Dari Mu`awiyah radhiyallahu `anhu ia berkata, “Saya bertanya kepada Ummu Habibah, apakah Nabi shallallahu `alaihi wa sallam pernah shalat memakai baju yang dipakai untuk berhubungan badan? Ummu Habibah menjawab, “Ya, selama tidak ada penyakit”. Diriwayatkan oleh al-Imam Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah.
Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu `anha ia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mencuci (bekas) air mani (yang ada di pakaian beliau). Kemudian beliau keluar untuk shalat dengan mengenakan pakaian tersebut dan aku melihat bekas cuciannya.”
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim. Juga diriwayatkan oleh Muslim,
“Aku pernah mengerik bekas mani dari pakaian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau shalat dengan mengenakan pakaian tersebut.”
Dan di dalam riwayat lain menggunakan redaksi,
“Aku pernah mengeriknya dengan kuku jariku ketika bekas air mani tersebut telah mengering pada pakaian beliau.”
Hukum yang ditunjukkan hadis-hadis ini adalah benar bahwa air mani adalah suci, dan keberadaannya menempel di pakaian tidak mengubah status pakaian tersebut menjadi najis, tetapi disunahkan dicuci jika basah dan dikerik jika kering. Walhamdulillah.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.