Fatwa Ulama
Fatwa Ulama oleh al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-'Ilmiah wal Ifta'

apa yang harus dilakukan oleh seseorang yang tinggal dalam suasana ikhtilat (lelaki bercampur dengan perempuan yang bukan mahram)?

2 tahun yang lalu
baca 3 menit
Apa Yang Harus Dilakukan Oleh Seseorang Yang Tinggal Dalam Suasana Ikhtilat (Lelaki Bercampur Dengan Perempuan Yang Bukan Mahram)?

Pertanyaan

Ada seseorang yang masih memiliki masalah dengan ikhtilat (lelaki bercampur dengan perempuan yang bukan mahram). Apa yang Anda nasehatkan kepada saudara-saudara dan kedua orang tuanya agar ia dan isterinya dapat terus terpisah dari mereka agar benar-benar berpegang teguh dengan syariat Allah dan mendapatkan keridaan orang tuanya.

Jawaban

Bercampurnya lelaki dan perempuan yang bukan mahram dan perbuatan kaum perempuan yang membuka wajah dan sebagian tubuh mereka merupakan perbuatan mungkar yang tidak boleh dilakukan. Allah dan Rasul-Nya, Muhammad, shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan agar para isteri dan anaknya serta para perempuan kaum mukminin untuk memakai hijab. Allah Ta’ala berfirman

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang Mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 59)

Allah juga berfirman,

وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ

“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (QS. Al-Ahzab: 53)

Dan diriwayatkan dalam hadis sahih dari Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam, bahwasanya beliau bersabda,

لا يخلون رجل بامرأة إلا كان الشيطان ثالثهما

“Tiada seorang lelaki berduaan bersama seorang perempuan melainkan yang ketiganya adalah syaitan.”

Beliau juga bersabda,

لا يبيتن رجل عند امرأة إلا أن يكون زوجًا أو ذا محرم

“Janganlah seorang lelaki bermalam di rumah seorang wanita kecuali jika ia adalah suami atau mahram.”

Segenap keluarga wajib saling membantu untuk melaksanakan perintah Allah hingga mereka menjadi kaum mukminin sejati. Allah Ta’ala berfirman,

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah: 71)

Allah juga berfirman,

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلاَ مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا مُبِينًا

“Dan tidaklah patut bagi lelaki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al-Ahzab: 36)

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.