Aqidah

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

adab kepada allah #2 mencintai allah melebihi apapun

Mencintai Allah Ta'ala melebihi kecintaanya terhadap selain-Nya dari segala sesuatu. Adab Kepada Allah Ta'ala Telah berlalu penyebutan pembagian adab yaitu : *Adab kepada Allah Ta'ala dan Adab kepada makhluk- makhluknya, Baca Sebelumnya >.> Adab Kepada Allah #1 Mentauhidkan Allah Dalam pertemuan ini kita akan memulai membahas adab kepada Allah Ta'ala, yang merupakan seagung-agungnya adab dan terpenting disamping adab kepada Rasul serta Makhluk- makhluk-Nya. Dan diantara adab kepada Allah Ta'ala yaitu : 2⃣ محبة الله اكثر مما سواه Mencintai Allah Ta'ala melebihi kecintaanya terhadap selain-Nya dari segala sesuatu. Dan akar kecintaan ini ketika seorang mukmin menyaksikan Allah Ta'ala Maha kuasa, Maha Hakim,  Maha pemberi nikmat dan dia manusia merasakan nikmat-nikmat itu serta dia meyakini keindahan beserta kesempurnaan sifat-sifat Allah Ta'ala. Serta dengan kecintaan ini seorang mukmin mentaati dari apa yang Dia cintai serta cabang kecintaan yang Allah Ta'ala perintahkan. Allah Ta'ala berfirman  : وما بكمْ منْ نعمةٍ فمنَ اللهِ "Apa saja nikmat yang ada pada kalian (manusia) maka datangnya dari Allah Ta'ala" (QS. An-Nahl 53) Dialah Allah Ta'ala yang menciptakan manusia, mengatur urusan mereka, mensyariatkan apa saja yang bermanfaat untuk agama dan dunianya, maka seharusnya dikarenakan sebab itu dia wajib mencintai Allah Ta'ala dengan kecintaan yang paling pokok dan  mengalahkan kecintaanya kepada segala sesuatu selainya, Allah Ta'ala menyebutkan sangat mendalamnya kecintaan orang-orang beriman kepada Allah Ta'ala Sebagaimana firman-Nya : و الذينَ امنُوا اشدُّ حُبّا لله "Dan orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah Ta'ala" (Q.S. Al-Baqarah 160) Berkata Syeikh Shalih Al Fauzan hafidzahullah mengenai ayat diatas : والذين آمنوا أشد حباً لله: أي: من حب أصحاب الأنداد لله. وقيل: من حب أصحاب الأنداد لأندادهم. " Dan orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah Ta'ala yaitu melebihi kecintaan orang-orang musyrik kepada Allah Ta'ala, Juga dikatakan melebihi kecintaan mereka kepada sesembahan-sesembahan mereka." Wajibnya mencintai Allah melebihi segala sesuatu, Allah  Ta'ala berfirman : قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَاأَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّى يَأْتِيَ اللّهُ بِأَمْرِهِ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ Katakanlah; “Jika bapak-bapak kalian, dan anak-anak kalian , dan saudara-saudara kalian, dan istri-istri kalian, dan kaum keluarga kalian,dan harta kekayaan yang kamu usahakan, dan perniagaan yang kamu khawatiri kerugianya, serta rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta dari berjihad di jalan-Nya,maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (QS. At-Taubah 24) Berkata Syaikh As Sa’diy rahimahullah : وهذه الآية الكريمة أعظم دليل على وجوب محبة اللّه ورسوله، وعلى تقديمها على محبة كل شيء، وعلى الوعيد الشديد والمقت الأكيد، على من كان شيء من هذه المذكورات أحب إليه من اللّه ورسوله، وجهاد في سبيله. “Ayat-ayat yang mulia ini adalah dalil paling agung yang  menunjukkan wajibnya mencintai Allah dan Rasul-Nya, mendahulukannya atas kecintaan segala sesuatu. Juga menunjukkan ancaman keras dan kebencian sangat atas orang yang lebih mencintai salah satu dari yang telah disebutkan (diatas dalam ayat itu) daripada Allah, Rasul-Nya, dan berjihad di jalan-Nya.” Manisnya Iman bisa diraih dengan kecintaan Kepada Allah Ta'ala, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dari sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu anhu : ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ، مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُـحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ  أَنْ يَعُوْدَ فِـي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِـي النَّارِ. “Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada diri seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu  : Barangsiapa yang Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai dari selain keduanya, Apabila ia mencintai seseorang,  tidaklah mencintainya melainkan karena Allah semata,  Dia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya,  sebagaimana di benci untuk dilemparkan ke dalam api Neraka.” Hadits Shahih Riwayat Bukhariy No.16. Diantara Sebab Tumbuhnya Cinta kepada Allah Ta'ala : Berkata Syeikh Shaleh Fauzan hafidzahullah: فإن محبة الله سبحانه وتعالى هي أعظم أنواع العبادة القلبية, Maka sesungguhnya mencintai Allah Ta'ala merupakan jenis yang paling agung dari ibadah- ibadah hati. ومما يقويها ويعين عليها التأمل في نعم الله سبحانه وتعالى ، وفي آيات الله سبحانه وتعالى ، فإن هذا مما يزيدك محبةً لله عز وجل "Dan dari sebab yang memperkuat dan yang menolong kecintaan kepada Allah Ta'ala yaitu dengan memperhatikan dengan seksama nikmat Allah Ta'ala (kepada kita), dan juga dengan seksama memperhatikan tanda- tanda kekuasaan Allah Ta'ala, Dan sesungguhnya ini semua bisa menambah kecintaan kepada Allah Ta'ala. Kecintaan kepada Allah Ta'ala menuntut seseorang hamba untuk membuktikan cintanya dengan wujud ketaatan kepada -Nya dan Rasul-Nya. Berkata Syeikh Shaleh Fauzan hafidzahullah menyebutkan Firman Allah Ta'ala : قل إن كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله ويغفر لكم ذنوبكم والله غفور رحيم ))  . فعلامة محبة الله محبة صحيحة حقيقية اتباع الرسول صلى الله عليه وسلم ، فمن ادّعى أنه يحب الله ولكنه لا يتبع الرسول فهذا كذاب  " Katakan : jika kalian mencintai Allah Ta'ala maka ikuti Aku ( Muhammad Shalallahu alaihi wassalam ) maka Allah Ta'ala akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian dan Allah Ta'ala maha pengampun lagi maha penyayang" Maka ciri kecintaan kepada Allah Ta'ala yang benar dan shahih yaitu dengan mengikuti Rasul Shalallahu alaihi wassalam، barang siapa yang menunaikan pengikutan tersebut maka sesungguhnya dia mencintai Allah Ta'ala, Akan tetapi jika tidak mengikuti Rasul maka ini kedustaan  (dengan pengakuanya) Berkata penyair yang bijak :  لَو كانَ حُبُّكَ صادِقاً لَأَطَعتَهُ إِنَّ المُحِبَّ لِمَن يُحِبُّ مُطيعُ " Jikalau seandainya kecintaanmu benar maka kamu akan mentaatinya" " Sesungguhnya pecinta itu kepada kekasih yang dia cintai tunduk". Bersambung insyallah... Akhukum Fillah Ustadz Abu Amina حفظه الله  Dipondok Annashihah Cepu Dikutip dari Tafsir Assa'diy, Fathul Madjid Syarah Kitab Tauhid,  Mulakhos Tauhid,  Majmu Fatawa dan Ceramah Syeikh Shaleh Fauzan Hafidzahullah._ Sumber : http://t.me/pesantren_salaf_online Adab Kepada Allah #2 Mencintai Allah Melebihi Apapun
7 tahun yang lalu
baca 6 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

bahaya ! inilah pelanggaran syariat dalam acara maulid

PELANGGARAN-PELANGGARAN SYARIAT DALAM PERAYAAN MAULID Fatwa Nomor:3783 Pertanyaan : . Yang terhormat ketua dan anggota Komite Fatwa, ada beberapa desa di Yordania, khususnya di desa tempat tinggal saya yang bernama Kharja, penduduknya selalu membaca sejarah kelahiran (maulid) Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dengan tata cara sebagai berikut: a) Sekelompok laki-laki, kadang-kadang juga bercampur dengan beberapa wanita, membaca maulid Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Dalam cerita ini ada beberapa kepercayaan. Misalnya,  "Siapa pun yang bernama Muhammad akan dipanggil pada Hari Kiamat oleh Allah, 'Berdirilah dan masuklah ke dalam surga!', yang merupakan pemuliaan terhadap Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam." Di dalamnya juga disebutkan, "Siapa yang bershalawat kepada Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam seribu kali, maka Allah mengharamkan jasadnya dari api neraka." Disebutkan juga di dalamnya bahwa ketika Abdullah (ayah Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam) menikah dengan Aminah, seratus wanita di Makkah meninggal dunia karena mereka tidak menikah dengan Abdullah. Dalam perayaan tersebut, ketika pembaca sampai pada kisah kelahiran Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, maka orang-orang berdiri sembari tetap membaca maulid dalam rangka menghormati Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Bahkan, masih banyak lagi hal yang lebih aneh dari apa yang disebutkan di atas pada sebuah maulid yang disebut "Maulid al-Arawi". b) Meletakkan sejumlah jelai (gandum barley) di tengah-tengah majelis dan membakar dupa di dekatnya. Setelah selesai membaca maulid, setiap hadirin mengambil sedikit jelai tersebut karena percaya bahwa jelai yang telah dibacakan maulid itu adalah obat dari berbagai penyakit. c) Sejumlah wanita meneriakkan zaghrudah (pekikan dan siulan dengan suara keras) di pintu kamar tempat pembacaan maulid dan di depan para lelaki, karena bahagia dengan bacaan tersebut. Tidak ada seorang pun yang melarang. Sebaliknya, mereka justru menyetujui hal tersebut. Ketika saya mengingkari dan tidak menyetujuinya berdasarkan fatwa Anda yang beberapa kali saya dengar melalui radio, mereka tidak mau mendengarkan saya. Jawaban :  Pertama, membaca seluruh sirah Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam untuk mengetahui ibadah, ucapan, perbuatan, dan akhlak mulia Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, merupakan perkara yang disyariatkan dan dianjurkan. Adapun mengkhususkan kisah maulid untuk dibaca, berkumpul dan melakukannya secara kontinu, dan menyediakan waktu-waktu khusus untuk membacanya, semua itu adalah bidah yang buruk .  Ini tidak pernah dilakukan pada masa Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, tidak pula pada abad-abad pertama yang telah ditetapkan oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sebagai masa-masa yang terbaik. Terdapat sebuah riwayat bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda,   "Siapa yang melakukan suatu perbuatan tidak berdasarkan urusan (agama) kami, maka perbuatan tersebut tertolak." Beliau bersabda,  "Siapa pun yang mengada-adakan dalam urusan (agama) kami ini sesuatu yang bukan berasal dari urusan agama kami (Islam), maka perkara itu tertolak." Mengenai kepercayaan bahwa kisah maulid yang dibaca oleh mereka mengandung pahala ukhrawi, juga terkait cerita kematian seratus wanita di Makkah ketika Abdullah menikah dengan Aminah lantaran mereka tidak menikah dengannya, maka semua kisah itu tidak memiliki sumber yang kuat, baik di dalam sejarah maupun di dalam hadis Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Andaikata kisah tersebut benar secara historis, maka itu tidak dapat menjadi dalil bagi perayaan maulid Nabi. Kedua, meletakkan sejumlah jelai atau benda lainnya di tengah-tengah majelis, membakar dupa, dan membagikan jelai tersebut karena mengharapkan keberkahan setelah dibacakan maulid, kemudian menjadikannya obat dan meyakini keberkahannya, semua itu adalah bidah yang mungkar dan merusak akidah. Ketiga, kebahagiaan para wanita yang diungkapkan melalui zaghrudah saat dibacakan maulid dan berbaurnya mereka dengan para lelaki, merupakan kemungkaran dan fitnah yang dapat mengakibatkan terjadinya perbuatan-perbuatan keji. Semoga Allah melindungi kita darinya. Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam. >> BACA : Tanya Jawab Ulama Tentang Maulid Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa Sumber: http://www.alifta.net/Fatawa/FatawaChapters.aspx?languagename=id&View=Page&PageID=776&PageNo=1&BookID=3 Mift@h_Udin || https://telegram.me/salafykawunganten BAHAYA ! Inilah Pelanggaran Syariat dalam Acara Maulid
7 tahun yang lalu
baca 5 menit
Thoriqussalaf
Thoriqussalaf oleh admin
Thoriqussalaf
Thoriqussalaf oleh admin