biografi abu muslim al khaulani, abdullah bin tsuwab
2 tahun yang lalu
baca 6 menit
PEMILIK KARAMAH
Biografi Abu Muslim Al Khaulani, Abdullah bin Tsuwab
Menurut pendapat yang sahih beliau bernama Abdullah bin Tsuwab. Di masa kehidupan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau telah memeluk Islam. Beliau berangkat dari negeri Yaman menuju Madinah untuk berjumpa dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliaulah yang lebih terkenal dengan kunyah Abu Muslim Al Khaulani.
Sesampainya beliau di Madinah ternyata Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat. Dan shahabat Abu Bakar Ash Shiddiq telah dibai’at menjadi khalifah. Keberadaan para shahabat tidak beliau sia-siakan. Beliau bersemangat untuk belajar dan menggali ilmu dari mereka. Beberapa senior shahabat masuk dalam daftar guru-guru beliau, seperti ‘Umar bin Al Khatthab, Mu’adz bin Jabal, Abu ‘Ubaidah, Abu Dzar Al Ghifary, dan ‘Ubadah bin Shamit.
Beliau juga dikenal sebagai orang yang bijaksana. Beliau juga memiliki semangat untuk mengingkari kemungkaran. Disebutkan oleh Imam Ma’mar dari Imam Az Zuhri beliau berkata, “Aku pernah berada di sisi Al Walid bin ‘Abdil Malik. Dia mencela ‘Aisyah Ummul Mukminin. Akupun berkata, ‘Wahai Amiirul mukminin, maukah aku ceritakan seorang dari Negeri Syam yang telah mendapatkan hikmah?’
Dia berkata, ‘Siapa dia?’ Aku menjawab, ‘Dia adalah Abu Muslim Al Khaulani.’ Beliau pernah mendengar penduduk Syam mencela Aisyah Ummul Mukminin. Maka Abu Muslim berkata kepada mereka, ‘Maukah aku beritakan kepada kalian, permisalan antara aku dengan ibu kalian ini? Bagaikan dua mata pada kepala seseorang. Kedua mata ini mengganggu pemiliknya. Dan pemiliknya tidak bisa menghukum keduanya kecuali dengan hal baik untuk keduanya. Maka sang khalifah pun terdiam.”
Beliau juga dikenal sangat giat dalam beribadah. Berkata ‘Utsman bin Abil ‘Atikah, “Abu Muslim menggantungkan cambuk di masjid. Beliau berkata, “Aku lebih layak dicambuk daripada hewan ternak. Bila beliau merasa malas dalam ibadah beliau mencambuk betisnya sekali atau dua kali.” Kesalehan beliau membuat beliau dianugerahi karamah oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam banyak kesempatan.
Namun di antaranya ada yang diriwayatkan dari jalur yang lemah dan ada pula yang sahih. Di antara karamah beliau yang sahih, disebutkan oleh Imam Ibnu Abi Dunya dari Abdul Malik bin ‘Umar, dia berkata, “Abu Muslim Al Khaulaany bila beliau berdoa minta hujan, Allah langsung menurunkan hujan.”
Disebutkan pula oleh Imam Ibnu Abi Dunya dari Sulaiman bin Mughirah, beliau berkata menjelaskan serangan kaum muslimin kala itu untuk menaklukkan Romawi. Abu Muslim sampai di tepi sungai Daljah bersama pasukan. Jembatan kayu rusak karena besarnya sungai tersebut. Abu Muslim pun berjalan di atas air diikuti oleh pasukannya. Kemudian beliau menoleh ke arah mereka sambil bertanya, “Apakah kalian merasa kehilangan sesuatu? Kita akan berdoa kepada Allah untuk mengembalikannya.”
Disebutkan pula oleh Al Imam Al Laalikai dari Sulaiman, beliau berkata, “Abu Muslim memiliki seorang budak perempuan. Suatu hari budak perempuan ini berkata kepada Abu Muslim, “Wahai Abu Muslim, sungguh aku sudah menaburkan racun ke dalam makananmu berkali-kali. Tapi aku melihat dirimu baik-baik saja?!” Abu Muslim kaget dan bertanya, “Mengapa kau lakukan itu padaku?” Dia menjawab, “Sungguh aku adalah budak perempuan yang masih muda. Aku adalah milikmu. Tapi engkau sama sekali tidak mendekatiku dan engkau juga enggan untuk menjualku.”
Maka Abu Muslim berkata, “Sungguh kebiasaanku bila hendak makan aku baca doa:
“Dengan menyebut nama Allah, sebaik-baik nama yang tidak akan membahayakan diriku penyakit apapun bila menyebut nama-Nya, Rabb bumi dan langit.”
Subhaanallah, sungguh besar kekuasaan Allah. Allah menampakkan kepada hamba-hamba-Nya betapa besar keagungan dan kekuasaan-Nya. Seorang manusia biasa bukan Nabi dan bukan Rasul. Dengan kesalehannya Allah menampakkan kepadanya dan kepada seluruh hamba sesuatu yang sangat menakjubkan.
Beliau memang dikenal sebagai orang yang mustajab doanya. Hal itu ditunjukkan oleh kejadian luar biasa berikut ini. Bilal bin Ka’b berkata, “Ada beberapa anak kecil datang kepada Abu Muslim dan berkata, “Wahai Aba Muslim! Berdoalah kepada Allah agar menahan rusa itu supaya kami bisa menangkapnya.” Beliau pun berdoa kepada Allah. Rusa itu pun tertahan dan mereka pun menangkapnya dengan mudah.
Beliau juga dikenal memiliki kedermawanan yang luar biasa. Hal itu dikisahkan oleh ‘Atha’ Al Khurasaany beliau berkata, “Suatu hari istri Abu Muslim berkata kepadanya, “Tepung di rumah habis!” Beliau bertanya, “Apakah engkau memiliki uang?” “Ya, ada satu dirham. Aku dapatkan setelah menjual kain.” Jawab istrinya. “Serahkan kepadaku dan tolong ambilkan kantong untuk belanja.” Pinta Abu Muslim. Beliau pun membawa uang tadi dan menenteng kantong masuk ke dalam pasar. Tiba-tiba ada seorang yang meminta-minta kepada beliau dan terus merengek memohon belas kasih dari beliau.
Beliau tidak tega dan akhirnya diberikanlah uang satu dirham itu kepada pengemis tadi. Beliau pun mengisi kantong yang dibawanya dengan pasir. Beliau pulang dengan penuh kekhawatiran. Takut bila istrinya marah karena tidak membawa apa-apa. Sambil membawa kantong berisi pasir beliau bergegas pulang. Sesampainya di rumah beliau membuka kantong itu, ternyata isinya berubah menjadi tepung yang sangat putih. Istri beliau pun mengambil tepung itu dan membuat adonan roti darinya.
Ketika malam tiba sang istri menyuguhkan roti yang tadi ia buat untuk suaminya. Ketika melihat roti Abu Muslim bertanya kepada istrinya, “Dari mana roti ini?” Istrinya menjawab, “Dari tepung yang engkau bawa tadi.” Beliau memakannya sambil menangis.
Subhanallah kedermawanan yang sangat menakjubkan. Dalam kondisi yang amat susah beliau masih bersemangat untuk bersedekah. Dan Allah membalas kebaikan beliau dan menggantikannya dengan yang lebih baik.
Beliau juga dikenal pemberani dan sangat perhatian dengan para penguasa. Bila beliau melihat ada hal yang perlu diluruskan beliau segera menemui penguasa tersebut dan menasehatinya dengan bijak dan penuh hikmah.
Disebutkan beliau pernah mendatangi Mu’awiyah bin Yazid. Beliau berkata kepadanya memberi nasehat, “Janganlah engkau memihak dengan kabilah manapun. Hal itu membuat engkau jauh dari keadilan.” Disebutkan oleh para ulama ahli sejarah beliau meninggal di bumi Romawi. Semoga Allah membalas segala kebaikan dan perjuangan beliau dengan pahala yang melimpah.
Disadur dari kitab Siyar A’laamun Nubala’ dan yang lain.
Sumber: Majalah Qudwah edisi 72 vol.07 1441 H rubrik Ulama. Pemateri: Al Ustadz Abu Amr As Sidawiy.| http://ismailibnuisa.blogspot.com/2019/09/pemilik-karamah.html