السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Alhamdulillah wash sholatu wassalamu ‘ala Ar-Rasulil Musthofa
wa ‘ala alihi wa Ashabihi wa man walah
Saudaraku seiman, kita semua tentu berharap do’a yang kita panjatkan selama ini dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Betapa bahagianya ketika kita merasakan satu saja do’a yang kita panjatkan dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Begitu juga sebaliknya, perasaan sedih yang tak terhingga ketika do’a yang kita panjatkan penuh khusyu’ di keheningan malam, dengan beruraian air mata ternyata tak kunjung dikabulkan.
Barangkali ada yang berpikir, “Mungkinkah do’a itu ditolak? Bukankah Allah telah berjanji mengabulkan do’a yang tulus?” jawabannya tentu saja, “Ya, sangat mungkin do’a itu tidak dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena selain Allah berjanji mengabulkan do’a yang ikhlas, juga Allah mengancam tidak akan mengabulkan do’a orang yang tidak memenuhi persyaratan berdo’a.”
Sebagai contoh, satu kisah yang diceritakan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, dimana ada seorang laki-laki yang sedang dalam perjalanan safar yang sangat panjang, rambutnya kusut dan berdebu, demikian pula bajunya compang camping. Dengan khusyu’nya ia memanjatkan permohonannya kepada Allah. Sebagai seorang yang sangat butuh bantun, dia menengadahkan kedua tangannya ke arah langit sembari berdo’a, “Wahai Rabbku wahai Rabbku”
Saudaraku seiman, mari kita perhatikan keadaan orang ini. Sungguh padanya telah terpenuhi persyaratan terkabulnya do’a,
Bagi yang belum pernah mendengar kisah di atas pasti bergumam, “Sebaik-baik keadaan orang yang berdo’a, pasti do’anya dikabulkan.” Anda sangat benar andaisaja tidak ada perkara-perkara yang mengahalangi do’anya dikabulkan Allah. Dalam lanjutan kisanya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menuturkan, “Tetapi dia makan dari makanan yang haram, dia minum dari minuman yang haram, tubuhnya dibalut pakaian yang haram, dan dia ditumbuhkan dari perkara yang haram. Bagaimana mungkin do’anya dikabulkan?!”
Hadits di atas sebagai bukti bahwa do’a-do’a yang tidak terpenuhi persyaratannya akan ditolak oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, betapa pun ikhlasnya orang tersebut dalam memintanya.
Saudaraku seiman, beranjak dari sini, maka sebuah keharusan bagi kita semua untuk mengetahui apasaja adab-adab berdo’a agar do’a yang kita panjatkan diterima dan dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka dalam kesempatan ini kami akan menukilkan adab-adab yang telah diringkas di dalam kitab Ad-Du’au Minal Kitab was Sunnah. Semoga usaha kami ini mendapatkan nilai yang besar di sisi Allahu Rabbul ‘alamin
Adab dan Sebab Terkabulnya Do’a (Tambahan Keterangan di dalam dua kurung dari kami):
Dengan kita berusaha melaksanakan adab-adab di atas, maka insya Allah doa yang kita panjatkan pasti akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah berfirman,
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“dan Rabb kalian telah berfirman, “Berdo’alah kepada-Ku pasti aku kabulkan.” (QS. Ghafir:60)
Semoga faedah yang sedikit ini bermanfaat untuk kita semua.
Oleh:
Admin Warisan Salaf