Berikut ini beberapa cara yang bisa ditempuh untuk melindungi anak dari gangguan setan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Apabila seseorang memasuki rumahnya dan menyebut nama Allah ketika memasukinya serta ketika makan, setan berkata (kepada teman-temannya), ‘Kalian tidak punya tempat bermalam, tidak pula makanan’.” (Shahihul Jami’ no. 519)
Di antara sebab terjaganya anak sejak dilahirkan hingga beranjak dewasa ialah yang dibimbingkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma dalam Shahih Muslim (no. 1434),
“Ketika seseorang mendatangi istrinya….”
Maksudnya, ketika hendak menggaulinya. Ada sebuah sunnah yang dilalaikan oleh banyak manusia dan para suami, yaitu berzikir kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan mengucapkan,
“Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari (anak) yang Engkau karuniakan kepada kami.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan,
“Sungguh, apabila ditakdirkan mereka berdua mendapatkan anak dari jima tersebut, setan tidak akan bisa membahayakannya selamanya.”
Berilah bagian bagi rumah Anda untuk bacaan al-Qur’an yang Anda lakukan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Permisalan rumah yang disebut nama Allah padanya dan yang tidak, seperti yang hidup dan yang mati.” (HR. Muslim no. 779)
Rumah yang hidup ialah rumah yang di dalamnya disebut nama Allah subhanahu wa ta’ala. Adapun rumah yang mati dan tidak berguna ialah rumah yang tidak disebut nama Allah ‘azza wa jalla di dalamnya.
Oleh karena itu, sepantasnya seorang muslim melakukan sebagian bacaan al-Qur’an dan dzikrullah di rumahnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Lakukanlah sebagian shalat kalian di rumah kalian, dan jangan kalian jadikan rumah kalian sebagai kuburan. Sungguh, dibacakan al-Qur’an di sebuah rumah, lantas terlihat oleh penduduk langit sebagaimana terlihatnya bintang oleh penduduk bumi.” (dinyatakan sahih oleh al-Albani dalam ash-Shahihah no. 3112)
Sebagaimana halnya kita melihat bintang-bintang berkilau di langit, demikian pula penduduk langit melihat rumah yang hidup, yang digunakan untuk membaca al-Qur’an dan berzikir kepada Allah ‘azza wa jalla.
Tentu saja yang dimaksud adalah shalat sunnah. Usahakanlah agar Anda terbiasa melakukan shalat sunnah di rumah, baik shalat rawatib maupun shalat witir.
Anda tunaikan shalat wajib di masjid, lalu pulang ke rumah mengerjakan shalat dua rakaat rawatib isya, maghrib, dan zhuhur. Demikian pula shalat rawatib sebelum asar.
Anda kerjakan semuanya di rumah. Anda memberi bagian ibadah shalat untuk rumah Anda.
“Jangan kalian jadikan rumah kalian sebagai kuburan.” (HR. Abu Dawud no. 2042)
Anda harus mengerjakan shalat di rumah agar dilihat oleh anak-anak sehingga mereka pun terbiasa melakukannya. Demikian pula anggota keluarga yang lain, bisa melihat Anda shalat sehingga teringat kepada Allah ‘azza wa jalla lantas menunaikan shalat.
Anda berdoa kepada Allah ‘azza wa jalla agar melindungi mereka dari setan yang terkutuk, sebagaimana halnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu melakukannya.
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memohon perlindungan (kepada Allah subhanahu wa ta’ala) bagi al-Hasan dan al- Husain dengan berdoa,
“Aku memohon perlindungan untukmu dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari setiap setan, binatang berbisa, dan dari ‘ain yang menimpakan kejelekan.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda sebagaimana dalam Shahih al-Bukhari,
“Dahulu Ibrahim ‘alaihissalam memintakan perlindungan dengan doa ini bagi anak-anaknya, Ismail dan Ishaq.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits Jabir radhiallahu ‘anhu,
“Tahanlah anak-anak kecil kalian ketika datang waktu malam. Sebab, kalian tidak tahu makhluk apa yang Allah tebarkan (saat itu). Karena itu, tutuplah pintu, padamkanlah lampu, tutuplah bejana, kencangkanlah tali penutup wadah minum.” (lihat ash-Shahihah no. 3454)
Maknanya, apabila waktu malam tiba, cahaya dipadamkan dan makanan tidak dibiarkan terbuka, tetapi ditutup. Hal ini sebagaimana disebutkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, jika tidak mendapati sesuatu untuk menutupi makanan atau wadah, Anda letakkan sesuatu di atasnya dengan menyebut nama Allah subhanahu wa ta’ala. Misalnya, Anda letakkan potongan (kayu) atau sendok di atasnya sembari mengucapkan, “Bismillah.”
Demikianlah Allah ‘azza wa jalla menjauhkan para setan dari makanan itu.
Membaca surat al-Baqarah di rumah benar-benar akan mengusir setan darinya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang dibacakan surat al-Baqarah di dalamnya.”
“Janganlah kalian jadikan rumah kalian sebagai pekuburan. Sungguh, setan akan lari dari rumah yang dibacakan surat al-Baqarah di dalamnya.” (lihat Shahihul Jami’ no. 7227)
Perhatikanlah kekuatan surat al-Baqarah. Allah subhanahu wa ta’ala menjadikannya sebagai salah satu sebab terusirnya setan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
“Bacalah oleh kalian surat al-Baqarah! Sebab, membacanya adalah keberkahan dan meninggalkannya adalah kerugian; dan para tukang sihir tidak mampu melawannya.” (HR. Muslim no. 780)
Diriwayatkan pula dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Barang siapa membaca dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah pada satu malam, keduanya akan mencukupi dirinya.” (HR. Abu Dawud no. 1397)
Semua ini menunjukkan bahwa seorang muslim seharusnya bersungguh-sungguh membacanya. Apabila seseorang membaca al-Baqarah di rumah, ketika itulah setan terjauhkan dari dari diri, keluarga, dan rumahnya. Hal ini akan menjadi sebab baiknya rumah.
Di antara sebab terusirnya setan—atau sebaliknya: datangnya setan—adalah menggantungkan gambar makhluk bernyawa, baik gambar hewan, manusia, maupun orang tertentu. Menggantungkan gambar-gambar ini di rumah akan mengundang datangnya setan dan mengusir malaikat. Rumah yang tidak ditempati dan dimasuki malaikat, akan menjadi tempat masuk dan tinggalnya setan.
Memelihara anjing termasuk sebab yang menghalangi malaikat untuk masuk ke rumah. Malaikat Jibril mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata,
“Kami (para malaikat) tidak memasuki rumah yang di dalamnya ada gambar makhluk bernyawa dan anjing.” (HR. al-Bukhari no. 5960)
Memelihara anjing akan mengurangi pahala seseorang satu qirath setiap hari. Satu qirath (pahala) kebaikan itu sebesar Gunung Uhud. Setiap hari akan berkurang pahala kebaikannya sebesar Gunung Uhud karena dia memelihara anjing di rumahnya tanpa ada kebutuhan.
Berbeda halnya dengan anjing berburu dan anjing penjaga, ini diperbolehkan. Akan tetapi, ada orang yang memelihara anjing karena meniru kebiasaan orang Barat. Memelihara anjing yang seperti ini akan mengundang datangnya setan.
Zikir keluar rumah cukup ringan. Apabila Anda keluar atau pergi ke manapun bersama anak-anak mengendarai mobil, biasakan mereka untuk membaca doa berikut ini.
Abu Dawud meriwayatkan (no. 5095) bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Apabila seseorang keluar dari rumah dan membaca,
“Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah.”
Sebuah doa yang mudah, tidak panjang, hanya tiga kalimat. Lihatlah kekuatan dan pengaruh doa ini. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Dikatakan kepadanya ketika itu, “Engkau diberi hidayah, dicukupi, dan dilindungi.”
Maksudnya, Anda mendapatkan hidayah, Allah menjaga Anda dari kejahatan dan melindungi Anda dari setan. Tiga kalimat tersebut membuahkan hasil yang dikatakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Para setan akan menghindar darinya. Setan yang lain berkata kepadanya, ‘Bagaimana bisa (engkau menggoda) seseorang yang telah diberi hidayah, dicukupi, dan dilindungi?’.”
Maksudnya, setan tidak akan sampai kepada dirinya yang telah mengucapkan doa ini. Sebab, dia telah diberi hidayah, dicukupi, dan dilindungi (oleh Allah).
Buah karya asy-Syaikh Khalid azh-Zhafiri hafizhahullah
(diterjemahkan dari http://www.sahab.net/home/?p=1675 dengan beberapa penyesuaian)