Atsar.id
Atsar.id oleh Atsar ID

jamaah tabligh, antara kenyataan dan pengakuan

5 tahun yang lalu
baca 7 menit

KELOMPOK JAMA’AH TABLIGH : ANTARA KENYATAAN & PENGAKUAN

MUQODDIMAH
Jamaah Tabligh, Antara Kenyataan dan Pengakuan
Segala puji hanya milik Allah Robb semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya kepada kita semua, kita memuji-Nya, meminta pertolongan-Nya, meminta ampun kepada-Nya, dan bertaubat kepada-Nya. Kita memohon perlindungan kepada Allah dari kejelekan jiwa-jiwa kita dan keburukan amalan-amalan kita. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa yang Allah sesatkan maka tidak ada yang dapat memberikan petunjuk kepadanya.

Saya bersaksi, bahwa tidak ada sesembahan yang hak disembah selain Allah tiada sekutu bagi-Nya dan saya bersaksi, bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

Semoga shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam beserta keluarga dan para shahabatnya serta orang-orang yang teguh menempuh jalan mereka dan mengikuti petunjuk mereka dengan baik hingga datangnya hari pembalasan.

Waba’du…

Jama’ah Tabligh tentu bukan nama yang asing lagi bagi masyarakat kita, terlebih bagi mereka yang menggeluti dunia dakwah. Dengan menghindari ilmu-ilmu fiqh dan aqidah yang sering dituding sebagai 'biang pemecah belah umat', membuat dakwah mereka sangat populer dan mudah diterima masyarakat berbagai lapisan.

Bahkan saking populernya, bila ada seseorang yang berpenampilan mirip mereka atau kebetulan mempunyai ciri-ciri yang sama dengan mereka, biasanya akan ditanya; ”Mas, Jama’ah Tabligh, ya?” atau “Mas, Karkun, ya?”

Yang lebih tragis jika ada yang berpenampilan serupa meski bukan dari kalangan mereka, kemudian langsung dihukumi sebagai Jama’ah Tabligh. Pro dan kontra tentang mereka pun meruak. Lalu bagaimanakah hakikat jama’ah yang berkiblat ke India ini? Kajian kita kali ini adalah jawabannya.

Jama’ah Tabligh. Siapa yang tak kenal kelompok ini. Ciri mereka mudah dikenali. Pakaian gamis/jubah, kepala bersorban, mata bercelak. Berpenampilan zuhud, berjalan ke sana kemari, ada yang menenteng kompor, ada pula yang berjalan telanjang kaki. Mengajak orang-orang ke masjid.  Dan seringnya bergerombol di masjid, pasar, dan tempat-tempat umum lainnya untuk mengajak orang shalat.

Sepintas banyak orang terpesona dengan tampang dan keramahan mereka dan tidak sedikit kaum muslimin yang menyambut ajaran mereka. Namun, Islam tidak hanya sekedar pakaian atau aksesoris murah semisal celak mata. Islam juga tidak hanya tampilan fisik, seperti berjenggot atau kening yang menghitam.

Islam adalah agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan, universal. Maka salah jika dikatakan bahwa aksi teror, zikir berjama’ah, demonstrasi, dan tindakan-tindakan anarkis lainnya adalah bagian dari ajaran Islam. Begitu juga Jama’ah Tabligh, ajaran mereka juga bukan bagian dari ajaran Islam. 

Bahkan, Jama’ah Tabligh sangat kental dengan ajaran Sufi dan paham Wihdatul Wujud (manunggaling kawula lan gusti). Sebagaimana yang dipahami oleh pendirinya. Muhammad Ilyas Al Kandahlawi.

Ajaran ini menyimpang jauh dari Islam yang di ajarkan oleh Nabi kita shallallahu alaihi wasallam. Bahkan pergerakan kelompok baru dari India ini paling bersemangat berdakwah di dunia ini dibanding kelompok-kelompok pergerakan yang lain, penyebar virus-virus kesyirikan dan kesesatan, persaudaraan, senyum ramah, dan berbagai lipstik indah lainnya.

Akan tetapi ingat, dibalik baju yang bagus itu penuh bahaya kesesatan yang siap menyeret siapa saja yang lemah agamanya. Sudah banyak kaum muslimin yang termakan oleh rayuan berbisanya. Hati-hati dengan racun bermerek madu.

Kelompok Jama’ah Tabligh (JT) ini telah diperingatkan oleh para Ulama’ Ahlussunnah akan kesesatannya. Kedok mereka telah dibongkar dan banyak para pengikut JT yang setia justru mengakui dan membantah kesesatan yang ada di dalam ajaran Jama’ah Tabligh.

Ketauhilah wahai kaum muslimin…Dakwah Ahlussunnah Wal Jama’ah dibangun di atas dua kaidah penting yaitu :

1. Tarbiyah dan
2. Tashfiyah

Tarbiyah adalah menyampaikan al haq (kebenaran) yaitu apa yang telah dibawa oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yakni Al-Qur’an dan As Sunnah dengan pemahaman As Salafushsholih (pendahulu yang shalih dari kalangan shahabat, tabi'in dan tabi'ut tabi'in)

Sedangkan Tashfiyah artinya pembersihan, yakni menyampaikan segala bentuk kebatilan sebagai lawan dari kebenaran yaitu segala yang dapat menggangu, memalingkan, mengeluarkan dan merusak kebenaran.

Prinsip dakwah ini telah diterapkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam pelaksanaan dakwahnya, dalam setiap khutbah jum’at beliau dengan wajah merah memperingatkan umat agar menjauhi perkara yang baru yang diada-adakan dalam agama karena setiap perkara yang baru dalam agama adalah bid’ah yang diada-adakan, dan setiap bid’ah adalah terancam dengan neraka.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dengan lisannya yang mulia telah mencela dengan celaan yang keras terhadap orang-orang khawarij (baca teroris, red), beliau mengatakan bahwa khawarij itu adalah anjing-anjing neraka.

Bahkan beliau shallallahu alaihi wasallam memerintahkan untuk membunuh orang-orang khawarij dengan pembunuhan yang sadis yaitu seperti terbunuhnya kaum ‘aad karena kelompok khawarij (baca teroris,red) adalah kelompok sesat, keras, mudah mengkafirkan kaum muslimin dan menghalalkan darah kaum muslimin.

Sikap keras beliau ini dilandasi agar selamat dari bahaya kesesatan di dunia dan selamat dari bahaya neraka di akhirat.

Artinya seorang da’i itu bukan hanya mengajarkan fardlu-fardlu, sunnah-sunnah dan keutamaan-keutamaan serta cara-cara beribadah yang benar saja, tetapi seorang da’i juga harus menyampaikan kepada umat segala bentuk dan macam kesesatan dan kebatilan, juga harus disampaikan kepada umat para pembawa dan penyebar virus-virus kesesatan dan kebatilan tersebut supaya jelas dihadapan umat dan mudah untuk menghindarinya.

Memperingatkan manusia dari kebatilan dan kesesatan (tahdzir) mempunyai dua faidah, yaitu :
  1. Menghentikan mengalirnya dosa pada pencipta kesesatan karena pencipta kesesatan dan penyebarnya akan mendapat dosa sebanyak orang yang mengikutinya.
  2. Untuk menyelamatkan manusia dari terjerumusnya pada kesesatan.

Inilah kiranya yang mendasari saya untuk menulis buku kecil ini, mengingat semakin menyebarnya ajaran sesat Jama’ah Tabligh dalam keadaan kaum muslimin banyak yang tidak mengerti dimana dan apa saja kesesatan kelompok ini.

Semoga buku ini ditulis ikhlas karena mengharap wajah Allah subhanahu wa ta'ala serta bermanfaat bagi penulis, keluarga, pembaca dan segenap kaum muslimin. Simak dan perhatikan setiap poin penting dalam buku ini. Selamat membaca!

25 Romadhon 1428 H
Abu Umamah Abdurrohim bin
Abdul Qohhar Al Atsary

Sumber : Buku Jamaah Tabligh, Antara Kenyataan dan Pengakuan.

Bersambung ke judul : INILAH KESESATAN JAMAAH TABLIGH (1)

SERIAL KESESATAN JAMAAH TABLIGH