Syaikh, saya telah melakukan maksiat yang dapat menyebabkan dosa besar, yaitu maksiat-maksiat yang dapat mengakibatkan perzinaan -semoga Allah menjauhkan Anda dari maksiat seperti itu. Setiap kali saya bertekat untuk bertaubat kepada Allah dan mengakhiri maksiat ini, pada akhirnya saya kembali melakukannya.
Saya sendiri tidak tahu bagaimana hal itu bisa terjadi. Oleh karena itu, saya mohon agar Anda menasihati dan memberikan petunjuk kepada saya sehingga saya dapat kembali ke jalan yang benar, yaitu jalan yang ingin selalu saya pegang sehingga saya dapat melalui fase yang sangat menyakitkan ini.
Oleh karena itu, saya berharap Anda berkenan memberikan petunjuk pada jalan yang benar. Semoga Allah membalas Anda dengan balasan yang lebih baik dan menambahkan ilmu dan kedamaian kepada Anda.
Anda harus bertakwa kepada Allah Jalla wa ‘Ala dan senantiasa muraqabah (mendekatkan diri) kepada-Nya. Anda harus senantiasa ingat bahwa Dia selalu mengawasi Anda. Tak ada sesuatu pun yang luput dari pengawasan-Nya.
Anda juga harus menundukkan pandangan Anda dari wanita-wanita yang bukan mahram dan senantiasa menjaga diri sampai Allah memberikan kesempatan kepada Anda untuk menikah. Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An-Nuur: 30)
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَلْيَسْتَعْفِفِ الَّذِينَ لاَ يَجِدُونَ نِكَاحًا حَتَّى يُغْنِيَهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ
“Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah menjadikan mereka mampu dengan karunia-Nya.” (QS. An-Nuur: 33)
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `Ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.