Pertama: Orang yang ditawan dalam perang Islam atau dilahirkan dari ibu yang juga ditawan dalam peperangan Islam jika dia tidak memiliki tuan, maka dia adalah budak yang boleh dijual oleh pemiliknya atau dipekerjakan tanpa upah. Tuan pemilik budak perempuan juga boleh menggaulinya tanpa akad nikah atau mahar.
Kedua: Budak laki-laki atau perempuan yang dimiliki secara syar’i, tidak wajib mengeluarkan zakat atas harta yang dimilikinya. Sebab, dia dan seluruh hartanya adalah milik tuannya.
Ketiga: Zakat tidak boleh diberikan kepada budak, baik laki-laki maupun perempuan. Sebab, kebutuhan keduanya telah dicukupi oleh tuannya. Namun, jika keduanya fakir dan kebutuhannya tidak dicukupi oleh tuannya, keduanya boleh diberi zakat.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `Ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.