dalil nubuwah nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Jika mereka diperdengarkan dengan sesuatu yang bisa melembutkan hatinya semisal Al Quran yang mulia, mereka pun lari menghindar supaya tidak mendengarnya.

Demikian juga kepada orang yang telah memiliki hawa nafsu yang kuat, bisa berupa karena dia seorang yang mengikuti mazhab bapaknya dan keluarganya, atau bisa berupa adanya pendapat pribadi yang dia anggap benar, tanpa melihat dalil lain yang bisa membantahnya dan tidak mau melihat bahasan ulama yang sesungguhnya akan memberikan kepadanya pencerahan akan kesalahannya."

(Shayyidul Khathir-Ibnul Jauzi, hal. 374)
āž–āž–āž–
šŸ’ Wa Sedikit Faidah Saja (SFS)
āž–āž–āž–
šŸ’¾ Arsip lama terkumpul di catatankajianku.blogspot.com dan di link telegram http://bit.ly/1OMF2xr
@SedikitFaidahSaja


Sedikitnya Thalabul Ilmi yang Istiqamah

Abu Daud ath Thayalisi rahimahullah bercerita, "Pada suatu hari aku berada di pintu rumahnya Syubah dan tak jauh di sana terlihat ada sebuah masjid yang penuh dengan anak-anak kecil yang sedang belajar.

Ketika Syubah keluar rumah, beliau pun bersandar kepadaku dan berkata, "Wahai Sulaiman apakah menurutmu semua anak-anak yang sedang belajar itu kelak akan menjadi seorang muhaddits (ahlu hadits)?"
Aku menjawab, "Tidak."
Maka Syubah berkata, "Engkau benar, bahkan tidak sampai lima orang."
Aku langsung menimpali, "Lima?!"
Syubah menegaskan, "Ya, salah seorang dari mereka belajar di waktu kecil, tapi ketika sudah besar mereka malah meninggalkannya, salah seorang dari mereka belajar di waktu kecil, tapi ketika sudah besar, mereka malah tersibukkan dengan sesuatu yang merusak."
Beliau mengulang-ulang kata itu kepadaku.
Aku (Abu Daud ath Thayalisi) berkata, "Aku pun memperhatikan keadaan setelah itu dan ternyata benar, tidaklah mencapai lima orang dari mereka yang menjadi muhaddits."

(Disadur dari Al Hatsu ala Hifzhil Hadits-Khathib al Baghdadi, dinukil dari Al Jami fil Hatsi ala Hifzhil Ilmi, hal. 66, Maktabah Ibni Taimiyyah 1991).

WaSedikit Faidah Saja (SFS)
āž–āž–āž–
šŸ’¾ Arsip lama di catatankajianku.blogspot.com dan di link telegram http://bit.ly/1OMF2xr
@SedikitFaidahSaja

#ilmu

Efek Negatif ketika Thalabul Ilmi tidak Bertujuan untuk Beramal

Ibnu Hibban rahimahullahu berkata, "Seorang yang berakal adalah seorang yang tidak menyibukkan diri dengan thalabul ilmi  kecuali dengan maksud untuk mengamalkannya, karena barang siapa yang melakukan thalabul ilmi untuk sesuatu yang lain dari maksud yang telah kami sifatkan (yakni mengamalkan ilmu), niscaya akan bertambahlah kesombongan dan kecongkakkannya serta dia akan menjadi orang yang meninggalkan amal dan menyia-nyiakan dirinya (untuk beramal)."

(Raudhatul Uqala-Ibnu Hibban, dinukil dari Al Muntaqa min Kitabi Raudhatil Uqala wa Nuzhatil Fudhala, hal. 20, cet. Darul Istiqamah 2010).

šŸ’ Wa Sedikit Faidah Saja (SFS)
āž–āž–āž–
šŸ’¾ Arsip lama di catatankajianku.blogspot.com dan di link telegram http://bit.ly/1OMF2xr

Tidak Menyebarkan Ilmu, Maka Ilmu itu tidaklah Bermanfaat

Ibnu Hibban rahimahullahu berkata, "Tidaklah aku melihat seorangpun yang bakhil terhadap ilmunya, melainkan akan berakibat tidak bermanfaat ilmunya sebagaimana tidak bermanfaatnya sebuah air yang tergenang di bumi selama tidak dimanfaatkan.

Tidaklah akan ada emas merah selama emas itu tidak dikeluarkan dari tempat pertambangannya, tidak akan pula ada sebuah mutiara yang bernilai mahal selama mutiara itu tidak dikeluarkan dari dalam lautan, demikian juga akan al ilmu, tidaklah bermanfaat ilmu itu selama ilmu tersebut didiamkan dan tidak disebarkan atau dibagikan faidahnya."

(Raudhatul Uqala-Ibnu Hibban, dinukil dari Al Muntaqa min Kitabi Raudhatil Uqala wa Nuzhatil Fudhala, hal. 21, cet. Darul Istiqamah 2010).
āž–āž–āž–
šŸ’ Wa Sedikit Faidah Saja (SFS)
āž–āž–āž–
šŸ’¾ Arsip lama di catatankajianku.blogspot.com dan di link telegram http://bit.ly/1OMF2xr
@SedikitFaidahSaja

#ilmu
Oleh:
Atsar ID