Pernah mendengar nama al Hakim bukan?
Ulama hadits terkemuka .Lahir tahun 321 H beliau belajar berbagai disiplin ilmu agama dari ayah dan pamannya sendiri.
Beliau lahir di negeri Naisabur dan pernah dilantik menjadi seorang hakim di sana.Oleh sebab itu beliau lebih dikenal dengan sebutan al Hakim. Padahal nama beliau adalah Abu Abdillah Muhammad bin Abdullah.
Karya paling besar dan terkenal beliau adalah al Mustadrak 'ala Shahihain.
Karya beliau yang lain adalah al Madkhal ilas Shahih. Sebuah karya fenomenal yang bermaterikan tentang Shahih Bukhari dan Shahih Muslim serta para perawinya.
Kitab al Hakim ini diteliti oleh Syaikh Rabi' bin Hadi al Madkhali dan terbit dalam 4 jilid.
Namun yang ingin kita angkat di sini adalah ...
Seorang ulama di masa yang sama dengan al Hakim bahkan usianya terpaut 11 tahun lebih muda,memberikan kritikan terhadap al Hakim dalam kitab al Madkhal di atas.
Beliau adalah Abdul Ghani bin Said bin Ali al Azdi.Lahir pada tahun 332 H di kota Mesir.
Pujian ulama untuk Abdul Ghani al Azdi sangatlah banyak,terutama dari ad Daruquthni yang lebih tua namun masih sezaman.
Adz Dzahabi menyanjung Abdul Ghani,"al Imam al Hafidz al Hujjah an Nassabah,seorang ulama hadits di negeri Mesir"
Al Barqani mengatakan, "Setelah Ad Daruquthni meninggal, saya tidak pernah bertemu orang yang lebih hafidz dibandingkan Abdul Ghani"
Karya-karya beliau sangat banyak.Salah satunya adalah al Auham allati fii Madkhal Abi Abdillah al Hakim (Beberapa kesalahan yang terdapat dalam kitab al Madkhal karya Abu Abdillah al Hakim)
Di dalam kitab ini, Abdul Ghani menyebutkan ada 55 kesalahan.
Walaupun demikian, dalam mukadimah kitabnya, Abdul Ghani memberikan udzur/kemungkinan baik bahwa kesalahan-kesalahan tersebut bukan dari al Hakim, melainkan dari para juru tulis.
Abdul Ghani jauh lebih muda. Al Hakim adalah seorang ulama besar terkemuka.
Apa selanjutnya?
Ibnu Katsir (al Bidayah wan Nihayah) menyatakan :
"Al Hafidz Abdul Ghani menyusun sebuah buku yang menjelaskan kesalahan-kesalahan al Hakim.
Setelah al Hakim mengetahui hal tersebut, buku tersebut justru dibacakan oleh al Hakim di khalayak ramai.
Di hadapan orang banyak,al Hakim mengakui dan menyatakan kelebihan-kelebihan Abdul Ghani.
Al Hakim mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Abdul Ghani.
Al Hakim juga menyatakan rujuk kepada kebenaran yang disampaikan oleh Abdul Ghani"
Adz Dzahabi (Siyar A'lam Nubala') menyebutkan tanggapan Abdul Ghani ;
"Saat saya membantah kesalahan-kesalahan Abi Abdillah al Hakim dalam kitabnya al Madkhal ila Shahih,beliau malah menyampaikan ucapan terimakasih untukku.Beliau mendoakan kebaikan untukku.Maka saya pun yakin bahwa al Hakim adalah orang yang berakal"
_______
Begitulah ulama Salaf, Dek.
Salah tetaplah salah. Diakui dan diterima dengan lapang dada. Mengaku salah itu bukan menunjukkan rendah. Mengaku salah justru tanda berakal.
Apa arti kita di hadapan kebenaran? Tiada berarti. Kebenaran adalah tujuan. Kebenaran merupakan jalan kehidupan.
Rasa malu karena ketahuan salah. Rasa takut akan dibenci dan dijauhi karena terbukti salah.Rasa khawatir akan terhina jika orang lain mengerti kita salah.
Rasa malu itu, rasa takut itu dan rasa khawatir itu harus lebur di hadapan kebenaran.
Contohlah al Hakim!
Dek, mulailah berlatih dari sekarang.
Jangan marah jika ada yang menyebutmu pemalas. Jangan tersinggung apabila ada yang menganggapmu bodoh. Jangan sakit hati ketika ada yang menilaimu tidak berguna.Jangan kecewa saat engkau dibilang sampah.
Berterimakasihlah karena ada yang mengingatkanmu! Bersyukurlah masih ada yang mau menyebutkan di mana letak kekuranganmu.
Dek, engkau tunjukkan saja bahwa engkau tidak demikian.Malasmu ubah menjadi rajin.Bodohmu lawanlah dengan belajar.Tak berguna itu hadapi dengan kemanfaatan yang bisa engkau berikan.Sampah itu buang dan buktikan bahwa engkau adalah pejuang dakwah.
Mulailah dari sekarang sebelum terlambat. Berlatihlah dari saat ini. Sebelum engkau terlanjur "besar". Sebelum terlanjur terkenal. Khawatir engkau berat mengaku salah.
Menuju Taka Bonerate
11 Ramadhan 1442 H/23 April 2021
Sumber : t.me/anakmudadansalaf