Halal dan Haram merupakan dua hukum syariat yang bersumber dari al-Quran dan as-Sunnah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Setiap orang Mukmin mesti benar-benar meyakini apa yang diharamkan dan dihalalkan oleh Allah, sebab keyakinan seperti ini merupakan penyebab masuk surga, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis,
” Bahwasanya seorang lelaki bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Apa pendapat engkau jika saya menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram, apakah saya akan masuk surga?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya”.”
Oleh sebab itu, seorang Muslim tidak boleh menghalalkan atau mengharamkan sesuatu menurut nafsunya, sebab itu merupakan salah satu yang paling diharamkan. (Allah) Ta’ala berfirman,
“Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-A’raf: 33)
(Allah) Ta’ala juga berfirman,
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “Ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.” (QS. An-Nahl: 116)
Dan para ulama telah bersepakat bahwa orang yang menghalalkan sesuatu yang diharamkan dalam agama, yang status keharamannya bisa diketahui dengan mudah, seperti orang yang menghalalkan zina, riba atau minuman keras, maka hal itu merupakan suatu tindakan kekufuran dan murtad dari agama Islam.
Demikian juga dengan orang yang mengharamkan sesuatu yang dihalalkan dalam agama, yang status kehalalannya bisa diketahui dengan mudah, seperti orang yang mengharamkan daging, roti dan yang semacamnya, maka berarti ia telah bertentangan dengan syariat Allah dan telah murtad dari agama Islam.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.