Syaikh Muhammad bin Hadi menasihati: “Wahai anakku, tidaklah kami mengetahui Jam’iyah kecuali sebagai pemecah belah dakwah Salafiyah di seluruh dunia ini. Saya pergi ke negera barat, tidaklah saya mendapati masyarakat Salafiyah yang berpegang teguh, ketika Jami’iyah mendatangi mereka kecuali memecah belah mereka menjadi dua golongan. Demikian juga di Afrika dan negera timur.
Mereka berdiri diatas pemikiran dan kitabnya Abdurahman Abdulkholiq sampai hari ini, dan mereka mengingkari hal itu. Mereka telah mengingkari hal itu disalah satu majelis yang kami dan beberapa para Syekh berdebat dengan mereka. Thoriq Al Isa mengingkari hal itu dengan berkata, “Kami banyak dan Abdurahman Abdulkholiq tidak bersama kami sekarang.”
Maka waktu itu dengan segera Dr. Muhammad Khalifa At Tamimi membantahnya,”Justru di masa sekarang ini!, ketika kami berada di acara dauroh di Indonesia atau Malaysia,-saya lupa, kelupaan dari saya, saya Muhammad bin Hadi-, maka kami mendapati mereka mengajarkan kitab-kitab Abdurahman Abdulkholiq! ” Terdiamlah Thoriq Al Isa.
Mereka menampakkan dengan sesuatu dan hakikat mereka sesuatu yang lain lagi. Maka kita memohon kepada Allah hidayah untuk seluruhnya. Dan kita meminta kepada Allah keselamatan dan kesejahteraan.”
Al Ustadz Muhammad Afifuddin as Sidawy -hafizhahullah-
Pertanyaan: Bagaimana mensikapi ustadz yang mengatakan bahwa pembahasan masalah ihya ut turats tidak ada salafnya?
Jawaban:
Pembahasan masalah ISIS juga gak ada salafnya, yang ada pembahasan masalah khawarij. Ndak ada kata-kata DAIS, ISIS di kalangan salaf. Terus ndak boleh membahas masalah ISIS? di kalangan salaf dulu, barakallahufiikum ndak ada parpol. Apa ada parpol? ndak ada, jadi ndak boleh membahas tentang keburukan-keburukan parpol?gak ada salafnya..
Ihya ut turats al-kuwaitiyah, barakallahufiikum jum’iyah hizbiyah.
Itu satu bentuk kemungkaran dari kemungkaran- kemungkaran yang ada. satu bentuk hizbiyah dari hizbiyah-hizbiyah yang ada. Namanya saja dikasih nama Ihya at turats. Intinya apa? perkara mungkar, perkara yang hizbiyah, perkara yang menyimpang ya ada salafnya. Ada ayatnya, ada haditsnya, yang menjelaskan dan mewajibkan kita untuk beramar ma’ruf nahi munkar.
Bisa dipahami ya ikhwan ya?
itu hanya orang-orang turatsi yang mengatakan demikian. Ciri-ciri seorang yang punya pemahaman aneh begitu ya ikhwan, ketika antum sedang membicarakan sebuah pemahaman yang menyimpang, gelisah dia ndak seneng dia. “ya akhi jangan membahas masalah itu, masalah yang lain lagi, gak bakal ditanyakan dalam kuburan bahas masalah kayak gitu itu…antum harus tahu, orang yang semacam ini turatsi. sama dengan mereka , minhum!!
antum lagi membahas masalah khawarij membahas sekte yang dulu, sekarang atau membahas DAIS, ISIS ada yang gelisah, resah. ya akhi jangan membahas masalah itu, musuh-musuh islam itu jelas yahudi wa nashara, antum jangan membahas kaum muslimin dan segala macamnya. antum harus tau jangan-jangan ini termasuk dari mereka ya itu.
barakallahufiikum,
bisa dipahami ya ikhwan ya?
antum jangan mau dibodohi ! Alquran wa sunnah itu membuat sebuah apa…menerangkan sebuah kaidah umum, berlaku untuk semua yang mirip sampai yaumul qiyamah, qaidahnya amar ma’ruf nahi munkar, semua perkara yang ma’ruf sampai yaumul qiyamah nanti, diperintahkan. Ma’ruf secara syar’i dan secara adat yang nggak melanggar syariat. yang namanhya munkar diingkari apapun bentuk kemungkarannya, apapun namanya, siapapun pelakunya, dari manapun asalnya. mungkar, mungkar!! sampai yaumul qiyamah nanti . Dulu dikasih nama khawarij, sekarang dikasih nama jabaatun nushra, dikasih nama jamaah jihad, jamaah takfir, dikasih nama daulah islamiyah dikasih nama wes podo ae, namane tok! intinya sama-sama khawarij. Intinya sama-sama mungkar. hizbiyah macam-macam, ada yang dikasih nama ihya at turats al-kuwaitiyah al hizbiyah, namanya tok, intinya sama.