Banyak orang keliru dalam masalah seperti ini, seperti berdalil dengan ayat-ayat Al-Qur’an al-Karim bukan pada tempatnya, seperti menghadapi orang badui Muslim dengan firman Allah Ta’ala,
“Orang-orang Arab Badwi itu kekafiran dan kemunafikannya lebih keras.” (QS. At-Taubah: 97) dan seterusnya.
Setelah ayat di atas yang terdapat dalam surah at-Taubah Allah Ta’ala berfirman,
“Dan di antara orang-orang Arab Badwi itu, ada orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah) itu, sebagai jalan mendekatkannya kepada Allah dan sebagai jalan untuk memperoleh doa Rasul. Ketahuilah, sesungguhnya nafkah itu adalah suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat (surga)- Nya; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. At-Taubah: 99)
Oleh karena itu, seorang Muslim tidak boleh mendebat saudaranya sesama Muslim dan memancing amarahnya dengan berdalil kepada hujah yang bukan pada tempatnya dan ia tidak boleh berdalil kepada ayat-ayat Al-Qur’an bukan pada tempatnya.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.