Seorang muslim tidak boleh bersaksi dengan kesaksian seperti ini karena tidak sesuai dengan kenyataan dan orang yang melakukannya masuk ke dalam ancaman (azab) Allah terhadap orang-orang yang bersaksi dengan kesaksian palsu atau berkata dengan perkataan dusta. Allah Ta’ala berfirman,
“Maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta.” (QS. Al-Hajj: 30)
Dan diriwayatkan dari Abu Bakrah Radhiyallahu `Anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam bersabda,
“Maukah kalian saya beritahu tentang dosa paling besar?” Kami menjawab, “Iya, Rasulullah.” Ia lantas bersabda, “Menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.” Awalnya ia bersandar lalu duduk tegak dan bersabda, “Ingatlah dan (tinggalkan) kata-kata dusta. Ingatlah dan (tinggalkan) kesaksian palsu.” Ia terus mengulanginya hingga kami berkata, “Andai ia tidak mengatakannya lagi.” Muttafaqun `Alaih.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.