Berkurban untuk orang yang telah meninggal hukumnya boleh karena Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah berkurban untuk umatnya yang belum berkurban dan ini mencakup orang-orang yang masih hidup atau yang telah meninggal. Dari Jabir, ia berkata,
“Saya melakukan shalat Idul Adha bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Setelah selesai shalat, ia membawa seekor domba jantan lalu menyembelihnya seraya mengucapkan, “Bismillah, wallahu Akbar (Dengan Nama Allah dan Allah Maha Besar). Ya Allah ini dariku dan dari umatku yang belum berkurban.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi)
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib juga pernah berkurban untuk Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam setelah ia meninggal, seperti yang disebutkan dalam hadis Hanasy ash-Shan’ani yang berkata,
“Saya melihat Ali radhiyallahu ‘anhu berkurban dua ekor kambing lantas saya bertanya kepadanya, “Apa ini?” Dia menjawab, “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berwasiat kepadaku agar berkurban untuknya sehingga saya sekarang berkurban untuknya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Adapun orang yang berkata bahwa tidak boleh berkurban untuk orang yang telah meninggal tidak memiliki dalil tentang hal ini. Pendapat tersebut lemah dan tidak boleh dijadikan sebagai dasar hukum.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.