Pertanyaan:
Apa jawaban dari pertanyaan, “Akankah Allah mengharamkan doa dikabulkan akibat perasaan pesimis akan terkabulnya doa tersebut, yang masih di dalam hati tetapi belum terucap dengan lisan?”
Jangan pesimis dalam berdoa kepada Allah dan dalam perkara ibadah yang lainnya. Jadikanlah doa kepada Allah subhanahu wa ta’ala sebagai ibadah untuk mendekatkan dirinya kepada Allah dan mengharap pahala dari doanya tersebut.
Baca juga: Adab-Adab Doa
Yakinlah dengan janji-janji Allah, Zat yang tidak pernah mengingkari janji. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدۡعُونِيٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ
Dan Rabb kalian telah berfirman, “Berdoalah kalian kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkan doa kalian.” (al-Ghafir: 60)
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌۖ أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِۖ
“Dan jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, (katakanlah) sesungguhnya Aku Mahadekat. Aku akan mengijabahi doa orang yang berdoa manakala dia memohon kepada-Ku.” (al-Baqarah: 186)
Baca juga: Saat Pengabulan Doa
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ
“Doa adalah ibadah.” (HR. Abu Dawud no. 1479 dan at-Tirmidzi no. 2973)
Oleh karena itu, jangan putus asa berdoa. Sebab, selain merupakan permohonan seseorang kepala Allah, doa juga merupakan Ibadah yang mulia.
Jangan sampai rasa pesimis tersebut justru menjadi penyebab tidak terkabulkan doanya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda dalam hadits qudsi, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي
“Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku terhadap-Ku.” (HR. al-Bukhari no. 7405 dan Muslim no. 2675)
Manakala datang rasa pesimis tersebut, hendaknya segera ditepis. Upayakan agar rasa pesimis tersebut tidak terucap.
Baca juga: Berdoalah, Pasti Allah Akan Mengabulkan Doamu
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ تَجَاوَزَ عَنْ أُمَّتِي مَا حَدَّثَتْ بِهِ أَنْفُسَهَا، مَا لَمْ تَعْمَلْ أَوْ تَتَكَلَّمْ
“Sesungguhnya Allah memaafkan apa yang terencanakan (berupa kejelekan) dalam hati umatku selama tidak dilakukan atau diucapkan.” (HR. al-Bukhari no 5269 dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu anhu)
Suatu hal yang perlu dipahami bahwa Allah pasti akan mengabulkan doa seseorang, selama terpenuhi syarat-syaratnya dan bersih dari penghalangnya. Hanya saja, bentuk terkabulkannya doa seseorang itu bermacam-macam. Bisa jadi, dikabulkan langsung isi doa tersebut, bisa jadi pula tertunda. Boleh jadi, Allah mengabulkan doa tersebut dalam bentuk, mengganti dengan yang lebih baik. Bisa jadi juga, Allah menjadikan doa itu sebagai simpanan untuknya di akhirat kelak.
Baca juga: Apa yang Bisa Menjadi Perantara dalam Doa
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
مَا عَلَى الْأَرْضِ مُسْلِمٌ يَدْعُو اللَّهَ بِدَعْوَةٍ إِلاَّ آتَاهُ اللَّهُ إِيَّاهَا، أَوْ صَرَفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا، مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ
“Tidak ada seorang muslim pun di muka bumi ini yang berdoa kepada Allah, kecuali Allah akan memberikan atau mengabulkan doanya atau Allah menggantikannya dengan diselamatkan dari kejelekan yang semisal dengannya, selama dia tidak berdoa untuk suatu urusan dosa atau memutuskan hubungan silaturahmi.” (HR. at-Tirmidzi no. 3567 dari sahabat Abu Said al-Khudri radhiallahu anhu)
Wallahu a’lam bish-shawab.