Fatwa Ulama
Fatwa Ulama oleh al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-'Ilmiah wal Ifta'

ayat “telah pasti datangnya ketetapan allah maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang) nya.”

2 tahun yang lalu
baca 2 menit
Ayat “Telah Pasti Datangnya Ketetapan Allah Maka Janganlah Kamu Meminta Agar Disegerakan (Datang) nya.”

Pertanyaan

Allah `Azza wa Jalla berfirman: Bismillahirrahmanirrahim (Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang),
أَتَى أَمْرُ اللَّهِ فَلا تَسْتَعْجِلُوهُ
"Telah pasti datangnya ketetapan Allah maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang) nya." (QS. An-Nahl: 1) Sudah maklum bahwa "ataa" (telah datang) adalah bentuk fi`il madhi (kata kerja lampau), dan "fala tasta`jiluhu" (jangan minta agar disegerakan) adalah bentuk fi`il mudhari`(kata kerja untuk sekarang/yang akan datang). Kami mohon Anda menjelaskan ayat ini sehingga kami bisa memahaminya.

Jawaban

Maksud dari firman Allah Ta’ala,

أَتَى أَمْرُ اللَّهِ

“Telah pasti datangnya ketetapan Allah.” (QS. An-Nahl: 1)

Yakni telah dekat waktu terjadinya kiamat tetapi dipakai bentuk fi`il madhi agar makna “akan terjadi” menjadi seakan-akan “sudah terjadi” dan dekatnya kedatangan kiamat tersebut juga telah dijelaskan oleh Allah Jalla wa `Ala dalam beberapa ayat lain, seperti firman Allah Ta`ala,

اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُعْرِضُونَ

“Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).” (QS. Al-Anbiya’: 1)

Dan juga firman-Nya,

اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ

“Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan.” (QS. Al-Qamar: 1)

Pengungkapan (makna) masa depan menggunakan bentuk fi`il madhi (kata kerja lampau) dengan makna “akan terjadi” banyak terdapat dalam al-Quran. Allah Ta’ala berfirman,

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الأَرْضِ إِلا مَنْ شَاءَ اللَّهُ

“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah.” (QS. Az-Zumar: 68)

Ayat al-Quran, dan firman-Nya,

وَنَادَى أَصْحَابُ الْجَنَّةِ أَصْحَابَ النَّارِ

“Dan penghuni-penghuni surga berseru kepada penghuni-penghuni neraka.” (QS. Al-A’raf: 44)

Ayat al-Quran, dan firman-Nya,

وَأَشْرَقَتِ الأَرْضُ بِنُورِ رَبِّهَا وَوُضِعَ الْكِتَابُ وَجِيءَ بِالنَّبِيِّينَ وَالشُّهَدَاءِ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْحَقِّ وَهُمْ لاَ يُظْلَمُونَ (69) وَوُفِّيَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِمَا يَفْعَلُونَ (70) وَسِيقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى جَهَنَّمَ زُمَرًا

“Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan.(69) Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa (balasan) apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan.(70) Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan.” (QS. Az-Zumar: 69-71)

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.