Ayah saya menderita sakit epilepsi. Dia telah pergi ke berbagai rumah sakit, para dokter, syekh, dan dukun. Mereka mengatakan, "Kamu kena sihir." Yang jelas, penyakitnya itu berakibat pada beberapa kecelakaan mobil ringan. Kami sering mengingatkannya, "Ayah jangan menyetir mobil." Namun, dia bilang, "Biarkan aku." Dia pun mengalami kecelakaan mobil dan meninggal. Semoga Allah merahmati dan menempatkannya di tempat yang baik. Penyebab kecelakaan adalah dia kesurupan saat menyetir mobil lalu menabrak trotoar.
Apakah kami berdosa karena bukan kami yang menyetir mobil? Perlu saya sampaikan bahwa saya tidak berada di tempat saat kecelakaan terjadi karena saya sedang bekerja di wilayah utara (Arab Saudi). Saudara-saudara saya sudah bilang, "Kami ingin pergi bersamamu." Namun, dia menolak seraya berkata, "Saya menyetir mobil sejak lama." Ketika tahu bahwa dia telah meninggal, saya tidak percaya dan saya menangis sejadi-jadinya.
Meninggalnya ayah saya masih berbekas pada diri saya hingga sekarang. Apakah saya berdosa dalam hal ini?
Terkadang saya bermimpi melihatnya dan saya menanyainya, "Ayah tadi pergi kemana?" Lalu saya menangis di hadapannya. Ketika terbangun dari tidur, saya sedang menangisinya. Ketika dia masih hidup, saya ingin mengambil cuti dan membawanya pergi ke tempat salah seorang syekh di Kota Riyad.
Ada sebuah yayasan sosial yang memberikan 100 riyal setiap bulan untuk setiap anak yatim. Apakah saya boleh menanggung satu orang anak yatim atas nama ayah saya? Apa sedekah-sedekah yang dianjurkan agar diniatkan untuk orang yang sudah meninggal? Saya belum menunaikan haji dan saya juga ingin menghajikannya. Apakah hal tersebut dibolehkan?
Wafatnya ayah Anda karena kecelakaan adalah atas qadha dan kadar Allah dan Anda sama sekali tidak berdosa. Anda harus bersabar, menerimanya dengan ikhlas, dan berbuat baik kepada ibu dan saudara-saudara Anda yang ditinggal. Di antara cara berbuat baik kepada ayah Anda adalah memperbanyak doa untuknya agar dia mendapat ampunan, rahmat, dan surga. Di samping itu, Anda juga bisa bersedekah, menunaikan haji, dan umrah atas namanya setelah Anda menunaikan haji dan umrah untuk diri Anda sendiri. Kepergian ayah Anda ke dukun-dukun adalah perbuatan yang diharamkan. Kami berdoa semoga Allah memaafkannya.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.