Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

hukum melagukan al quran dengan irama tertentu

3 tahun yang lalu
baca 3 menit

 HUKUM MELAGUKAN AL-QUR'AN DENGAN IRAMA-IRAMA TERTENTU

Hukum Melagukan Al Quran dengan Irama Tertentu


Pertanyaan

Assalamu'alaikum ustadz afwan izin nanya, apa hukumnya melagukan al-Qur'an seperti yang terkenal di zaman kita sekarang ini yang para qori al-Qur'an menyebutnya dengan istilah irama Kurdi, Nahawan, Bayati dan lain-lainnya ustadz. Apakah para salaf pernah melakukan irama-irama tersebut atau tidak?

Jawaban

al-Ustadz Abu Fudhail 'Abdurrahman Ibnu 'Umar hafizhahullah,

Wa'alaykassalaam wa rahmatullah wa barakaatuh.

Hayyaakallah Akhiylkariym, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menuntunkan kita untuk melakukan hal ini. 

Hanyalah yang beliau tuntunkan adalah sebagaimana disebutkan di dalam hadis dari sahabat Sa'ad bin Abi waqqaash radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 

ليس منا من لم يتغن بالقرآن 

"Bukan dari kami orang yang tidak melagukan al-Quran." (Shahih Abu Daud, 1.469, al-Bukhari di dalam shahihnya dari sahabat Abu Hurairah). 

Syekh Abdul Muhsin al-Abbad hafidzahullah berkata, 

يعني: يحسن صوته بالقرآن من غير تمطيط ومن غير تكلف ومن غير مجاوزة للحد، أي: من غير إفراط ولا تفريط.

"Yakni membaguskan suara dengan al-Quran tanpa memberat-beratkan diri dan melampaui batas yaitu tidak berlebih-lebihan dan tidak melalaikan haknya." (Syarh Sunan Abī Dāūd, 177/14). 

Adapun mempelajari lagu dalam membaca al-Quran sebagaimana yang disebutkan di dalam pertanyaan, maka sungguh itu bentuk memberat-beratkan diri dan tidak sepantasnya dilakukan, al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah telah merinci sebagai berikut: 

 التَّطْرِيبُ وَالتَّغَنِّي عَلَى وَجْهَيْنِ، أَحَدُهُمَا: مَا اقْتَضَتْهُ الطَّبِيعَةُ وَسَمَحَتْ بِهِ مِنْ غَيْرِ تَكَلُّفٍ وَلَا تَمْرِينٍ وَلَا تَعْلِيمٍ، بَلْ إِذَا خُلِّيَ وَطَبْعَهُ، وَاسْتَرْسَلَتْ طَبِيعَتُهُ جَاءَتْ بِذَلِكَ التَّطْرِيبِ وَالتَّلْحِينِ فَذَلِكَ جَائِزٌ، وَإِنْ أَعَانَ طَبِيعَتَهُ بِفَضْلِ تَزْيِينٍ وَتَحْسِينٍ كَمَا قَالَ أَبُو مُوسَى الْأَشْعَرِيُّ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ( «لَوْ عَلِمْتُ أَنَّكَ تَسْمَعُ لَحَبَّرْتُهُ لَكَ تَحْبِيرًا» )... فَهَذَا هُوَ الَّذِي كَانَ السَّلَفُ يَفْعَلُونَهُ وَيَسْتَمِعُونَهُ، وَهُوَ التَّغَنِّي الْمَمْدُوحُ الْمَحْمُودُ، وَهُوَ الَّذِي يَتَأَثَّرُ بِهِ التَّالِي وَالسَّامِعُ

الوجه الثاني  

مَا كَانَ مِنْ ذَلِكَ صِنَاعَةً مِنَ الصَّنَائِعِ، وَلَيْسَ فِي الطَّبْعِ السَّمَاحَةُ بِهِ، بَلْ لَا يَحْصُلُ إِلَّا بِتَكَلُّفٍ وَتَصَنُّعٍ وَتَمَرُّنٍ، كَمَا يُتَعَلَّمُ أَصْوَاتُ الْغِنَاءِ بِأَنْوَاعِ الْأَلْحَانِ الْبَسِيطَةِ، وَالْمُرَكَّبَةِ عَلَى إِيقَاعَاتٍ مَخْصُوصَةٍ، وَأَوْزَانٍ مُخْتَرَعَةٍ، لَا تَحْصُلُ إِلَّا بِالتَّعَلُّمِ وَالتَّكَلُّفِ، فَهَذِهِ هِيَ الَّتِي كَرِهَهَا السَّلَفُ وَعَابُوهَا وَذَمُّوهَا وَمَنَعُوا الْقِرَاءَةَ بِهَا وَأَنْكَرُوا عَلَى مَنْ قَرَأَ بِهَا

"Irama dan lagu dalam membaca al-Quran ada dua keadaan, 

1. Yang sesuai dan diterima oleh tabiat tanpa memberat-beratkan diri, tanpa latihan (dibuat-buat) dan tanpa mempelajarinya bahkan jika dia dibiarkan bersama tabiatnya, dibiarkan lepas bersama tabiatnya, niscaya dia akan bisa melagukan secara sendirinya, yang demikian ini boleh walaupun dia membantu tabiatnya dengan menghiasi dan memperbagusnya. Hal ini sebagaimana ucapan Abu Musa al-Asy'ari kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, 

'Jika aku mengetahui engkau mendengarnya, niscaya akan benar-benar aku perindah.'

Inilah yang dilakukan dan diperdengarkan oleh salafussaalih (Pendahulu kita yang saleh dari zaman Nabi, para sahabat, para tabi'in, atba' tabi'in dan yang mengikuti mereka dengan baik). Inilah lagu yang terpuji yang memberikan pengaruh baik terhadap pembaca dan pendengar.

2. Lagu yang diperoleh dari usaha manusia bukan dari karakter sendiri bahkan tidaklah didapat melainkan dengan memberat-beratkan diri, dibuat-buat dan latihan seperti mempelajari irama nyanyian dengan berbagaimacam caranya baik yang sederhana maupun yang sulit yang tersusun dari irama tertentu dan nada-nada yang diciptakan, tidaklah didapat kecuali dengan belajar dan membebani diri, maka jenis ini dibenci oleh para ulama salaf, mereka mencelanya dan melarang membaca al-Quran dengan cara seperti ini serta mengingkari pelakunya."

(Zādul Ma'ād,  1/474).

Baca juga : Hukum Melanggamkan dalam Membaca Al Quran

Wallahua'lam

📃 Sumber: Majmu'ah al-Fudhail

✉️ Publikasi: https://t.me/TJMajmuahFudhail