Fatwa Ulama
Fatwa Ulama oleh al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-'Ilmiah wal Ifta'

bercanda dengan sebagian orang yang hadir

2 tahun yang lalu
baca 2 menit
Bercanda Dengan Sebagian Orang Yang Hadir

Pertanyaan

Di zaman sekarang ini ada orang-orang yang, apabila berkumpul, saling kentut lalu tertawa dengan tingkah yang mereka lakukan tersebut. Jika dikatakan kepada mereka, "Tinggalkanlah perbuatan jelek ini!" maka mereka membantah, "Kentut lebih baik daripada serdawa atau sejenisnya, di samping tidak ada dalil yang melarangnya." Bagaimanakah cara menjawab alasan mereka tersebut? Semoga Allah memberi pahala kepada Anda.

Jawaban

Mempermainkan kentut dan menertawakannya tidak diperbolehkan karena perbuatan tersebut bertentangan dengan adab sopan santun dan akhlak mulia. Kentut itu bukan seperti serdawa karena serdawa biasanya keluar tanpa disengaja dan tidak ditertawakan. Jika keluar tanpa dibuat-buat, maka kentut tidak masalah dan tidak boleh ditertawakan. Hal ini berdasarkan hadis dari Abdullah bin Zam’ah, bahwasanya dia berkata,

نهى النبي صلى الله عليه وسلم أن يضحك الرجل مما يخرج من الأنفس

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang seseorang menertawakan kentut.” (HR. Bukhari)

Ada pula riwayat dari Abdullah bin Zam’ah bahwa,

سمع النبي صلى الله عليه وسلم يخطب وذكر الناقة والذي عقرها، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إِذِ انْبَعَثَ أَشْقَاهَا انبعث لها رجل عارم منيع في رهطه، مثل أبي زمعة ، وذكر النساء فقال: يعمد أحدكم يجلد امرأته جلد العبد، فلعله يضاجعها من آخر يومه، ثم وعظهم في ضحكهم من الضرطة

“Ia mendengar Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyampaikan khotbah lalu menyebutkan unta dan orang yang melukainya (maksudnya dari kaum Tsamud). Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ketika orang yang paling celaka di antara mereka bangkit.” maka muncullah dari kalangan mereka seorang laki-laki terhormat, perangainya jahat, dan mempunyai banyak pendukung di kalangannya. Laki-laki itu seperti Abu Zam’ah. Kemudian ia juga menyebut tentang wanita dan bersabda, “Apakah layak salah seorang dari kalian memukul istrinya sebagaimana ia memukul seorang budak, tetapi di malam hari malah menggaulinya?” Ia kemudian memberi mereka nasihat tentang kebiasaan mereka menertawakan kentut.”

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Oleh:
al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-'Ilmiah wal Ifta'