Adab & Akhlak

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

sepenggal makna dalam sebuah balon

SEPENGGAL MAKNA DALAM SEBUAH BALON.... “Dan janganlah engkau memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong), dan janganlah berjalan dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang angkuh dan menyombongkan diri.” (Luqman: 18) Kadangkala sepenggal makna dapat juga dilihat dari sebuah balon.... Setiap melihat balon,,sering terpikirkan barangkali komposisi balon gas dan sifat sombong itu sama,,mungkin sombong juga tersusun dari nitrogen,,hidrogen dan helium,,gas-gas yang sering ada di balon udara hingga membuat mereka yang mengidap sifat sombong seringkali besar kepala lalu hati melayang tinggi,,lupa menapaki tanah dan akhirnya meremehkan orang lain. Ah mungkin mereka lupa bahwa tak selamanya balon gas akan terus mengudara,,setinggi apa pun tak kan mampu menembus langit,,mereka lupa bahwa tanah adalah tempat peristirahatan terakhirnya. "Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong. Sesungguhnya engkau sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali engkau tidak akan mencapai setinggi gunung. Semua itu kejahatannya amat dibenci di sisi Rabb-mu.” (al-Isra’: 37—38) Semoga mereka yang saat ini merasa tinggi di awan-awan entah karena ILMU,,harta,,tahta juga PARAS YANG MENAWAN HINGGA BANGGA DIRI LALU MENOLAK KEBENARAN DAN MEREMEHKAN ORANG LAIN,MEMPERMAINKAN HATI ORANG LAIN hingga,,bisa merenungi peringatan Allah Ta'ala ini: “Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi dan kesudahan yang baik bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al-Qashash: 83) Lalu segera bertaubat dan mengenakan parasut "tawadhu" agar saat balon kesombongannya pecah di udara,,mereka bisa kembali ke bumi tanpa kehinaan. Dan rendahkanlah sayapmu (bertawadhu’lah) terhadap orang-orang yang beriman.” (al-Hijr: 88) “Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian merendahkan diri sehingga seseorang tidak menyombongkan diri atas yang lain dan tidak berbuat zhalim atas yang lain.” (Shahih, HR Muslim no. 2588). Disudut perenungan Ummu 'Abdillah Afiqah Dipublikasikan oleh:  .مفتاح دار السعادة Miftah Daaris Sa'adah Wa  💐Mar'atus Shalihah
8 tahun yang lalu
baca 2 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

berbuat ihsan kepada semua orang

Mutiara ASK Renungan Pagi BERBUAT IHSAN KEPADA SEMUA ORANG. Berkata Al-'Allamah Al-Hafizh Ibnul Qayyim _rahimahullah ta'ala_ : Termasuk sebab tersulit bagi jiwa dan terberat baginya dan tidak ada yang bisa menjalankannya kecuali orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar dari Allah ialah memadamkan api orang yang hasad, zalim, dan menyakiti dengan berbuat ihsan (kebajikan) kepadanya, dan setiap kali bertambah gangguannya, kejelekannya, kezalimannya, dan hasadnya maka semakin bertambah pula perilaku ihsan kepadanya, bagi dirinya adalah nasehat dan atas orang tersebut merupakan bentuk kasih sayang, dan aku tidak mengira bahwa engkau akan percaya bahwa hal ini bisa menjadi lebih mulia dari pada membalasnya, maka dengarkanlah sekarang firman Allah _'Azza wa Jalla_ : (وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۚ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ * وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ * وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ) [سورة فصلت 34 - 36] "Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.[35] Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar. [36] Dan jika syaitan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."_ [Qs. Fushshilat: 34-36] Dan Allah berfirman: (أُولَٰئِكَ يُؤْتَوْنَ أَجْرَهُمْ مَرَّتَيْنِ بِمَا صَبَرُوا وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ) [سورة القصص 54] "Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka, mereka nafkahkan."_ [Qs. Al-Qashash: 54] Dan perhatikan keadaan Nabi ﷺ yang telah dikisahkan tentang apa yang menimpa Nabi kita ﷺ : Bahwasanya beliau telah diserang oleh kaumnya hingga beliau berdarah sehingga darah pun mengalir dan beliau katakan: "ya Allah, ampunilah kaumku karena sejatinya mereka tidak mengetahui."_ [HR. Bukhari dan Muslim] Bagaimana beliau gabungkan dalam kalimat ini 4 kedudukan dari perbuatan ihsan dalam rangka membalas perbuatan jelek mereka yang besar terhadap baginda Nabi: Pertama: beliau memaafkan mereka, Kedua: permohonan ampun beliau untuk mereka, Ketiga: pemberian udzur (toleransi) beliau bagi mereka karena mereka sejatinya tidak mengetahui, Empat: beliau sandarkan mereka kepada dirinya sehingga beliau katakan: ampunilah kaumku. Badaie' Al-Fawaid (2/243-244). By. Pixabay قال العلامة الحافظ ابن القيم رحمه الله تعالى: . «ﻣﻦ ﺃﺻﻌﺐ اﻷﺳﺒﺎﺏ ﻋﻠﻰ اﻟﻨﻔﺲ ﻭﺃﺷﻘﻬﺎ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻭﻻ ﻳﻮﻓﻖ ﻟﻪ ﺇﻻ ﻣﻦ ﻋﻈﻢ ﺣﻈﻪ ﻣﻦ اﻟﻠﻪ ﻭﻫﻮ ﺇﻃﻔﺎء ﻧﺎﺭ اﻟﺤﺎﺳﺪ ﻭاﻟﺒﺎﻏﻲ ﻭاﻟﻤﺆﺫﻱ ﺑﺎﻹﺣﺴﺎﻥ ﺇﻟﻴﻪ ﻓﻜﻠﻤﺎ اﺯﺩاﺩ ﺃﺫﻯ ﻭﺷﺮا ﻭﺑﻐﻴﺎ ﻭﺣﺴﺪا اﺯﺩﺩﺕ ﺇﻟﻴﻪ ﺇﺣﺴﺎﻧﺎ ﻭﻟﻪ ﻧﺼﻴﺤﺔ ﻭﻋﻠﻴﻪ ﺷﻔﻘﺔ ﻭﻣﺎ ﺃﻇﻨﻚ ﺗﺼﺪﻕ ﺑﺄﻥ ﻫﺬا ﻳﻜﻮﻥ ﻓﻀﻼ ﻋﻦ ﺃﻥ ﺗﺘﻌﺎﻃﺎﻩ ﻓﺎﺳﻤﻊ اﻵﻥ ﻗﻮﻟﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ: {ﻭَﻻ ﺗَﺴْﺘَﻮِﻱ اﻟْﺤَﺴَﻨَﺔُ ﻭَﻻ اﻟﺴَّﻴِّﺌَﺔُ اﺩْﻓَﻊْ ﺑِﺎﻟَّﺘِﻲ ﻫِﻲَ ﺃَﺣْﺴَﻦُ ﻓَﺈِﺫَا اﻟَّﺬِﻱ ﺑَﻴْﻨَﻚَ ﻭَﺑَﻴْﻨَﻪُ ﻋَﺪَاﻭَﺓٌ ﻛَﺄَﻧَّﻪُ ﻭَﻟِﻲٌّ ﺣَﻤِﻴﻢٌ ﻭَﻣَﺎ ﻳُﻠَﻘَّﺎﻫَﺎ ﺇِﻻّ اﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺻَﺒَﺮُﻭا ﻭَﻣَﺎ ﻳُﻠَﻘَّﺎﻫَﺎ ﺇِﻻ ﺫُﻭ ﺣَﻆٍّ ﻋَﻈِﻴﻢٍ ﻭَﺇِﻣَّﺎ ﻳَﻨْﺰَﻏَﻨَّﻚَ ﻣِﻦَ اﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥِ ﻧَﺰْﻍٌ ﻓَﺎﺳْﺘَﻌِﺬْ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﺇِﻧَّﻪُ ﻫُﻮَ اﻟﺴَّﻤِﻴﻊُ اﻟْﻌَﻠِﻴﻢُ}  ﻭﻗﺎﻝ: {ﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﻳُﺆْﺗَﻮْﻥَ ﺃَﺟْﺮَﻫُﻢْ ﻣَﺮَّﺗَﻴْﻦِ ﺑِﻤَﺎ ﺻَﺒَﺮُﻭا ﻭَﻳَﺪْﺭَﺃُﻭﻥَ ﺑِﺎﻟْﺤَﺴَﻨَﺔِ اﻟﺴَّﻴِّﺌَﺔَ ﻭَﻣِﻤَّﺎ ﺭَﺯَﻗْﻨَﺎﻫُﻢْ ﻳُﻨْﻔِﻘُﻮﻥَ}  ﻭﺗﺄﻣﻞ ﺣﺎﻝ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ اﻟﺬﻱ ﺣﻜﻰ ﻋﻨﻪ ﻧﺒﻴﻨﺎ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ "ﺃﻧﻪ ﺿﺮﺑﻪ ﻗﻮﻣﻪ ﺣﺘﻰ ﺃﺩﻣﻮﻩ ﻓﺠﻌﻞ ﻳﺴﻠﺖ اﻟﺪﻡ ﻋﻨﻪ ﻭﻳﻘﻮﻝ اﻟﻠﻬﻢ اﻏﻔﺮ ﻟﻘﻮﻣﻲ ﻓﺈﻧﻬﻢ ﻻ ﻳﻌﻠﻤﻮﻥ" ﺭﻭاﻩ اﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻭﻣﺴﻠﻢ  ﻛﻴﻒ ﺟﻤﻊ ﻓﻲ ﻫﺬﻩ اﻟﻜﻠﻤﺎﺕ ﺃﺭﺑﻊ ﻣﻘﺎﻣﺎﺕ ﻣﻦ اﻹﺣﺴﺎﻥ ﻗﺎﺑﻞ ﺑﻬﺎ ﺇﺳﺎءﺗﻬﻢ اﻟﻌﻈﻴﻤﺔ ﺇﻟﻴﻪ ﺃﺣﺪﻫﺎ: ﻋﻔﻮﻩ ﻋﻨﻬﻢ ﻭاﻟﺜﺎﻧﻲ: اﺳﺘﻐﻔﺎﺭﻩ ﻟﻬﻢ  اﻟﺜﺎﻟﺚ: اﻋﺘﺬاﺭﻩ ﻋﻨﻬﻢ ﺑﺄﻧﻬﻢ ﻻ ﻳﻌﻠﻤﻮﻥ اﻟﺮاﺑﻊ: اﺳﺘﻌﻄﺎﻓﻪ ﻟﻬﻢ ﺑﺈﺿﺎﻓﺘﻬﻢ ﺇﻟﻴﻪ ﻓﻘﺎﻝ اﻏﻔﺮ ﻟﻘﻮﻣﻲ.» بدائع الفوائد (244,243/2) --------------------- Broadcast by Ahlus Sunnah Karawang;*_ Channel MutiaraASK, http://bit.ly/MutiaraASK Website ASK, http://bit.ly/BlogASK BBM Mutiara Salaf, Pin:54ABD49E | Channel:C001C7FFE #renungan #ihsan #sabar
8 tahun yang lalu
baca 4 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

adab-adab dalam menasehati

ADAB-ADAB DALAM MENASEHATI . 1. Ikhlas karena Alloh Azza Wa Jalla,  Wajib niatnya hanya mengharap wajah Alloh Ta'alaa semata. 2.Tidak boleh ditujukan untuk fitnah (disebar luaskan-pent) , penyakit ini banyak terjadi dikalangan manusia, engkau melihat seseorang menasehati dengan cara kasar/keras,  Maka seseorang seharusnya tidak meniatkan untuk fitnah ( disebar luaskan ). 3.Hendaklah nasehat tersebut dengan cara sembunyi-sembunyi,  Oleh karena itu Imam syafi’i berkata: “Barangsiapa menasehati saudaranya dengan sembunyi-sembunyi, berarti ia telah menasehati dan mengindahkannya. Barangsiapa menasehati dengan terang-terangan, berarti ia telah mempermalukan dan memburukkannya. " 4. Hendaklah nasehat tersebut dengan cara yang lembut dan dengan adab yang baik dan dengan cara yang halus,  Sebagaimana Nabi Shallohu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : “Sesungguhnya kelembutan itu, tidaklah terdapat pada sesuatu kecuali akan membaguskannya, dan tidaklah dihilangkan dari sesuatu kecuali akan menjelekkannya.” ( HR Muslim ). 5.Tidak mengIlzam ( Memaksakan kehendak ) Salah satu kewajiban seorang mukmin adalah menasehati saudaranya ( Tatkala melakukan keburukan-Pent ), Namun bukanlah berkewajiban dia untuk memaksanya mengikuti nasehatnya. Sebab perkara ini bukanlah bagiannya,bahkan itu adalah haknya Penguasa terhadap rakyatnya Seorang pemberi nasehat hanyalah seseorang yang menunjukkan jalan kebaikan, dan bukan seseorang yang memerintahkan orang lain untuk mengerjakannya ( memaksa -pent ). Ibnu Hazm Azh Zhahiri mengatakan: “Janganlah kamu memberi nasehat dengan mensyaratkan nasehatmu harus diterima. Jika kamu melanggar batasan ini, maka kamu adalah seorang yang zhalim, bukan seorang pemberi nasehat, Dan engkau adalah orang yang menuntut untuk ditaati  dan memaksakan,bukan orang yang menunaikan hak amanah dan ukhuwah. Dan perkara ini tidak masuk akal dan tidak menunaikan hak pertemanan. Akan tetapi ini adalah Haknya pemimpin terhadap rakyatnya,  dan tuan terhadap budaknya ( Al Akhak Wa Siyar. Hal 44 ) Sumber : النصيحة في ضوء الكتاب و السنة أخوكم الفقير الى عفو ربه FIK Sumber gambar: http://hd.wallpaperswide.com/ 〰〰〰〰〰〰〰〰〰 آداب النصيحة: -1 الإخلاص لله عز وجل،لابد أن يقصد وجه الله تعالى 2- ألا يقصد التشهير،وهذه آفة يقع فيها كثير من الناس ، تراه يخرج النصيحةبثوب خشن ، فينبغي ألا يكون قصده التشهير 3-أن يكون النصح في السر، ولذلك يقول الشافعي : من وعظ أخاه سرًا فقد نصحه وزانه ، ومنوعظه علانية فقد فضحه وشانه . 4-أن يكون النصح بلطف وأدب ورفق، كماقال النبي صلى الله عليه وسلم : " ما كان الرفق في شيءٍ إلا زانه وما نُزع من شيءٍ إلا شانه " . ( رواه مسلم) 5- عدم الإلزام: من واجب الناصح أن ينصح غيره، ولكن ليس من حقه أن يلزم غيره بما ينصحه به؛ لأن هذا ليس من حقه، بل هو حق للحاكم في رعيته، والناصح دال على الخير، وليس بآمر بفعله. يقول الإمام ابن حزم الظاهري رحمه الله تعالى: ولا تنصح على شرط القبول منك، فإن تعديت هذه الوجوه، فأنت ظالم لا ناصح، وطالب طاعة وملك، لا مؤدي حق أمانة وأخوة، وليس هذا حكم العقل، ولا حكم الصداقة، لكن حكم الأمير مع رعيته، والسيد مع عبده (الأخلاق والسير: (ص44)). ◽️◽️◽️◽️◽️ http://bit.ly/Forum_ilmiyahKarangAnyar
8 tahun yang lalu
baca 3 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Abu Abdillah

dari balapan liar hingga pergaulan bebas abg

Dari Balapan Liar Hingga Pergaulan Bebas ABG Drrnn…, drrnn…, drrrnnnnnnnn…. Begitulah setidaknya suara motor yang terdengar sedang dilajukan oleh beberapa remaja yang terlibat dalam balapan liar di Kemayoran, Jakarta Utara. Dengan motor racing di atas kecepatan motor biasa, masing-masing berusaha memenangi balapan tersebut. Salah satu pembalap tertinggal oleh yang lainnya, sampai akhirnya, salah satu dari mereka memenangi balapan liar pada dini hari tersebut. Beberapa mobil yang melintas pada malam itu diberhentikan oleh sekelompok remaja agar tidak melintas di jalanan yang sedang dijadikan arena balapan. Di sisi jalan terlihat sekumpulan ABG (anak baru gede) yang sedang menyaksikan aksi para “jagoan” balapan liar. Suasana cukup menegangkan bagi sebagian pengendara yang melintasi jalan tersebut. Tidak jarang balapan liar tersebut berujung pada kecelakaan. Itulah satu dari sekian banyak permasalahan remaja di Ibu Kota dan di tempat lainnya. Ada seorang siswa SMA di Jakarta, yang terkenal di sekolahnya sebagai anak motor karena sering melakukan balapan liar. Pada suatu hari dia ikut balapan liar dengan taruhan sejumlah uang. Singkat cerita, pada saat berlangsungnya balapan tersebut, tiba-tiba melintas sebuah mobil. Ditabraknya mobil itu dan terjadilah kecelakaan yang berujung pada kematiannya. Bahkan, terdengar berita bahwa tim dokter yang menanganinya sempat melakukan amputasi pada kakinya. Namun, akhirnya, nyawanya pun tidak tertolong. Wahai sobat muda, apa yang kalian cari dengan balapan liar? Sensasi? Ketenaran? Supaya dibilang jagoan? Memenuhi hobi? Atau apa? Tidak tahukah kalian bahwa perbuatan kalian membahayakan diri kalian dan orang lain? Terbukti sudah berapa banyak terjadi kecelakaan yang tidak jarang berujung pada cacat seumur hidup, bahkan kematian. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, وَلَا تُلۡقُواْ بِأَيۡدِيكُمۡ إِلَى ٱلتَّهۡلُكَةِ وَأَحۡسِنُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ١٩٥ “… dan janganlah kalian menjatuhkan diri kalian sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (al-Baqarah: 195) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ “Tidak boleh (melakukan sesuatu) yang berbahaya dan menimbulkan bahaya (bagi orang lain).” (HR. Ibnu Majah, ad-Daruquthni, dan selainnya, dinyatakan shahih oleh asy-Syaikh al-Albani) Apalagi kalau balapan liar yang kalian lakukan itu disertai taruhan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِنَّمَا ٱلۡخَمۡرُ وَٱلۡمَيۡسِرُ وَٱلۡأَنصَابُ وَٱلۡأَزۡلَٰمُ رِجۡسٞ مِّنۡ عَمَلِ ٱلشَّيۡطَٰنِ فَٱجۡتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ٩٠  .“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan panah adalah termasuk perbuatan setan, maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kalian mendapat keberuntungan.” (al-Maidah: 90) Di samping fenomena balapan liar di kalangan remaja, ada fenomena lain yang belakangan ini booming, yang lahir tidak jauh dari tongkrongan “anak motor” atau para pembalap liar dari kalangan ABG. Sebenarnya, ini permasalahan lama dengan istilah baru, yang memperlihatkan sejauh mana kenakalan remaja Ibu Kota atau beberapa daerah lainnya. Fenomena ini dikenal dengan fenomena cewek atau ABG “cabe-cabean”. Remaja putri ABG usia SMP atau SMA berpakaian serba pendek dan seksi, dengan dandanan menor, berkeluyuran tengah malam sambil naik motor, kebut-kebutan, sambil berboncengan bertiga atau berempat. Itu sebutan untuk ABG “murahan” yang sering menongkrong di arena balapan liar. Sangat disayangkan, media massa memopulerkan istilah ini, tentunya disertai gambar-gambar seronok yang mereka tampilkan dengan tujuan sekadar mencari fulus. Untukmu, wahai para remaja wanita, kasihanilah diri kalian. Jangan kalian sia-siakan masa muda dan umur kalian dengan sesuatu yang tidak bermanfaat, apalagi dengan perbuatan dosa dan maksiat. Untuk apa kalian berkeluyuran sampai larut malam dengan pakaian seksi yang memperlihatkan aurat kalian dan dengan dandanan menor? Apa yang kalian cari dengan semua itu? Sekadar isengkah? Atau cari perhatian? Atau ingin membuat laki-laki tergoda? Atau apa…?! Apalagi banyak dari kalian yang terjatuh pada pergaulan bebas. Wahai para wanita, perhatikanlah beberapa ayat dan hadits di bawah ini, semoga Allah memberikan hidayah kepada kalian. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, وَقَرۡنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجۡنَ تَبَرُّجَ ٱلۡجَٰهِلِيَّةِ ٱلۡأُولَىٰۖ “Dan hendaklah kalian (wahai para wanita) tetap di rumah kalian, dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah yang dahulu.” (al-Ahzab: 33) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا: قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ، رُؤُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ، لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا “Ada dua golongan penduduk neraka yang belum aku lihat: (1) sebuah kaum yang memegang cambuk seperti ekor sapi, yang mereka gunakan untuk mencambuk manusia, dan (2) para wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berjalan sambil berlenggak-lenggok (berjalan dengan menimbulkan godaan); kepala mereka seperti punuk unta yang miring; mereka tidak akan masuk surga dan tidak dapat mencium bau harum surga yang tercium dari jarak sekian-sekian.” (HR. Muslim no. 5704) Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, وَلَا تَقۡرَبُواْ ٱلزِّنَىٰٓۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةٗ وَسَآءَ سَبِيلٗا ٣٢  “Dan janganlah kalian mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”(al-Isra’: 32) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “… Kemudian, kami pergi dan sampai pada suatu bangunan yang serupa dengan tungku api, yang terdengar darinya suara hiruk pikuk. Kami menengok ke dalamnya. Ternyata di dalam ada laki-laki dan perempuan dalam keadaan telanjang. Datang dari bawah mereka kobaran api, yang apabila kobaran api datang mengenai mereka, mereka berteriak (memekik). Aku bertanya, ‘Siapa mereka itu?’ … Mereka berdua menjawab, ‘Adapun sejumlah laki-laki dan perempuan yang telanjang, yang berada di dalam bangunan serupa tungku api, adalah para pezina laki-laki dan perempuan’.” (HR. al-Bukhari no. 7047) Berkata al-Imam Ahmad tentang dosa zina, “Saya tidak mengetahui sesuatu yang lebih besar dosanya—setelah dosa membunuh seseorang—daripada zina.” (ad-Da’ wad Dawa’ hlm. 230) Sebagian orang, termasuk para orang tua, terheran-heran, mengapa para remaja bisa seperti itu. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya fenomena itu, di antaranya, Jauhnya mereka dari pendidikan agama. Faktor terbesar terjadinya fenomena tersebut adalah jauhnya mereka dari agama. 1. Kelalaian orang tua untuk mendidik anaknya dengan baik. Tidak bisa tidak, orang tua mempunyai andil dalam menjadikan anak-anak mereka seperti itu, melakukan berbagai kenakalan remaja. Berkata al-Imam Ibnul Qayyim t, “Kerusakan mayoritas anak yang rusak adalah akibat orang tua menyia-nyiakan mereka, tidak mengajarkan kewajiban agama dan sunnah-sunnahnya kepada mereka.” (Tuhfatul Maudud bi Ahkamil Maulud hlm. 80) 2. Pergaulan. Teman bergaul mempunyai pengaruh yang besar terhadap diri seseorang. Kalau seseorang berteman dengan teman-teman yang jelek, hal ini akan berpengaruh terhadap dirinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Sesungguhnya perumpamaan teman duduk yang salih dan teman duduk yang jelek adalah seperti tukang minyak wangi dan pandai besi. Adapun orang yang membawa minyak wangi, kemungkinan minyak wangi itu mengenaimu, atau engkau membelinya atau mendapati bau harumnya. Sementara itu, pandai besi kemungkinan apinya akan membakar bajumu atau engkau mendapati bau yang tidak enak.“ (HR. al-Bukhari dan Muslim) Berkata al-Hafizh Ibnu Hajar, “Pada hadits ini terdapat larangan bergaul dengan orang yang berdampak (jelek, -ed.) bagi agama dan dunia, dan anjuran untuk bergaul dengan orang yang bermanfaat bagi agama dan dunia.” (Fathul Bari 4/324) 3. Lingkungan yang rusak. Lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar; membuat seseorang menjadi baik jika lingkungannya baik, dan membuat seseorang tidak baik jika lingkungannya tidak baik. Di antara penyebab fenomena kerusakan remaja adalah hal ini. Televisi. Di antara dampak negatif televisi ialah tersebarnya berbagai kekerasan, pergaulan bebas, dan hilangnya rasa malu dari remaja putri negeri ini. Tayangan-tayangan seperti inilah yang ditampilkan di semua stasiun televisi sehingga rusaklah moral mereka. 4. Media massa. Media massa mempunyai pengaruh terhadap tersebarnya berbagai kerusakan di negeri ini, termasuk kerusakan pada remaja. Mereka hanya berorientasi keuntungan, tanpa memedulikan boleh atau tidak boleh, memperbaiki atau merusak. Maka dari itu, kita lihat media massa menampilkan berita-berita, tulisan-tulisan, dan gambar-gambar yang menyebarkan berbagai kejelekan dan kerusakan. 5. Ikhtilath. Ikhtilath (bercampur baurnya laki-laki dan perempuan yang bukan mahram) mempunyai dampak jelek yang sangat besar, di antaranya menyebarnya perbuatan keji, pergaulan bebas, sampai dengan perzinaan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, إِيَّاكُمْ وَالدُّخُولَ عَلَى النِّسَاءِ “Jauhilah oleh kalian masuk ke tempat para wanita.” (HR. al-Bukhari dan Muslim) Dalam hadits yang lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Tidaklah kutinggalkan sepeninggalku fitnah yang lebih besar atas laki-laki daripada fitnah perempuan.” (HR. al-Bukhari) Beberapa faktor inilah yang menyebabkan kenakalan remaja, dari balapan liar, narkoba, sampai dengan pergaulan bebas. Solusinya adalah memberikan perhatian dan pendidikan agama dengan pemahaman yang benar kepada mereka, mencarikan lingkungan yang baik untuk mereka, menjaga dan mengawasi mereka agar tidak bergaul dengan teman-teman yang memberikan pengaruh buruk, dan menjauhkan mereka dari berbagai media yang dapat merusaknya. Orang tua hendaknya menempuhnya sebelum semuanya berakhir pada penyesalan. Wallahu a’lam bish shawab. Al-Ustadz Abdullah al-Jakarty Sumber : qonitah.com Darus Salaf : Kajian Islam Berdasarkan Al-Qur'an dan Assunnah Sumber gambar: 
8 tahun yang lalu
baca 8 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

berhias dengan sifat jujur

BERHIAS DENGAN SIFAT JUJUR Jujur adalah sebuah berita (khabar) yang sesuai dengan kenyataan.. Bila seseorang mengkhabarkan tentang sesuatu yang sesuai dengan kenyataan maka dia telah berkata jujur, jika ternyata tidak sesuai maka dia berdusta. Kejujuran bisa terwujud dalam bentuk ucapan dan berbuatan.. Jujur dalam perbuatan ialah berlarasannya hati dengan pelaksanaan. Dimana perbuatan yang dilakukan oleh seseorang mencocoki apa yang ada di dalam batinnya. Sehingga, Orang yang riya bukan orang yang jujur, karena dia menampakkan kepada manusia sebagai ahli ibadah padahal batinnya tidak.. Pelaku kesyirikan bukan orang yang jujur, karena dia menampakkan sebagai orang yang bertauhid nyatanya tidak. Orang munafik bukan orang yang jujur, karena ia menampakkan keimanan ternyata tidak. Pelaku bid'ah juga bukan orang yang jujur, karena ia menampakkan mengikuti Rasul Shallallahu 'alaihi wa Sallam padahal tidak... Jujur merupakan ciri khas seorang mukmin, dan dusta adalah ciri orang munafik. Maka berhiaslah dengan sifat jujur walaupun itu berat. Allah Subhanahu wa Ta'al.a berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kalian kepada Allah. dan hendaklah kalian bersama orang-orang yang jujur." (QS. At-Taubah:119) Sumber Panduan: Syarah Riyadhus Shalihin (1/290) Disajikan oleh Tim Warisan Salaf Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah Channel kami https://bit.ly/warisansalaf Situs Resmi http://www.warisansalaf.com Tambahan Faedah: Al Imam AdZ-Dzahabi rahimahullohu ta'ala mengatakan: Orang yang jujur akan sedikit bicara, sedikit makan, jarang tidur, dan bergaul, Dan memperbanyak wirid (dzikir), tawadhu' (rendah hati), (banyak) mengingat kematian dan mengucapkan: لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللّٰه Siyar A'lamu An-Nubala (14/534). Ibnu Taimiyah rahimahullohu ta'ala mengatakan : "Berdusta adalah asal dari kejelekan, dan yang paling besar kejelekannya adalah berdusta atas nama Allah Azza wa Jalla, Adapun kejujuran adalah asal dari kebaikan , dan kejujuran yang paling mulia adalah kejujuran kepada Allah tabaroka wa ta'ala. Al Jawabu As Shohih (1/128) Sumber: Mutiara ASK https://telegram.me/MutiaraASK
8 tahun yang lalu
baca 2 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

perbaiki akhlakmu duhai penuntut ilmu

UNTUKMU PARA PENUNTUT ILMU. Berkata Al-Imam Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah ta'ala: Dan diantara perkara yang paling penting pada hak seorang penuntut ilmu ialah hendaknya berakhlak mulia, bagus jalan hidupnya, mementingkan agamanya, semangat menjaga shalat-shalat (wajib) berjama'ah, menjaga lisan dan anggota tubuhnya dari segala perkara yang menyelisihi syariat Allah Subhanah, bersemangat untuk mencurahkan perkara yang makruf dan baik serta menahan dari kejelekan dan gangguan, inilah yang seharusnya ada pada seorang penuntut ilmu yang jujur dan demikianlah seharusnya pemuda yang mulia akan berusaha berakhlak mulia dan menapaki jalan hidup yang terpuji serta menjauhkan diri dari akhlak tercela lagi jalan hidup yang buruk dimanapun dia berada baik di dalam rumah, di jalanan, baik bersama rekan-rekannya maupun pada setiap keadaan. 》 Majmu' Al-Fatawa (5/243). —————————————— قال الإمام عبد العزيز بن باز - رحمه الله تبارك وتعالى - :  .ومن أهم المهمات في حق طالب العلم أن يكون حسن الأخلاق طيب السيرة مهتماً بدينه حريصاً على المحافظة على الصلوات في الجماعة ، يحفظ لسانه وجوارحه عن كل ما يخالف شرع الله سبحانه ويحرص على بذل المعروف والخير والكف عن الشر والأذى ، هكذا يكون طالب العلم الصادق وهكذا يكون الشاب النجيب يتحرى الأخلاق الفاضلة والسيرة الحميدة ويتباعد عن الأخلاق الذميمة والسيرة السيئة أينما كان في البيت وفي الطريق ومع زملائه وفي كل حال . 📜 مجموع فتاوى ( ٢٤٣/٥ ) FIK http://bit.ly/Forum_ilmiyahKarangAnyar
8 tahun yang lalu
baca 2 menit

Tag Terkait