Para Raja Dan Kaisarpun Mengenalnya
Berita akan muncul Nabi Muhammad sudah tertuang dan termaktub dalam kitab sebelum Alquran, namun karena memang mereka adalah orang yang sesat dan dimurkai, mereka menyembunyikan kebenaran akan hal ini.
Allah عزوجل berfirman:
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمُ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فَهُمْ لا يُؤْمِنُونَ
Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepadanya, mereka mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman (kepada Allah).
Dalam ayat yang lain Allah berfirman
الَّذِينَ ءَاتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
“Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahuinya,”
Mari kita simak pengakuan para uskup dan raja dikalangan mereka yang mengakui akan kebenaran apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم
1. Kaisar Romawi Hiraklius
Hiraklius ketika bertanya tentang Muhammad kepada Abu Sufyan yang ketika itu beliau belum masuk Islam, berikut pertanyaan dan jawaban antara Hiraklius dan Abu Sufyan
Pertanyaan pertama, “Bagaimanakah garis nasabnya di kalanganmu?”
Aku jawab, “Dia turunan bangsawan di kalangan kami.”
Hiraklius bertanya lagi, “Pernahkah orang lain sebelumnya mengatakan apa yang dikatakannya?”
Aku menjawab, “Tidak”
“Adakah diantara nenek moyangnya yang menjadi raja?”
“Tidak,”
“Apakah pengikutnya terdiri dari orang-orang mulia ataukah orang-orang dhuafa?”
“Hanya terdiri dari orang-orang dhuafa,”
“Apakah pengkutnya semakin bertambah atau berkurang?”
“Bahkan selalu bertambah”
“Adakah diantara mereka yang murtad karena benci kepada agama yang dipeluknya?”
“Tidak”
“Pernahkah dia melanggar janji?”
“Tidak dan sekarang kami sedang dalam perjanjian damai dengan dia, kami tidak tahu apa yang diperbuatnya dengan perjanjian itu”
“Pernah kamu berperang dengannya?”
“Pernah”
“Bagaimana peperanganmu itu?”
“Kami kalah dan menang silih berganti. Dikalahkannya kami dan kami kalahkan pula dia”
“Apakah yang diperintahkannya kepada kamu sekalian?”
“Dia menyuruh kami menyembah Allah semata dan jangan mempersekutukan-Nya. Tinggalkan apa yang diajarkan nenek moyang kami! Disuruhnya kami menegakkan shalat, berlaku jujur, sopan (teguh hati) dan mempererat persaudaraan.”
Setelah mendengar jawaban dari Abu Sufyan Hiraklius berucap:
Sekiranya aku yakin akan dapat bertemu dengannya, walaupun dengan susah payah aku akan berusaha datang untuk menemuinya. Kalau aku telah berada di dekatnya akan kucuci kedua telapak kakinya.”
Dari kisah ini kita ketahui bahwa mereka tahu betul hingga nasab dan ciri-ciri Nabi Muhammad
2. Raja Najasyi
Ketika para sahabat berhijrah ke negeri Habasyah, kemudian para Pembesar Quraisy hendak menjemput para sahabat untuk mereka kembali ke Madinah, maka Raja Najasyi bertanya kepada Ja’far bin Abi Tholib tentang apa yang diajarkan dalam agama islam, maka Ja’farpun membacakan surat Maryam yang menyebutkan kisah Maryam dan Nabi Isa.
Seketika itu pula raja Najasyi menangis mendengar kisah tersebut
Najasyi berkata kepada utusan Quraisy tersebut: “Apa yang mereka bacakan kepada kami dan apa yang dibawa oleh Isa عليه السلام berasal dari sumber yang sama. Demi Allah, aku tidak akan menyerahkan mereka sama sekali kepada kalian selama aku masih hidup.”
Karena dia tahu, apa yang dipegang oleh para sahabat adalah kebenaran
3. Kisah perjalanan Salman Al Farisy mencari Islam
Ketika sahabat Salman Al Farisy mendatangi uskup di Amuriyah kemudian Salman meminta Wasiat kepada siapa lagi yang akan dia tuju maka uskup inipun memberikan wasiat kepada Salman Al Farisy
Uskup itu berkata, ‘Wahai anakku, demi Allah, aku tidak mengetahui seorangpun yang akan aku perintahkan kamu untuk mendatanginya. Akan tetapi telah hampir tiba waktu munculnya seorang nabi, dia diutus dengan membawa ajaran nabi Ibrahim. Nabi itu akan keluar diusir dari suatu tempat di Arab kemudian berhijrah menuju daerah antara dua perbukitan. Di antara dua bukit itu tumbuh pohon-pohon kurma. Pada diri nabi itu terdapat tanda-tanda yang tidak dapat disembunyikan, dia mau makan hadiah tetapi tidak mau menerima sedekah, di antara kedua bahunya terdapat tanda cincin kenabian. Jika engkau bisa menuju daerah itu, berangkatlah ke sana!’
Lihat bagaimana mereka mengenal Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, sampai pada fisiknyapun mereka mengetahui.
http://jendelasunnah.com/blog/2016/03/21/pengakuan-para-uskup-raja-yahudi-dan-nasrani-tentang-kebenaran-nabi-muhammad/