Saya mempunyai seorang ibu yang sudah tua. Ia tidak lagi mempunyai kerabat. Saya berasal dari utara dan menderita setengah lumpuh. Saya sekeluarga tinggal di kota Riyad. Saya membawanya tinggal bersama saya karena tempat tinggalnya terpencil. Namun, ia meminta saya untuk mengantarkannya kembali ke rumah terpencilnya yang tadi saya sebutkan.
Saya pun menolak permintaannya karena saya tidak bisa mengurusnya dan saya juga tidak bisa tinggal di sana karena kondisi kehidupan di daerah terpencil begitu sulit, apalagi bagi saya yang tidak berdaya. Tinggal di sini (kota) lebih cocok untuk saya dan anak-anak. Hanya saja, saya bingung antara keadaan saya dan menyenangkan ibu.
Ia mempunyai hati yang naif. Ia tidak mengerti bahkan hari-hari dalam seminggu dan dalam masalah shalat. Oleh karena itu, saya mohon solusi yang cocok agar saya bisa membuat ibu tetap rida kepada saya dan bisa mengatasi keadaan saya, sebagaimana saya katakan sebelumnya.
Apabila keadaannya dan kondisi Anda adalah seperti yang Anda sebutkan, maka tetaplah tinggal di tempat Anda merasa hidup dengan mudah. Buatlah ibu Anda rida dengan menafkahinya dan sibukkanlah ia dengan hal-hal yang bisa membuatnya tidak berpikir untuk kembali ke tempat terpencil yang bisa membahayakan dan menyusahkannya, dengan tetap menjaga dan menafkahinya.
Jangan biarkan ia kembali ke tempat terpencil itu selama tidak ada orang yang mengurusnya di sana selain Anda. Larangan Anda terhadapnya tidak dianggap durhaka kepadanya, bahkan sebagai salah satu bentuk bakti kepadanya walaupun ia tidak mengetahui hal tersebut. Permintaannya untuk kembali ke tempat yang akan membahayakan jiwanya adalah mungkar padahal ketaatan hanya dalam hal-hal yang makruf.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.