Ma’asyiral muslimiin rahimakumullah, kaum muslimin jama’ah sholat Jum’at yang semoga dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala
Kita bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang kembali memberikan taufiq dan hidayah Nya kepada kita semua sehingga kita bisa menghadiri pelaksanaan sholat Jumat ini tanpa ada halangan suatu apa.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad ﷺ , keluarga beliau, para sahabat beliau dan siapa saja yang mengikuti beliau dengan baik sampai hari kiamat nanti.
Ma’asyiral muslimin رحمكم الله , jama’ah sholat Jum’at yang semoga dirahmati oleh Allah Allah subhanahu wa ta’ala. Dengan segala hikmahNya, Allah subhanahu wa ta’ala telah melebihkan atau mengistimewakan sebagian waktu atas sebagian yang lainnya. Tentang hal ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menegaskan dalam firman Nya
“Dan Rabbmu menciptakan apa yang Dia inginkan dan memilihnya .. “ (Qur’an Surat Al Qasas : 68)
Maka di antara waktu yang terpilih dan teristimewakan dalam agama Islam adalah bulan Sya’ban. Sebuah bulan yang terletak di antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan.
Sya’ban adalah sebuah bulan yang istimewa bagi kaum Muslimin secara umum. Oleh karenanya Nabi ﷺ sering melakukan ibadah puasa sunnah pada bulan tersebut, sebagaimana dikisahkan oleh Ummul Mukminin A’isyah Radhi Allahu ‘Anhaa
“Dahulu Rasulullah ﷺ sering melakukan puasa sunnah pada bulan sya’ban, beliau berpuasa sunnah pada bulan sya’ban, kecuali sedikit hari-hari yang beliau tinggalkan untuk tidak melakukan ibadah puasa sunnah.”
Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah para hadirin jamaah shalat Jum’at yang dirahmati oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Nabi ﷺ juga telah menjelaskan tentang hikmah dianjurkannya memperbanyak puasa sunnah pada bulan Sya’ban. Yaitu sabda Beliau ﷺ dalam sebuah hadits yang shahih
“Itulah sebuah bulan dimana manusia lalai darinya yaitu bulan yang terletak diantara bulan Rajab dan bulan Ramadhan. Pada bulan itulah amal-amal manusia diangkat kepada Rabbul ‘alamiin, kepada Rabb penguasa seluruh alam , maka aku ingin amalanku diangkat dalam keadaan aku sedang berpuasa.”
Dan Ulama menjelaskan bahwa kedudukan puasa Sya’ban seperti kedudukan sholat sunnah rawatib terhadap shalat wajib. Agar seorang hamba terkondisikan dalam ibadah puasa sebelum memasuki bulan Ramadhan. Sehingga dia pun bisa menjalankan puasa Ramadhan dengan baik.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, jamaah sholat Jum’at yang semoga dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta’ala, pada bulan Sya’ban juga dianjurkan untuk memperbanyak bacaan Al-Quran, oleh karena itu bulan Sya’ban dikenal oleh ulama salaf sebagai bulannya para pembacaan Al-Quran. Diriwayatkan dari Salamah bin Kuhail rahimahullah beliau pernah mengatakan
“Bulan Syaban disebut sebagai bulan para pembaca Al-Quran”
Demikian pula Habib bin Abi Thabit rahimahullah apabila telah memasuki bulan Syaban maka beliau mengatakan
“Ini adalah bulannya para pembaca Al-Quran.”
Kemudian sahabat Anas bin Malik radhiyallahu anhu pernah mengatakan
“Dahulu apabila kaum muslimin telah memasuki bulan Syaban maka mereka pun tersibukkan dengan dengan mushaf dan mereka pun membaca nya, mereka juga mengeluarkan zakat Maal sebagai bentuk dukungan terhadap orang lemah dan orang miskin untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan.”
Ma’asyiral Muslimin, rahimakumullah, kaum muslimin, jamaah sholat Jum’at yang semoga dirahmati oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, oleh karena itu marilah kita berusaha untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas peribadatan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala pada bulan Sya’ban ini.
Sebagaimana hal tersebut telah diajarkan dan dicontohkan oleh para pendahulu kita yang soleh baik dari kalangan sahabat maupun generasi-generasi setelahnya.
Peningkatan secara kualitas dalam arti berusaha untuk senantiasa mengikhlaskan segala bentuk peribadatan hanya kepada Allah Subhanahu wa ta’ala semata apakah puasanya, sholatnya, sedekahnya maupun ibadah-ibadah yang lainnya.
Ikhlaskan niat lillahi ta’ala hanya karena Allah subhanahu wa ta’ala semata bukan dalam rangka untuk mendapatkan pujian manusia, bukan dalam rangka untuk meraih keuntungan-keuntungan duniawi, berpuasa agar mendapatkan rezeki banyak, berpuasa agar mendapatkan keuntungan-keuntungan yang banyak terkait dengan urusan duniawi atau niat-niatan yang lainnya.
Demikian halnya peningkatan secara kuantitas atau jumlahnya, maka perbanyaklah ibadah-ibadah sunnah pada bulan Sya’ban, baik puasa sunnah seperti puasa Daud, puasa Senin-Kamis, atau puasa sunnah yang lainnya sesuai dengan kemampuan masing-masing dan jangan lupa untuk banyak membaca Al-Quran dan meresapi maknanya, maka semua ini sebagai upaya untuk menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan.
[Khutbah kedua]:
Ma’asyiral muslimin jamaah sholat Jumat yang semoga dirahmati Allah Subhaana Wa Ta’ala.
Sebagian ulama salaf, para pendahulu kita yang soleh mengatakan:
“Sungguh beruntung seorang hamba yang berusaha untuk memperbaiki dirinya sebelum kedatangan bulan Ramadhan.”
Seorang hamba yang berupaya untuk meningkatkan kualitas ketaqwaannya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dengan cara melaksanakan semua perintah-perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala Baik yang wajib maupun sunnah, dan dia berupaya semaksimal mungkin untuk meninggalkan dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, baik yang hukumnya haram, maupun makruh.
Maka sungguh beruntung seorang hamba yang kondisinya demikian.
Oleh karenanya Kita mengimbau hadirin sekalian untuk berusaha memperbanyak amal soleh pada bulan Sya’ban ini. Apakah Ibadah puasa atau sholat atau sedekah dan lain sebagainya.
Kemudian di samping itu Kita berupaya semaksimal mungkin dan berusaha sekuat tenaga untuk menjauhi segala bentuk kemaksiatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan taufiq kepada kita semua untuk bisa memperbanyak amal soleh pada bulan Sya’ban ini dan kita bisa berjumpa pada bulan Ramadhan.