Problematika Umat
Problematika Umat oleh Admin

membuat dan membagi makanan di hari maulid nabi

6 tahun yang lalu
baca 4 menit

Soal:

Di tempat kami ada kebiasaan, pada tanggal 12 Rabiul Awal kami membuat menu sarapan di awal pagi, lalu kami membagi bagikannya kepada para tetangga. Kami juga saling mengucapkan selamat kepada tetangga dan karib kerabat dengan alasan ungkapan kebahagiaan dengan kelahiran nabi. Apakah boleh bagi kita utk terus membuat makanan ini, memakan makanannya dan merayakannya?

Jawab:

Amalan ini tidak disyariatkan bahkan merupakan kebid’ahan, walaupun banyak manusia melakukannya, karena nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya tidak melakukan nya.

Sepanjang hidup Nabi shollallohu’alaihi wasallam belum pernah beliau memperingati hari lahirnya, tidak pula beliau memerintahkannya.

Beliau manusia paling tulus nasehatnya, paling berilmu dan paling bersemangat dalam kebaikan.

Andaikata amalan ini disyariatkan dan merupakan kebaikan pasti beliau telah mengamalkannya atau menunjukkan kepadanya. Demikian pula Khulafa Rasyidin, mereka adalah sebaik baik manusia setelah para nabi, ternyata mereka pun tidak melakukannya, demikian pula para shahabat seluruhnya tidak mengamalkannya padahal mereka adalah sebaik baik manusia setelah para nabi Sebagaimana sabda nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

(( خير الناس قرني ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم ))

“Sebaik baik generasi adalah generasiku (shohabat) kemudian yg setelahnya (Tabi’in) kemudian setelah nya (tabiut tabiin).”

Maka yang menjadi kewajiban atas kalian adalah meninggalkan kebid’ahan ini, dan bersemangat untuk mengikuti Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam ucapan-ucapan beliau dan perbuatannya. Inilah yang menjadi kewajiban atas seluruh kaum muslimin; mengikuti beliau, tunduk kepada syariatnya dan mengagungkan perintah serta larangannya dan berjalan di atas sunnah dan jalannya shallallahu alaihi wasallam . Adapun kebid’ahan-kebid’ahan maka tidak ada sedikitpun kebaikan padanya, sungguh bid’ah itu kejelekan. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Barangsiapa beramal tidak ada perintah kami maka amalannya tertolak).”

Beliau shallallahu alaihi wasallam juga bersabda: “Barangsiapa mengada-adakan dalam urusan agama apa yang bukan darinya maka tertolak. Muttafaqun alaihi.

Dalam shahih Muslim dari Jabir radhiyallahu’anhu ia berkata: adalah nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata dalam berkhutbah -khutbah jumat-

أما بعد : فإن خير الحديث كتاب الله، وخير الهدي هدي محمد -صلى الله عليه وسلم-، وشر الأمور محدثاتها، وكل بدعة ضلالة

Amma badu : “Sesungguhnya sebaik baik ucapan ialah kitabullah, dan sebaik baik petunjuk ialah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan sejelek-jelek perkara adalah yang diada adakan, setiap bid’ah adalah sesat “.

Amalan yang engkau lakukan tadi berupa mengahadiahkan makanan, atau peringatan dan yang lainnya pada tanggal 12 rabiul awal ataupun dengan shalawat dan saling berkunjung seluruhnya ialah bi’dah tidak ada asalnya.

Allah Taala berfirman:

(قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ)

“Katakanlah apabila kalian mencintai Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian” (QS. Ali Imron 31).

Maka mengikuti nabi ialah hakikat cinta dan dalil kecintaan yang jujur. Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda

من رغب عن سنتي فليس مني

“Barangsiapa yg benci sunnahku maka ia bukan dari golonganku”.

Maka kami wasiatkan untuk kalian dan selain nya dari saudara-saudara kami kaum muslimin agar meninggalkan bid’ah ini, yaitu peringatan-peringatan maulid nabi atau selain maulid nabi. Maulid-maulid lainnya seluruhnya tidak disyariatkan. Akan tetapi kami wasiatkan agar senantiasa mengikuti nabi shallallahu alaihi wasallam , bertafaqquh fiddin dan mengajarkan sunnah kepada seluruh manusia dan semangat dalam ketaaatan kepada Allah dan rasul-Nya dalam segala urusan. Inilah kewajiban seluruh manusia agar mereka memurnikan peribadahan untuk Allah, mengagungkan-Nya, dan tunduk kepada syariat-Nya dan agar mereka berjalan di atas sunnah nabi-Nya dalam ucapan dan perbuatan dalam segala kondisi.

Allah berfirman di dalam surat Alhasyr,”

(وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا)

“Apa yang datang dari rasul untuk kalian maka ambillah dan apa yang dia larang maka hentikanlah “.

Dan nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda dalam hadits shahih, ”

من أطاعني فقد أطاع الله ومن عصاني فقد عصا الله

“Barangsiapa yang taat pada ku maka ia telah taat pada Allah. Barangsiapa yang bermaksiat kepada ku maka telah bermaksiat pada Allah”.

Kewajiban kita adalah mentaati beliau dan mengikuti petunjuknya shallallahu ‘alaihi wasallam serta mewaspadai segala yang menyelisihi petunjuknya shallallahu ‘alaihi wasallam. (Fatwa Al Allamah Asy Syaikh Abdul Aziz bin Baz rohimahulloh)