Sehat

Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

bila buah hati demam

Standar prosedur bila buah hati sakit demam Meskipun bukan yang terbaik atau yang paling baku namun setidaknya membantu kita semua memberikan tindakan yg cepat mudah dan mujarab dengan izin Allah Dzat Yang Maha Menyembuhkan. Ketika buah hati kita panas demam  .: Jangan panik dan cemas (meskipun ini perasaan wajar ) ketika anak panas demam.karena panik membuat kita seperti duduk di kursi goyang..bergerak tapi tdak berbuat apa2 dan tdak kemana2. Tenangkan diri dan perlihatkan kepada buah hati kita bahwa kita adalah Ayah dan Ibu yang tabah.. yang kuat yang sayang tapi juga sigap dan cekatan. Jangan bertindak sendiri tetapi mintalah PertolonganNya untk kesembuhan buah hati Bersiaplah untuk menerima semua KetetapanNya. Kemudian lakukan tindakan berikut ini : Bacalah alqur'an untk meruqyah karena kita semua mengimani bahwa ruqyah dengan al qur'an sangat manjur untk penyakit2 Panas dan Sengatan. Buka semua pakaiannya untk memudahkan hawa panas keluar dari badanya.Jangan pernah menyelimuti anak demam karna bisa jadi kita akan menyelimutinya selamanya karena Kejang. Kita semua mengimani bhwa panas adalah sedikit luapan jahannam maka dinginkan dengan air. Kompreslah dngan air hangat pada dahi ketiak perut dan punggung. Jangan berhenti smpai panasnya benar2 turun. Jangan lelah memberinya minuman yang akan menjaganya dari Dehidarasi yg bsa mengakibatkan kejang demam.Berikan bervariasi air putih,oralit,air kelapa,air madu dll. Ingat anak demam trus minum. Penyebab demam biasa muncul 2 hari setelahnya apakah krna penyakit2 infeksi atw lainx namun tindakan awal kita sangat bermanfaat untk perawatan selanjtx dan mencegah kegawatan. Kita harus memiliki 1 atw 2 resep mengatasi demam yg mudah kita kerjakan ,mudah di cari bahannya dan kita ketahui khasianya. TULIS dan TEMPEL di tempat yg di ketahui seluruh anggota keluarga. Tanyakan resep standar untk demam panas kpada Rofiq kesayangan Anda. Harus ada di rumah kita Madu asli,Propolis Zaitun dan Kurma yg Ready stok selalu krna bhan2 tsb gampang d buat resep. Jangan lemah dan malas untk menanam dalam Pot di halaman kita Temulawak,kunyit,jahe dan kencur..bahan2 tsbt mudah d gunakan dan sangat berkhasiat. Smoga sdikit ini bermanfaat untk saudaraku salafiyyin dan keluarga mereka. Merauke Negeri yg damai. 13 Rojab 1436 H Akhukum Abu Hafidh Abdillah.
10 tahun yang lalu
baca 2 menit
Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

gosok gigi antara kebersihan dan pahala

Membersihkan gigi merupakan perkara yang lumrah kita lakukan sehari-hari. Kita pun memberikan perhatian besar dalam mengajarkan dan membiasakan anak-anak kita untuk membersihkan gigi setiap hari. Alhamdulillah, ternyata gosok gigi adalah amalan sunnah yang sangat dianjurkan oleh agama Islam yang mulia ini. Dahulu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para shahabat radhiyallahu 'anhum biasa membersihkan gigi mereka dengan siwak. Yaitu alat penggosok gigi yang terbuat dari ranting atau akar pohon siwak. Namun, ini tidak berarti bahwa perintah membersihkan gigi hanya dengan siwak. Boleh juga membersihkan gigi dengan selain siwak. Hal ini dikarenakan Rasulullah pernah pula membersihkan gigi beliau dengan jari ketika berwudhu, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad rahimahullah dalam Musnad beliau. Nah, berarti membersihkan gigi, hukum dan adabnya semisal dengan hukum dan adab bersiwak. Oleh sebab itu hendaknya kita memperhatikan adab ini ketika membersihkan gigi. CARA MEMBERSIHKAN GIGI Hendaknya kita membersihkan gigi dari sebelah kanan. Sebagaimana memulai dari yang kanan untuk hal yang baik merupakan kebiasaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Yang lebih bagus menggosok gigi dengan tangan kiri sebagaimana pendapat yang dinukilkan oleh Ibnu Taimiyah dari Imam Ahmad. Hendaknya kita melakukannya dengan bersungguh-sungguh, sebagaimana Rasulullah ketika membersihkan mulut beliau yang mulia. Diriwayatkan dari shahabat Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu 'anhu bahwa beliau berkata: “Aku pernah mendatangi Nabi, ternyata aku mendapati beliau sedang menggosok gigi dengan siwak .di tangan beliau, beliau berkata, ’Uk-uk.’ Dan siwak berada dalam mulut beliau seakanakan beliau hendak muntah.” [H.R. Al Bukhari]. Disyariatkan pula untuk membersihkan lidah, sebagaimana dalam sebagian lafazh hadits tersebut dalam riwayat Muslim. WAKTU MEMBERSIHKAN GIGI 1. Ketika akan melakukan shalat dan wudhu Sebagaimana dalam hadits: “Kalau bukan karena aku takut akan memberatkan umatku, niscaya akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan shalat.” [H.R. Al Bukhari dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu]. Dalam riwayat Ahmad dan Malik, ”Dalam setiap kali wudhu.” [shahih, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani v Shahihul Jami’]. 2. Ketika masuk rumah. Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Aisyah radhiyallahu 'anha pernah ditanya, “Apa yang dilakukan oleh Rasulullah ketika pertama kali beliau memasuki rumahnya?” Beliau menjawab, ”Bersiwak”. [H.R. Muslim]. 3. Ketika bangun malam. Dari Hudzaifah bin Al Yaman radhiyallahu 'anhu, dia berkata, “Adalah Rasulullah jika bangun malam beliau selalu menggosok mulut beliau dengan siwak.” [H.R. Al Bukhari]. 4. Saat bau mulut berubah. Perubahan bau mulut bisa terjadi karena beberapa hal. Di antaranya adalah perut tidak dimasuki makanan dalam waktu agak lama, pengaruh sisa makanan dalam mulut, lama tidak berbicara, dan bangun dari tidur. Demikianlah beberapa waktu yang disyariatkan untuk menggosok gigi. Namun, hal ini bukan berarti pembatasan. Membersihkan gigi diperintahkan secara umum dalam setiap keadaan ketika dibutuhkan. Sebagaimana ditunjukkan oleh perhatian Rasulullah terhadap hal ini. Bahkan di waktu menjelang wafatnya, beliau membersihkan mulut beliau yang mulia dengan siwak, sebagaimana disebutkan dalam Shahih Al Bukhari dan Muslim. Begitu besar perhatian Rasulullah ` terhadap kebersihan mulut. Tentulah kita berusaha untuk mengamalkan dan mendapatkan keutamaanya, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits: السِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ، مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ “Siwak merupakan kebersihan bagi mulut dan keridhaan bagi Rabb.” [H.R.Ahmad dari Shahabat Abu Bakr Ash Shiddiq radhiyallahu 'anhu, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwaul Ghalil no 66]. Wallahu a’lam. [Hammam] . Maraji’: Syarhul Mumti’ ‘ala Zadil Mustaqni’, karya Syaikh Muhammad Utsaimin rahimahullah. Taisirul ‘Alam, karya Syaikh Alu Bassam rahimahullah. Di kutip dari Majalah Tashfiyah Edisi 14 Vol 02 1433H/2012
10 tahun yang lalu
baca 4 menit