Nasehat

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

fenomena isbal

FENOMENA ISBAL (Sebuah nasihat untukmu karena aku mencintaimu..) . بسم الله الرحمن الرحيم Saudaraku.. semoga Allah senantiasa mencintaiku dan mencintaimu, juga mencintai kaum muslimin dan muslimat seluruhnya.  Tulisan ini hadir diniatkan semata-mata hanya untuk mengharap wajah Allah dan pahala dari sisi Allah.. Setelah itu sebagai tanda cinta dan sayangku kepadamu wahai Saudaraku.. Bacalah sejenak dan ambillah faidah darinya. Mungkin selama ini tak sampai kabar kepadamu, engkau terdinding dari ilmu syari'i yang sangat penting ini, padahal ini untuk keselamatanmu di akhirat. Kita akan kekal selamanya di sana. Saudaraku aku pernah membaca sebuah hadis yang mengetarkan jiwaku, hadis itu mengisahkan tentang seorang laki-laki yang telah mengerjakan sholat selama 60 tahun, namun tidak diterima sholatnya. Apakah engkau tidak takut sholatmu tidak diterima wahai Saudaraku..? Padahal engkau telah mengerjakannya dengan sungguh-sungguh dalam waktu yang lama. Coba sejenak renungkan olehmu hadis ini: Dari Abu Hurairah رضي الله عنه beliau berkata, Rasulullah ﷺ bersabda: إن الرجل ليصلي ستين سنة وما تقبل له صلاة ولعله يتم الركوع ولا يتم السجود ويتم السجود ولا يتم الركوع "Sesungguhnya seseorang benar-benar melakukan shalat selama enam puluh tahun dan tidak satu pun dari shalat itu yang diterima oleh Allah. Karena terkadang ia menyempurnakan ruku' tapi tidak menyempurnakan sujud, dan terkadang menyempurnakan sujud tapi tidak menyempurnakan ruku'." (H.R Ibnu Abi Syaibah, dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih At-Targhib no.529). (Di antara maknanya tidak sempurna yaitu tidak tumakninah ketika melakukan sujud atau ruku'.) Saudaraku.. ruku' dan sujud adalah rukun diantara rukun-rukun sholat, jika ruku' dan sujud seorang hamba dalam sholatnya tidak sempurna, maka sholatnya tidak sah. Inilah salah satu yang menyebabkan tidak diterimanya sholat, oleh karena itu perbaikilah sholatmu, khusuk dan ihsanlah dalam sholatmu dan sempurnakan ruku' dan sujudmu dengan thumakninah, jangan engkau terburu-buru dalam sholatmu wahai Saudaraku.. Ketika engkau sujud perhatikanlah hidungmu dan kedua ujung kakimu, hidung dan kedua ujung kakimu harus benar-benar menempel di tempat sujudmu.  Karena kedua ujung kaki dan hidung adalah termasuk diantara tujuh anggota tubuh yang harus menempel di tempat sujud. Sungguh aku menyaksikan banyak saudara-saudara kita kaum muslimin yang kurang perhatian terhadap masalah ini, padahal itu dapat membatalkan sholatnya. Perhatikanlah dengan seksama hadis di bawah ini: قال رسول ﷺ "لا صلاة لمن لم يمس أنفه الأرض" [الألباني في تمام المنة صفحة١٧٠] Rasulullah ﷺ bersabda: "Tidak sah shalat seseorang yang tidak menempelkan hidungnya ke bumi (tempat sujud)." Hadits ini dari shahabat Ibnu 'Abbas رضي الله عنهما yang diriwayatkan oleh Imam Al-Hakim رحمه الله di dalam Al-Mustadrak. Asy-Syaikh Al-Albani رحمه الله berkata  :  وهو حديث صحيح على شرط البخاري كما قال الحاكم والذهبي. "Ini hadits shahih di atas syarat Al-Bukhari sebagaimana dikatakan oleh Al-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi." Hadis ini terdapat di dalam kitab Tamamul Minnah karya Imam al-Albani halaman 170. Adapun terkait dalil tentang meletakkan ujung kaki ketika sujud, Al-Allamah Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata, من سجد ورفع إحدى رجليه حال السجود فإن صلاته تبطل لأنه ركنا من أركانها، ومن ترك ركنا من أركان الصلاة بطلت صلاته "Barang siapa yang sujud sedang salah satu kakinya terangkat ketika sujud tersebut maka shalatnya batal. Karena dia telah meninggalkan salah satu rukun shalat [yaitu sujud]. Sedang orang yang meninggalkan salah satu rukun shalat, maka batal shalatnya."  Sumber kitab Fath Dzil Jalali wal Ikram  jilid III, halaman 40. Sujud yang teranggap sah ialah ketika ketujuh anggota sujud menempel di lantai atau tempat sujud. Barangkali engkau akan berkata bahwa engkau telah ruku' dan sujud dengan baik dan sempurna dalam setiap sholatmu walhamdulillah.. Akan tetapi aku sangat khawatir karena aku melihatmu isbal pada setiap kali engkau mengerjakan sholat. Baiklah.. barangkali engkaupun belum paham apa itu isbal, isbal adalah seseorang menjulurkan pakaianya di bawah mata kaki, maksudnya pakaiannya menutupi mata kaki.  Apakah pakaian yang dikenakan itu celana, jubah, sarung atau yang lainnya.  Pelaku isbal ini orangnya disebut musbil. Ketahuilah olehmu bahwa terdapat larangan keras dan tegas dari Nabi  ﷺ terkait perkara isbal ini baik ketika sholat maupun di luar sholat. Larangan ini begitu banyak di terobos (baca: dilanggar) oleh kaum muslimin dewasa ini. Bahkan sudah menjadi fenomena baik di luar maupun di dalam masjid ketika pelaksanaan sholat, orang-orang yang musbil ini begitu banyak kita saksikan ada disekitar kita. Apakah seseorang yang sholat dalam keadaan musbil diterima Allah sholatnya..? Pelajarilah olehmu wahai saudaraku yang kucintai penjelasan ilmu syar'i terkait bahayanya sholat dalam kondisi musbil. Telah datang sebuah riwayat, عن عطاء بن يسار، عن بعض أصحاب النبي -صلى الله عليه وسلم-قال : "بينما رجل يصلي وهو مسبل إزاره إذ قال له رسول الله -صلى الله عليه وسلم- اذهب فتوضأ، قال : فذهب فتوضأ، ثم جاء فقال له رسول الله صلى الله عليه وسلم- اذهب فتوضأ، قال: فذهب فتوضأ، ثم جاء فقال يا رسول الله: ما لك أمرته يتوضأ؟ ثم سكت، قال: إنه كان يصلي وهو مسبل إزاره، وإن الله عز وجل لا يقبل صلاة عبد مسبل إزاره". Dari Atho' bin Yasar, dari sebagian sahabat Nabi ﷺ berkata: "Tatkala ada seorang sahabat laki-laki tengah sholat dalam keadaan sarungnya musbil tiba-tiba Rasulullah berkata kepadanya: "Pergilah kamu untuk berwudhu'..!"  Maka diapun pergi kemudian berwudhu', kemudian dia kembali dan Rasulullah memerintahkan kembali, "Pergilah kamu dan berwudhu'..!"  Kemudian laki-laki ini datang kembali, maka sahabat lain bertanya; Wahai Rasulullah kenapa engkau memerintahkan laki-laki tadi untuk berwudhu'? Kemudian dia diam lalu Rasulullah menjawab: "Sesungguhnya dia shalat dalam keadaan sarungnya Isbal, dan Allah عزوجل tidak menerima solatnya seorang hamba yang sarungnya Isbal." Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam Abu Dawud dan Imam Nasai'. Dan dishahihkan oleh al-Hafidz An-Nawawi dalam Riyadhus Solihin dan juga dishahihkan oleh Syaikh Rabi' Bin Hadi Al-Madkhalî dalam artikel yang berjudul: بعض المنكرات المتفشية في المساجد والمجتمعات  Demikianlah bahayanya jika seseorang sholat dalam keadaan musbil, sholatnya tidak diterima oleh Allah berdasarkan hadis tersebut. Duhai.. Saudaraku tidakkah engkau merasa takut jika sholatmu tidak diterima oleh Allah.. tidakkah engkau merasa khawatir..  Ambillah pelajaran ini dan perbaikilah sholatmu.. sungguh inilah bukti cintaku padamu.. aku tidak ingin engkau binasa di hari akhirat nanti.. Mohonlah ampun Kepada Allah atas segala keterlanjuranmu selama ini karena terdindingnya engkau dari ilmu syari'i ini.  Ketahuilah wahai Saudaraku ibadah itu harus di atas ilmu.. Dan sabarkanlah dirimu untuk membaca dan mengambil pelajaran dari nasihatku ini, bukan karena aku lebih baik dari dirimu, bahkan aku merasa tidak ada makhluk yang lebih hina dari diriku dihadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ketahuilah wahai Saudaraku bagi seorang laki-laki menghindari Isbal itu merupakan salah satu karakteristik hamba yang sholih, karena perbuatan isbal ini sangat jelas keharamannya bahkan dikategorikan sebagai dosa besar.  Allah Subhanahu wa Ta'ala di hari akhirat nanti tidak sudi berbicara kepada mereka pelaku isbal, tidak sudi melihat mereka dan tidak mensucikan mereka, bahkan mereka diberi azab yang pedih. Rasulullah ﷺ di dalam hadits  Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu riwayat Muslim no. 106 dan lainnya, mengatakan,  “Ada tiga golongan manusia pada hari kiamat nanti. Allah Subhanahu wata’ala tidak berbicara kepada mereka, tidak memandang ke arah mereka, juga tidak menyucikan mereka. Untuk mereka azab yang pedih.”  Kata-kata ini diulang sebanyak tiga kali oleh Rasulullah ﷺ. Sampai-sampai para sahabat bertanya,  “Siapakah ketiga golongan tersebut, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, الْمُسْبِلُ وَالْمَنَّانُ وَالْمُنَفِّقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلِفِ الْكَاذِبِ “Orang musbil, orang yang selalu mengungkit-ungkit kebaikan, dan orang yang menjual barang dagangan dengan sumpah palsu.” (Fatwa al-Utsaimin, Nur ‘alad Darb) Dari penjelasan hadis dan bimbingan Ulama tersebut kita memahami bahwa, masalah isbal ini bukanlah masalah kecil, karenanya kita dan kaum muslimin seluruhnya diwanti-wanti jangan sampai terjatuh padanya. Hukum isbal ini tentu saja berlaku hanya untuk kalangan laki-laki. Sebab, ada hukum tersendiri bagi kaum wanita. Kekhususan hukum ini untuk kaum laki-laki telah dinukilkan ijma’ ulama oleh Ibnu Raslan dalam Syarah Sunan.  (Aunul Ma’bud, Syarah Sunan Abi Dawud). Wahai Saudaraku terkait larangan Isbal ini, banyak dalil yang dapat dipelajari selain yang telah disebutkan di atas.  Diantaranya adalah dalil yang datang dari sebuah hadis yang diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu  Rasulullah ﷺ bersabda: لاَ يَنْظُرُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَى مِنْ جَرَّ إِزَارَهُ بطَرًا “Pada hari kiamat nanti Allah tidak akan melihat kepada seseorang yang menjulurkan kainnya (di bawah mata kaki) karena sombong “. (H.R.  Bukhori no. 5788) Larangan isbal juga dapat dirunut dari ucapan Sahabat Nabi Shalallahu 'alaihi wassalam Ibnu Abbas yang mengisyaratkan bahwa jumlah dosa besar itu sekitar 70-an.  Al-Imam adz-Dzahaby Rahimahullah kemudian Berusaha Mengkaji Dalil-dalil dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, yang kemudian Merangkumnya dalam sebuah Kitab yang diberi  judul Al-Kabaair.  Ada 70 Dosa Besar yang Beliau Tuliskan, dan diantara 70 dosa besar itu adalah isbal.  Barangkali ada yang bertanya, mengapa isbal termasuk dosa besar? Jawabannya adalah karena Allah mengancam orang yang isbal dengan ancaman neraka (naar). Jika suatu perbuatan diancam oleh Allah dengan ancaman neraka, pastilah itu merupakan dosa besar.  Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda, قال رسول الله ﷺ : ما أسفل من الكعبين من لإزار ففي النار ~  رواه البخاري  ~ "Apa yang ada di bawah kedua matakaki dari kain sarung (celana atau yang semisalnya), tempatnya dalam Neraka". (HR. Al-Bukhari). Masih terkait dengan larangan isbal,  Sebuah riwayat disebutkan dari Zaid bin Aslam, dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma, beliau mengatakan, دخلتُ على النبيِّ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ ، وعليَّ إزارٌ يتقَعْقَعُ ، فقال : من هذا ؟ قلتُ : عبدُ اللهِ بنُ عمرَ ، قال : إن كنتَ عبدَ اللهِ فارفعْ إزارَكَ ، فرفعتُ إزاري إلى نصفِ السَّاقَينِ  ”Aku pernah menemui Rasulullah ﷺ dalam keadaan sarungku menyeret di atas tanah. Beliau berkata padaku, 'Siapa ini?’ Aku menjawab, 'Abdullah bin Umar' [Hamba Allah anaknya Umar] 'Bila engkau Abdullah maka naikkanlah kain sarungmu'. Kata beliau ﷺ. Maka akupun mengangkat sarungku hingga seukuran pertengahan betis.” Dan kemudian Zaid menjelaskan, فلم تزلْ إزرتُه حتى مات ”Dan terus demikian sarung Ibnu Umar hingga beliau wafat". Shahih- (Ash-Shahihah, 1568) HR. Ahmad (6263) dan Ath-Thabrani (Al-Aushath, 4340) Asy-Syaikh Muhammad Nashir Al-Albani rahimahullah menjelaskan hadis tersebut, وفي الحديث دلالة ظاهرة على أنه يجب على المسلم أن لا يطيل إزاره إلى ما دون الكعبين، بل يرفعه إلى ما فوقهما، وإن كان لا يقصد الخيلاء، ففيه رد واضح على بعض المشايخ الذين يطيلون ذيول جببهم حتى تكاد أن تمس الأرض، ويزعمون أنهم لا يفعلون ذلك خيلاء! فهلا تركوه اتباعا لأمر رسول الله صلى الله عليه وسلم بذلك لابن عمر، أم هم أصفى قلبا من ابن عمر؟ ! ”Dalam hadits ini terdapat dalil yang terang bahwa setiap lelaki muslim wajib untuk tidak memanjangkan sarung (atau celananya) melewati mata kaki. Bahkan harus ditinggikan di atas mata kaki. Meskipun latar belakangnya bukan untuk sombong. Dan dalam hadits ini juga terdapat bantahan jelas bagi sebagian syaikh yang memanjangkan jubahnya hingga hampir menyentuh tanah lalu beranggapan bahwa itu dilakukan bukan karena sombong. Tidakkah sebaiknya mereka mengikuti apa kata Rasulullah ﷺ pada Ibnu Umar di atas.  Atau mereka merasa lebih bersih hatinya daripada Ibnu Umar?!”  (Ash-Shahihah, IV/95) Demikian kerasnya larangan Allah melalui hadis Rasul-Nya tentang isbal ini sehingga Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Rahimahullah Ta'ala menasihatkan kepada mereka yang bermudah-mudahan isbal, ‏قال العلامة ابن عثيمين رحمه الله: على كل حال أقول لهؤلاء الذين ابتلوا بتنزيل ثيابهم أو سراويلهم إلى أسفل من الكعبين : اتقوا الله في أنفسكم ، وأعلموا أن ما قاله النبي ﷺ حق وأنكم إذا فعلتم أسبابه وموجباته  فقد تعرضتم له ، وظلمتم أنفسكم . فتاوى نور على الدرب ٢٣٣/٤ Berkata Al-Alamah Ibnu Utsaimin Rahimahullah,  Intinya aku katakan kepada orang orang yang menjulurkan pakaian atau celananya di bawah mata kaki,  " Takutlah kepada Allah terhadap diri-diri kalian, dan ketahuilah bahwa apa yang disabdakan oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam benar adanya, dan jika kalian tetap melakukan sebab-sebab yang menghantarkan kepadanya, maka sungguh kalian sedang memaparkan diri-diri kalian kepada (ancaman) tersebut serta kalian menganiaya diri kalian sendiri. (Fatawa Nur aladdarbi 4/233) Demikianlah nasihatku untukmu wahai Saudaraku, semoga bermanfaat bagi diriku sendiri dan dirimu, dan sampaikanlah nasihat ini kepada kaum muslimin seluruhnya Semoga Allah selamatkan kita didunia hingga akhirat Aamiin.. yaa Rabbal 'alamin.. Hanya pada Allah kita mohon petunjuk. Wallahu a'lam bish-shawab Semoga bermanfaat. جزاكم الله خيرا و بارك الله فيكم ==================== Sabtu, 19 Sya'ban 1444 H. /11 Maret 2023 M. #B.sisi ahsmyhd-dhA Sumber grup Whatsam
2 tahun yang lalu
baca 10 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

nasihat syaikh khalid azh zhafiri untuk salafy di indonesia

 .TERJEMAH NASEHAT SYAIKH DOKTOR KHALID BIN DHAHWI AZH-ZHAFIRI HAFIZHAHULLAH UNTUK SALAFIYYUN INDONESIA AHAD, 19 SYA'BAN 1444 H  Dengarkan Audionya Disini ألحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن اتبع هداه. أما بعد: حياكم الله... Saudara-saudaraku di Indonesia... Saya memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar mengokohkan kami dan kalian di atas Sunnah. Saya memohon kepada-Nya Azza wa Jalla agar memberi taufik bagi kami dan kalian untuk bisa beramal shalih dan melakukan amal yang bermanfaat. Saudara-saudaraku di jalan Allah... Tidak diragukan lagi bahwa termasuk wasiat terbesar adalah wasiat yang diwasiatkan oleh Allah Azza wa Jalla dan yang diwasiatkan oleh para nabi yang terdahulu dan yang terakhir, dan itu merupakan wasiat Nabi kita ﷺ, yaitu hendaknya kalian bertakwa kepada Allah. Seorang hamba harus mengoreksi dirinya dan melakukan muhasabah pada kekurangan yang dia lakukan dalam menunaikan hak Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan hendaknya dia memperbanyak istighfar (memohon ampunan), bertaubat, memperbarui keimanan dalam hatinya, dan kembali kepada Rabbnya. Terlebih lagi --wahai saudara-saudaraku-- kita hendak memasuki bulan Ramadhan yang merupakan bulan ketaatan dan bulan barakah yang padanya setan-setan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan dikatakan, "Wahai orang yang ingin melakukan kebaikan, bersemangatlah. Wahai orang yang ingin berbuat buruk, berhentilah!" Maka wajib atas seorang muslim dan muslimah untuk menjadikan bulan ini sebagai bulan untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dan maksiat serta kembali kepada Allah Azza wa Jalla, dan dengannya seorang hamba membuka lembaran baru bersama Rabbnya dengan melakukan ketaatan dan bersungguh-sungguh dalam melakukannya. Kita semua adalah orang-orang yang banyak berbuat dosa, dan kita semua adalah orang-orang yang banyak berbuat maksiat. Tetapi orang yang bahagia adalah yang mau kembali kepada Rabbnya, bertaubat dan melakukan inabah dengan merealisasikan syarat-syarat taubat kepada Allah Azza wa Jalla. Hamba seperti inilah yang keburukan-keburukannya berubah menjadi kebaikan-kebaikan. Maka --wahai saudara-saudaraku di jalan Allah-- hendaknya kita bertekad untuk membersihkan diri dari semua dosa-dosa dan maksiat, karena seorang hamba tidak mengetahui kapan dia akan menghadap kepada Rabbnya, dan dia tidak tahu apakah akan berjumpa dengan Ramadhan atau tidak. Jadi jika engkau memasuki waktu pagi, jangan menunggu sore! Dan jika engkau memasuki waktu sore, jangan menunggu pagi! Termasuk wasiat untuk saya sendiri dan untuk kalian adalah bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, semangat menyampaikannya, dan memperbanyak membaca, mempelajari, melakukan penelitian atau pembahasan ilmiah, dan terus belajar. Karena itu termasuk jalan terbesar menuju jannah yang penuh kenikmatan. مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ. "Barangsiapa menempuh suatu jalan dalam rangka untuk mencari ilmu (agama), maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga." (Lihat: Shahih Muslim no. 2699 --pent) Ilmu dan menuntut ilmu termasuk ibadah yang paling besar dan termasuk hal-hal yang mendekatkan diri kepada Allah yang paling mulia yang padanya terdapat manfaat bagi dunia dan akhirat. Jadi sepantasnya kita untuk bersungguh-sungguh dalam mempelajari ilmu tauhid, ilmu Sunnah, hadits, tafsir dan ilmu-ilmu yang lainnya. Terlebih lagi bersamaan dengan banyaknya fitnah, banyaknya penyimpangan dan banyaknya kesesatan. Maka seorang hamba hendaknya memperbagus dirinya dan memperbagus orang lain dengan ilmu dan menuntut ilmu.  Dan saya wasiatkan untuk diri saya sendiri dan juga untuk kalian agar bersungguh-sungguh bersatu di atas Sunnah dan saling menolong diantara kalian, menempuh sebab-sebab yang akan menyatukan hati dan menjauhi sebab-sebab perpecahan serta menyusupnya setan di tengah-tengah kalian. Karena dakwah manapun yang membuahkan hasil insyaallah pasti setan-setan dari kalangan manusia dan jin akan mengganggunya dengan cara memecah belah, mencabik-cabik persatuan dan memenuhi hati kalian dengan perasaan saling membenci. Jadi harus mengerahkan sebab-sebab persatuan dan semangat melakukannya, serta menjauhi sebab-sebab perpecahan dan memperingatkan darinya.  وَٱعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ الله جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُواْ. "Dan berpeganglah kalian semua dengan tali (agama) Allah dan jangan bercerai berai." (QS. Ali Imran: 103) Saya memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar memberi taufik bagi kami dan kalian untuk melakukan kebaikan serta mengokohkan kami dan kalian di atas Sunnah hingga kita berjumpa dengan-Nya. والله أعلم وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد. »Whatsapp Fawaid Solo  »Channel Telegram || https://t.me/fawaidsolo/22210
2 tahun yang lalu
baca 4 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

ricuh selingkuh

Ricuh Selingkuh Seorang istri terpukul hati dan terluka jiwanya. Bagaimana tidak? Ia menemukan fakta bahwa suaminya intens berkomunikasi dengan seorang perempuan teman kerjanya. . Tanpa disadari sebelumnya, tanpa ia cari-cari, tanpa disengaja, ia membaca chat suaminya dengan perempuan tersebut yang berisi kalimat-kalimat mesra. Walaupun nama kontak di HP adalah nama laki-laki, namun isi chat tersebut menunjukkan identitas aslinya. Di tempat lain, seorang suami sedihnya bukan main. Benar-benar ia tidak menyangka. Kenapa? Sebab, dengan mata kepalanya sendiri, ia menyaksikan istrinya sedang berduaan dengan laki-laki lain. Setelah ditanya, rupanya laki-laki tersebut adalah mantan pacarnya saat sekolah dulu. Hancur redam hatinya! Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al Isra ayat 32 : وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلا “ Dan janganlah kamu mendekati zina! Sungguh, zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk “ Menurut As Sa’di dalam Tafsir, larangan mendekati zina jauh lebih mengena dibanding larangan berbuat zina itu sendiri. Kenapa? Sebab, larangan ini berlaku juga untuk semua hal, sebab, dan faktor yang bisa menjerumuskan dalam perbuatan zina. Perbuatan apapun yang  mendorong seseorang untuk melangkah lebih jauh dalam perselingkuhan, diharamkan oleh Islam.  Selingkuh itu sendiri bertingkat-tingkat. Dari berkomunikasi secara intens yang alasannya sekadar coba-coba atau penasaran, sampai yang paling parah melakukan hubungan intim atau perzinaan.  Selingkuh terbukti menjadi faktor terbesar terjadinya perceraian. Data statistik dari berbagai sumber menyebut hal itu. 0000___0000 Harus ada langkah nyata untuk mencegah perilaku selingkuh! Ringkas kata; laksanakanlah kewajiban Anda sebaik mungkin! Agar pasangan Anda tidak berpikir kepada yang lain, apalagi berpaling. Seorang istri yang tidak rela suaminya selingkuh; haruslah tampil secantik mungkin setiap saat. Usahakan badan selalu wangi, jangan beraroma mengganggu karena suami tentu cenderung menjauh. Termasuk bau mulut, jaga dan perhatikanlah! Jangan berpakaian seadanya, apalagi yang sudah robek-robek.  Jika berbicara, pilihlah kata-kata yang mesra dan kalimat yang baik. Lebih sering menjadi pendengar yang taat, bukan membantah.  Buatlah suami nyaman dan betah di rumah dengan selalu melayani apapun yang diinginkan suami. Bila perlu sering-seringlah menawarkan, “ Apa yang bisa aku lakukan untukmu?” Jadilah sosok yang selalu menerima, bukan banyak menuntut. Istri dengan pribadi yang mendukung dan men-support, bukan malah membebani atau menjatuhkan semangat.  Katakan dengan tegas bahwa Anda sebagai istri selalu merasa bahagia dan senang. Jika hal-hal di atas justru sebaliknya, suami akan mudahnya tertarik kepada perempuan lain. Suami tidak nyaman di rumah. Ia akan mencari yang dipandangnya -secara salah-  bisa lebih memberikan kenyamanan. Rasulullah ﷺ ketika ditanya tentang  kriteria istri yang terbaik, menjawab :  الَّذِى تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ، وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ، وَلاَ تُخَالِفُهُ فِيمَا يَكْرَهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهِ “ Jika ia memandangnya, membuatnya senang. Jika diperintah, ia menurut. Ia tidak menentang jika ada yang tidak disuka suami, terkait dirinya dan harta suami “ (HR Ahmad dan Nasa’i dari sahabat Abu Hurairah. Disahihkan Al Albani dalam As Sahihah no.1838 ) Seorang suami yang tidak ingin istrinya selingkuh, berusahalah menjadi laki-laki yang terbaik di hati dan di matanya!  Bersikaplah dengan lemah lembut. Berbicaralah dengan penuh kasih sayang.  Di saat-saat tertentu, tunjukkan Anda sebagai laki-laki sejati. Misalnya, ada binatang yang mengganggu di rumah, entah tikus, ular, kecoa, atau tokek. Jangan perlihatkan rasa takut! Sering-seringlah memuji dan mengucapkan terimakasih, jazaakillahu khairan, atau matur nuwun. Perlihatkan bahwa Anda nyaman di dekatnya. Tak ingin jauh darinya. Kalaupun harus bepergian, jangan sampaikan secara mendadak dan informasikanlah keberadaan Anda sedang berada di mana. Sukalah membantu pekerjaan rumah istri, termasuk merawat anak.  Jangan pelit dan berilah kepercayaan istri untuk mengelola keuangan rumah tangga.  Di luar rutinitas rumah, tawarkan dan ajaklah istri untuk be-refreshing ke tempat yang ia suka. Sebab, istri mudah jenuh dan gampang bosan dengan kegiatan rumah. Jika sebaliknya, suami bersikap kasar, bicara ingin menang sendiri, pulang pergi tanpa berita, pelit, dan kurang perhatian, takutnya istri akan berpikir untuk berpisah atau berangan-angan tentang laki-laki lain. Rasulullah  ﷺ ketika ditanya sahabat tentang hak seorang istri yang harus dipenuhi suami, menjawab : أَنْ تُطْعِمَهَا إِذَا طَعِمْتَ وَتَكْسُوَهَا إِذَا اكْتَسَيْتَ وَلَا تَضْرِبِ الْوَجْهَ وَلَا تُقَبِّحْ وَلَا تَهْجُرْ إِلَّا فِي الْبَيْتِ “ Engkau memenuhi keperluan makannya, jika engkau makan. Engkau beri pakaian untuknya, bila engkau berpakaian. Jangan pukul wajahnya! Jangan engkau cela dia! Dan jangan engkau diamkan, kecuali di dalam rumah saja! “ (HR Abu Dawud dari sahabat Mu’awiyah Al Qusyairi. Dihasankan Al Albani dalam Al Misykah no.3259 ) O000____OOOO Rumah tangga menjadi anugrah indah yang mesti dijaga. Disyukuri, jangan dipungkiri.  Tidak semua orang diberi kesempatan untuk berumahtangga. Proses ke sana pasti melalui banyak cerita dan melewati setumpuk kisah. Tidak jarang, hal-hal unik dan tidak terduga, terjadi. Sebab, rumahtangga termasuk rahasia kehidupan. Apa tujuan berumahtangga? Bila beribadah menjadi niatannya, tentu hal-hal lain akan dinomor-sekiankan.  Artinya, tidak bisa dihindari bahwa dalam perjalanan rumahtangga, akan ditemui hal-hal yang tidak sesuai harapan, jauh dari ekspektasi.  Ada kecewa, ada ketidakcocokan. Bayangan yang indah-indah, rupanya tidak sebanding di kenyataan. Maka, cekcok dan pertengkaran bisa saja terjadi. Apalagi di saat iman sedang lemah, dan mood lagi turun. Urusan kecil berubah menjadi masalah besar. Jika menemukan kenyataan, ada cela dan aib pada pasangan hidup, jangan membanding-bandingkan dengan yang lain.  Jangan bandingkan dengan tokoh fiktif dalam novel, dengan karakter khayalan pada drama korea, atau jangan bandingkan dengan mitos yang tidak ada sumber pastinya. Terimalah dan syukurilah keberadaan pasangan Anda! Bersabarlah, karena kebahagiaan dicari tidak hanya di dunia, namun juga dicita-citakan kelak di surga. Bila merasa hak Anda tidak terpenuhi, mintalah kepada Allah gantinya yang lebih baik. Jika pasangan Anda tidak sempurna, bisa jadi Anda jauh tidak sempurna lagi. Hanya saja Anda tidak menyadari. Kemudian, jangan coba-coba bermain api, agar tidak terbakar. Jangan main-main di tepi jurang, bisa jatuh nantinya. Maksudnya? Jangan coba-coba melakukan hal yang bisa berpotensi selingkuh. Misalnya; berselancar di media sosial lalu berkenalan, memberi perhatian yang di luar batas kewajaran, tebar pesona ke sini dan ke sana, atau bahkan atas nama niat baik. Berdakwah, katanya. Bila hati sedang lemah, perasaan terguncang, pikiran bagai benang kusut, jangan memilih langkah yang salah! Jangan mencari ketenangan atau kepuasan dengan menjalin hubungan terlarang! Kembalikan dan kembalilah kepada Allah Ta'ala. Bermohonlah kepada- Nya agar diberi kedamaian dan ketenangan. Percayalah, sesulit-sulitnya di dunia, seberat-beratnya masalah, esok akan hilang di surga dalam sekejap. Lendah, 14 Sya’ban 1444 H/07 Maret 2023 t.me/anakmudadansalaf
2 tahun yang lalu
baca 5 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

introspeksi sebab selamat dari azab kubur

DI ANTARA SEBAB SELAMAT DARI AZAB KUBUR Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, "Di antara sebab yang paling bermanfaat yang akan menyelamatkan dari siksa kubur ialah hendaknya sebelum tidurnya seseorang duduk sejenak untuk Allah mengintrospeksi dirinya atas semua perbuatan yang merugikannya dan menguntungkannya pada harinya tersebut. Ia memperbaharui taubatnya dengan taubat yang murni antara dia dengan Allah Ta'ala. Kemudian ia tidur di atas taubatnya itu dan bertekad untuk tidak mengulangi dosanya ketika bangun nanti. Hendaknya ia melakukan hal ini secara rutin setiap malam. Jika ia mati di malamnya tersebut maka dia mati di atas taubatnya. Jika ia terbangun di esok hari maka ia bangun dalam keadaan bersiap untuk beramal dan berbahagia karena belum tiba ajalnya, hingga ia mengejar sesuatu yang luput dari amal saleh kemudian ia menghadap Allah Ta'ala. Seorang hamba tidaklah memiliki sesuatu yang paling bermanfaat baginya daripada sikap ia tidur di atas keadaan tersebut. Apalagi jika ia mengiringinya (setelah duduk sesaat) dengan zikir kepada Allah, mengamalkan sunah dari Nabi shalallahu alaihi wa salam ketika hendak tidurnya hingga ia terlelap tidur. Barangsiapa yang Allah menghendaki untuknya kebaikan niscaya Allah Ta'ala akan memberikan kepadanya Taufik-Nya. Tidak ada daya dan upaya kecuali dari Allah Ta'ala. 📚 Ar-Ruh (hlm. 79). https://t.me/salafy_cirebon -------------- MENYENDIRI BERSAMA RABBUL 'ALAMIN.... Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah, "لا ﺑﺪ ﻟﻠﻌﺒﺪ ﻣﻦ ﺃﻭﻗﺎﺕ ﻳﻨﻔﺮﺩ ﺑﻬﺎ ﺑﻨﻔﺴﻪ ﻓﻲ ﺩﻋﺎﺋﻪ ﻭﺫﻛﺮﻩ ﻭﺻﻼﺗﻪ ﻭﺗﻔﻜﺮﻩ ﻭﻣﺤﺎﺳﺒﺔ ﻧﻔﺴﻪ ﻭﺇﺻﻼﺡ ﻗﻠﺒﻪ". "Hendaklah seorang hamba memiliki waktu-waktu khusus untuk menyendiri agar lebih fokus dalam berdoa, shalat, merenung, muhasabah dan memperbaiki hatinya". . 📚 Majmu' al-Fatawa 10/637. || https://t.me/hikmahsalafiyyah ------------- MUHASABAH DAN MENASIHATI DIRI  Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata,  إِنَّ العبْدَ لَا يَزَال بخيرٍ ما كان له وَاعِظ من نفسه، و كانت المحاسبة من همه.  "Sesungguhnya seorang hamba masih akan tetap baik selama dia memiliki penasihat dari dalam dirinya sendiri, serta menjadikan muhasabah sebagai capaiannya." 📚 Ighatsatul Lahafan, (1/78) || t.me/forumsalafy
2 tahun yang lalu
baca 2 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

relevansi pendidikan anak dengan ibadah ke tanah suci

Relevansi Pendidikan Anak dengan Ibadah Ke Tanah Suci Kali ini, dalam rombongan kami, ada 10 peserta umroh yang terdata sebagai anak-anak di bawah umur. . Terharu berkombinasi harapan indah, saat menyaksikan sang ayah menggendong anaknya di atas bahu saat thowaf mengelilingi Ka'bah. Menggali dan memasangkan pondasi ibadah untuk bangunan kehidupan anak-anak itu di kemudian waktu! Mengacu pada referensi sejarah ibadah anak ke Tanah Suci, mestinya mengingatkan kita pada sosok wanita hebat bernama Asma' bintu 'Umais. Janda sahabat Jakfar bin Abi Thalib yang dinikahi oleh sahabat Abu Bakar itu tetap bersikeras untuk ikut berhaji, padahal sedang hamil tua. Maka, beberapa saat setelah ihram untuk haji Wada' di Dzulhulaifah, Asma' melahirkan anak laki-laki. Bayi itu langsung disambut gembira oleh ayahnya, Abu Bakar, dan diberi nama Muhammad. Muhammad bin Abu Bakar yang masih bayi dibawa serta berhaji ke Tanah Suci. Dasar hukum berikutnya adalah : Al Bukhari (1725) yang meriwayatkan ucapan sahabat As Sa'ib bin Yazid, " Aku dibawa berhaji oleh ayahku bersama Rasulullah ﷺ. Saat itu usiaku masih 7 tahun ". Selanjutnya, di hadis nomor 1857, Al Bukhari membuat judul bab : Haji Anak-Anak. Lalu menyebutkan riwayat sahabat Ibnu Abbas yang turut berhaji bersama Rasulullah ﷺ.  Usia Ibnu Abbas waktu itu masih 13 tahun. Belum baligh. Riwayat ibadah anak ke Tanah Suci yang paling sering disebut adalah riwayat Muslim (2377) . Saat itu Nabi Muhammad ﷺ berpapasan dalam perjalanan haji dengan rombongan orang di daerah Rauha'. Di tengah percakapan, seorang ibu mengangkat bayinya tinggi-tinggi agar bisa dilihat oleh Rasulullah ﷺ,  sambil bertanya, " Wahai, Rasulullah. Apakah bayi ini pun memperoleh pahala haji? " Nabi Muhammad ﷺ menjawab : نَعَمْ، وَلَكِ أَجْرٌ " Tentu. Dan engkau pun memperoleh pahala ". Ulama menyimpulkan bahwa haji atau umroh yang dilakukan anak yang belum baligh, hukumnya sah dan beroleh pahala. Namun, kewajiban berhaji dan berumroh belumlah gugur. Sehingga, setelah baligh, jika mampu, tetap harus berangkat haji dan umroh. Bagi orang tua yang mampu, mestinya tidak menganggap eman-eman, dan buat apa menilai rugi, untuk memberangkatkan anak ke Tanah Suci. " Ah, besok saja kalau sudah baligh. Supaya sekaligus gugur kewajibannya ", itu alasannya. Begini wahai, orang tua yang mampu, 1. Apakah bisa dijamin, setelah anak mencapai baligh, kemampuan itu masih ada? 2. Apakah bisa dijamin, setelah anak mencapai baligh, kesempatan bersama orang tua masih ada? Banyak cerita, dan itu fakta, hari itu seseorang mampu secara finansial, namun dalam hitungan singkat, jatuh miskin. Tidakkah menyesal nantinya? Banyak cerita, dan itulah realita, beberapa waktu berikutnya, ada saja halangan, entah orang tua yang tiada, anak yang menolak, regulasi yang berubah, atau faktor lainnya, sehingga kesempatan memberangkatkan anak ke Tanah Suci menjadi terkendala. Jika mampu, bukankah semestinya orang tua tertarik dengan sabda Nabi Muhammad ﷺ : نَعَمْ، وَلَكِ أَجْرٌ " Tentu. Dan engkau pun memperoleh pahala ". Orang tua beroleh pahala karena telah mengajarkan kebaikan kepada anak, membiayai, membantu, dan mendampingi. Selain itu, orang tua telah berusaha menanamkan nilai-nilai ibadah kepada anak sejak dini. Momen anak di Tanah Suci dengan berbagai manasik, diharapkan menjadi pondasi kuat untuk kehidupannya di masa depan. Daripada harta habis percuma, uang begitu saja terbuang, atau membawa anak wisata ke luar negeri, tidakkah akan lebih baik jika membawa anak ke Mekkah untuk beribadah? Semoga anak-anak kita menjadi saleh salehah. 12 Rajab 1444 H/03 Februari 2023 ( bahan kajian jamaah umroh di Musholla Hotel Meridien Tower ) t.me/anakmudadansalaf
2 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

jangan benci kaum wanita yang ingin mulia

Jangan Benci Kaum Wanita Yang Ingin Mulia ( III ) Artikel ini adalah lanjutan 2 artikel sebelumnya. . 1. Mereka yang Menghina Kaum Wanita 2. Eksplorasi dan Eksploitasi Hitam Kaum Wanita * * * * * Bahagia bertambah ceria saat menyaksikan gadis kecil usia 4 atau 5 tahun yang malu-malu, menutupi wajahnya dengan ujung jilbabnya. Ia benamkan kepalanya ke pelukan ayahnya. Padahal hanya ditanya, "Siapa namamu, Nak?" Ah, sejak kecil sudah mengenal rasa malu! Teringat kita akan kisah Nabi Musa di negeri Madyan. Beliau menolong 2 wanita, yang sedang menunggu para penggembala laki-laki di sumber mata air. Antre menunggu giliran, dengan jarak yang terpisah. Setelah pulang dan melapor kepada sang ayah, salah satu dari wanita itu datang menemui Nabi Musa : تَمْشِى عَلَى ٱسْتِحْيَآءٍۢ " Wanita itu berjalan dengan malu-malu " Al Qashas : 25. Menurut Umar bin Khattab (Tafsir Ibnu Katsir),  “Wanita itu datang dengan malu-malu, sambil menutupi wajahnya dengan kainnya. Bukan wanita dengan type ‘berani’, yang terbiasa keluar masuk (menemui laki-laki)”. Wanita terhormat dan bermartabat, sejak dahulu kala, adalah wanita yang mempunyai rasa malu jika bertemu, berbicara, apalagi berbaur dengan laki-laki.  Jika wanita sudah tidak memisahkan pergaulan dengan laki-laki, tidak menjaga jarak, bahkan malah bebas tanpa batas, artinya wanita tersebut tidak lagi punya harga diri. Sama halnya, wanita yang terhormat dan bermartabat adalah wanita yang menjaga aurat, menyembunyikan kecantikan, dan membentengi diri dari pergaulan bebas. Wanita yang mengumbar aurat, pamer kecantikan, atau terbuka kepada laki-laki, adalah wanita yang tak menghargai dirinya sendiri. Allah Ta'ala memerintahkan kaum wanita : وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى " Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliah yang dahulu " QS Al Ahzab : 33 Allah berfirman :  يَٰأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ قُل لِّأَزْوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰٓ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا " Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang " Al Ahzab: 59 Apa itu jilbab di dalam ayat tersebut?  Menurut Ibnu Abbas ( Tafsir At Thabari 19/181 ), Allah Ta'ala memerintahkan kaum mukminah, jika keluar rumah untuk satu keperluan, agar menutup wajah dengan kain yang dijulurkan dari arah kepala " Coba jawab keinginan kaum wanita yang hendak menjaga kemuliaan : salah kah mereka yang menjadikan rumah sebagai medan juang? Hina kah mereka yang mau menutup aurat karena meniru istri-istri Nabi Muhammad ﷺ? Ayah, anak gadismu adalah harta sangat berharga. Jaga dan lindungi! Jangan biarkan bebas dan lepas liar. Ayah, arahkan anak gadismu di pesantren, karena di sana lebih terjaga. Dengan segala kekurangan pesantren, dan tidak 100% yang di pesantren berhasil, namun bukankah seorang ayah harus berusaha menjaga anak gadisnya? Tega kah dan rela kah, jika anak gadismu sekolah di tengah-tengah "serigala" buas yang selalu mengincar? Di tengah-tengah "buaya" yang terus bersiap menerkam? Ah, biar dibilang apa, karena anak gadismu di pesantren. Dikata kuno atau ketinggalan jaman. Dituduh membelenggu perempuan. Difitnah ini dan itu. Biar saja!  Toh, tanggungjawab ayah diperhadapkan pada Allah Ta'ala di hari kiamat kelak. Bukan kepada manusia-manusia itu! Anak perempuanku, mari kita pilih dan jalani kehidupan yang mulia ini. Jalan hidup yang telah ditempuh oleh istri-istri Nabi Muhammad ﷺ. Agar kita bisa berharap, di surga esok, kita orang tua dan anak dipersatukan dengan Nabi Muhammad ﷺ dan keluarganya. Tetap semangat belajar di pesantren, anak gadisku! Benda, 10 Rajab 1444 H/31 Januari 2023
2 tahun yang lalu
baca 4 menit