Orang yang telah melamar seorang gadis tidak boleh berkhalwat (menyendiri) dengan gadis pinangannya atau dengan ibu dari gadis itu. Statusnya masih non-mahram sampai akad nikah selesai dilaksanakan, hingga gadis tersebut resmi sebagai istrinya, dan ibu gadis itu telah menjadi mahram baginya. Saat itulah dia boleh masuk untuk mengucapkan salam, baik dalam masa iddah ataupun di luar itu.
Anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan dan belum baligh boleh menemui perempuan yang dalam masa iddah pasca kematian suami. Adapun terhadap orang yang bukan seperti anak-anak dengan ciri-ciri yang disebutkan di atas, maka perempuan itu harus berhijab. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala,
“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka” (QS. An-Nuur: 31)
Lalu Allah berfirman,
“Atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita” (QS. An-Nuur: 31)
Begitu pula berdasarkan makna yang dipahami dari firman Allah,
“Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur balig, maka hendaklah mereka meminta izin, seperti orang-orang yang sebelum mereka meminta izin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nuur: 59)
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.