Fatwa Ulama
Fatwa Ulama oleh al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-'Ilmiah wal Ifta'

berbohong untuk memberantas kemungkaran

2 tahun yang lalu
baca 1 menit
Berbohong Untuk Memberantas Kemungkaran

Pertanyaan

Satu bulan yang lalu kakek saya meninggal dunia. Saya sangat mencintai dirinya dan anak-anaknya karena Allah. Namun, mereka memiliki parabola bermerek Dish Network. Beberapa waktu lalu, salah seorang anaknya mengunjungi saya. Saya berkata kepadanya, "Saya bermimpi bertemu ayahmu. Dia menyampaikan salam kepadamu dan meminta agar parabola Dish itu tidak dipakai lagi." Akhirnya mereka pulang ke rumah dan menghancurkan parabola itu berkeping-keping karena rasa cinta terhadap ayahnya. Mereka bahkan berjanji untuk tidak akan pernah memasang alat itu di rumah. Sesungguhnya saya berbohong tentang mimpi itu, tetapi saya sama sekali tidak bermaksud buruk. Apa yang harus saya lakukan?

Jawaban

Berbohong tentang mimpi hukumnya haram. Ada sebuah riwayat yang berisi ancaman bernada mencela terhadap perbuatan tersebut. Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

إن من أفرى الفرى أن يُرِيَ عينه ما لم تَرَ

“Di antara kebohongan yang paling besar adalah kedua matanya memperlihatkan (menceritakan) sesuatu yang tidak pernah ia lihat.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

من تحلم بحلم لم يره كُلِّف أن يعقد بين شعيرتين ولن يفعل

“Barangsiapa menyatakan sebuah mimpi yang tidak pernah dimimpikannya, maka dia akan dibebani untuk membuat simpul dengan dua helai rambut padahal dia tidak akan bisa melakukannya.” Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari.

Oleh karena itu, Anda wajib bertobat dan meminta ampun atas perbuatan tersebut. Di lain waktu, apabila Anda ingin memerintahkan kebaikan atau mencegah kemungkaran, Anda wajib menempuh cara-cara syar’i dan berkomitmen dengan kejujuran dan amanat. Kami memohon kepada Allah agar memberikan hidayah dan taufik-Nya.

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

Oleh:
al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-'Ilmiah wal Ifta'